(Farda) Penggolongan Obat Kardiovaskuler
(Farda) Penggolongan Obat Kardiovaskuler
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
(193110173)
1B
2020
I. OBAT YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH
a. frekuensi jantung
b. volume darah
1. Inhibitor ACE
Cara kerja : mengubah angiotensi I menjadi angiotensi II, suatu vasokonstriktor yang
kuat dan stimulator pelepasan aldosteron.
Indikasi : untuk pengobatan hipertensi tunggal atau dalam kombinasi obat lain.
Efek samping : takikardi refleks, nyeri dada, angina, GJK, dan aritmia jantung.
Efek samping : sakit kepala, pusing, sinkop, dan kelemahan fisik yang dapat
dihubungkan dengan penurunan tekanan darah, hipotensi, keluhan GI.
4. Vasodilator
Cara kerja : bekerja secara langsung pada otot polos vaskular untuk relaksasi otot
yang kemudian mengakibatkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah.
Indikasi : untuk pengobatan hipertensi berat yang tidak berespon terhadap terapi lain.
Efek samping : pusing, ansietas, sakit kepala, takikardi, GJK, nyeri dada, edema, ruam
kulit, lasi, rasa tidak nyaman pada GI, mual dan muntah.
Gagal Jantung Kongestif (GJK) adalah kondisi ketika jantung gagal memompakan
darah ke seluruh tubuh secara efektif. GJK adalah sindrom yang dapat menyertai setiap
gannguan yang merusak dan membuat otot jantung bekerja berlebihan.
1. Glikosida jantung
2. Inhibitor fosfodiesterase
Cara kerja : endapan terbentuk jika obat ini diberikan dalam larutan bersama
furosemid.
Efek samping : vaskulitis, perikarditis, pleuritis, asites dan rasa terbakar di tempat
injeksi.
1. Antiaritmia kelas 1A
Obat-obat kelas ini mengurangi V max (laju kenaikan potensial aksi pada fase o) dan
memperpanjang durasi potensial aksi. Contoh obat : Quinidine, procainamide, dan
disopyramide.
2. Antiaritmia kelas IB
a. Lidocaine
b. Flecainide
c. Propafenone
3. Antiaritmia kelas II
Obat ini adalah jenis obat beta adregenic blocker. Kelompok ini dapat tergolong
kedalam yang spesifik terutama mempengaruhi jantung, pembuluh darah serta
bronkus.
Angina pectoris merupakan gejala utama penyakit iskemia jantung, iskemia juga
menyebabkan perubahan elektrofisiologi jantung berupa inversi gelombang T dan
perubahan segmen SI.
1. Nitrat organik
Cara kerja : secara in vivo nitrat organik merupakan menjadi produk aktrik setelah di
metabolisme dan mengeluarkan nitrogen monoksida.
2. B-Blocker
Efek samping : pusing berlebihan, depresi, emosional, dan gangguan tidur. Masalah
pada GI antara lain nyeri lambung, mual, muntah, kolisis, dan diare.
Efek samping : pusing berkunang-kunang, sakit kepala dan kelebihan efek pada
sistem kardiovaskuler adalah hipotermi, bradikardia, edema perofer, dan blok jantung.
A. Metabolisme lemak
a) Lemak masuk kedalam tubuh sebagai makanan berlemak, kemudian dipecah di dalam
lambung menjadi asam lemak, lipid dan kolesterol. Asam empedu yang mengandung
kadar kolesterol (lemak) tinggi, bekerja memecah lemak menjadi unit kecil disebut
misel, yang dapat diabsorpsi kedalam dinding usus halus.
b) Kolesterol
Sekuestran asam empedu berkaitan dengan asam empedu di dalam usus halus
untuk membentuk sebuah kompleks yang kemudian akan diseksresikan di dalam
feses. Pada akhirnya hati harus menggunakan kolesterol untuk membuat asam empedu
yang lebih banyak, obat obatan ini digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol pada
pasien yang mengalami hiperkolesterolemia.
d) Efek merugikan
Efek yang ditimbulkan meliputi sakit kepala, intivitas keletihan dan rasa
ngantuk yang dapat dikaitkan dengan adanya perubahan dalam kadar kolesterol,
seperti mual dan konstipasi yang mengarah pada terjadinya impaksi fekal dan
pemburukan humoroid.
Apabila enzim ini terhambat, kadar kolesterol dan LDL serum akan menurun, karena
sel akan lebih banyak mengabsorpsi LDL untuk diubah menjadi kolesterol dan sebaliknya
kadar HDL akan sedikit meningkat dengan adanya perubahan dalam metabolisme lemak.
Inhibitor HMG KOA reduktase dapat menghambat HMG KOA reduktase untuk
menyelesaikan sintesis kolesterol, sebagian obatan ini merupakan modifikasi kimia senyawa
jamur, Obat ini sering disebut sebagai Statin.
a. Farmakokinetik
Pada pasien yang mengalami alegi terhadap statin dan hasil samping nya,
menyebabkan kegagalan hati yang berat karena adanya efek merugikan potensial
pada janin dan neonatus, Obat ini digunakan dengan hati hati pada pasien yang
mengalami kerusakan fungsi endokrin karena adanya kemungkinan perubahan dalam
pembentukan hormon steroid.
d. Efek merugikan
Yang sering terjadi pada sistem pencernaan yaitu flatulensi, nyeri abdomen,
kram, mual, muntah dan konstipasi. Efek pada SSP meliputi sakit kepala, pusing,
penglihatan kabur, insomnia, keletihan dan terjadinya katarak.
1. Fibrilasi atrium
2. Serangan jantung
3. Penyakit jantung bawaan
4. Stroke dan TIA
5. Deep vein thrombosist
6. Emboli paru
1. Warfarin
Bekerja dengan menghambat kerja vitamin K di dalam darah. Jika kerja vitamin K
dihambat oleh warfarin, maka darah akan membutuhkan waktu lebih lama untuk
membeku.
2. Penghambat faktor Xa
Bekerja dengan menghambat kerja faktor Xayang berperan dalam proses pembekuan
darah, baik pada darah yang sudah menggumpal maupun yang belum menggumpal.
Contoh : fondaparinux, rivaroxaban, dan apixaban.
3. Heparin
Berperan dalam menghambat thrombin sekaligus menghambat faktor Xa yang
berperan dalam proses pembekuan darah.
4. Penghambat thrombin
Berfungsi mencegah aktivasi thrombin yang berperan dalam pembekuan darah.
Contoh : dabigatran.
c. Efek samping
d. contoh obat
I. Warfarin
II. Fondaparinux
III. Rivaroxaban
IV. Apixaban
V. Heparin
VI. Nadroparin
Gangguan darah tidak bisa disembuhkan secara total, tetapi terapi pengobatan dapat
meredakan gejalanya. Pengobatannya melibatkan resep suplemen zat besi, transfusi
darah, injeksi pengganti faktor (khususnya untuk kasus hemofilia).
VII. OBAT UNTUK ANEMIA
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah sangat sedikit, dapat terjadi
ketika kadar entropoietin rendah. Kondisi ini terjadi pada gagal ginjal yang tidak dapat
lagi menghasilkan entropoietin.
A. Entropoietin
b) Obat ini diindikasikan untuk pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal
ginjal
b. Kontra indikasi
Epoetin alfa dan darbopoetin alfa dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami
hipertensi tidak terkontrol,karena adanya risiko hipertensi yang lebih lanjut jika
jumlah sel darah merah meningkat dan tekanan dalam pembuluh darah meningkat.
c. Efek Merugikan
Biasannya terjadi efek pada spp, seperti sakit kepala, keletihan, astenia, serta
kemungkinan terjadinya kejang yang serius.
d. Contoh obat
1. Darbopoetin alfa
2. Epoetin alfa
b. Kontraindikasi
c. Efek merugikan
Ketidaknyamanan pada saluran GI, anoreksi, mual, muntah, diare, feses berwarna
gelap dan konstipasi.
d. contoh obat
1. Fero Fumarat
Dosis : 100-200 mg/hari PO 2-12 tahun 20-100 mg/hari PO 6 bln-2 thn 6mg/kg per
hari PO bayi 10-25 mg/hari PO.
2. Fero glukonat
Dosis : 100 mg satu sampai tiga kali per minggu,diberikan melalui IV selama sesi
dialisis, secara lambat selama 1 menit.
Indikasi : Pengobatan defisiensi zat besi pada pasien yang menjalani hemodialisis
kronis yang juga mendapatkan terapi tambahan eritropoietin.
Asam folat dan vitamin B12 untuk pertumbuhan dan pembelahan sel serta untuk
menghsilkan stroma yang kuat pada sel darah merah.
b. Kontraindikasi
Obat ini digunakan hati-hati pada pasien hamil, menyusui, atau anemia lainnya.
c. Efek merugikan
Pada tempat injeksi akan terasa nyeri dan ketidaknyamanan injeksi nasal pada
penggunaan semprotan intranasal.
d. contoh obat
1. Asam folat
2. Leukovorin
Dosis : 1 mg/hari IM untuk obat pengganti 12-15 g/m2 PO, kemudian 10 g/m2 PO
setiap 6 jam selama 72 jam untuk pertolongan.