Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pengajar : CICI YUSNAYANTI,. S.Kep,.Ns,.M.

Kes

TUGAS INDIVIDU
KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH :

NAMA : ELSA REVALINA


NIM : P201701039
KELAS : JI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Kendari, 26 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................


Daftar Isi ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian lansia............................................................................................
B. tujuan pelayanan kesehatan pada lansia………………………………………..
C. Bagaimana ciri-ciri lansia………………………………………………………
D. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua merupakan masa perubahan yang dialami individu baik fisik
maupun psikologi akibat penurunan fungsi tubuh sehingga memerlukan
pemeliharaan yang berbeda dengan usia anak-anak, remaja, maupun dewasa
yang membutuhkan dukungan dari orang di sekitarnya.
Lansia mengalami penurunan fungsi tubuh akibat proses degenerasi,
oleh karena itu diperlukan usaha untuk mempertahankan derajat kesehatan
para lansia pada taraf setinggi-tingginya agar terhindar dari penyakit atau
gangguan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan wadah yang dapat
memberikan sarana bagi lansia yang dapat memelihara kesehatannya yaitu
posyandu lansia.
Pada tempat tersebut dapat diperoleh manfaat antara lain, lansia dapat
mengetahui status kesehatannya juga kegiatan lain yang bermanfaat untuk
mengisi kegiatan para lansia. Dalam posyandu lansia, terdapat suatu
kepedulian dan perhatian yang didapat dari kontak sosial sehingga memberi
harapan dan semangat para lansia untuk terus dapat hidup mandiri dan
menyadari bahwa di usia senja mereka tetap prima.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa itu lansia?
2. Apa tujuan pelayanan kesehatan pada lansia?
3.      Bagaimana ciri-ciri lansia?
4.    Apa perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu lansia
2. untuk mengetahui tujuan pelayanan kesehatan pada lansia
3. untuk mengetahui cirri-ciri lansia
4. untuk mengetahui apa perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu
masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan
menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang
berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983)
berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur
yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai
penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1
menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang
telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
a.       Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
b.      Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
c.       Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
d.      Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia


merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan
dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ
tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai
meninggal.

B. Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia


Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arahan dalam
memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan social,
kesehatan, perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia, tujuan
pelayanan kesehatan pada lansia terdiri dari:
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita
suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kemandirian
yang optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia
yang berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi
kematian dengan tenang dan bermartabat.
Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan sosial
lansia, pusat informasi pelayanan sosial lansia, dan pusat pengembangan
pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia.
C. Ciri - ciri lansia
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1.    Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran
itu akan lama terjadi.
2.     Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat
dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia
dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang
mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang
lain.
3.     Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
4.      Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang
buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.

D. Perubahan-perubahan pada lansia


Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1.      Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan
perisai terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput
disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi
karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2.      Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini
berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
3.      Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan
bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita
yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan
andropause pada pria.
4.      Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah
jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut,
fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5.      Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin
pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang
di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar
akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan
lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
6.      Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang
menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah
patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear

Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain:
1.      Sel
a.       Lebih sedikit jumlahnya
b.      Lebih besar ukurannya
c.      Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler.
d.      Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e.       Jumlah sel otak menurun.
f.       Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g.      Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.

2.      Sistem persarafan :


a.       Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya
dalam setiap harinya).
b.      Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c.       Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress.
d.      Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.
e.       Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3.      Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di menegerti
kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a.       Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b.      Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan
keratin.
c.       Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres.
4.      Sistem penglihatan
a.    Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b.      Kornea lebih berbentuk sferis
c.       Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d.      Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.
e.       Hilangnya daya akomodasi.
f.       Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g.      Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.      Sistem kardiovaskuler
a.       Elastisitas didnding aorta menurun.
b.      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c.       Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d.      Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e.       Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
6.      Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai
suatu termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a.       Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini
akibat metabolisme yang menurun.
b.      Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah
suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia adalah Mempertahankan derajat
kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga
terhindar dari penyakit atau gangguan. Mencari upaya semaksimal
mungkin agar para lansia yang menderita suatu penyakit atau gangguan,
masih dapat mempertahankan kemandirian yang optimal. Adapun
beberapa perubahan-perubahan pada lansia yaitu pada kulit berubah
menjadi tipis, rambut rontok, jantung dan pembuluh darah mengalami
kekuatan mesin pompa jantung berkurang.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Besar harapan
kami agar makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia. Jember: Bagian
Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga
Kesehatan.Jakarta:Departemen Kesehatan.

Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai