Penulis Kelompok 3 :
Nama : Khoirunisa Widyaningrum (1813022021)
Nisa Fadilah (1813022029)
Vemia Utami (1813022035)
Qonita Puja Kesuma (1813022045)
Dara Arka Fidela (1813022047)
Kelas :A
Halaman
COVER ................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1....................................................................................................................Pri
nsip - Prinsip Evaluasi Pembelajaran........................................................3
2.2....................................................................................................................Pri
nsip - Prinsip Asesmen..............................................................................7
2.3....................................................................................................................Pri
LAMPIRAN.........................................................................................................19
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat Rahmat, Taufik, serta
Hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Fisika yang berjudul “Prinsip-Prinsip
Evaluasi dan Asesmen”. Shalawat beserta Salam semoga selalu tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW, selaku revolusioner sejati yang sangat kita
harapkan syafaatnya kelak di Yaumil Qiyamah.
Kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan
sebenar-benarnya. Kami menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik materi, penganalisaan, dan pembahasan.
Semua hal ini dikarenakan keterbatasan, kemampuan , dan
pengalaman.
Makalah kami bertujuan untuk memberikan paparan
mengenai prinsip-prinsip evaluasi dan asesmen pembelajaran
yang sangat erat dalam kehidupan kita sehari-hari. Kami
berharap makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi para
pembaca. Dan kami juga mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak terutama yang bersifat membangun, guna
terciptaanya kesempurnaan makalah ini. Dan bila didalamnya
ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaklumi dan
dimaafkan.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
iii
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan
dengan suatu cara tertentu melahirkan hal –hal lain , yang keberadaanya
tergantung dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian
teoriitik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan yang dimaksudkan.
(Halaen, 2002: 63 )
Menurut Arikunto (2012:24) ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan
evaluasi, yaitu adanya tringulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu antara:
1) Tujuan Pembelajaran
2) Kegiatan Pembelajaran atau KKM
3) Evaluasi
5
Tujuan
KBM Evaluasi
Menurut Rosidin (2017 : 52-53), suatu evaluasi dalam pendidikan akan dapat
berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan baik apabila telah memenuhi
beberapa prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:
6
2. Kontinyu
Asesmen yang baik dilakukan pada awal dan akhir suatu kegiatan saja,
dengan kata lain hanya dilakukan pada saat atau momentum, diperlukan
10
3. Objektif
Pengolahan dan analisis data yang dilakukanlah obyektif. Gambaran yang
Sesungguhnya tentang peristiwa, peristiwa, objek dan sasaran yang dibahas
hanya dapat dilakukan asesmen yang objektif. Untuk menilai Rujat, dapat
dilakukan oleh pendidik / penilai yang mampu di bidang tersebut dan memahami
tujuan pendidikan, serta menguasa cara mengembangkan instrumen yang baik.
Data yang terkumpul dengan menggunakan alat asesmen yang telah dirakit,
selanjutnya diskor dan disetujui objektif dan ditegaskan dengan jelas dan tegas,
juga tidak memihak.
4. Sistematis
Berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaia dirancag dan dilakukan dengan
mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang di tetap kan. Dalam penilaian
kelas, contohnya guru mata pelajaran IPA menyiapkan rencana penilaian,
dengan menyusun silabus dan RPP.
5. Shahih
Suatu prosedur asesmen dapat digunakan jika relevan dengan tujuan
pendidikan / pembelajaran dan karakteristik unjuk kerja yang diniai dengan
menggunakan instrumen asesmen yang tepat, valid, dan dapat diandalkan Tidak
ada alat asesmen tunggal yang mampu dan dapat diakses semua komponen
pendidikan, sesuai dengan kurikulum, program, proses pendidikan, peserta didik
dan proses awal, peserta didik, serta proses dan hasil belajar. Untuk pengetahuan
siap pakai (materi hafalan / materi yang dihafal) umpamanya, dapat digunakan
11
tes dalam bentuk: betul-salah (benar-salah); Tapi bentuk ini tidak digunakan
untuk mempelajari tingkat pemahaman, keterampilan berpikir atau mengubah
sikap peserta didik. Untuk mengubah sikap peserta didik, pendidik dan tenaga
penunjang lainnya memerlukanlah mencari instrumen atau asesmen lain sehingga
dapat merangkum semua yang dibutuhkan sesuai dengan tantangan peserta didik
yang sebenarnya.
6. Akuntabel
Berarti dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, juga
hasil. Oleh karena itu, dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan
dalam penilaian dan keputusan yang diambil dengan dasar yang objektif. Makin
banyak dan relevan infromast dikumpulkan melalui asesmen, semakin baik
tingkat kepercayaan terhadap keputusan yang diambil melalui evaluasi
pendidikan Keputusa yang diambil tentang suatu komponen pendidikan, seperti
ku pendidikan, akan lebih tepat mempertimbangkan asesor menggunakan
berbagai te dan instrumen dalam perdebatan. Asesor dapat melakukan
pengamatan saat individu yang sedang melakukan proses pendidikan Dengan
data yang lengkap sebagai hasil tentang proses pembelajaran, maka keputusan
serta pemberian makna terhadap asesmen menjadi lebih terarah, tepat dan dapat
diandalkan.
7. Terpadu
Asesmen yang baik dilakukannya dilakukan oleh suatu tim. Penggunaan
asesor lebih dari satu orang besar sangat penting dalam menentukan objektivitas
asesmen. Cara ini dapat mengurangi subjektivitas yang mungkin timbul,
dibandingkan dapat dilakukan oleh satu orang saja. Disamping itu, disetujui
asesor merupakan suatu tim, mereka dapat melakukan dialog sesama mereka dan
membahas tentang orang yang dinilainya. Dengan demikian diharapkan apa yang
mereka peroleh dari komponen pembelajaran yang disetujui, maka hasil yang
diharapkan. hal ini hasil evaluasi benar-benar dibuat dasar untuk memperbaiki
Selain itu, diatur juga berarti oleh pendidik, yaitu salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang
12
8. Terbuka
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan yang dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian terhadap peserta
didik. Selaian itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan
kriteria serta dasar penilaian yang diguankan. Asesmen bukanlah tujuan,
melainkan cara dalam menyediakan informasi untuk mencapai suatu tujuan.
Banyak kesalahan yang mungkin terjadi pada instrumen yang digunakan.
Kesalahan pertama akan ada pada saat menyusun instrumen. Apakah instrumen
itu telah dirakit sesuai dengan yang sebenarnya? Apakah tujuan yang dirumuskan
sudah benar? Kesalahan lain terletakpada aspek yang dinilai telah mencakup
semua aspek materi pelajaran, ataukah hanya aspek-aspek tertentu saja dan tidak
mewakili patokan atau standar yang sebenarnya? Upayakanlah seoptimal
mungkin memenuhi patokan atau standar yang telah ditetapkan dalam melakukan
asesmen yang baik. Kehati-hatian akan mengurangi dan menimimalkan kesalahn
yang akan terjadi, dan secara langsung juga tidak langsung akan memberikan
dampak positif terhadap peningkatan dan peningkatan mutu pendidikan.
9. Edukatif
Asesmen pendidikan bersifat mendidik. Hal penting yang perlu diperhatikan
adalah asesmen, adalah suatu proses penyediaan informasi, bukan pengambilan
keputusan untuk suatu kebijakan. Kumpulan data harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, kontinu dan menyeluruh. Olah dan analisis data dilakukan
dengan benar, dan penyampaian informasi analis kepada yang dinilai,
pengambilan keputusan yang pantas diterima dengan cara yang benar. Orang
yang dinilai serta pengambil keputusan akan mengetahui siapa yang setuju dalam
bidang yang diminta, di mana posisi lembaganya saat menyetujui dan kemana
13
Prinsip asesmen berbasis kelas adalah patokan yang harus dipedomani ketika
Anda sebagai guru melakukan asesmen hasil dan proses belajar. Menurut
Arikunto (2013), Terdapat 6 prinsip dasar asesmen hasil belajar yang harus
dipedomani yaitu:
a. Prinsip Validitas
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan
penilaian harus ”menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang
digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuai untuk mengukur kompetensi”. Sebagai contoh:
Kompetensi Alat Penilaian
Jika guru menilai kompetensi A dan alat penilaian yang digunakan adalah X,
penilaian ini valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian
X, dalam kenyataan yang dinilai bukan kompetensi A tetapi B, penilaian ini tidak
valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam
kenyataan yang dipakai justru alat penilaian Y, penilaian ini tidak valid.
b. Prinsip Reliabilitas
14
d. Prinsip Komprehensif
Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti telah menyusun
rencana pembelajaran yang secara jelas menggambarkan standar kompetensi dan
15
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa serta indikator yang menggambarkan
keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus menyeluruh mencakup
seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan
beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa
sehingga tergambar profil kemampuan siswa.
e. Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang
dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif
dari penilai. Dalam implementasinya penilaian harus dilaksanakan secara
obyektif. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan,
menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang
jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).
f. Prinsip Mendidik
Prinsip ini sangat perlu Anda pahami bahwa penilaian dilakukan bukan untuk
mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa, tetapi
untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau
posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu
kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan gambaran
kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya. Jadi, penilaian yang
mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik,
dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada
peserta didik untuk lebih giat belajar. Pada akhirnya Proses dan hasil penilaian
dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi
guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan
berkembang secara optimal.
ditambahkan pedoman penilaian pada setiap kelompok mata pelajaran yang secara
rinci dirumuskan sebagai berikut:
a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui:
• Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.
• Ujian, ulangan, atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif siswa.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Jawaban : Maksud dari fleksibel itu sendiri yaitu, dapat digunkan dalam keadaan
yang mendesak, dan evaluasi yang dilakukan itu harus bisa dilakukan oleh semua
orang, serta bias dilakukan dalam keadaan yang tentative. Contoh dari evaluasi
yang fleksibel yaitu, pada saat guru melakukan evaluasi tes soal pasti tujuan
utamanya adalah mengetahui atau mengevaluasi sejauh mana pengetahuan yang
telah siswa dapatkan, tetapi dalam memberikan tes tersebut guru juga dapat
mengevaluasi bagaimna tinngkat kejujuran siswa dalam mengerjakan soal
tersebut, apakah jujur dengan kemampuas sendiri atau mencontek.
Jawaban : Iyaa bisa, tergantung teknik asesmen yang dipilih oleh guru. Misalkan
guru tsb mengambil teknik penilaian secara spontan maka bisa dikatakan
penilaian tsb masuk dalam asesmen. Contoh dari asesmen yang sistematis itu
seperti RPP dan Silabus
20
Jawaban : Prinsip keilmuan yang dimaksd disini sesuai degan keilmuan yang akan
dinilai. Misal jika kita ingin menilai pada bidang fisika tentu kita akan
menggunakan keilmuan fisika dan sebagai nya. Prinsip keilmuan ini juga
digunakan agar penilaian yg didapatkannya bisa bersifat objektif karena semakin
banyak dan relevan nya infromasi maka semakin baik hasil yang didapatkan.
Jawaban : Perangkat atau instrumen evaluasi hasil belajar merupakan cara untuk
memperoleh informasi deskriptif dan /atau informasi judgemental dapat berupa
tes maupun non tes. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraiian, sedangkan non-test
dapat beebentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Perangkat yang digunakan
dalam evaluasi harus mudah maksudnya adalah alat evaluasi harus mudah untuk
dipahami oleh peserta didik maupun guru, seperti contohnya yaitu dengan
mencantumkan petunjuk dalam mengerjakan soal serta soal-soal yang mudah
dipahami peserta didik didalam soal ujian tengah semester ataupun ujian akhir
semester.