Anda di halaman 1dari 1

Judul

Kunjungan Rumah Pasien Scabies

Latar belakang
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei (S.scabiei) yang
membentuk terowongan pada lapisan stratum korneum dan stratum granulosum pejamu. Di indonesia
prevalensi skabies masih cukup tinggi. Menurut Departemen Kesehatan RI 2008 prevalensi skabies
di Indonesia sebesar 5,60 - 12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit.
Skabies merupakan penyakit kulit yang bersifat global. Prevalensi skabies meningkat dan memberat
pada negara tropis, yaitu sekitar 10 % dan hampir 50 % mengenai anak - anak. Skabies dapat muncul
endemik pada anak usia sekolah, dan kejadiannya sangat sering di daerah pedesaan terutama di
negara berkembang, pasien lanjut usia yang dirawat di rumah, pasien dengan HIV/AIDS, dan
pasien yang mengkonsumsi obat imunosupresan akan mengalami faktor risiko yang lebih besar untuk
mengalami skabies.

Permasalahan
Pasien anak usia dengan status gizi baik, memiliki permasalahan gatal di jari tangan dan kaki, terutama
saat malam hari. Anggota keluarga lainnya yang serumah dengan pasien juga memiliki keluhan yang
sama.

Perencanaan dan Pemilihan intervensi


Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif dengan tujuan diketahui sumber penularan dari penyakit scabies pada pasien, faktor -
faktor risiko yang terlibat, siapa saja yang tertular di keluarga pasien dan lingkungan sekitar tempat
tinggal.

Pelaksanaan
Kunjungan dilaksanakan pukul , bersama dengan petugas bagian kesehatan lingkungan puskesmas
pesantren 1 di kelurahan. Diperiksa apakah penggunaan lemari pakaian untuk seluruh anggota keluarga
jadi satu atau tidak. Kebiasaan tidur pasien apakah bersama dengan anggota keluarga yang lain.
Penggunaan handuk, hubungan sosial dengan tetangga sekitar. Diperiksa kondisi rumah pasien apakah
baik ventilasi dan pencahayaannya.

Monitoring dan Evaluasi


Kondisi pasien perlu dievaluasi seminggu setelah pengobatan dari Puskesmas, serta memotivasi
keluarga pasien yang lain, yang memiliki keluhan yang sama, untuk ikut berobat. Bila belum sembuh,
bisa diulang sekali lagi pengobatannya. Pasien biasa tidur dengan kakaknya, lemari pakaian kakak dan
adiknya jadi satu lemari. Penggunaan handuk sendiri - sendiri. Jarang bermain dengan tetangga akhir -
akhir ini. Ventilasi dan pencahayaan baik.

Anda mungkin juga menyukai