Anda di halaman 1dari 8

PERILAKU ORGANISASI

“MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN”


Disusun Oleh:

Kelompok 6

Yiska Losung 17061102067

Ahmad Nasaru 17061102070

Fabio Mait 17061102083

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


MANADO
PENDAHULUAN

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku


manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, kerena menurut definisi
manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang
berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang
diinginkan organisasi. Motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak
dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang
tampak.

Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.
Dua factor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang
perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi
peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila
salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya
tinggi.

Dan Kepemimpinan adalah bagian penting manejemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.


Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang
– orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup
kepemimmpinan, tetapi juga mencangkup fungsi – fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan

RUMUSAN MASALAH

1.      Memahami Arti Motivasi ?

2.      Memahami Arti Kepemimpinan ?


BAB I

A. MOTIVASI

Motivasi berasal dari kata motif yang artinya adalah “segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif inilah yang mendorong untuk segala aktivitas manusia dalam
berbuat. Motivasi bersumber dari dalam diri seseorang, sehingga sangat sulit untuk diamati.
Tetapi motif adalah hal yang dapat disimpulkan, karena sesuatu yang dapat disaksikan. Tiap
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri pribadi
orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang disebut motif.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas,
arah,dan ketekunan. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan
dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi
kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan
organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa
lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

B. JENIS MOTIVASI

Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua:

1.         Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi
seseorangitu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek
lainyang secara internal melekat pada seseorang

2.     Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri
pribadiseseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa
hadiah(reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan
salahsatu faktor yang mempengaruhi motivasi)

C. TEORI MOTIVASI

Teori-teori motivasi

1.   Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau
mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau
bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif
berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja
lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah
pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.

2.    Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja.
Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau
rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih
haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat
mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan
kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.

3.    Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal


hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai
dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial,
kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

4.    Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua
faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya
kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.
Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada
juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor
kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun
pada sebagian orang terjadi sebaliknya.

5.    Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki
tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi
yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan
Goal Setting (penetapan tujuan)

D. PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI

Dikelompokan dalam 3 pendekatan :

1.    Pendekatan Tradisonal.
Fredirik Winslow Tailor, pendekatan tradisional bahwa motivasi para pekerja hanya
dipandang dari sudut pemenuhan kebutuhan fisik/biologis saja (melalui insentif/gaji/upah
dalam bentuk uang atau barang sebagai penghargaan).

2.    Pendekatan Hubungan Manusia.

Elton Mayo, pendekatan hubungan manusia bahwa motivasi para pekerja tidak hanya
membutuhkan uang, tetapi membutuhkan interaksi dengan orang lain.

Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya
meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa
berguna dan penting. Sebagai akibatnya, karyawan mendapatkan beberapa kebebasan
membuat keputusan dan kreativitas dalam pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan
materiil dan non materiil karyawan, motivasi kerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi
karyawan adalah untuk mendapatkan materiil dan non materiil (jamak).

3. Pendekatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Douglas McGregor, pendekatan SDM bahwa motivasi tumbuh seperti dikemukan dalam teori
Y, adalah sebagai berikut :

·      Pekerja cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.

·      Pekerja berprestasi bukan karena insentif dan pengekuan sosial.

·      Adanya kesadaran pekerja untuk meraih prestasi kerja itu sendiri.

BAB II

A.    KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah bagian penting manejemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang
– orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup
kepemimmpinan, tetapi juga mencangkup fungsi – fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan
atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri
(inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi
pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal

B.    KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu
transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai
dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin
yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin
yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama
sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama
dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan
public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri
ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan
tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.

C.     TEORI – TEORI TENTANG TIMBULNYA PEMIMPIN

Yang dimaksud dengan teori munculnya pemimpin ialah faktor-faktor yang  dapat
mempengaruhi seseorang sehingga menjadikan dia bisa menjadi seseorang pemimpin. Factor-
faktor dimaksud bila dikaitkan dengan teori yang ada maka terdapat empat teori, sebagai
berikut:

1. Teori Genetik

Menurut teori genetic orang bisa jadi pemimpin karena ia memang sejak lahir telah
mempunyai bakat untuk memimpin (factor internal).”leadership are born and not mad”artinya
“pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk”

2.      Teori Sosial
Menurut teori ini bisa tidaknya orangjadi pemimpin tergantung pada factor-faktor persiapan,
pendidikan , latihan dan pengalaman seseorang (factor eksternal). Jadi prinsipnya “leaders are
made and not born” (Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan )

3.      Teori Ekologik

Teori ini merupakan paduan atau konvergensi antara teori genetik dan sosial. Menurut teori
ini orang bisa dan mampu jadi pemimpin yang baik, bila ia mempunyai bakat sebagai
pemimpin, kemudian bakat tersebut mendapat tempat penyaluran yang memadai atau dengan
kata lain bakat yang dimiliki itu disalurkan dan dikembangkan lewat pendidikan, latihan dan
pengalaman akan memunculkan orang menjadi pemimpin yang baik.

4.      Teori Kontingensi atau tiga dimensi

Menurut teori tiga dimensi terdapat tiga faktor yang ikut berperan dalam menentukan bisa
tidaknya seseorang jadi pemimpin. Ketiga faktor itu adalah : Bakat kepemimpinan yang
dimiliki, pengalaman, pendidikan dan latihan kepemimpinan yang diperolehnya.Kegiatan
seseorang untuk mengembangkan bakat kepemimpinan

D.    TIPE ATAU GAYA KEPEMIMPINAN

Menurut Ralph white dan Ronald lippet; ada tiga dasar gaya kepemimpinan antara lain :

1.      Kepemimpinan otoriter

·         Penentuan kebijaksanaan oleh pimpinan sendiri

·         Cara dan kegiatan yang dilakukan berada ditangan pemimpin

·         Stategi, penentuan posisi, pembagian tugas ditentukan pimpinan

2.      Kepemimpinan Demokratik

·         Kebijaksanaan ditentukan bersama secarah musyawarah, pimpinan sebagai fasilitator

·         Pemimpin hanya melakukan sumbang saran mengenai cara kerja dan kegitan yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

·         Cara kerja, penentuan posisi dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok

3.      Kepemimpinan Liberal
·         Kebebasan penuh pada pengambilan keputusan, pimpinan memiliki peran yang sangat
minim

·         Pimpinan hanya memberi informasi bila diminta dan tidak terlibat dalam penentuan
cara kerja dan kegiatan yang dilakukan.

Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut akan disesuaikan
dengan situas dan kondisi dari organisasi yang dijalankan.
 

Anda mungkin juga menyukai