Anda di halaman 1dari 20

Muhammad Naufal Nurfadhillah

P1337434319010
S.Tr Teknologi Laboratorium Medis

1. Ada 4 level keselamatan laboratorium atau yang dikenal dengan biosafety


level.
• Laboratorium biosafety tingkat 1
Merupakan laboratorium dengan fasilitas untuk menyelenggarakan kegiatan
mikroorganisme.
Diperuntukkan bagi agen-agen yang diketahui tidak menyebabkan penyakit pada
manusia dewasa yang sehat dan bahaya potensial yang minimal bagi pekerja
laboratorium dan lingkungan. Laboratorium tidak memerlukan lokasi terpisah dari
lokasi umum dalam suatu bangunan.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 1 antara lain: bacillus
subtilis, hepatitis, E. Coli dan virus cacar air.
• Laboratorium biosafety tingkat 2
Merupakan laboratorium dengan fasilitas untuk menyelenggarakan kegiatan
kelompok mikroorganisme risiko 2
memiliki kesamaan dengan level keselamatan biologi 1. Perbedaannya terletak
pada beberapa hal berikut:
Pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agen-agen
patogenik dan berada dibawah arahan ilmuwan yang berkompeten,akses ke
laboratorium dibatasi ketika pekerjaan tengah dilakukan,penanganan khusus bagi
barang-barang tajam, prosedur khusus bagi pekerjaan dengan gas atau tumpahan
mengandung agen berinfeksi dilakukan di dalam wadah khusus.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 2 antara lain: Hepatitis B,
Hepatitis C, Flu, virus West Nyle dan Salmonella
• Laboratorium biosafety tingkat 3
Merupakan laboratorium dengan fasilitas untuk menyelenggarakan kegiatan
kelompok mikroorganisme risiko 3
Ditujukan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan
dengan agen-agen eksotik yang dapat mengakibatkan potensi terkena penyakit
berbahaya. Pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan
agen-agen patogenik berbahaya dan diawasi oleh ilmuwan-ilmuwan
berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja dengan agen-agen tersebut.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 3 antara lain: Anthrax,
HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus dan avian influenza.
Semua prosedur menyangkut penanganan material berbahaya dilakukan dalam
wadah tertutup oleh pekerja yang memakai peralatan dan baju pelindung khusus.
Laboratorium memiliki fasilitas dan didisain khusus untuk hal tersebut antara lain
pintu akses ganda.director.
• Laboratorium biosafety tingkat 4
Merupakan laboratorium dengan fasilitas untuk menyelenggarakan kegiatan
kelompok mikroorganisme risiko 4
dibutuhkan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yang
ekstrem berbahaya, dimana memiliki risiko tinggi penyebaran melalui udara. Staf
laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam menangani agen-agen berbahaya
tersebut. Fasilitas laboratorium terisolasi dari tempat-tempat umum. Semua
pekerjaan dalam fasilitas ini dilakukan dalam tempat tertutup khusus. Pekerjanya
memakai pakaian pelindung khusus lengkap dengan tabung oksigen yang
tersendiri.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 4 antara lain: Ebola, virus
Hanta dan virus Lassa.
( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )
2. Apa pengertian, tujan:

a.biosafety / keselamatan dan b.biosecurity/ keamanan?

a. Biosafety/ keselamatan adalah perlindungan terhadap agen mikroorganisme


ataupun informasi penelitian yang berhubungan dengan penyalahgunaan,
pencurian, kehilangan, dan pengalihan yang disengaja oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab. merupakan bagian dari upaya keselamatan.
Bertujuan untuk melindungi individu yang bekerja di laboratorium dan
masyarakat atau komunitas dari risiko terkena gangguan kesehatan yang
ditimbulkan dari laboratorium

b. Biosecurity serangkaian tindakan pencegahan yang dirancang untuk mengurangi


risiko penularan penyakit menular pada tanaman dan ternak, hama yang
dikarantina, spesies alien invasif, dan organisme hasil modifikasi genetik.
Bertujuan untuk melakukan pencegahan atau perlindungan terhadap pencurian,
penyalahgunaan, dan mikroorganisme patogen

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )

3. yang dimaksud dengan Sterilisasi, Disinfeksi, Dekontaminasi ?

• Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan


cara fisik dan kimiawi.
• Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah mikro-
organisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik
dan kimiawi.
• Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan kontaminasi
oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi
dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
(Sumber : Siri Hadioetomo,Ratna. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
PTGramedia:Jakarta)
4. Yang dimaksud dengan Disinfektan

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya


infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman
penyakit Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat
toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar
secara langsung oleh disinfektan.
(sumber : Purnawijayanti HA. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja
dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.)

5. contoh larutan disinfeksi /sterilisasi ?

• Natrium Hipoklorit : Aktif terhadap semua mikroorganisme


• Formaldehid : Dapat dipakai untuk semua mikroorganisme
• Fenol (Asam Karbol) : Efektif untuk semua bentuk mikroorganisme kecuali
spora
• Yodium : Disinfeksi mikroorganisme kelompok resiko eempat
• Alkohol : Merusak struktur lipid dengan cara penetrasi ke dalam
daerah Hidrokarbon dan denaturasi protein zat
• Glutaraldehid : Untuk membunuh bakteri dan spora

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )

6. Sterilisasi basah menggunakan autoklaf dan prinsip kerjanya

Sterilisasi basah digunakan untuk mensterilkan Media yang akan disterilisasi di


dalam erlemeyer, tabung reaksi maupun wadah kaca lainnya dibungkus dengan
kertas agar dapat alumunium lalu di lapisi kertas pembungkus agar tidak
terkontaminasi. Untuk kain kasa dan kapas lama sterilisasi 30 menit
Prinsip kerjanya yaitu :
uap akan segera melapisi seluruh permukaan benda. Lalu, suhu meningkat dan
terjadilah proses sterilisasi. Proses ini bekerja pada suhu 132-135oC dengan waktu
3 – 4 menit. Autoclave ini bekerja menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan
di atas tekanan pada atmosfer secara berulang-ulang.

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )


(https://www.medicalogy.com/blog/cara-kerja-autoclave-dalam-mensterilkan-
alat-medis/ )

7. Sterilisasi kering menggunakan oven dan prinsip kerjanya

Peralatan yang di sterilisasi kering yaitu gelas seperti cawan petri, pipet ukur dan
labu erlenmeyer serta banyak alat-alat bedah. Dengan menggunakan oven sebagai
alat sterilisasi kering, maka alat gelas yang disterilisasi tidak akan timbul
kondensasi sehingga tidak ada tetes air (embun) di dalam alat gelas. Digunakan
terbatas untuk alat gelas dan bahan minyak
Prinsip kerja pemanasan dengan metode panas kering mencapai efektifitas
diperlukan temperatur suhu 160°C sampai 180°C.

Sumber:https://news.labsatu.com/metode-sterilisasi-panas-kering-dengan-oven/

8. cara sterilisasi menggunakan UV dan apa yang disterilisasi

Sterilisasi dengan sinar UV yaitu dimana sinar UV dipancarkan dari lampu ultra
violet yang dilindungi oleh kaca berwarna hitam. Kaca tersebut melindungi lampu
ultra violet dari kerusakan akibat kontak dengan pelarut organik.
Sinar UV biasanya digunakan untuk mensterilkan kamar bedah,ruang pengisian
obat, ruang penanaman bakteri dalam media.

9. Contoh limbah cair, padat dan gas


• Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair.
Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada:
a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat
limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru
Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
f. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
• Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih
aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari
penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang
pecah (uap air raksa).
• Limbah padat yang berupa benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan
intravena, pipet pasteur, dan pecahan gelas.

10. Limbah infeksius harus diolah dengan cara disinfeksi, dekontaminasi


sterilisasi dan insinerasi. Apa yang dimaksud dengan insinerasi

Insinerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan sampah yang


melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah
bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal.

11. Contoh limbah benda tajam yang dimusnahkan dengan insinerator yaitu

seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas,


pisau bedah.

(sumber : Depkes RI 2009 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta )

12. Bagaimana perlindungan petugas yang bekerja di bawah sinar UV


• Petugas diwajibkan memakai pakaian pelindung khusus
• Tidak berada di dekat alat ketika lampu UV sedang aktif bekerja
• Menggunakan alat pelindung mata
• Bila ruangan tertutup, jam kerja harus sering digilir untuk menghindari
kelemasan

(sumber : https://id.scribd.com/document/431440556/1-2-kak-Program-
Keselamatan-Dan-Keamanan-Kerja-K3-Laboratorium )

13. Sebutkan contoh imunisasi yang diperlukan bagi petugas laboratorium

a. Setiap laboratorium harus mempunyai program imunisasi, terutama bagi petugas


yang bekerja di laboratorium tingkat keamanan biologis 2, 3, 4.
Vaksin yang diberikan :
b. Vaksinasi hepatitis B untuk semua petugas laboratorium
c. Vaksinasi Rubella untuk petugas wanita usia reproduksi
d. Wanita hamil dilarang bekerja dengan TORCH ( Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes Virus)

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )

14. penggunaan pipet dan alat bantu pipet

a. Hindari pipet dengan mulut, sebaiknya menggunakan alat bantu pipet


b. Sumbat kapas dimasukkan ke dalam mulut pipet untuk mengurangi
kontaminasi terhadap pipet
c. Tidak diperkenankan meniup udara maupun memncampur bahan infeksius
d. Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara terpasa
e. Meyediakan kapas yang dibasahi disifektan pada meja kerja
f. Menggunakan pipet ukur
g. Pipet yang telah digunakan direndam dalam wadah berisi disifektan, biarkan
selama 18-24 jam sebelum disterilisasi
h. Di samping kabinet keamanan biologis disediakan wadah untuk membuang
pipet
i. Tidak menggunakan semprit dengan atau tanpa jarum suntik untuk memipet
( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman
Laboratorium )

15. cara pencegahan dan penyebaran bahan infeksius setelah selesai bekerja di
laboratorium dan bagaimana tindakan anda jika ada sisia specimen
maupun media biakan

a. lingkaran sengkelit harus penuh dan panjang tangkal maksimum 6 cm


b. menggunakan alat insinerasi makro untuk membakar sengkelit. Hal ini
dilakukan untuk mencegah timbulnya percikan bahan infeksius
c. tes katalase tidak diperkenankan dilakukan di atas gelas obyek, sebaiknya
menggunakan tabung atau gelas obyek yang memakai penutup, cara lain
dengan menyentuh permukaan koloni mikroorganisme dengan tabung kapiler
hematokrit yang berisi hidrogen peroksida
d. sisa spesimen dan media biakan ditempatkan dalam wadah tahan bocor
sebelum disterilisasi
e. setiap kali setelah melakukan pekerjaan di laboratorium, permukaan meja
kerja didekontaminasi

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman


Laboratorium )

16. Cara pencegahan terhadap tertelannya bahan infeksius, kontak dengan mata
dan kulit

Selama bekerja, partikel dan dropllet (diameter>5 um) akan terlepas ke udara dan
menempel pada permukaan, dianjurkan mengikuti hal ini:
a. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun, jangan menyentuh mulut
dan mata saat bekerja
b. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium
c. Tidak membutuhkan kosmetik dalam laboratorium
d. Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat resiko percikan bahan
infeksius
( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman
Laboratorium )

17. Bagaimana pencegahan tertusuk bahan infeksius

a. Bekerja dengan hati hati


b. Sejarang mungkin menggunakan jarum suntik. Menggunakan semprit dan
kanula tumpul sebagai pengganti
c. Memilih pipet pasteur yang terbuat dari plastik

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman


Laboratorium )

18. Bagaimana keselamatan kerja saat pemisahan serum

a. Hanya dikerjakan oleh petugas yang sudah terlatih


b. Menggunakan sarung tangan serta pelindung mata dan membran mukosa
c. Percikan dan aerosol dapat dicegah/dikurangi hanya dengan praktik
laboratorium yang baik. Darah dan serum harus di pipet dengan hati hati
d. Setelah digunakan, pipet harus direndam dengan disinfektan sesuai waktu
yang dibutuhkan, sebelum dibuang disterilisasi untuk digunakan lagi
e. Tabung spesimen yang mengandung bekuan darah harus dibuang ke dalam
wadah yang tahan bocor untuk diinsinerasi

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman


Laboratorium )
19. Bagaimana keselamatan kerja saat penggunaan sentrifus

a. Sentrifus digunakan sesuai petunjuk pabrik


b. Sentrifus diletakan pada ketinggian tertentu sehingga petugas dapat melihat ke
dalam alat dan menempatkan tabung dengan mudah
c. Memeriksa rotor sentrifus dan selongsong sebelum dipakai
d. Selongsong berisi tabung sentrifus harus seimbang
e. Menggunakan air untuk menyeimbangkanselongong
f. Setelah dipakai, selongsong disimpan dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar
g. Sentrifugasi dilakukan dalam keadaan tabung tertutup rapat dan terkunci
sehingga melindungi petuga terhadap aerosol

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )

20. pemeliharaan dan penggunaan lemari pendingin dan lemari pembeku

a. lemari pendingin lemari pembeku dan tabung dry ice dibersihkan dan es di
dalamnya dicairkan
b. ampul,tabung,botol dan wadah lain yang pecah selama disimpan,buang
c. menggunakan alat pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat
membersihkan setelah dibersihkan lemari pendingin dan pembeku didisinfeksi
d. semua wadah yang disimpan harus diberi label yang jelas . wadah yang tidak
berlabel dan kadaluarsa harus diotoklaf
e. cairan yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam lemari pendingin

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )


21. cara mengambil, melabel dan membawa specimen

• menggunakan sarung tangan


• hanya petugas laboratorium yang diperkenankan pengambilan darah
• setelah pengambilan darah,jarum dilepaskan dari sempritnyadengan alat khusus
yang sekaligusmerupakan wadah penyimpan jarum habis pakai. Darah
dipindahkan ke dalam tabung spesimen dengan hati-hati dan mulut tabung ditutup
dengan rapat.Jarum suntik habis pakainya sebaiknya dibakar dalam alat
insinerasi.Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia,jarum suntik dan sempritnya
dioktoktaf dalam kantung yang terpisah.
• Tabung spesimen dan formulir permintaan harus dilabeli BAHAYA INFEKSI
• Tabung dimasukkan ke dalam kantung plastik untuk dibawa ke laboratorium.
Formulir permintaan dibawa secara terpisah.

( sumber buku KMK No 835 Pedoman Keselamatn dan Keaman Laboratorium )

22. cara mencegah terjadinya infeksi parasit saat bekerja di laboratorium


parasitologi dengan bahan infeksius seperti

a. Protozoa darah dan jarinngan


b. Protozoa usus
c. Cacing

a. Protozoa darah dan jarinngan


1. Memakai APD (Alat Perlindungan diri) seperti jas lab, sarung tangan, masker,
kacamata pelindung dan sepatu pelindung. Tujuannya adalah melindungi diri dari
bahaya bahan infeksius seperti protozoa darah dan jaringan
2. Bekerja sesuai SOP yamg berlaku
3. Pastikan memiliki ilmu pengetahuan yang cukup terkait spesimen yang akan di
cek
4. Pastikan identitas spesimen pasien jelas, misalnya pasien B20 perlakuan
spesimennya akan berbeda
5. Hati hati dalam menganalisis spesisem
6. Selalu mencuci tangan setelah bekerja dilaboratorium
b. Protozoa usus
Dalam pemeriksaan protozoa usus di laboratorium parasitologi, maka
harus memperhatikan keselamatan dan keamanan kerja. Sebelum
melakukan pemeriksaan wajib bagi seorang analis untuk menggunkan
APD lengkap, hal ini untuk melindungi tubuh dari infeksi. Contoh pada
pemeriksaan dengan garam faal. Saat akan memisahkan tinja bagian
kasarnya harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Ataupun pada
saat pemeriksaan dengan eosin saat pengambilan tinja sesuai perintah
yang disarankan. Keselamatan di sini adalah saat pengambilan dan
pemeriksaan sampel yaitu tinja dilakukan dengan hati-hati, dan tidak
ceroboh. Hal ini tentu akan mendatangkan keamanan dan mencegah
terjadinya infeksi atau kontak langsung dengan parasit tersebut.
Bekerjalah dengan tenang dan tidak ceroboh, mengikuti SOP laboratorium
yang berlaku.
(sumber: http://weareanalyst.blogspot.com/2014/02/laboratorium-parasitologi-
representatif_24.html?m=1 )
c. Cacing
Berhati-hari saat memeriksa sampe seperti tinja karena dapat menempel ke
kulit dan menyebabkan infeksi, gunakan APD yang lengkap dan peralatan
khusus.

23. cara penerimaan dan pengiriman specimen infeksius di Laboratorium dan


petugas penerima specimen

• penerimaan spesimen di laboratorium


a. Laboratorium memiliki loket khusus penerimaan spesimen. Jika jumlah spesimen
tidak banyak,maka pemeriksaan spesimen dapat dilakukan di meja khusus dalam
area laboratorium
b. Spesimen hendaknya ditempatkan dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah
tumpahnya atau bocornya spesimen
c. Wadah hendaknya dapat didisinfeksi atau ditoklaf
d. Wadah terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah/bocor
e. Wadah dilabel dengan identitas spesimen
f. Wadah diletakkan pada baki khusus terbuat dari logam atau plastik yang dapat
didisinfeksi atau ditoklaf ulang
g. Baki harus didisinfeksi/diotoklaf secara teratur setiap hari
h. Jika mungkin, wadah terletak di atas baki dalam posisi berdiri.

• Petugas penerimaan spesimen


a. Semua petugas pemeriksa spesimen harus mengenakan jas laboratorium
b. Semua espesimen harus dianggap infeksius dan ditangani dengan hati-hati
c. Meja penerimaan spesimen harus dibersihkan dengan disinfektan setiap hari
d. Tidak diperkenankan menggunakan ludah untuk merekatkan label
e. Tidak diperkenankan makan/minum dan merokok saat bekerja
f. Mencuci tangan dengan sabun/antiseptik setiap selesai bekerja
(sumber buku
24. Bagaimana label untuk bahan infeksius

Label limbah laboratorium, medis, atau limbah lainnya yang mengandung bakteri/
kuman penyebab timbulnya penyakit yang dapat menular. Simbol limbah B3
infeksius memiliki warna dasar putih dengan piktogram infeksius berwarna hitam.
Di bagian tengah terdapat tulisan INFEKSIUS berwarna hitam dan di bawahnya
terdapat blok segi lima berwarna merah. Dipasang pada wadah/ kemasan limbah B3
yang mengandung bakteri/ kuman. Misalnya, tisu bekas pasien, jarum suntik bekas,
organ tubuh yang diamputasi, sampel darah pasien terinfeksi, dan bangkai hewan
terinfeksi
25. Sebutkan alat keamanan keselamatan kerja petugas laboratorium dan
perlengkapan penunjang yang bekerja saat pemeriksaan:

a. Mccobacterium tuberculosis
b. Salmonella sp
c. Streptococcus pneumoniae
d. Janur Aspergiillus sp
e. Pemeriksaan viral load HIV

a. Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium Tuberculosis


A. Administrasi dan Pengelolaan Laboratorium Tuberculosis
Hal hal yang termasuk dalam pengelolaan secara administrasi:
1. Penyusunan tim atau petugas pelaksana keselamatan dan kesehatan
laboratoriumTB
2. Penyusunan prosedur tetap laboratorium TB
3. Kompetensi keselamatan dan kesehatan kerja
4. Penilaian dan evaluasi resiko keselamatan dan kesehatan kerja
laboratorium
5.
B. Tenaga teknis dan penanggung jawab program TB
1. Teknis
• Pengaturan tata ruang dan saranan kerja sesuai resiko
• Pemilahan dan penempatan bahan sesuai dengan resiko bahaya
• Pemilihan alat kerja dan proses kerja yang tepat
• Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat
• Pemeliharaan perangkat kerja (peralatan dan infrastruktur)

2. Penanggung jawab program laboratorium TB


• Menjamin tersedianya perencanaan kegitan laboratorium TB meliputi
sarana dan prasarana, tenaga dan prosedur tetap
• Menjamin terlaksananya kegiatan pemeriksaan laboratorium TB sesuai
prosedur tetap
• Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemeriksaan lboratorium TB
• Melakukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan
laboratorium TB
• Mendorong partisipasi staf lain dalam pengembangnan laboratorium TB
b. Salmonella sp
Sarana pengolahan limbah infeksius padat dan cair
- Sistem pemisahan limbah infeksius dari non infeksius
- Pengolahan limbah padat
- Pengolahan limbah cair
Sarana penanganan kecelakaan kerja
- Penanganan tumpahan bahan infeksius
- Penanganan kecelakaan kerja bagi petugas

c. Streptococcus pneumoniae
A. Peralatan perlindungan diri
1. Jas laboratorium
2. Kacamata keselamatan kerja di laboratorium
3. Sepatu keselamatan kerja di laboratorium
4. Masker
5. Sarung tangan atau handscon
B. Peratan keselamatan laboratorium
1. Pembasuh mata/eye wash
2. Fire blanket
3. Safety shower
4. Spill neutralizers

d. Alat penunjang kerja petugas lab saat mengerjakan jamur aspergilus


sp
Jamur aspergilus sp adalah jamur yang ditemukan pada paru ayam
Biasanya dibuat dalam bentuk suspensi cair/ditanam di media SAD di cawan petri
Saat pemeriksaan yang dibutuhkan adalah
APD lengkap meliputi masker,handscoon,jaslab,sepatu,lab

e. Pemeriksaan viral load HIV


• Alat keamanan petugas : jas laboratorium, sarung tangan (handscoon), jas
laboratorium, sepatu laboratorium, face shield, safety cabinet class
• Perlengkapan penunjang pemeriksaan :
Refrigerated centrifuge, refrigerator, pipet dan disposable tip, vortex mixer
Untuk amplifikasi asam nukleat :Pipet terkalibrasi dan disposable tip (3set), pencatat
waktu terkalibrasi (3set)

26. Apa yang dimaksud dengan persiapan pasien saat akan ambil spesimennya
Persiapan Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang
dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen
memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus
dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar. Spesimen yang memenuhi syarat
adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya
mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa
(segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal),
antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi
syarat.
( Sumber http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/pengambilan-spesimen.html)

27. Apa yang perlu dicantumkan dalam surat pengantar/formulir permintaan


pemeriksaan di laboratorium?
Identitas pasien, identitas pengirim (Dokter, Lab. Pengirim, Kontraktor, dll), No. Lab,
Tanggal pemeriksaan, Permintaan pemeriksaan.
28. Label wadah bahan pemeriksaan memuat
1. Tanggal pengambilan spesimen
2. Nama dan Nomor Pasien
3. Jenis Spesimen yang diambil

29. Apa yang perlu dicantumkan dalam formulir hasil laboratorium ?


Identitas pasien :
1. Nama lengkap diawali dengan kata Nn,Ny,Tn,An
2. Umur pasien,
3. Jenis kelamin pasien,
4. Alamat lengkap pasien
5. Nomor rekam medis pasien
6. Hasil pemeriksaan
7. Nama dokter yang menangani pasien
8. Tanggal pemeriksaan dan tanggal pengambilan hasil pemeriksaan
9. Mencantumkan nama dokter patologi klinik, penanggung jawab laboratorium

(sumber
https://www.academia.edu/28809350/PENULISAN_NAMA_DI_STATUS_REK
AM_MEDIS
30. yang harus diperhatikan dalam penerimaan bahan pemeriksaan di
Laboratorium
A. Laboratorium harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
Jika jumlah spesimen tidak banyak, maka penerimaan spesimen dapat
dilakukan pada meja khusus di dalam laboratorium
B. Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk
mencegah tumpahnya/bocornya spesimen.
C. Wadah harus dapat didisinfeksi atau diotoklaf
D. Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
E. Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
F. Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik
yang dapat didisinfeksi atau diotoklaf ulang.
G. Baki harus didisinfeksi/diotoklaf secara teratur setiap hari.
H. Jika mungkin, wadah terletak di atas baki dalam posisi berdiri.

31. Apa yang harus diperhatikan saat pengambilan bahan pemeriksaan di


laboratorium?
a. Reagen
Dipilih secara analitik
b. Bahan standar yaitu bahan yang direkomendasika
c. Bahan kontrol
Spesimen yang akan diperiksa
Penggunaan bahan kontrol, pooledsera, assayed, unassayes, dan kuman
kontrol
d. Air yaitu digunakan berdasarkan penggunaan
e. Media

(sumber: PMK_No_43_ttg_Penyelengaraan_Laboratorium_Klink_Yang_Baik)

32. Apa yang harus diperhatikan terhadap wadah bahan pemeriksaan?


Wadah spesimen harus memenuhi syarat:
1. terbuat dari gelas atau plastik.
2. tidak bocor atau tidak merembes.
3. harus dapat ditutup rapat
4. besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen.
5. bersih.
6. kering.
7. tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen.
8. tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
9. untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai
karena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat
(inaktinis).
10. Untuk wadah spesimen urin, dahak, tinja sebaiknya menggunakan wadah
yang bermulut lebar dan bertutup ulir

33. Apa yang harus diperhatikan terhadap pengawet bahan pemeriksaan


Bahan pemeriksaan atau spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa,
karena stabilitas spesimen dapat berubah. Jika tidak langsung diperiksa, spesimen
harus ditambahkan pengawet agar lebih tahan lama. Pengawet yang dipakai harus
memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat dari
suatu bahan yang akan diperiksa dan konsentrasi pengawet yang digunakan sesuai
dengan kadar yang dibutuhkan. Karena jika terjadi kesalahan dalam pemberian
pengawet, dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
34. apa yang harus diperhatikan saat pengiriman bahan pemeriksaan
Specimen atau bahan untuk pemeriksaan yang akan dikirim ke laboratorium
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relative stabil. Untuk itu perlu diperhatikan
persyaratan dalam pengiriman specimen:
1. Waktu pengiriman specimen jangan melampaui masa stabilitas specimen
2. Tidak terkena sinar matahari langsung
3. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan “bahan pemeriksaan infeksius” atau “bahan
pemeriksaan berbahaya”
4. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
5. Penggunaan media transport untuk pemeriksaan mikrobiologi

35. Apa yang harus diperhatikan terhadap penyimpanan bahan pemeriksaan


a. Pengaruh panas/api
b. Pengaruh kelembaban
c. Interaksi dengan wadah
d. Interaksi antar bahan

36. Apa yang harus diperhatikan terhadap pengolahan bahan pemeriksaan?

Yang harus diperhatikan terhadap pengolahan bahan pemeriksaan yaitu dengan


mempertimbangkan kebutuhan reagen, bahan standar, bahan kontrol, media, dan
air yang digunakan untuk bahan pemeriksaan baik dan sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan.

(sumber: PMK_No_43_ttg_Penyelengaraan_Laboratorium_Klink_Yang_Baik)

37. Alat-alat keamanan dan keselamatan kerja bagi petugas laboratorium:

1. Jas laboratorium
2. Masker
3. Sarung tangan
4. Face shield/ goggles
5. Bio safety cabinet kelas II a-b
Perlengkapan penujang saat pemeriksaan
1. Sarana pengolah limbah infeksius padat dan cair :
a. Sistem pemisahan limbah infeksius dan noninfeksius
b. Pengolah limbah padat
c. Pengolah limbah cair
2. Sarana penanganan kecelakaan kerja :
a. Penanganan tumpahan bahan infeksius
b. Penanganan kecelakaan kerja pada petugas

38. Bagaimana mencegah agar tidak tertusuk bahan infeksius

c. Jawab: cara mencegah agar tidak tertusuk benda tajam atau infeksius, untuk
menghindarinya dapat dilakukan:
d. 1. Bekerja dengan hati hati
e. 2. Menggunakan jarum suntik sejarang mungkin
f. 3. Gunakan semprit dengan kanula tumpul sebagai pengganti
g. 4. Pilih pipet pasteur yang terbuat dari plastik.
h. 5. Menggunakan APD.

Anda mungkin juga menyukai