Nim : B1031171104
Soal UTS Pengauditan 2: Buat resume untuk Bab VI dan Bab VII, masing-masing minimal satu
lembar folio diketik. Waktu 2 kali 24 jam. Kirim ke alamat email: syarbini_ikhsan@yahoo.com
Terdapat tujuh bagian utama dalam perencanaan audit, yakni sebagai berikut:Perencanaan
awal audit, Memperoleh informasi mengenai latar belakang, Memperoleh informasi mengenai
kewajiban hukum klien, Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan, Menentukan materialitas
dan risiko, Memahami struktur pengendalian intern, Mengembangkan rencana dan program
audit secara menyeluruh.
Investigasi atas klien baru: Sebelum menerima klien baru,kebanyakan kantor akuntan publik
akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya,kantor itu akan
melakukannya dengan memeriksa,sejauh memungkinkan,prospektif klien ini dalam komunitas
bisnis,stabilitas keuangannya dan hubungannya dengan kantor akuntan publik
sebelumnya.Contoh:Banyak kantor akuntan publik sangat berhati-hati dalam menerima klien
baru dari bisnis yang baru terbentuk dan berkembang cepat,banyak dari bisnis-bisnis tersebut
mengalami masalah keuangan dan membuat kantor akuntan publik akan menghadapi kewajiban
potensial yang signifikan.
Klien yang berlanjut:Setiap tahun banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien-klien yang
ada saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit.Konflik yang terjadi
sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat,jenis pendapat yang akan
diberikan,jumlah fee,atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerja samanya.
A. Menentukan materialistis dan risiko: Materialistis dan risiko Adalah unsure penting dalam
merencanakan audit dan merancang pendekatan yang akan digunakan.Materialistas Adalah
jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi. Langkah-langkah
dalam penetapan materialistas Adalah sebagai berikut:Langkah 1: menetukan pertimbangan
awal mengenai materialistas. Langkah 2: mengalokasikan pertimbangan awal mengenai
materialistas. Langkah 3: mengestimasikan total salah saji dalam segmen. Langkah 4:
mengestimasikan salah saji gabungan. Langkah 5: membandingkan estimasi salah saji
gabungan dengan pertimbangan awal mengenai meterialistas.Estimasi jumlah kekeliruan atau
salah saji dalam tiap segmen (langkah 3) terjadi selama audit. Langkah 4 dan 5 dilakukan
pada tahap penyelesaian audit. Selain itu,risiko dalam audit berarti bahwa auditor menerima
suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit.
B. Memahami struktur pengendalian interen: Luasnya pemahaman tersebut,paling
tidak,mencukupi untuk merencanakan audit yang memadai,dalam hal empat masalah spesifik
perencanaan,yakni sebagai berikut :
C. Mengembangkan rencana dan program audit menyeluruh: Rencana audit dan program audit
berkaitan dengan jenis-jenis pengujian audit yang dilakukan,yaitu prosedur untuk
memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern,pengujian atas
Sumber informasi, Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan untuk melakukan prosedur
analisis dapat diperoleh dari: Surat kabar dan majalah industry, Laporan keuangan periode
berjalan dan periode-periode sebelumnya, Rencana kerja dan anggaran perusahaan, Data-data
non keuangan.
KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT: Auditor harus mengumpulkan berbagai
jenis bukti untuk mendukung kesimpulan hasil audit yang disajikannya dalam laporan hasil
audit. Bukti yang dikumpulkan itu harus didokumentasikan dengan baik. Dokumen dimaksud
disebut dengan Kertas Kerja Audit (working papers), memuat rekaman kegiatan audit yang
dilakukannya selama melaksanakan audit.
Isi Kertas Kerja Audit: Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari
perencanaan sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiridari: program audit,
hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis,memorandum, surat konfirmasi,
pernyataan dari klien, ikhtisar dan salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan, daftar atau
komentar yang dibuat atau diperoleh auditor, draft laporan hasil audit, dan sebagainya. Kertas
kerja tidak hanya berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita magnetis, film, atau media yang
lain.
Kertas kerja berupa salinan/copy dokumen audit diberi cap “COPY SESUAI ASLINYA,
DIBERIKAN UNTUK AUDITOR” dan ditanda tangani/paraf oleh petugas/counterpart yang
ditugaskan manajemen.
Persyaratan Kertas Kerja Audit: Kertas kerja audit memperlihatkan kecakapan teknis dan
keahlianprofesional dari auditor yang menyusunnya. Seorang auditor yang kompeten dalam
melaksanakan tugasnya akan menghasilkan kertas kerja yang bermanfaat.Agar bermanfaat,
kertas kerja harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi:
o Kertas kerja yang lengkap :1)Berisi semua informasi utama, dengan pengertian semua
informasipenting harus dicantumkan dalam kertas kerja 2)Tidak memerlukan penjelasan
tambahan. Auditor harus mempertimbang-kan bahwa kertas kerja akan direviu dan
digunakan oleh seniornya untukpenyusunan laporan dan reviu hasil audit.
o Auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan sehingga bebas
dari kesalahan.
o Kertas kerja harus dibatasi pada informasi pokok saja yang diperlukan dan relevan dengan
tujuan audit dan disajikan secara ringkas, tidak memuat data yang tidak perlu.
o Kertas kerja harus mampu menyajikan informasi yang jelas dan sistematis, penggunaan
Jenis Kertas Kerja Audit: Dalam rangka mendukung laporan hasil audit, kertas kerja
dikelompokkan dalam Daftar Utama (lead/top schedule) dan Daftar Pendukung
(supporting schedule); a) Daftar Utama merupakan rangkuman dari Daftar Pendukung, disusun
sesuai dengan kelompok informasi yang disajikan dalam laporan hasil audit. Memuat informasi
dan kesimpulan hasil audit yang diperlukan untuk penyusunan laporan hasil audit. b) Daftar
Pendukung memuat tujuan audit, informasi/kegiatan yang diuji, bukti-bukti/dokumen pendukung
yang dikumpulkan, metode penelitian dan analisis yang dilakukan dalam rangka memenuhi
tujuan audit, dan kesimpulan yang diperoleh, serta dilengkapi dengan data auditor yang
menyusun dan tanggaldan paraf penyusunannya.
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja: 1)Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan
auditan. Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai. 2) Menguatkan
simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya. Auditor dapat kembali memeriksa kertas
kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan
penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam
auditnya.3)Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.4) Memberikan pedoman
dalam audit berikutnya.Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat
untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam
periode akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien,
catatan dan anke akuntansi klien, pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan yang
diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk
menyajikan secara wajar laporn keuangan yang lalu.
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor
akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh
kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, ntuk meghindarkan penggunaan hal-hal yag
bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yangtidak semestinya.
Penyimpanan KKA: Untuk memudahkan akses dan pemeliharaannya, dokumen KKA perlu
dipilah ke dalam beberapa kategori. pada umumnya terdapat empat kategori berkas KKA, yaitu:
Berkas permanen, Berkas berjalan, Berkas lampiran, danBerkas khusus.
o Berkas Permanen.: Berkas permanen berisikan data / informasi yang diperlukan oleh