PAI-2/ VI
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat
dan kasih sayang-Nya, penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Tak lupa, shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah
kepada junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW. Makalah ini penulis buat
dengan maksud untuk menunaikan tugas mata kuliah Pembiayaan Pendidikan.
Adapun makalah ini berisikan tentang Konsep Nilai Ekonomi Pendidikan.
Harapan penulis makalah ini dapat memberi banyak manfaat dan memperluas
ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun berdasarkan keluasan materi dan bahasa yang mudah
di mengerti sehingga membantu mendapatkan informasi. Dengan adanya makalah
ini di harapkan dapat menambah wawasan kita mengenai ekonomi dalam
pendidikan yang menjadi topik pembahasan kami kali ini. Penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada pihak yang terlibat dalam perumusan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini,
untuk itu kritik dan saran yang kompeten merupakan suatu hal yang berharga dan
berarti dalam menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pendidikan adalah “ usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
a. Kurikulum
Merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan
bahan acuan interaksi, baik yang bersifat ekspesit maupun implesit atau
tersembunyi.
b. Belajar
Merupkan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan proses
pelaksanaan interaksi di tinjau dari sudut peserta didik.
d. Lingkungan pendidikan
Merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan situasi
dimana interaksibelajar mengajar berlangsung.
e. Evaluasi
3
Widana Putra, Filsafat Pendidikan, dalam http://widanaputra.blogsome.com/, diakses
pada 10 Oktober 2008.
3
Merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan prinsip,
mental, teknik, dan prosedur dengan cara cara bagaiman mengenai pencapaian
tujuan pendidikan.4
5
Ibid., h.17.
6
Ibid., h. 18.
4
sebagai suatu entias nilainya bisa berkembang di kemudian hari melalui suatu
proses pengembangan nilai seperti peningkatan sikap.
5
di Negara-negara berkembang. Di Indonesia sejak tahun 1978, dilakukan
penghapusan SPP untuk SD untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
dasar. Namun demikian investasi, yaitu investasi dalam pemerataan pendidikan
sebagai investasi SDM, terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji dan
diperhitungkan sebagai kriteria keberhasilan, yaitu :
1) Nilai baik ekonomis langsung dari suatu investasi, yaitu perimbangan
masa depan yang diharapkan melalui peningkatan produktivitas tenaga
kerja
2) Nilai baik ekonomis tidak langgsung, yaitu keuntungan eksternal yang
mempengaruhi pendapatan anggota-anggota masyarakat lain
3) Keuntungan fisikal, yaitu peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak
yang diakibatkan oleh meningkatnnya penghasilan tenaga kerja terdidik
4) Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil dan terlatih
5) Permintaan masyarakat akan pendidikan.7
6
Bidang kehidupan tenaga kerja itu sendiri pada dasarnya ialah sumber
daya manusia yang berdimensi banyak, baik manusi di pandang secara fisik,
intelektual, maupun moral. Karena ragamnya dimensi sdm tersebut, maka psdm
bisa cukup di bekukan oleh salah satu sektor semata mata. Namun demikian, di
antara sektor-sektor dalam pembangunan, tanggung jawab terbesar dalam
peningkatan kualitas sdm berada pada departemen pendidikan nasional
(depdiknas) sebagai penanggung jawab sistem pendidikan nasional, baik
pendidikan pengelolaan atau pendidikan sekolah.
7
4) Di negara yang sudah maju perlu di lakukan inovasi di tiap bidang
sehingga strategi psdm lebih terfokus pada peningkatan mutu pendidikan
tinggi.
5) Berdasarkan pada hasil analisis kondisi ketenaga kerjaan secara lengkap
yang mencangkup:
a) Kebutuhan tenaga kerja
b) Sistem pendidikan formal dan informal
c) Struktur tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja terdidik yang
berkualitas.
6) Inventarisasi kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek berdasarkan
pada estimasi kebutuhan tenaga kerja dalam perspektif jangka panjang.
8
melainkan “dalam jumlah berapa kelompok siswa/sekolah tertentu mendapatkan
alokasi dana dan dalam jumlah berapa pula untuk kelompok siswa yang lain dan
apa kriterianya?”. Mengingat kondisi sekolah di Indonesia yang sangat beragam
dan untuk memastikan tidak terjadinya keragaman yang terlalu luas dalam
penetapan kebijakan pembiayaan untuk satuan pendidikan oleh pemerintah
kabupaten/kota, maka semakin besarnya peran pemerintah daerah justr menuntut
adanya rambu-rambu yang berlaku secara nasional yang menjadi pedoman bagi
daerah dalam menentukan alokasi anggaran untuk satuan pendidikan, mulai
tingkat SD hingga SLTA.10
10
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan: Dasar dan Menengah (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 17.
11
Irwan Nasution, Administrasi Pendidikan (Medan: Perdana Publishing, 2010), h. 135.
12
Ibid., 136.
9
(RAPBS) atau Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah
(RAPBM). Dalam Depdiknas dijelaskan ada beberapa langkah dalam penyusunan
RAPBS/RAPBM, yaitu:13
13
Ferdi W. P, Pembiayaan Pendidikan: Satuan Kajian Teoritis (dalam Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Vol. 19, No. 4, 2013), h. 567.
14
E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah (Jakarta: Departemen Agama
RI, 2005), h. 81.
10
1) Biaya langsung, merupakan biaya yang langsung menyentuh aspek dan
proses pendidikan, misalnya gaji guru dan pegawai, pengadaan
fasilitas belajar (ruang tingkat, kantor, WC, sarana ibadah)
2) Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh siswa,
orangtua dan masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak
langsung, seperti: biaya hidup, pakaian, gizi, transportasi
3) Biaya pribadi, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk
membiayai pendidikan anaknya, seperti: uang sekolah, ongkos.15
BAB III
Asep Suryana dan Suryadi, Modul Pengelolaan Pendidikan (Jakarta: Direktorat Jendral
15
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Saran
12
Dalam penyususnan makalah ini, penulis menyadari terdapat banyak
kesalahan dan kekuranga baik dari segi penulisan maupun cakupan materinya.
Oleh karen itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14