Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH KARYA ILMIAH

OLEH

HUDAYAT SILI

838279074

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
Artlkel:
COVID—19 merupakan salah satu keluarga virus corona yang lazim menyebabkan flu. Anggota
keluarga lain dan virus mi termasuk SARS dan MERS. Meski secara general terdapat virus yang
punya kemampuan menyebar lewat udara, COVID-1 9 tidak termasuk dalam kelompok ini.
Ia merupakan jenis virus yang bertransmtsi lewat partikel droplet yang Iebih mungkmn ditransfer
lewat jabat tangan atau benda-benda yang dlpakai/disentuh orang banyak. Kemudlan virus di
tanqan rnasuk melewatl kontak tanqan ke area waiah seperti mata, hidung, dan mulut. Karenanya
WHO menganjurkan cuci tangani sebagai tindakan terbaik pencegahan virus mi.
Tidak periu panik berlebihan karena COVID-19 bisa diceqah dengan menerapkan pola hidup
berslh dan sehat.

Menurut WHO kebanyakan kasus infeksi virus tersebut menyebabkan penyakit ringan,
namun bila berlanjut bila tidak di kenail dan atau di biarkan berakibat fatal. Kasus parah atau
meningqal lebih banyak dialami kelompok oranq tua atau individu denqan kondisi medis bawaan
(seperti tekanan darah tlnggi, gangguan jantung, atau diabetes).

Sebuah studi terhadap 72 rlbu pasien COVID-19 di china turut menyimpulkan dan
keseluruhan kasus COVID—19, sebanyak 81 persen tergolong rinqan. Lalu 13,8 persen Iainnya
masuk kategoni parah dengan gejala gangguan pernapasan, dan 4,7 persen sisanya krttis.
Dan sekitar 89 nlbu kasus infeksi COVID-19, korban meningqal mencapal leblh dan tiqa ribu
oranq, alias sekitar 3 persen. Lebih dafl 45 ntbu orang (50,5 persen) dilaporkan sembuh. Penlu di
waspadai dan penularan covid—19 yaitu serangan sekunder/gelombang ke dua, karena disinyalir
virus covld-19 mampu bermutasi denqan hnqkunqan, serta mempunyam tipe2 qenitik yq
benbeda beda dan covid—19, hal mi pedu senus kita amati dan waspadai dalam ranqka
penurunan penyebaran pandemil covld—1 9 mi. Dalam ilmu epidemioloqi (ilmu tentanq
penyebaran penyakit), ada teonl segitiga epidemioloqi yaltu adalah alat yang diqunakan para
ilmuwan untuk menqatasi tiga komponen yang berkontnibusi tenhadap penyebaran penyakit:
agen eksternal, host yang rentan dan lingkungan yang menyatukan agen dan host. Karena
penyakit yang benbeda memedukan keseimbangan dan interaksl yang berbeda antara ketiqa
faktoc mi, penting untuk menilai sepenuhnya setiap komponen untuk mengembangkan kontrol
dan langkah-langkah pencegahan yang efektif dan 3 faktor yang mempengaruhi adanya penyakit
atau orang sakit tersebut yaltu: Host (manusia). Agent (virus), dan Environment (Imnqkunqan).

Strategi benkutnya yang bisa dijalankan adalah penyediaan liga jenis fasihias kesehatan
dengan kebutuhan yang berbeda, pertama, pusat kanantina untuk merawat ODP dan PDP.
Berdayakan fasilitas layanan primer (puskesmas) dan tempat—tempat umum dl daerah. Kedua,
pembangunan RS khusus Covmd-19 untuk merawat kasus konfirmasi dengan gejala ningan dan
sedang. Ketiga. RS rujukan untuk kasus konfmrmasi dengan gejala klinls serius hlngga berat.
Pusat karantina bisa menqqunakan alih fungsi qedunq-qedunq yang ada di daerah.

Keseimbangan ketiga faktor tersebut (segitiga epidemiologi) rnemutus rantal penularan


COVID-1 9 secara efektif.

Prof. Dr. Husaini, SKM., M.Kes


Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat—FK ULM Banjarmasmn
Ketua Dewan Pakar DPD FIDN KALSEL

Pertanyaan:
Artikel dl atas apakah merupakan karya llmlah? Kalau ya, coba uralkan struktumya: Judul,
pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Jawab:

Artikel di atas merupakan sebuah karya ilmiah

Judul: tidak tercantum

Pendahuluan :

COVID—19 merupakan salah satu keluarga virus corona yang lazim menyebabkan flu.
Anggota keluarga lain dan virus mi termasuk SARS dan MERS. Meski secara general terdapat
virus yang punya kemampuan menyebar lewat udara, COVID-1 9 tidak termasuk dalam
kelompok ini. Ia merupakan jenis virus yang bertransmtsi lewat partikel droplet yang Iebih
mungkmn ditransfer lewat jabat tangan atau benda-benda yang dlpakai/disentuh orang banyak.
Kemudlan virus di tanqan rnasuk melewatl kontak tanqan ke area waiah seperti mata, hidung,
dan mulut. Karenanya WHO menganjurkan cud tangani sebagai tindakan terbaik pencegahan
virus ini. Tidak periu panik berlebihan karena COVID-19 bisa diceqah dengan menerapkan pola
hidup berslh dan sehat.
Menurut WHO kebanyakan kasus infeksi virus tersebut menyebabkan penyakit ringan,
namun bila berlanjut bila tidak di kenail dan atau di biarkan berakibat fatal. Kasus parah atau
meningqal lebih banyak dialami kelompok oranq tua atau individu denqan kondisi medis bawaan
(seperti tekanan darah tlnggi, gangguan jantung, atau diabetes).

Pembahasan :

Sebuah studi terhadap 72 rlbu pasien COVID-19 di china turut menyimpulkan dan
keseluruhan kasus COVID—19, sebanyak 81 persen tergolong rinqan. Lalu 13,8 persen Iainnya
masuk kategoni parah dengan gejala gangguan pernapasan, dan 4,7 persen sisanya krttis.
Dan sekitar 89 nlbu kasus infeksi COVID-19, korban meningqal mencapal leblh dan tiqa ribu
oranq, alias sekitar 3 persen. Lebih dafl 45 ntbu orang (50,5 persen) dilaporkan sembuh. Penlu di
waspadai dan penularan covid—19 yaitu serangan sekunder/gelombang ke dua, karena disinyalir
virus covld-19 mampu bermutasi denqan hnqkunqan, serta mempunyam tipe2 qenitik yq
benbeda beda dan covid—19, hal mi pedu senus kita amati dan waspadai dalam ranqka
penurunan penyebaran pandemil covld—1 9 mi. Dalam ilmu epidemioloqi (ilmu tentanq
penyebaran penyakit), ada teonl segitiga epidemioloqi yaltu adalah alat yang diqunakan para
ilmuwan untuk menqatasi tiga komponen yang berkontnibusi tenhadap penyebaran penyakit:
agen eksternal, host yang rentan dan lingkungan yang menyatukan agen dan host. Karena
penyakit yang benbeda memedukan keseimbangan dan interaksl yang berbeda antara ketiqa
faktoc mi, penting untuk menilai sepenuhnya setiap komponen untuk mengembangkan kontrol
dan langkah-langkah pencegahan yang efektif dan 3 faktor yang mempengaruhi adanya penyakit
atau orang sakit tersebut yaltu: Host (manusia). Agent (virus), dan Environment (Imnqkunqan).

Strategi benkutnya yang bisa dijalankan adalah penyediaan liga jenis fasihias kesehatan
dengan kebutuhan yang berbeda, pertama, pusat kanantina untuk merawat ODP dan PDP.
Berdayakan fasilitas layanan primer (puskesmas) dan tempat—tempat umum dl daerah. Kedua,
pembangunan RS khusus Covmd-19 untuk merawat kasus konfirmasi dengan gejala ningan dan
sedang. Ketiga. RS rujukan untuk kasus konfmrmasi dengan gejala klinls serius hlngga berat.
Pusat karantina bisa menqqunakan alih fungsi qedunq-qedunq yang ada di daerah.

Penutup :
Keseimbangan ketiga faktor tersebut (segitiga epidemiologi) rnemutus rantal penularan
COVID-1 9 secara efektif

Anda mungkin juga menyukai