TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Manajemen
Menurut (Griffin, 2004) Manajemen adalah proses perencanaan/planning,
pengorganisasian, pengkoordinasisasian, serta pengontrolan setiap sumber daya yang ada guna
mencapai tujuan ataupun goals yang telah ditentukan dengan efektif dan efisien. Efektif berarti
tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ada, dan efisien berarti dilaksanakan dengan
benar dan terorganisis yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Manajemen adalah sebagai seni (art) untuk mencapai sasaran melalui orang lain (Mary
Parker Follett, n.d.). Manajemen rumah sakit dapat dipandang sebagai suatu sistem pelayanan
dimana yang berperan penting adalah unsur manusianya atau Sumber daya Manusia (SDM).
Sebagai salah satu sistem maka manajemen rumah sakit harus dapat berproses memecahkan
berbagai macam masalah yang ada di rumah sakit (Aditama, 2003)
2.1.3 Klaim
1. Pengertian klaim
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Klaim adalah tuntutan
pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak berhak (memiliki/mempuyai) atas
sesuatu. Menurut (Yaslis Ilyas, 2003), Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari
dua pihak yang mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi. Satu dari dua pihak yang
mempunyai ikatan tersebut, akan mengajukan klaimnya kepada pihak lainnya sesuai
dengan perjanjian atau provisi polis yang di sepakati bersama oleh kedua belah pihak.
2. Jenis-jenis klaim
Bentuk-bentuk klaim bermacam-macam dan umumnya dibagi menjadi dua
(Rasmita Ramli, 1999), yaitu :
1. Klaim wajar
Satu pihak menurut haknya sesuai dengan kesepakatan atau sesuai dengan yang ada
dalam polis
2. Klaim tidak wajar
Disini terjadi apabila satu pihak dengan sadar mengingkari apa yang telah sama-
sama disepakati
Adapun masalah-masalah dalam klaim antara lain :
1. Keterlambatan, hal ini disebabkan antara lain :
1. Tenaga kurang
2. Keahlian kurang
3. Tidak jujur
4. Konflik
5. Proses berbelit-belit
2. Kesalahan pihak asuransi
1. Pembayaran berlebih
2. Pembayaran kurang
3. Kesalahan pihak Peserta
1. Kurang paham
2. Niat buruk
3. Bingung
4. Kesalahan PPK
1. Kurang paham
2. Niat buruk
3. Tidak peduli
2.1.6 Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Istilah assurantie di
Indonesiakan menjadi asuransi, Istilah asuransi lebih banyak dikenal dan dipakai dalam
praktek perusahaan pertanggungan sehari-hari, Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan
memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan,
kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat
diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti, diatur dalam Pasal 246
Beberapa unsur pertanggungan
1. Unsur subyek
Subyek-subyek pertanggungan adalah pihak-pihak, yaitu penanggung dan
penanggung yang mengadakan perjanjian secara timbal balik,
2. Unsur status
Pihak penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban dan hak, dapat
berstatus sebagai manusia pribadi, badan hukum. Tetapi khusus mengenai
penganggung harus berstatus badan hukum (Pasal 7 ayat (1) No. 2 Tahun 1992).
3. Unsur obyek
Obyek pertanggungan dapat berupa benda, kepentingan yang melekat pada
benda, sejumlah uang. Tujuan yang hendak dipakai oleh tertanggung ialah peralihan
resiko dari tertanggung kepada penanggung. Pertanggungan terjadi karena
tertanggung tidak mampu menghadapi bahaya yang mengancam benda miliknya
(kepentingannya). Dengan pertanggungan tertanggung merasa bebas dari resiko,
karena membayar sejumlah premi kepada penanggung dan ini merupakan tujuan
yang hendak dicapai oleh penganggung
4. Unsur peristiwa
Peristiwa pertanggungan merupakan persetujuan atau kata sepakat antara
penanggung dan tertanggung mengenai obyek pertanggungan dan syarat-syarat
yang berlaku dalam pertanggungan. Dalam persetujuan atau kata sepakat itu
termasuk juga evenemen (peristiwa tak tentu). Jika evenemen ini benarbenar terjadi,
sehingga timbul kerugian, maka penanggung berkewajiban membayar ganti
kerugian kepada tertanggung. Sebaliknya, jika evenemen itu tidak terjadi,
penanggung tetap menikmati premi yang diterimanya dari tertanggung.
5. Unsur hubungan hukum
Hak dan Kewajiban itu merupakan akibat hukum yang terbit karena hubungan
hukum lebih kepada akibat hukum tersebut.
Hubungan hukum tersebut adalah :
1. Hubungan hukum pelayanan berhak;
2. Hubungan hukum pemberian jasa.
Unsur sahnya Perjanjian Asuransi
1. Persetujuan Kehendak
2. Wenang melakukan perbuatan hukum
3. Harus ada objek pertanggungan
4. Ada kausa yang dibolehkan (Legal Cause)
5. Kewajiban Pemberitahuan (Administrasi & Agung-ri, 1938)
1. Administrasi Klaim
Administrasi klaim menurut defenisi HIAA ( Health Insurance Association
of America) proses pengumpulan bukti atau fakta yang berhubungan dengan
kejadian sakit dan cidera, melakukan pembandingan dengan ketentuan polis dan
menentukan manfaat yang dapat dibayarkan kepada tertanggung atau penagih klaim
(Ilyas, 2003).
Walaupun hanya merupakan satu kata, klaim mempunyai arti yang luas,
penting dan merupakan suatu proses, artinya melakukan klaim harus mengikuti
langkah-langkah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berikatan
(Rasmita Ramli, 1999).
Secara umum langkah-langkah tersebut terdiri dari :
1. Penerimaan dan perampungan klaim
2. Telaah dan verifikasi klaim
3. Pembuatan keputusan klaim
4. Penyelesaian klaim
Dalam administrasi klaim melibatkan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Tertanggung
Dalam hal ini tertanggung (insuranced) sesegera mungkin harus
melaporkan atau memberikan informasi dan mengajukan berkas klaim kepada
pihak penanggung atau perusahaan asuransi (Insurer). Dalam mengajukan
berkas klaim, ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh tertanggung, yaitu
melengkapi berkas-berkas klaim seperti: kuitansi asli, resep obat dan data lain
misalnya surat jaminan pelayanan (precertifikasi ) untuk kasus rawat inap dan
pembedahan.
2. Pemegang Polis
Untuk program asuransi kesehatan kepesertaan kelompok (group health
insurance), polis biasanya dipegang oleh divisi atau bagian personalia. Dalam
hal administrasi klaim, pemegang polis secepatnya harus memberikan
konfirmasi kepada perusahaan asuransi tentang adanya peserta yang
mengajukan klaim dan memastikan bahwa pengaju klaim atau tertanggung
masih eligible. Dalam pengajuan klaim, pemegang polis juga berperan dalam
melakukan skrining terhadap kelengkapan berkas klaim dan eligibilitas pengaju
klaim sebelum diajukan ke perusahaan asuransi. Pemegang polis merupakan
mitra kerja sama perusahaan asuransi dalam melakukan investigasi atau
penyelidikan terhadap klaim-klaim yang bermasalah.
3. Perusahaan Asuransi
Dalam hal ini perusahaan asuransi harus dapat dan bersedia
mengembangkan prinsip-prinsip klaim yang baik dan benar serta tidak
merugikan tertanggung. Prosedur klaim yang ditetapkan juga harus efektif dan
efisien, disamping harus mampu melakukan penekanan biaya (Cost
Contaiment). Perusahaan asuransi harus menyediakan pedoman dan petunjuk
yang jelas mengenai prosedur dan proses klaim kepada setiap tertanggung
terutama kepada pemegang polis atau group health insurance.
4. Pemberi pelayanan Kesehatan
Dalam administrasi klaim, provider pelayanan kesehatan baik rumah
sakit, apotik, klinik ataupun dokter praktek harus memberikan informasi yang
jelas dan benar mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
tetanggung. Pelayanan kesehataan yang diberikan harus sesuai dengan hak-hak
tertanggung tentang pelayanan kesehatan yang dijamin oleh perusahaan, Ada
produk asuransi kesehatan yang membatasi pelayanan untuk kehamilan,
melahirkan, penyakit hubungan seksual, HIV, gagal ginjal, dan bedah jantung.
Ada juga polis yang membatasi pelayanan yang berhubungan dengan
kecantikan, kebugaran, vitamin dan food suplemen, tidak dijamin oleh
perusahaan asuranasi, Pengecualian pelayanan kesehatan harus diketahui semua
pihak secara jelas dan sadar untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Hal
ini sering menimbulkan konflik diantara perusahaan asuransi, tetanggung dan
pemberi pelayanan kesehatan.
2. Aspek-aspek dalam administrasi klaim
Pada unit klaim terdapat dua personal yang berperan sesuai dengan tugas
fungsi unit tersebut. Biasanya personel unit klaim dibagi menjadi dua kelompok
yakni, klaim register dan klaim analis. Menurut (Rasmita Ramli, 1999), ciri-ciri
pekerjaan administrasi manajemen klaim klaim memerlukan keahlian,
kejujuran, ketekunan, time comsumting dan sensitif terhadap konflik.
Menurut (Mary C. Bickley & Kristen L.Falk, Miriam A. Orsina, Dorinda
Paige, 2014) , fokus dan falsafah semua perusahaan asuransi klaim adalah
administrasi yang cepat, adil dan sopan. Cara-cara penanganan klaim pada
perusahaan asuransi umunnya mencakup komitmen- komitmen berikut :
1. Segera menangani klaim dam memberitahu peserta jika pengumpulan
informasi yang diperlukan pengambil keputusan kliam membutuhkan waktu
yang lebih lama
2. Menerapkan ketentuan-ketentuan polis secara konsisten
3. Melatih staf klaim agar mampu melaksanakan pekerjaannya secara
profesional dan akurat serta mampu mendokumentasikan penanganan klaim
secara benar
4. Melakukan invertigasi atas klaim yang meragukan
5. Mendapatkan nasehat medis dan hukum yang bermutu tinggi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan atas Suatu klaim
6. Memberikan penjelasan yang sopan, segera lengkap kepadla para peserta
mengenai klaim-klaiman yang tidak bisa dibayarkan atau dibatasi
7. Megizinkan peserta untuk menyerahkan informasi pendukung tambahan
atas suatu klaim yang ditolak atau dibatasi
8. Menyediakan sarana yang memadai untuk pengajuan banding atas klaim-
klaim yang ditolak
3. Third-party submission
Perusahaan asuransi kesehatan bekerja sama dengan TPA (Third Party
Administrasion) dengan memberikan kewenangan untuk melakukan posesi
klaim dan melakukan pembayaran klaim dalam batasan jumlah tertentu
sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan asuransi, Namun ada
beberapa kerugian jika menggunakan jasa TPA (Third Party Administr
Asion) yaitu ;
1. Third party administrator cenderung menggunakan sistem yang mereka
kembangkan sendiri
2. Meneka melakukan interprestasi sendiri terhadap polis dan praktek
administrasi
3. Menambah biaya
4. Tujuan Prosesi klaim
Menurut (Mary C. Bickley & Kristen L.Falk, Miriam A. Orsina, Dorinda
Paige, 2014), fokus dan falsafah klaim semua perusahaan asuransi adalah
administrasi klaim yang cepat, kecil dan sopan. Sedangkan tujuan dari prosesi
klaim (Yaslis Ilyas, 2006) adalah sebagai berikut :
1. Membayar semua klaim yang valid
2. Mengidentifikasi kemungkinan terjadi tindakan kecur angan, baik yang
disengaja (Fraud) atau tidak disengaja (Abuse) dalam melakukan klaim
3. Memenuhi peraturan pemerintah
4. Menghindari atau mencegah tuntutan hukum
5. Mengkoordinasi benefit
6. Melakukan kontrol terhadap biaya klaim
5. Syarat pengajuan klaim Sistem provider dengan cashless
Berikut adalah syarat yang biasanya harus dipenuhi pada proses klaim
antara lain :
1. Kartu peserta yang masih berlaku
(Amecica’s Health Insurance Plans, 2014), kartu peserta (membership
card) di terbitkan untuk setiap peserta, Walaupun demikian, beberapa
penanggung hanya menerbitkan satu kartu peserta satu keluarga, Dari segi
biaya, tentunya pilihan kedua lebih efisien. Namun dari segi efektifitas,
mungkin pilihan pertama lebih unggul. Kartu peserta ini biasanya di
gunakan oleh peserta pada saat akan mendapatkan layanan kesehatan pada
jaringan pemberi layanan kesehatan penanggung. Tentunya hal ini hanya
berlaku jika produk yang di pilih oleh pemegang polis adalah produk yang
memberikan fasilitas penggunaan jaringan pemberi layanan kesehatan
secara bebas biaya (cashless facility)
2. Formulir keterangan medik yang berupa :
1. ldentitas pasien
2. Tanggal pemeriksaan
3. Diagnosa medis
4. Tindakan yang dilakukan/tindakan khusus
5. Perincian biaya
6. Tanda tangan dokter yang memeriksa dan tanda tangan pasien
7. Formulir-formulir diagnostik penunjang yang dilakukan di lampirkan
pada saat penagihan.
MASUKAN KELUARAN
PROSES
(INPUT) (OUTPUT)