NIM :1892040012
PRODI : PENDIDIKAN AKUNTANSI
Pembelajaran Remedial
1. Pengertian Pembelajaran Remedial
Berdasarkan Permendiknas No. 22, 23, 24, Tahun 2006 dan Permendiknas No.6 Tahun
2007 (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 81) menerapkan sistem pembelajaran berbasis
kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan
perbedaan individual peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari. 1 Adnyana (2011: 1) menjelaskan bahwa setiap
pembelajaran ditemukan tiga kelompok siswa ditinjau dari hasil belajarnya, yaitu
kelompok dengan hasil belajar tinggi, sedang, dan rendah. Berkaitan dengan hal tersebut
maka diperlukan penanganan yang bijaksana kepada ketiga kelompok tersebut. Dalam hal
ini kelompok tinggi dan sedang dapat diberikan pengayaan, sedangkan kelompok rendah
diberikan remedial. 2 Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus
terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan
yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat
dalam mencapai kompetensi (Amri dan Ahmadi, 2010: 81-82).3 Selanjutnya Pengajaran
remedial (remedial teaching) bertolak dari konsep belajar tuntas (mastery learning), yang
ditandai oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Sebelum pengajaran
remedial diberikan, guru lebih dahulu untuk menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu
menemukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternative strategi pengajaran remedial
yang efektif dan efisien (Abdurrahman, 2003: 20-23).4
2. Perbedaan pembelajaran biasa dengan pembelajaran remedial
Abu Ahmadi dan Widodo Suoriono (1991) dalam bukunya Sobri (2009 : 167) menjelaskan
tujuh perbedaan, yaitu:
a. Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program pembelajaran dikelas dan semua siswa
ikut berepartisipasi, sedangkan pembelajaran remedial dilakukan setelah diketahui
adanya kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
1
Amri, S. Dan Ahmadi, I. (2010) Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, hal. 81.
2
Adyana.P.G, 2011.”Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Keterampilan, Berpikir, Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa X-5
SMA Negeri 1 Banjar Melalui Penerapan Model Pembejaran Berbasis Masalah” Jurnal Penelitian Tindakan Kelas). https://putradriyana-
ptk.blogspot.com/2010/01/pembelajaran-biologiberbasis-masalah html. Diakses pada tanggal 7 Maret 2020
3
Amri, S. Dan Ahmadi, I. (2010) Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, hal. 81-82.
4 Abdurrahman, M. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar Belajar, 2003. (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 20-23.
b. Tujuan pembelajaran biasa adalah dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa,
sedangkan pembelajaran perbaikan tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar
siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua siswa,
sedangkan metode dalam pembelajaran perbaikan disesuaikan dengan latar belakang
kesulitan.
d. Pembelajarn biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pembelajaran perbaikan oleh tim
(kerjasama).
e. Alat pembelajaran remedial lebih bervariasi.
f. Pembelajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individu.
g. Evaluasi pembelajaran perbaikan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa.5
3. Tujuan Remedial Teaching
Menurut pendapat Ischak dan Warji tujuan remedial teaching adalah: “Kegiatan remedial
teaching bertujuan memberikan bantuan baik berupa perlakuan pengajaran maupun berupa
bimbingan dalam upaya mengatasi kasus-kasus yang dihadapi siswa”. 6 Adapun tujuan
remedial teaching secara khusus adalah:
a) Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya hasil belajarnya.
b) Dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.
c) Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d) Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil
yang lebih baik.
e) Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.7
f) Memperbaiki kelemahan atau kekurangan murid yang segera ditemukan sendiri oleh
siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinue.8
4. Bentuk-Bentuk Remedial Teaching
Adapun beberapa macam bentuk kegiatan dalam pelaksanaan remedial teaching antara
lain:9
5M. sobri, Sutikno. Belajar dan pembelajaran. 2009. (Bandung: Prospect), hal. 167.
6 Ischak Warji, Program Remedial Dalam Proses Mengajar, (Yogyakarta: Liberty, 1987), hal. 34.
7
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 145.
8 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam PBM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal 207.
9 Muhaimin, Abd Ghofir dan Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media Karya
10Abin Syamsuddin Makmum, psikologi kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 236.
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada beberapa peserta didik,
bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan
program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
3) Pendekatan yang bersifat pengayaan atau pengukuhan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar
mengajar berlangsung. Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat
mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan yang mungkin dialami selama proses
belajar mengajar berlangsung.
b. Metode dalam remedial teaching
Beberapa metode yang dapat dilaksanakan dalam pengajaran remedial yaitu: 11
1) Metode Pemberian Tugas
Merupakan metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas tertentu
kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian diminta
pertanggung jawaban atas tugas-tugas tersebut.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid dalam
memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan.
3) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi langsung secara lesan antara guru
dengan murid.
4) Metode Kerja Kelompok
Adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu
kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai
tujuan.
5) Metode Tutor Sebaya
Adalah seorang murid atau beberapa murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk
membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih
sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan
mempunyai hubungan sosial baik dengan teman-temannya, terutama dengan murid
yang mengalami kesulitan belajar.
6) Metode Pengajaran Individual
11 Izhar Hasis, Remedial Teaching, (Malang: Universitas Negeri Malang,2001), hal. 105.
Adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan secara individual,
artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara individual.
Prinsip Pembelajaran Remedial
12
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial antara lain:
a. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai
dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.
b. Interaktif Pembelajaran
Remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi
dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia.
c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang
berbeda- beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode
mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai
kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin.
e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
Menurut Samuel A. Kirk (dalam Kitano dan Kirby, 1986: 150) prosedur diagnosis
mencakup lima langkah, yaitu menentukan potensi atau kapasitas anak, menentukan taraf
kemampuan dalam suatu bidang studi yang memerlukan pengajaran remedial, menentukan
gejala kegagalan dalam suatu bidang studi, menganalisis faktor-faktor yang terkait, dan
menyusun rekomendasi untuk pengajaran remedial. 13
12https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/22/tujuan-fungsi-dan-prinsip-pengajaran-remedial/ diakses
tanggal 7 Maret 2020
13
www.google.com/web&rct/=https://digilib.unila.ac.id/14/BAB2/diakses 7 maret 2020