Anda di halaman 1dari 10

Model Model Pembelajaran

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIDWAN

NIM : 2182151010

KELAS :C

DOSEN PENGAMPU : Drs. Heri Soeprayogi, M,Si.

MATA KULIAH : Pembelajaran Mikro

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN SENI RUPA – FBS

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, yang memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup
yang kita jalani akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, terlebih
lagi pada kehidupan akhirat kelak. sehingga dapat membuat dan menyelesaikan tugas
pembelajaran mikro ini dengan judul model model pembelajaran.

saya menyadari bahwa banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman.Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk kami.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, Maret 2020

penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama,
sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi
belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen pembelajaran tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran


Joyce dan Weil (dalam Rusman: 2010: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merencanakan bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya
para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.

B. Macam macam model pembelajaran


1.      Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)merupakan konsep belajar yang
dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi,
2002).
CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks
kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih
lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan
baru untuk menemukan makna yang baru (Johnson, 2002). Prinsip pembelajaran kontekstual
sebagai berikut.

a.      Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas.
b.      Menemukan (Inquiry)
Menemukan, merupakan bagian inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan
penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang
diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan
hasil menemukan sendiri.
c.      Bertanya (Questioning)
Melaui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses dan hasil
pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan lebih banyakditemukan unsur-unsur
terkait yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun siswa.
d.      Masyarakat Belajar (Learning Community)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan
memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.

2.      Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang ersifat heterogen.
Model Model-Model Pembelajaran Kooperatif.
a.      Model Student Teams Achievement Division (STAD)
Model STAD menurut Slavin (2007) merupakan variasi dari pembelajaran kooperatif yang
paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan pelajaran dan
siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok
menguasai pelajaran tersebut.  Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang
materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.
b.      Model Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-
komponen kecil. Dalam kelompok ini siswa-siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
kooperatifnya dalam (a) belajar menjadi ahli dalam subtopic bagiannya, (b) merencanakan
bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula, setelah itu,
siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan
mengajarkan informasi penting dalam subtopic tersebut kepada temannya. Sehingga seluruh
siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topic
secara keseluruhan.

c.      Investigasi Kelompok (Group Investigation)


Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI
adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok
bebas memilih subtopic dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan
kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya setiap kelompok
mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling
bertukar informasi temuan mereka (Burns, et al).
d.      Model Make a Match (Membuat Pasangan)
Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya
diberi poin.
e.      Model TGT (Teams Games Tournaments)
Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan anggota-anggota tim lain
untuk  memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam
bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaiatan dengan materi pelajaran. Kadang-
kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas
kelompok mereka).
f.       Model Struktural
Dalam pembelajaran kooperatif  tipe pendekatan structural terdapat enam komponen yaitu
struktur dan konstruk yang berkaitan, prinsip-prinsip dasar, pembentukan kelompok dan
pembentukan kelas, kelompok, tata kelola dan keterampilan sosial.

3.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


Boud dan Feletti (1997) mengemukakan bahwa PBM adalah inovasi yang paling signifikan
dalam pendidikan. Margetson (1994) mengemukakan bahwa kurikulum PBM membantu untuk
meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola berpikir yang
terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif.

4.      Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)


PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered
learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka
termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani
atau takut. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai
macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat
partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

5.      Model Pembelajaran Lesson Study


Lesson Study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam merencanakan,
melaksanakan, mengobservasi, dan melaporkan hasil refleksi kegiatan pembelajarannya.

6.      Model Pembelajaran Mandiri


Dalam belajar mandiri, menurut Wedemeyer (1983), peserta didik yang belajar secara mandiri
mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru
atau pendidik di kelas. Tugas guru atau instruktur dalam proses belajar ini ialah menjadi
fasilitator, yaitu menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada peserta didik bila
diperlukan.
Model-Model pembelajaran Mandiri
a.      Model SAVI (SomaticsAuditor Visual Intelektual)
Dave Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi dalam
proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang dikenal dengan model SAVI.
Somatis artinya belajar dengan cara bergerak dan berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan
mendengar. Visual, artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar
dengan memecahkan masalah dan menerangkan.
b.      Model M-A-S-T-E-R (Mind, Acquire, Search Out, Trigger, Exhibit, Reflect)
Rose dan Nicholl memperkenalkan satu model belajar yang dikenal dengan M-A-S-T-E-R, yaitu
para pembelajar mulai menyadari bahwa belajar bukan sesuatu yang dilakukan untuk pembelajar
dan hanya pembelajar yang dapat melakukannya.

7.      Model Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning)


Pembelajaran berbasis web dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia
pembelajaran untuk sebuah pendidikan. Secara sederhana dikatakn bahwa semua pembelajaran
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi
oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat dan
waktu untuk mengakses informasi.

8.      Model Pembelajaran Tematik


Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) model pembelajaran untuk anak
tingkat Sekolah Dasar kelas rendah, yaitu kelas 1,2 dan 3 adalah pembelajaran yang dikemas
dalam bentuk tema-tema (tematik). Tema merupakan wadah atau wahana untuk mengenalkan
berbagai konsep materi kepada anak didik secara menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud
menyatukan konten kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh dan membuat
pembelajaran lebih terpadu, bermakna dan mudah dipahami oleh siswa SD/MI.
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang
siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas,
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau
dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna.
Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan,
pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya
berbagai inovasi-inovasi baru.
sumber pustaka :

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005

Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta: Gava Media, 2012

Sugiyanto, Model-model pembelajaran inovatif (Surabaya: Mata Padi Presindo, 2009

Sumiati dan Asra,  Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima, 2009

Wina Sanjaya, Strategi   Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,  Jakarta:


Prenada Media Grup, 2013

dan http://modelmodelpembelajaran8.blogspot.com/2013/04/model-model-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai