Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELAKU KORUPSI DENGAN MEMPERHATIKAN BERBAGAI PERISTIWA


YANG TERJADI DI LINGKUNGAN KELUARGA, KAMPUS, MASYARAKAT
SEKITAR DAN NASIONAL

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. AYUNI MARYA SAFITA 201702008


2. AGNESTASYA M.C. LAOLI 201702101
3. MURTAFIA 201702019
4. NURHIKMA 201702027
5. SISKA OKTAVIANI 201702038
6. SITA SAFITRI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................4
B. PERUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
C. TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Gerakan Anti Korupsi..................................................................................................6
B. Peran Mahasiswa..........................................................................................................7
C. Keterlibatan Mahasiswa...............................................................................................8
1. Di Lingkungan Keluarga..........................................................................................8
2. Di Lingkungan Kampus...........................................................................................9
3. Di Masyarakat Sekitar............................................................................................10
4. Di Tingkat Lokal dan Nasional..............................................................................11
BAB III.................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
A. KESIMPULAN..........................................................................................................13
B. SARAN......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palu, 29 september 2019

PENULIS

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak
sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi
kehidupan manusia. Korupsi merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak
tercapainya keadilan dan kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak
buruk pada sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem
hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan. Yang tidak
kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata
pergaulan internasional.
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit
sudah sulit untuk disembuhkan. Karena sifatnya yang sangat luar biasa, maka
untuk memerangi atau memberantas korupsi diperlukan upaya yang luar biasa
pula. Upaya memberantas korupsi sama sekali bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa hanya menjadi
tanggungjawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja, tetapi juga
merupakan tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu
upaya memberantas korupsi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam
konteks inilah mahasiswa, sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat,
sangat diharapkan dapat berperan aktif.

4
B. PERUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah Gerakan anti korupsi di Indonesia?
b. Bagaimanakah Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi?
c. Bagaimanakah keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui gerakan anti korupsi
b. Untuk mengetahui apa peran mahasiswa
c. Untuk mengetahui Keterlibatan mahasiswa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gerakan Anti Korupsi


Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya pemberantasan
korupsipun sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan.
Berbagai peraturan perundangan tentang pemberantasan korupsi juga sudah
dibuat. Demikian juga berbagai institusi pemberantasan korupsi silih berganti
didirikan, dimulai dari Tim Pemberantasan Korupsi pada tahun 1967 sampai
dengan pendirian KPK pada tahun 2003. Namun demikian harus diakui bahwa
upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini belum menunjukkan
hasil maksimal. Hal ini antara lain terlihat dari masih rendahnya angka Indeks
Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.
Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan
suatu Gerakan Anti-korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama
yang bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di masyarakat. Dengan
tumbuhnya budaya antikorupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah
munculnya perilaku koruptif. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka
panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu
pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa
sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan.
Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai dengan
menanamkan nilainilai yang mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif. Nilai-
nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan
keadilan. Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai
cara yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga penting

6
dilakukan kepada mahasiswa. Pendidikan antikorupsi bagi mahasiswa dapat
diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain kegiatan sosialisasi, seminar,
kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Pendidikan anti
korupsi juga dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan, baik dalam bentuk mata
kuliah wajib maupun pilihan.

B. Peran Mahasiswa
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa
mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam
peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan NKRI tahun 1945,
lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan Reformasi tahun 1998. Tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di
depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan
idealisme yang mereka miliki.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik
yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda, dan idealisme. Dengan
kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan
idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran
penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar
perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan sangat penting
sebagai agen perubahan (agent of change).
Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu:
intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan
kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan
rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu
menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.

7
C. Keterlibatan Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan
kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus
tidak bisa dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang
mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya. Sedangkan
keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di masyarakat dan di tingkat
lokal/nasional terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya.

1. Di Lingkungan Keluarga
Penanaman nilai-nilai atau internalisasi karakter antikorupsi di dalam
diri mahasiswa dimulai dari lingkungan keluarga. Di dalam keluarga dapat
terlihat ketaatan tiap-tiap anggota keluarga dalam menjalankan hak dan
kewajibannya secara penuh tanggung jawab. Keluarga dalam hal ini harus
mendukung dan memfasilitasi sistem yang sudah ada sehingga individu tidak
terbiasa untuk melakukan pelanggaran. Sebaliknya, seringnya anggota
keluarga melakukan pelanggaran peraturan yang ada dalam keluarga, bahkan
sampai mengambil hak anggota keluarga yang lain, kondisi ini dapat menjadi
jalan tumbuhnya perilaku korup di dalam keluarga.
Kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang dapat diamati oleh
mahasiswa, contohnya:
a) Menghargai kejujuran dalam kehidupan
b) penerapan nilai-nilai religius di lingkungan terdekat, termasuk dalam
aktivitas ibadah;
c) pemberian bantuan tanpa pamrih dan atas kesadaran sendiri;
d) berani mempertanggung jawabkan perilakunya.
e) Mempunyai komitmen tinggi termasuk mentaati aturan

8
f) Berani mengatakan yang benar dan jujur

2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi di lingkungan
kampus dapat dibagi menjadi dua wilayah, yaitu untuk wilaya individu dan
wilayah kelompok mahasiswa.Dalam wilayah individu seyogianya mahasiswa
menyadari perilakunya agar tidak terjerembab pada praktik yang
menyuburkan benih-benih korupsi.Contohnya, menitipkan presensi kehadiran
kepada teman untuk mengelabui dosen. Dalam wilayah kelompok, mahasiswa
dapat saling mengingatkan dan mengontrol apa yang terjadi di sekelilingnya
terkait perilaku yang menjurus korup.
Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan mahasiswa di
lingkungan kampus.
a) Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
Seseorang melakukan korupsi jika ada niat dan kesempatan.Kampus
juga menjadi tempat dapat berkembangnya niat dan kesempatan untuk
berlaku korup.Untuk itu, penciptaan lingkungan kampus yang bebas
korupsi harus dimulai dari kesadaran seluruh civitas academica kampus
serta ditegakkannya aturan-aturan yang tegas.Kampus dapat disebut
sebagai miniatur sebuah negara.
Kampus juga harus menciptakan budaya transparansi, baik itu di
lingkungan pejabat kampus maupun pengelola kampus secara
keseluruhan. Para dosen juga harus menunjukkan teladan dalam bersikap
penuh integritas. Berita dalam kliping koran berikut ini menunjukkan
perilaku akademisi yang tidak mencontohkan sikap berintegritas.
b) Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan
korupsi
Kegiatan seperti kuliah kerja nyata (KKN) dapat dimodifikasi menjadi
kegiatan observasi tentang pelayanan publik di dalam masyarakat dan

9
sekaligus sosialisasi gerakan antikorupsi dan bahaya korupsi kepada
masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga dapat menciptakan kegiatan-
kegiatan lain secara kreatif yang berhubungan dengan masyarakat secara
langsung, seperti mengadakan sayembara karya tulis antikorupsi,
mengadakan pentas seni antikorupsi, meminta pendapat masyarakat
tentang pelayanan publik, atau mendengarkan keluhan masyarakat terkait
pelayanan publik.
c) Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen
pengontrol dalam pemerintahan.Kebijakan pemerintah, baik itu eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif sangat perlu untuk dikontrol dan dikritisi jika
dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan
dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi
masyarakat. Misalnya, dengan melakukan aksi damai untuk mengkritik
kebijakan pemerintah atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh
hasil negosiasi yang terbaik.

3. Di Masyarakat Sekitar
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan
nilai-nilai antikorupsi di masyarakat sekitar. Mahasiswa dapat berperan
sebagai pengamat di lingkungannya, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam
strategi perbaikan sistem yaitu memantau, melakukan kajian dan penelitian
terhadap layanan publik, seperti berikut.
a) Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada
masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK, laporan
kehilangan, pelayanan pajak? Adakah biaya yang diperlukan untuk
pembuatan surat-surat atau dokumen tersebut? Wajarkah jumlah biaya dan
apakah jumlah biaya tersebut resmi diumumkan secara transparan
sehingga masyarakat umum tahu?

10
b) Apakah infrastruktur kota bagi pelayanan publik sudah memadai?
Misalnya: kondisi jalan, penerangan terutama di waktu malam,
ketersediaan fasilitas umum, ramburambu penyeberangan jalan, dsb.
c) Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai?
Misalnya: pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dsb.
d) Apakah akses publik kepada berbagai informasi mudah didapatkan?

4. Di Tingkat Lokal dan Nasional


Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi bertujuan
mencegah terjadinya perilaku korup dan berkembangnya budaya korupsi di
tengah masyarakat.Dalam gerakan antikorupsi ini mahasiswa dapat menjadi
pemimpin (leader), baik di tingkat lokal maupun nasional serta memiliki
kesempatan untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dimulai dari lingkungan
kampus yaitu dengan menyosilisasikan nilai-nilai antikorupsi, kemudian
menyosialisasikan ke luar lingkungan kampus atau perguruan tinggi lainnya
dengan dukungan BEM.Mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi internet
dan media sosial dengan mengadakan situs opini antikorupsi atau
menciptakan komunitas-komunitas antikorupsi di dunia maya.Contoh lain
khusus Poltekkes, disisipkannya materi tentang gerakan antikorupsi pada
kegiatan latihan dasar kepemimpinan di BEM Politenik Kesehatan Kemenkes,
pembuatan poster dan spanduk antikorupsi, dan mengadakan gerakan jujur
dalam ujian.
Hal yang penting adalah dimilikinya integritas oleh
mahasiswa.Integritas adalah salah satu pilar penting sebagai pembentuk
karakter antikorupsi. Secara harafiah, integritas bisa diartikan sebagai
bersatunya antara ucapan dan perbuatan.Jika ucapan mengatakan antikorupsi,
maka perbuatan pun demikian.Dalam bahasa sehari-hari di masyarakat,
integritas bisa pula diartikan sebagai kejujuran (KPK, t.t.).

11
Bagaimana cara agar integritas dapat ditanamkan?
a) Mempelajari dan menerapkan nilai-nilai agama dan etika
Menerapkan nilai-nilai agama dan etika menjadi filter bagi setiap
individu. Manusia menyadari ada kehidupan setelah kematian, dan setiap
orang akan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukan.
Perbuatan korupsi adalah dosa, harta hasil korupsi adalah barang haram,
yang akan membawa akibat yang tidak baik bagi diri sendiri, keluarga,
dan masyarakat.
Akibat tersebut bisa langsung terasa di dunia, atau mungkin nanti
berupa siksa di neraka. Kesadaran akan hal ini, membuat setiap orang
lebih berhatihati, dan tidak terjebak ke dalam perilaku korupsi.
b) Belajar dari tokoh bangsa yang memiliki integritas tinggi
Banyak tokoh bangsa yang memiliki integritas, seperti Muhammad
Natsir, Mohammad Hatta, Jenderal Sudirman, dan Hoegoeng.Mahasiswa
perlu membaca kisah atau biografi tokoh tersebut untuk menjadi pelajaran
dan contoh keteladanan.
c) Berlatih dari hal-hal yang kecil
Jangan berbicara tentang korupsi jika masih suka melanggar aturan
lalu lintas, membuang sampah sembarangan, menyontek, melanggar hal-
hal lain yang dianggap “sepele”.Bagaimana mungkin bisa memberantas
korupsi yang demikian massif jika kita tidak bisa mengatasi keinginan
untuk melakukan pelanggaran “kecil”?Integritas harus ditanamkan secara
bertahap, mulai dari yang kecil dan terdekat dengan tangan kita.
d) Mengajak yang lain untuk melakukan hal yang sama
Gerakan berintegritas harus menjadi gerakan massal dan menyebar.
Integritas parsial tidak akan membantu banyak perubahan. Masyarakat
harus memiliki budaya malu jika mereka mengabaikan integritas.Karena
itu, mahasiswa dapat mengajak lingkungan terkecilnya yaitu keluarga
untuk menjunjung tinggi integritas.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
sebagai berikut:
Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus
melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta
dan masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa sebagai salah satu bagian
penting dari masyarakat sangat diharapkan.
mahasiswa diharapkan dapat tampil di depan sebagai motor penggerak dengan
berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change). Dengan kompetensi
yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen
perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-
lembaga negara dan penegak hukum.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan
kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.

B. SARAN
Berdasarkan urain iatas, penulis menyarankan agar parra pembaca dan seluruh
masyarakat luas hendaknya memiliki kesadaran untuk tidak melakukan korupsi,
karna selain melanggar hukum, korupsi juga dapat merugikan banyak orang.
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini, dan
pencegahan korupi dapat dimulai dari hal yang kecil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adwirman,dkk,2014.pendidikan dan budaya anti korupsi,Jakarta selatan:pusat


pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

Puspito,dkk,2015.pendidikan anti korupsi,Jakarta: kemendikbud

14

Anda mungkin juga menyukai