Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ridwan

Nim : 2182151010

Kelas : c

Ranah kajian semiotika karya seniman seni rupa berdasarkan sintatik, semantik dan
pragmatik.

PENGERTIAN SEMIOTIKA

Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda. Semiotika diambil dari kata
bahasa yunani: semeion, yang berarti tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili
sesuatu; metafora. Proses mewakili itu terjadi pada saat tanda itu ditafsirkan
hubungannya dengan yang diwakilinya, bisa berupa bentuk atau warna dalam karya
senirupa. Proses tersebut disebut semiosis, Semiosis adalah suatu proses dimana suatu
tanda berfungsi sebagai perwakilan dari apa yang ditandainya. Hal yang menjadi fokus dalam
kajian semiotika disini adalah semiosis itu sendiri, yaitu proses yang memadukan entitas yang
disebut sebagai representasi dari entitas yang diwakili tersebut yang disebut objek. Proses
semiosis sering disebut sebagai signifikansi/signification.

Peirce seperti yang dikutip oleh Noth (Hoed, 1992: 3) berpendapat bahwa “triple
connection of sign, thing signified, cognition produced in the mind”. Dihalaman yang
sama Peirce juga mengatakan bahwa “Nothing is a sign unless it is interpreted as a
sign”. Tampak sekali bahwa semiotika itu merupakan semiosis atau proses karena
mencakup tiga unsur yang bersamaan, yaitu tanda. Hal yang diwakilinya (objek) dan
interpretan adalah kondisi yang terjadi pada pikiran seseorang ketika menangkap tanda
itu. Ketiga unsur tersebut memiliki hubungan dengan tanda karena ada kemiripan, lalu
kedekatan eksistensi dan terbentuk secara konvensional.

PENGERTIAN TANDA DALAM SEMIOTIKA

Tanda/sign adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain, atau sesuatu yang
mewaikili sesuatu yang lain dari sesuatu itu sendiri, seperti metafora. Menurut Charles Sanders
Peirce (salah seorang dari dua tokoh terkemuka semiotika) “alam semesta dipenuhi dengan
tanda, atau secara eksklusif tersusun oleh tanda”. Segala sesuatu yang dapat dilihat/diamati
atau dapat dibuat teramati bisa disebut tanda. Sesuatu yang dimaksud dapat berupa gagasan,
pikiran, pengalaman (sesuatu yang dialami) atau perasaan, tanda tidak terbatas pada
objek/benda. Jika A dikenal dan diketahui mewakili B, maka A adalah tanda. A adalah lampu
lalu lintas yang berwarna merah menyala, maka pengendara kendaraan bermotor tidak boleh
menyebrangi jalan; B. Tanda dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ikon, simbol dan indeks.

Cara Membedakan Tanda

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa tanda memiliki


bermacam kategori juga sisi/perspektif yang beragam. Lalu bagaimana caranya agar kita
tahu bahwa sesuatu yang kita lihat/alami adalah sebuah tanda? Utamanya hal ini berlaku
pada karya seni murni, yang biasanya memiliki ambiguitas dan tidak mempunyai
kejelasan yang cukup untuk mudah dimengerti.
Peirce menekankan adanya tiga sifat dasar atau ground tanda yaitu:

Qulisign/tanda kualitas (dari quality dan sign), adalah sesuatu yang dianggap sebagai tanda
erdasarkan suatu sifat, misalnya merah atau sebagai sebuah sifat yang berdiri sendiri sebelum
dikaitkan dengan sesuatu yang lain (sebelum mewakili sesuatu yang lain selain warna).

Sinsign/tanda tunggal, (dari singular dan sign), Sinsign adalah sesuatu yang dianggap tanda
atas dasar tampilannya dalam kenyataan, contohnya asap sebagai tanda untuk api. Tanda akan
selalu memiliki kendaraan yang berbentuk fakta eksistensial; Hubungan kausal antara api dan
asap memungkinkan asap berfungsi sebagai penanda dari api. Intinya setiap tanda akan
menggunakan kendaraan berdasarkan koneksi eksistensial dengan objeknya.

Legisign/tanda hukum/aturan (dari legaldan sign), adalah sesuatu akan dianggap tanda
berdasarkan peraturan yang berlaku umum, baik secara hukum dibuat atau secara tidak
sengaja terbentuk dengan sendirinya dalam kultur.

Tentang Sintaktik

Sintaktik merupakan cabang dari semiotika yang mempelajari hubungan formal antar
tanda yang merupakan kaidah untuk mengendalikan pelafalan dan penafsiran. Sintaktik
kurang lebih semakna dengan gramatika atau tata bahasa.

Teori Tentang Semantik

Semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna
ungkapan dan dengan struktur makna suatu wicara.Makna adalah maksud pembicaraan,
pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi, serta perilaku manusia atau kelompok
(Kridalaksana, 2001:1993).Makna kata merupakan bidang kajian yang dibahas dalam ilmu
semantik.Berbagai jenis makna kata dikaji dalam ilmu semantik.Makna konotatif adalah
salah satu jenis makna yang ada dalam kajian semantik.Makna konotatif merupakan makna
yang bukan sebenarnya.Makna konotatif terdapat dalam sebuah klausa.

1. Biodata seniman
Banser siahaan, lahir di Medan, 11 Juni 1952 dan meninggal di Tabanan, Bali, 23
Februari 2005. Pria peranakan, ayah Batak, Mayjen (Purn) Ricardo Siahaan dan ibu
keturunan India. Sejak kecil sudah aktif melukis kemudian baru secara khusus pada tahun
1975 belajar seni lukis di San Francisco Art Institute (SFAI), USA dilanjutkan belajar seni
patung di Departemen Seni Rupa ITB, Bandung (1975). Aktif mulai berpameran pada tahun
1979. Dikenal sebagai perupa yang kritis dan sering melakukan aksi prates. Pada saat kuliah
di ITB tahun 1981, dia pernah membakar karya lukisnya sendiri karena dianggap hanya
bersifat suvenir. Ia menggali lubang-lubang kubur dan mengisinya dengan patung-patung
mayat di dalam Bienalle Seni Rupa Jakarta IX di TIM Jakarta.

Ia sering melakukan aksi demonstrasi di era pemerintahan Orde Baru, dipecat dari
ITB karena melakukan aksi membakar patung berjudul Irian Dalam Tarso, karya pelukis
Soenaryo, dosennya, yang dianggapnya sebagai seni kemasan yang mengeksploitasi orang
Papua dan mendapatkan uang dari situ, sementara orang Papua tidak dapat apa-apa. Saat itu,
dia membungkus patung karya Soenaryo, sehingga orang mengira itu patung karyanya
sendiri. Patung itu dibakar, akibatnya dia dipecat dari ITB. Dia pun pergi ke Prancis. Di sana
dia mendalami seni lukis. Ia juga menyempatkan diri kuliah di San Francisco Art Institute.
Bukan kali ini saja dia belajar seni di luar negeri. Ketika mengikuti ayahnya yang menjadi
atase militer di Beograd, Semsar juga sempat kursus menggambar.

2.1 tentang karya 1


Judul karya :  “Potret Diri dengan Anggrek Hitam”
Seniman : senser Siahaan

Lukisan tersebut juga bercerita tentang kekacauan dan kekerasan di Indonesia yang didukung
oleh militer, tentang pergelutan partai-partai politik dan para mahasiswa dan aktivis pro-
demokrasi yang mempertahankan aksi ‘semangat moral’ mereka demi reformasi. Potret diri
saya adalah bagian utama lukisan tersebut, karena lukisan itu tentang diri daya sendiri,
pemikiran saya, perasaan saya, dan pengalaman saya yang harus disebarkan kepada pemirsa.
Gambar tersebut menceritakan saat-saat terakhir rezim Orde Baru sebelum tumbang, setelah
pembunuhan empat mahasiswa oleh penembak jitu di Universitas Trisakti Jakarta. Waktu itu
saya ada di sana bersama kawan aktivis dan teman angkatan 1978 dari Institut Teknologi
Bandung.

Sintaktik.

Pada karya potret diri dengan anggrek hitam mendeskripsikan tentang gejolak emosi yang
muncul dalam diri si seniman, di sana dapat dilihat dari gambar wajah yang tertutup oleh
buku yang dililit oleh sebuah daun yang dikikat oleh sehelai tali yang melambangkan
tertekannya jiwa jiwa manusia. Selain itu disana juga terdapat gambar sebuah papan atau
kertas yang bertuliskan beberapa kata yang berkalungkan dileher si pria, yang mungkin dapat
diartikan sebagai kaum minoritas yang merasa tertindas oleh kaum kaum besar seperti
pemimpin yang egois.

Semantik.

Pada karya tersebut si seniman memaknai bahwa warna ungu yang terdapat pada baground
mungkin saja dapat diartikan sebagai rasa tertekan atau tertindas yang menumbulkan rasa
gelisah yang cukup mendalam sehinga terjad konflik batin yang meimbulkan emosi.
Pragmatig

Dalam karya ini kemungkinan si seniman ingin menyampaikan pesan bahwa begitulah
kehidupan, kadang yang merasa besar,memiliki segalanya sesuka hati meindas rakyat kecil
yang tidak bersalah, padahal derajat semua manusia sama saja dihadapan tuhan dan tidak ada
yang membedakan kecuali amal perbuatan.

2.2. tentang karya 2


Judul karya : Manubilis Menyantap Hutan”

Seniman : senser siahaan

Karya ini menceritakan tentang mahluk-mahluk penuh angkara murka dengan hasrat dunia
yang tak pernah terpuaskan. Mereka sering muncul sebagai sosok terhormat, berbusana
anggun namun berlidah racun, tampak berkelas namun culas. Korbannya adalah rakyat jelata
yang tergencet, buruh yang dibelenggu, para penganggur yang sia-sia mencari kerja, kaum
yang tergusur, dan seterusnya. Itulah kesan yang tertangkap dari 250 lukisan hitam putih
dengan tinta di atas kertas dan belasan karya berwarna di dalam pamerannya: kekejaman,
keserakahan, dan ketidakadilan yang melanda masyarakat.

Sintaktik.

Pada karya senser siahaan yang berjudul manublis menyantap hutan menggambarkan
makhluk berwujud manusia namun berprilaku seperti iblis karena hasrat mereka yang beegitu
tamak untuk merebut hak hak orang lain. Warna pada karya senser siahaan yang satu ni juga
lebih mengutamakan warna hitam putih tetapi lebih dominan hitam, yang dimana warna
hitam biasanya diartikan sebagai kejahatan, kebrutalan dan kegelapan akal sehat yang
membuat manusia seperti dalam dunia ilusi yang mencekam dan menakutkan.

Semantik.
Pada karya senser siahaan ini dapat dilihat bahwa tampak sesosok seseorang yang diikat oleh
sebuah tali disekujur tubuh, yang berkemungkinan dapat dimaknai sebagai bentuk penindasan
sekolompok golongan kecil oleh golongan besar.

Pragmatik.

Pada karya ini, dapat diartikan bahwa hidup seperti warna hitam putih, kadang ada hitam
(kejahatan,kebrutalan, perpecahan,) dan kadang juga ada putih (kedamaian ,ketentraman, dan
toleransi satu sama lain).

Anda mungkin juga menyukai