Anda di halaman 1dari 20

TUGAS LOGBOOK

MATA KULIAH : BIOMOLEKULER

DOSEN PENGAMPU:

Dr. teachn Marini Damanik, M.Si lae

VIRUS CORONA

DISUSUN KELOMPOK V:

April Sinaga (4181210005)

Corry Sisilia Silaban (4183210013)

Khairunnisa (4183210009)

Nur Hikmah Mais (4181210009)

Putri Mandaoni Pakpahan (4183510007)

Srunika Boang Manalu (4183510010)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU NPENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

1.4 Manfaat..................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

2.1 Awal Muncul Virus Corona....................................................................................................3

2.2 Penularan Virus Corona..........................................................................................................4

2.3 Penyebaran Virus Corona Di Dunia........................................................................................6

2.4 Cara Meminimalisir Virus Corona........................................................................................12

2.5 Prediksi Virus Corona Berakhir............................................................................................13

BAB III..........................................................................................................................................16

3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................16

3.2 SARAN………….................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya dalam penyusunan laporan Logbook Virus Corona ini oleh mahasiswa Universitas
Negeri Medan Prodi Kimia dapat terlaksana dengan baik.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah Biomolekuler yang selalu
membimbing dalam penyelesaian laporan ini, orang tua kami dan teman-teman sekelas kami
yang telah banyak memberi dukungan untuk terselesaikannya laporan Logbook Virus Corona.

Selama dalam penyusunan, laporan ini, kami banyak menemukan masalah baik di bidang
internet, informasi, waktu dan juga lainnya, namun akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan
ini tepat waktu sebagaimana diharapkan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan ini belum melahirkan sesuatu yang
berguna dan masih jauh dari kesempurnaan, walaupun demikian, kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk mendekati kebenarannya. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Kami berharap semoga
laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya.

Medan, 6 Mei 2020

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Virus berasal dari bahasa latin “virion” yang berarti racun. Virus adalah suatu partikel
yang mengandung bahan genetik berupa DNA atau RNA yang diselubungi oleh protein yang
disebut kapsid dan pada beberapa virus ada juga komponen lain seperti lemak. Virus menurut
para ahli merupakan peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Virus dikatakan benda
hidup karena dapat bereproduksi dan memiliki asam nukleat (DNA dan RNA), tetapi virus
juga dikatakan benda mati karena dapat dikristalkan. Virus dapat bertindak sebagai agen
penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan
menyebabkan perubahan- perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat
merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen
pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai parasite obligat, karena
keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi genetic inang.

Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini, sama dengan negara lain
di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan
kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus
dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu. Kasus virus Corona diketahui
lewat penyakit misterius yang melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019
tersebut terus berlanjut hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Berikut
beberapa hal seputar perkembangan Coronavirus, yang biasa disebut virus Corona atau
COVID-19, hingga mewabah dan jadi pandemi.

Virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-
paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan
Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa
dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Kasus infeksi pneumonia
misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau
COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi

1
penularan. Corona virus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya
beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga
berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini
saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona
berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana awal muncul virus corona?


2. Bagaimana penularan virus corona?
3. Bagaimana penyebaran virus corona di dunia?
4. Bagaimana cara meminimalisir virus corona?
5. Bagaimana prediksi virus corona berakhir?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui awal muncul virus corona.


2. Untuk mengetahui penularan virus corona.
3. Untuk mengetahui penyebaran virus corona di dunia.
4. Untuk mengetahui cara meminimalisir virus corona.
5. Untuk mengetahu prediksi virus corona berakhir.

1.4 MANFAAT

1. Mengetahui awal muncul virus corona.


2. Mengetahui penularan virus corona.
3. Mengetahui penyebaran virus corona di dunia.
4. Mengetahui cara meminimalisir virus corona.
5. Mengetahu prediksi virus corona berakhir.
6.

2
BAB II

ISI

2.1 Awal Muncul Virus Corona

Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus
jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember
tahun 2019. Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu
ini.

Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan
satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari
pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe
baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020, World
Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe acute respiratory syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019
(COVID-19). Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui
antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu,
terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut
dicurigai kasus “super spreader”. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat
menular dari manusia ke manusia. Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih
misterius dan penelitian masih terus berlanjut. Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus
corona. Menurut data WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-
19. Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian mencapai 3.087 atau
2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti pasien konfrimasi Covid-19 di
Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana penderita kontak dengan seorang warga
negara asing (WNA) asal jepang yang tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita
mengeluhkan demam, batuk dan sesak napas.

Berdasarkan data sampai dengan 2 Maret 2020, angka mortalitas di seluruh dunia 2,3%
sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi
lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9 Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan

3
terdapat 6 orang meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU) (Huang, et.al.,
2020). Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta. Kasus kematian
pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta tumor intraabdomen dan kelainan
di liver.

Kejadian luar biasa oleh Coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang pertama kali.
Tahun 2002 severe acute respiratory syndrome (SARS) disebakan oleh SARS-coronavirus
(SARS-CoV) dan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) tahun 2012 disebabkan
oleh MERS-Coronavirus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus sekitar 10.000 (1000-an
kasus MERS dan 8000-an kasus SARS). Mortalitas akibat SARS sekitar 10% sedangkan MERS
lebih tinggi yaitu sekitar 40%.

2.2 Penularan Virus Corona

Penyebaran virus corona mirip dengan penyebatan flu, menurut WHO.


Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan cara penyebaran virus corona dari satu
orang ke lainnya. Menurut WHO, ketika seseorang yang menderita COVID-19 batuk atau
bernapas, mereka melepaskan seperti tetesan cairan yang juga terdapat virus corona. Kebanyakan
tetesan atau cairan itu jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya -seperti meja, meja, atau
telepon. Orang bisa terpapar atau terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau
benda yang terkontaminasi - dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Jika Anda berdiri pada jarak 1 atau 2 meter dari seseorang dengan COVID-19, Anda dapat
terjangkir melalui batuk termasuk saat mereka menghembuskan napas. Dengan kata lain,
COVID-19 menyebar serupa cara untuk flu. Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19
mengalami gejala ringan dan sembuh. Namun, beberapa kasus virus corona berlanjut dengan
mengalami penyakit yang lebih serius dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Risiko penyakit atau terinfeksi virus corona kian meninggkat meningkat bagi Anda dengan usai
50 ke atas. Usia tersebut disebut lebih rentan daripada mereka yang di bawah 50.Orang dengan
melemah sistem kekebalan tubuh dan orang-orang dengan kondisi seperti diabetes, penyakit
jantung dan paru-paru juga lebih banyak rentan terhadap virus corona.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur coronavirus
membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau

4
spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama
untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel
host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa hidup
tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan sel host sesuai tropismenya.
Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada
dipermukaan virus. Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu
tropisnya (Wang, 2020).

Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2
(angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal,
nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati,
ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot
polos. Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus.
Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan
dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Fehr, 2015).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel
epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas
bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapatberlanjut
eluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai
muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020).

5
Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah diikuti dengan
respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem imun berperan penting dalam
patogenesis. Pada tahap pertama terjadi kerusakan difus alveolar, makrofag, dan infiltrasi sel T
dan proliferasi pneumosit tipe 2. Pada rontgen toraks diawal tahap infeksi terlihat infiltrat
pulmonar seperti bercak-bercak. Pada tahap kedua, organisasi terjadi sehingga terjadi perubahan
infiltrat atau konsolidasi luas di paru. Infeksi tidak sebatas di sistem pernapasan tetapi virus juga
bereplikasi di enterosit sehingga menyebabkan diare dan luruh di feses, juga urin dan cairan
tubuh lainnya.

Berdasarkan penemuan, terdapat tujuh tipe Coronavirus yang dapat menginfeksi manusia
saat ini yaitu dua alphacoronavirus (229E dan NL63) dan empat betacoronavirus, yakni OC43,
HKU1, Middle East respiratory syndrome-associated coronavirus (MERS-CoV), dan severe
acute respiratory syndrome-associated coronavirus (SARSCoV). Yang ketujuh adalah
Coronavirus tipe baru yang menjadi penyebab kejadian luar biasa di Wuhan, yakni Novel
Coronavirus 2019 (2019-nCoV). Isolat 229E dan OC43 ditemukan sekitar 50 tahun yang lalu.
NL63 dan HKU1 diidentifikasi mengikuti kejadian luar biasaSARS. NL63 dikaitkan dengan
penyakit akut laringotrakeitis (croup).

2.3 Penyebaran Virus Corona Di Dunia

Sudah lebih dari dua bulan dunia dihadapkan pada persoalan menyebarnya virus korona
baru, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) disebut sebagai
Covid-19. Wabah yang muncul di Wuhan, China, itu pertama kali dilaporkan kepada WHO pada
31 Desember 2019. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-

6
19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand,
Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan,
Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman.

Data hingga 10 Maret 2020 menunjukkan jumlah pasien terinfeksi Covid-19 di seluruh
dunia. mencapai 113.710 kasus. Jumlah pasien terbanyak kedua di dunia setelah China adalah
Italia dengan 9.172 kasus. Kasus di Korea Selatan dan Iran juga meningkat menjadi 7.478 dan
7.161 kasus untuk masingmasing negara. Sementara itu, jumlah yang meninggal mencapai 3.990
orang hingga 10 Maret 2020. Kematian paling banyak di luar China terjadi di Italia, 463 orang,
dan kedua di Iran, 237 orang.

Pada 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia. Eropa
dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan kasus dan kematian sudah
melampaui China. Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dengan kasus COVID-19
terbanyak dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020
disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di
dunia, yaitu 11,3 %.

Adapun negara-negaraASEAN yang mengonfirmasi telah memiliki pasien positif tertular


Covid-19 adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.
Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia, berdasarkan pengumuman juru bicara pemerintah
untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, pada 11 Maret 2020 mencapai 34 orang (detik.
com.,11 Maret 2020). Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah
1.528 kasus dan 136 kasus kematian.10 Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar
8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara Data kasus dan korban Covid-19
yang tersebar di berbagai negara ini menunjukkan bahwa Covid-19 telah menjadi masalah global
dan menimbulkan dampak bagi aktivitas internasional, seperti ekonomi dan berbagai aktivitas
lainnya. Terlepas dari upaya setiap negara, terutama negaranegara yang teridentifikasi terjangkit
Covid-19, untuk membatasi interaksi warganya dengan warga negara asing, masyarakat
internasional tidak dapat membiarkan kasus ini terus terjadi. Perlu ada upaya dari masyarakat
internasional untuk ikut mengatasinya.

7
a. Bagaimana Penyebarannya

Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ini ke orang yang sehat :

1. Melalui mata,hidung dan mulut,lewat tetesan cairan saat batuk atau bersin
2. Kontak/ bersentuhan dekat dengan orang yang terinfeksi
3. Bersentuhan dengan permukaan,benda, atau barang pribadi yang terkontaminasi
b. Dampak Global Akibat Penyebaran Covid 19

Salah satu dampak penyebaran Covid-19 adalah menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi
dunia. International Monetary Fund (IMF) telah menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia
menurun sebesar 0,1-0,2% menjadi sebesar 3,3% pada tahun 2020. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Kepala Organization for Economic Co-operation and Development (OECD),
Laurence Boone. OECD juga telah memperkirakan akan terjadinya perlambatan pada kinerja
perekonomian dunia karena berkurangnya jumlah rantai pasokan dan turunnya permintaan atas
komoditas.

Menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia juga menjadi salah satu fokus pembahasan dalam
Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negaranegara Anggota G-7
(Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Perancis, dan Kanada) pada tanggal 3 Maret
2020 melalui telekonferensi. Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Keuangan AS, Steven
Mnuchin dan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Dampak dari Covid-19, sekitar 10
persen modal keluar dari pasar saham global sepanjang pekan lalu sehingga membuat pasar-
pasar saham utama menjadi guncang (Kompas, 4 Maret 2020). Sebagai respons atas guncangan
tersebut, Gubernur Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde menyatakan kesiapannya untuk
mengambil tindakan yang tepat sasaran sebagaimana diperlukan dan sepadan dengan risiko yang
mendasarinya. Respons yang sama juga disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral Inggris, Mark
Carney. Bank Sentral Inggris akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah
ekonomi Inggris dari kejatuhan akibat penyebaran Covid-19. IMF dan Bank Dunia pun berjanji
membantu negaranegara dalam mengatasi dampak Covid-19. Tidak hanya itu saja, Bank Dunia
juga telah menyiapkan paket bantuan senilai Rp170 triliun untuk membantu negaranegara dalam
memerangi Covid-19 (Media Indonesia, 5 Maret 2020). Bantuan tersebut dirancang untuk
memperkuat sistem kesehatan, termasuk akses layanan kesehatan. Bantuan ini termasuk

8
pembiayaan darurat, saran kebijakan, dan bantuan teknis, serta membangun instrumen untuk
membantu negaranegara dalam menanggapi krisis. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat
pengawasan terhadap penyakit dan mengurangi dampak pada ekonomi di sektor swasta.

Situasi di atas menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memicu kekhawatiran yang luar
biasa bagi perekonomian dunia, bahkan dikhawatirkan dapat membuat dunia masuk ke jurang
resesi ekonomi. Tanda-tanda resesi global terlihat seperti keputusan Italia untuk menentukan
sebagian besar kota di bagian utara, termasuk ibu kota keuangannya Milan, pada status semi-
lockdown. Hal lain yang mendukung resesi adalah meningkatnya wabah Covid-19 di AS dan
jatuhnya harga minyak. Para ekonom pun dipaksa untuk melakukan koreksi atas prediksinya
terhadap perekonomian global. Perlu diperhitungkan seberapa besar dampak penyebaran Covid-
19 terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar meyakini adanya kontraksi di kuartal
pertama dan kedua tahun ini. Mereka menilai kemungkinan adanya resesi di AS dan Eropa.

Dampak lain yang ditimbulkan adalah banyaknya maskapai penerbangan yang menutup
akses dari dan ke China seperti AS, Jerman, Indonesia, Korea Selatan, dan Mesir sehingga
mengakibatkan berkurangnya jumlah wisatawan asal China yang pergi ke luar negeri, begitu
juga sebaliknya. Bahkan, Arab Saudi menghentikan sementara izin masuk atau pemberian visa
umrah dari seluruh negara termasuk Indonesia.

Aktivitas perjalanan masyarakat internasional di luar China ke sejumlah negara terdeteksi


Covid-19 juga mengalami penurunan, seperti ke Iran, Korea Selatan, dan Italia. Dengan
bertambahnya jumlah kasus di Italia, kewaspadaan negara-negara terdekatnya pun meningkat.
Perdana Menteri Ceko Andrej Babis meminta semua warga Ceko yang berada di Italia untuk
kembali, memeriksakan kesehatannya dan mengkarantina mereka selama paling tidak dua pekan.
Gambaran ini menunjukkan betapa penyebaran Covid-19 sudah menimbulkan dampak global,
dan oleh karena itu perlu ada upaya bersama dari masyarakat internasional untuk mengatasinya.

c. Kerja Sama Internasional untuk Mengatasi Penyebaran Covid 19

Kerja sama internasional perlu dilakukan untuk mengatasi pandemi Covid-19, yakni dengan
mengusahakan pengembangan vaksinnya. Pengembangan vaksin yang dilakukan oleh
perusahaan maupun lembaga riset membutuhkan dana yang besar dan hal tersebut perlu
diupayakan melalui kerja sama internasional. Tidak itu saja, untuk penanganan para pasien yang

9
positif terkena virus Covid-19 serta pencegahan penyebaran virus Covid-19 di negara
masingmasing juga membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, UN Humanitarian
Chief, Mark Lowcock mendukung pengeluaran dana sebesar 15 juta dolar AS dari the Central
Emergency Response Fund (CERF) untuk membantu pembiayaan internasional dalam rangka
mengatasi penyebaran virus Covid-19 (who.int.com., 1 Maret 2020). Dana tersebut telah
diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan the
United Nations Children’s Fund (UNICEF) yang akan digunakan antara lain untuk melakukan
pemantauan terhadap penyebaran virus, penyelidikan kasus-kasus terhadap pasien yang
terindikasi virus Covid-19 dan untuk biaya laboratorium nasional.

WHO akan terus bekerja sama dengan semua negara dan jaringan pakar untuk
mengkoordinasikan respons internasional, berbagi pengetahuan dan informasi serta membantu
mendistribusikan persediaan yang dibutuhkan. WHO juga telah menerbitkan panduan terkait
Covid-19 berikut pedoman teknis yang sudah diperinci sehingga masingmasing negara dapat
mengembangkan rencana aksi nasionalnya.

Terkait vaksin, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa
terdapat 20 kandidat vaksin untuk mencegah infeksi virus Covid-19. Salah satu kandidat vaksin
yang akan menjalani uji klinis dalam waktu dekat adalah mRNA-1273. Adanya vaksin dengan
efikasi tinggi diharapkan bisa menekan penyebaran Covid-19. Vaksin ini dikembangkan oleh
perusahaan bioteknologi yang berbasis di AS, Moderna. Dengan adanya dukungan dana untuk
Inovasi Kesiapsiagaan Pandemi (The Coalition for Epidemic Preparedness and
Innovations/CEPI), Moderna telah mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 setelah 42 hari
menerima informasi urutan DNA virus SARS-CoV-2.

Sebelumnya, pada tanggal 26 Februari 2020, batch pertama dari vaksin mRNA-1273 telah
dikirim ke Institusi Alergi dan Penyakit Nasional (National Institute of Allergi and Infectious
Diseases/NIAID) AS untuk diuji secara klinis fase pertama dengan melibatkan orang yang sehat.
Direktur NIAID, Anthony Fauci mengatakan bahwa uji klinis dapat dimulai pada akhir April
2020. Terdapat 45 orang yang berpartisipasi dalam uji klinis tersebut. Apabila uji klinis ini
berhasil maka uji lanjutan masih harus dilakukan. Hal ini belum termasuk waktu untuk
pengurusan izin edar sebelum vaksin bisa didistribusikan ke pasar. Selain itu, meskipun proses

10
izin edarnya bisa dipercepat mengingat situasi darurat namun vaksin baru bisa diakses ke publik
paling cepat 18 bulan lagi.

Selain Moderna, perusahaan farmasi lain yang juga mengembangkan vaksin Covid-19 antara
lain Johnson&Johnson dan GlaxoSmithKline. Selain perusahaan farmasi, lembaga riset di
beberapa negara juga sudah mulai mengembangkan vaksin Covid-19 seperti National Institute of
Health (NIH) di AS, yayasan nirlaba Pasteur Institute di Perancis, dan University of Melbourne
di Australia.

Upaya kerja sama juga dilakukan oleh ASEAN dan China. Para Menteri Luar Negeri
ASEAN dan Republik Rakyat China telah mengadakan pertemuan khusus pada tanggal 20
Februari 2020 di Vientienne, Laos. Pertemuan tersebut fokus membahas pentingnya koordinasi
regional melawan Covid-19. China menyadari bahwa diperlukan kerja sama internasional dalam
mencegah penyebaran Covid-19. Melalui pertemuan tersebut, China mengajak ASEAN untuk
mendukung kemitraan strategis ASEAN-China yang salah satu isinya adalah untuk mendorong
kerja sama, termasuk dalam melawan penyakit menular. Kesepakatan lain dari pertemuan
tersebut adalah adanya penguatan aspek pembangunan kapasitas, pembagian informasi,
pertukaran teknis, dan pelatihan personel. Intinya, ASEAN dan China sepakat untuk bekerja
sama dalam melindungi rakyatnya dari Covid-19.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan perlunya tiga langkah penting untuk
meningkatkan kolaborasi antara ASEAN dan China dalam mengatasi penyebaran Covid-19,
yaitu pertama, mencegah, mengontrol, dan meminimalkan dampak Covid-19. Langkah pertama
ini sangat esensial. Bahkan, Indonesia mengusulkan adanya jalur komunikasi khusus (hotline)
antara ASEAN dan China untuk memperoleh informasi terbaru terkait Covid-19. Kedua,
memperkuat mekanisme ASEANChina dalam menghadapi wabah pandemi Covid-19. Indonesia
mengusulkan dibentuknya ASEANChina Ad-Hoc Health Ministers Joint Task Force. Task Force
ini dibentuk dengan tujuan, antara lain untuk memfokuskan kerja sama pertukaran informasi dan
data terkait penanganan Covid-19, dan mendorong penelitian untuk mendeteksi virus dan
memproduksi vaksin secara bersama-sama. Dan ketiga, memperkuat strategi komunikasi dan
edukasi untuk mencegah kepanikan dan kebingungan masyarakat terhadap Covid-19.

11
2.4 Cara Meminimalisir Virus Corona

Prinsip pencegahan dan strategi pengendalian secara umum

Saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah dengan menghidari terpapar virus penyebab. Lakukan tindakan-
tindakan pencegahan penularan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya
pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat :

 Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand
sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %, jika air dan sabun
tidak tersedia.

 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.

 Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.

 Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau segera
ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar.

 Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada
tempat yang telah ditentukan.

 Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh.

 Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit
saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja masih
kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai
dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand
hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya.

 Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu, karena selain dapat
menambah beban secara ekonomi, penggunaan masker yang salah dapat mengurangi
keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha
pencegahan lain yang sama pentingnya seperti hygiene tangan dan perilaku hidup sehat.

12
Cara penggunaan masker medis yang efektif :

 Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung, kemudian
eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah
 Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
 Lepas masker dengan tehnik yang benar (misalnya; jangan menyentuh bagian
depan masker, tapi lepas dar belakang dan bagian dalam.)
 Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah digunakan
segera cuci tangan.
 Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika masker
yang digunakan terasa mulai lembab.
 Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
 Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis sesuai
SOP.
 Masker pakaian seperti katun tidak direkomendasikan.

2.5 Prediksi Virus Corona Berakhir

Inilah hasil kajian sejumlah hasil penelitian di Indonesia soal kapan fase kritis virus corona
atau Covid-19 di Indonesia. Beberapa lembaga penelitian dan ilmuwan di Indonesia telah merilis
hasil penelitian terkait prediksi titik puncak penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia. Berikut
adalah penjabaran dari hasil masing-masing penelitian:

1. Badan Intelijen Nasional (BIN)

Pada 13 Maret 2020, peneliti dari Badan Intelijen Nasional (BIN) merilis informasi tentang
estimasi puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dalam paparannya, Deputi Bidang Intelijen
Teknologi BIN Mayjen TNI Afini Boer mengatakan, pihaknya memperkirakan puncak
penyebaran Covid-19 akan terjadi sekitar 60-80 hari sejak pengumuman kasus positif 2 Maret
lalu. Jadi, estimasi kisaran periode puncak adalah pada 2 Mei hingga 22 Mei 2020.

2. Institut Teknologi Bandung (ITB)

13
Pada 19 Maret 2020, peneliti dari ITB juga memaparkan perkiraan puncak penyebaran
Covid-19 di Indonesia yaitu sekitar akhir Maret hingga pertengahan April 2020. Pandemi
tersebut diperkirakan berakhir pada saat kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600
pasien. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Richard's curve. Namun, pada 23
Maret 2020, dilakukan revisi karena data terlapor sebagai data masukan dalam model Richard's
curve sebelumnya terjadi perbedaan. Waktu estimasi titik puncak penyebaran pun turut berubah,
dari akhir Maret 2020 hingga pertengahan April 2020 menjadi akhir Mei atau awal Juni 2020.

3. Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada 24 Maret 2020, ilmuwan pengenalan pola dari Pemda DIY Dr Joko Hariyono merilis
prediksi puncak penyebaran Covid-19 yang didasarkan pada dua referensi pola, yaitu referensi
global dan lokal. Adapun hasil penelitian berdasarkan data harian kasus Covid-19 di Indonesia
per 21 Maret 2020 menghasilkan estimasi periode puncak terjadi antara 70 hingga 100 hari atau
sekitar 12 Mei hingga 12 Juni 2020. Jumlah total kasus diperkirakan tidak kurang dari 10 ribu
kasus. Periode kritis muncul pada rentang 40-60 hari dengan angka pertumbuhan harian
meningkat secara drastis. Sedangkan estimasi waktu pemulihan nasional diperkirakan sekitar
120-150 hari dari kasus pertama ditemukan.

4. Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Pada 27 Maret 2020, tim FKM UI juga merilis prediksi jumlah kasus dan titik puncak
penyebaran Covid-19 di Indonesia. Tim ini menghitung jumlah kasus berdasarkan statistik dari
beberapa input indikator. Hasil prediksi jumlah kasus bervariasi antara 500.000 hingga 2.500.000
kasus dengan mempertimbangkan tingkat intervensi pemerintah. Prediksi tersebut diasumsikan
terjadi pada hari ke-77 atau sekitar pertengahan April 2020, di mana tim menggunakan patokan
hari pertama pada pekan pertama Februari 2020.

5. Ilmuwan Matematika Universitas Sebelas Maret

Ilmuwan Matematika UNS Sutanto Sastraredja memprediksi puncak Covid-19 di Indonesia


terjadi pada pertengahan Mei 2020. Namun demikian, akhir dari pandemi bergantung pada
kebijakan yang diambil pemerintah. Sutanto memaparkan secara matematis dinamika populasi
Covid-19 dengan model SIQR. Setelah ditemukan parameter, kemudian dimasukkan dalam

14
rumus matematika, sehingga dapat dihitung kecepatan orang yang sudah terinfeksi dan yang
masuk karantina.

6. Universitas Gadjah Mada

Guru Besar Statistika UGM Prof Dr rer nat Dedi Rosadi, alumni MIPA UGM Drs
Herivertus Joko Kristadi, dan Alumni PPRA Lemhanas RI Dr Fidelis I. Diponegoro juga turut
menyampaikan hasil prediksi puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia. Penelitian yang
dilakukan menggunakan model yang mereka namakan sebagai model probabilistik yang didasari
atas data real. Dengan model tersebut, diperkirakan penambahan maksimum total penderita per
hari adalah sekitar minggu kedua April 2020 (7 April-11 April) dengan penambahan kurang dari
185 pasien/hari. Diperkirakan jumlah penambahan akan terus menurun dan pandemi diprediksi
akan berakhir sekitar 100 hari setelah 2 Maret 2020, yaitu sekitar 29 Mei 2020. Sedangkan
maksimum total penderita positif Covid-19 adalah sekitar 6.174 kasus.

Berdasarkan kurva eksponensial yang diperoleh dari enam penelitian tersebut, dapat
disimpulkan hal-hal berikut:

 Periode titik puncak mayoritas penelitian memprediksi terjadi sekitar bulan Mei 2020.
Pada periode ini, diprediksi pertambahan jumlah kasus harian sudah mulai melambat.

 Periode kritis diprediksi terjadi pada minggu kedua bulan April hingga awal Mei 2020 di
mana tingkat pertambahan harian akan meningkat cukup tajam.

 Periode pemulihan diprediksi paling cepat pada 110 hari hingga 150 hari.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan
atas ringan atau sedang, seperti penyakit flu.namun, beberapa jenis virus corona juga bisa
menimbulkan penyakit yang lebih serius seperti pneumonia. Infeksi corona virus disebabkan
oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada
umumnya. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko terjangkit virus ini.
Berikut upaya yang bisa dilakukan :

 Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand sanitizer
berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %

 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.

 Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.

 Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar.

 Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada
tempat yang telah ditentukan.

 Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh.

 Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit saluran
napas.

 Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu.

3.2 SARAN

Sebaiknya kita sebagai mahasiswa dapat mematuhi dan mendukung peraturan pemerintahan
untuk mendukung dalam melawan corona virus, dengan tetap beraktivitas di rumah dan tidak
berpergian ke luar rumah jika tidak terlalu penting.

16
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, E., dkk., (2020), PNEUMONIA COVID-19, PDIP:Indonesia.

https://mataram.tribunnews.com/amp/2020/04/03/kapan-wabah-virus-corona-berakhir-di-
indonesia-ini-data-penelitian-bin-ui-itb-hingga-ugm, Diupload pada jumat, 3 april 2020
pukul 11.30.

Lisbet.,(2020) Penyebaran COVID-19 dan Respon Internasional, Pusat Penelitian Badan


Keahlian,12(5) : 7-12.

Susilo,A., dkk., (2020) , Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini, Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, 1(7) : 45-67.

Yuliana,(2020),Corona virus diseases(covid-19):sebuah tinjauan literatur, Wellness And Healthy


Magazine,2(1):187-192.

17

Anda mungkin juga menyukai