Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MINGGU KE-11

ACCOUNTING RESEARCH METHODOLOGY


PENELITIAN KUALITATIF

Nama Dosen: Dr.Margaretha Ardhanari, S.E., M.Si.

Oleh:

RICHARD ANDREW (8312419003)

MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA
1. Apa yang anda pahami tentang research kualitatif secara filosofis,
ontologis, aksiologis, dan epistomologis? (Jabarkan secara argumentatif)
Sebelum memasuki pemahaman research kualitatif secara filosofis,
ontologis, aksiologis dan epistomologis. Penulis akan menjelaskan pemahaman
terlebih dahulu mengenai research kualitatif.
Dari semua pemahaman penulis mengenai research kualitatif dari kuliah
accounting research methodology selama ini, dan literatur-literatur tambahan
yang penulis baca. Menurut penulis, Research kualitatif adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dan bersikap deskriptif,
dimana cenderung menggunakan analisis didalamnya dengan menggunakan
metode wawancara maupun observasi dan metode lain dalam pengumpulan
datanya. Proses dan makna (perpektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif dimana landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian yang dihasilkan sesuai dengan fakta di lapangan dan memberikan
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Dalam research kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci,
Penelitiannya juga berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan sedangkan dalam
penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori namun memiliki
kelemahan mengenai validitas data karena sifatnya deskriptif dan argumentatif
((sugiyono, 2013), Kriyantono (2013) dan (Saryono (2010)).
Menurut (Sugiyono (2013), Kriyantono (2013)), menyatakan bahwa Riset
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya.
Penelitian kualitatif menekankan kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti
dan apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi dan tindakan. Semakin dalam dan detail apa yang didapatkan, maka
semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini. Berbeda dengan kuantitatif
objek dalam penelitian kualitatif umunya berjumlah terbatas.
Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang
sedang diteliti. Untuk itu hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman
analisis dari peneliti. Selain itu, hasil penelitian ini bersifat subjektif sehingga
tidak dapat digeneralisasi. Secara umum, penelitian kualitatif digunakan dengan
menggunakan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini, peneliti
akan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail. Peneliti
tidak dapat meriset kondisi sosial yang diobservasi, karena seluruh realitas
yang terjadi merupakan kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari
penelitian kualitatif juga dapat memunculkan teori atau konsep baru, apabila
hasil penelitiannya bertentangan dengan teori dan konsep yang sebelumnya
dijadikan kajian dalam penelitian.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian kuantitatif juga
menggunakan metode yang berbeda termasuk dalam hal mengumpulkan
informasi, terutama individu, yaitu dengan wawancara secara mendalam dan
grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan
terbuka, dan berakhir dengan dilakukannya wawancara dalam jumlah relatif
kelompok kecil yang diwancarai secara mendalam. responden diminta
menjawab pertanyaan umum dan pewawancara dengan tanggapan mereka untuk
mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang
gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan
yang ada dalam grup.Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara
langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari
pewawancara atau moderator grup.
Jenis penelitian kualitatif ini jarang dilakukan untuk survei, karena
memerlukan biaya yang mahal namun sangat efektif dalam memperoleh
informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan serta pandangan tentang
komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering kali metode penelitian dalam kasus
dimana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan. Penelitian ini
berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan
berakhir dengan sebuah teori.
Tujuan Metode penelitian Kualitatif

Menurut (Sugiyono (2013), Kriyantono (2013)), Ibrahim (2011), tujuan


penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-
dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-dalanya pula yang
menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti. Pada
penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti dan tergali suatu data yang
didapatkan maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian
tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian metode
penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif sebab lebih mengedepankan kedalaman data bukan
kuantitas data.

Asumsi Metode Penelitian Kualitatif

Anggapan yang mendasari metode jenis kuantitatif adalah bahwa kenyataan


sebagai suatu yang berdimensi jamak, kesatuan dan berubah-ubah
(NanaSudjana dan Ibrahim (201), Sugiyono (2013). Oleh karena itu tidak
mungkin dapat disusun rancangan penelitian yang terperinci dan fixed
sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian
berlangsung
Karakteristik Metode Kualitatif

Penelitian jenis kualitatif sering disebut juga penelitian naturalistik, metode


fenomenologis, metode impresionistik, dan metode post positivistic.

Adapun karakteristik penelitian jenis ini adalah (Sujana dan Ibrahim (2011),
Suharsimi Arikunto (2012), Moleong (2015); Johson (2015) dan Kasiran
(2008), Sugiyono (2013)

a. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris-rasional atau bottom up)

Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu


teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode
kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating theory, sehingga teori
yang dihasilkan berupa teori substantif.

b. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat


peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut
pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang
disebut sebagai fakta fenomenologus.
c. Penelitian jenis kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang
baku. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.
d. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna
dibalik kata, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual,
empiris logis
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan,
dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
f. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu
dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi,
g. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya
tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti
h. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah
berlangsung.
i. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu
serta situasi tertentu
j. Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian alamiah atau inquiri
naturalistic

Prosedur Metode kualitatif

Tahapan penelitian jenis kualitatif adalah sebagai berikut (Sudarwan Danim dan
Darwis (2013:80):

a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian


b. Mengumpulkan data di lapangan
c. Menganalisis data
d. Merumuskan hasil studi
e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan

Tahapan dalam Penelitian Kualitatif

Ada lima tahap bagi para peneliti jika ingin melakukan penelitian jenis kualitatif,
yaitu:
1. Mengangkat permasalahn
2. Memunculkan pertanyaan penelitian
3. Mengumpulkan data yang relevan
4. Melakukan analisis data
5. Menjawab pertanyaan penelitian

Tipe-tipe atau jenis metode kualitatif

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi lima tipe


utama yaitu Phenomenology, etnography, case study research, grounded theory,
dan historical research (Johson (2015), Sugiyono (2013))
Lima jenis penelitian kualitatif:

-Fenomenology

Phenomenology is a form of qualitative research in which the researcher


attempts to understand how one or more individuals experience a phenemenon

Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan


menelaah fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat berbagai aspek
subyektif dari perilaku objek. Selanjutnya peneliti melakukan penggalian data
berupa bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena
yang terkait. Penggalian data tersebut dilakukan secara wawancara yang
mendalam kepada objek atau informan didalam penelitian, serta dengan
melakukan observasi secara langsung mengenai bagaimana objek penelitian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.

-Etnografi

Ethnography is the form of qualitative research that focuses on describing the


culture of a group of people.

Metode penelitian etnografi adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk


mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam budaya yang
selanjutnya digunakan untuk berkomunikasi oleh individu didalamnya. Serta
melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari
kehidupan sebuah masyarakat.

Metode etnografi menginterpretasikan kelompok sosial, sistem yang


berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu
masyrakakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus pada
kegiatan atau ritual tertentu didalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara
hidup dan lain sebagainya
Studi Kasus

Case study research is a form of qualitative research, that focused on providing


a detailed account of one or more cases.

Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu
yang ada didalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk
mempelajari latar belakang, keadaan dan interaksi yang terjadi. Studi kasus
dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan,
peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi-kondisi
tertentu.

Metode Teori dasar

Grounded theory is a qualitative approach to generating and developing a


theory form data that the researcher collects.

Metode teori dasar adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan


suatu teori atau untuk menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip
dan kaidah dasar yang ada. Selanjutnya dibuat kesimpulan dasar yang
membentuk prinsip dasar dari suatu teori. Dalam melakukan metode teori dasar
ini, peneliti perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti
dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Pengumpulan data metode teori dasar ini dilakukan dengan observasi, studi
lapangan, perbandingan antara kategori, fenomena dan situasi berdasarkan
berbagai penelitian,seperti kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga
datanya bersifat jenuh

Metode Historis

Historical research is research about events that occurred in the past.

Penelitian metode historis adalah penelitian yang memiliki fokus penelitian


berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa
lalu dengan sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.
Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artefak,
laporan verbal maupun saksi hidup yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran kesaksiannya. Karena mengkaji peristiwa-peristiwa yang telah
berlalu, maka ciri khas dari penelitian metode historis ialah waktu. Dimana
fenomena dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran
waktu.
A. Berdasarkan Pendekatan filosofis, (Sujana dan Ibrahim (2011), Suharsimi
Arikunto (2012), Moleong (2015); Johson (2005) dan Kasiran (2018), Sugiyono
(2013) dan PPT Ibu Dr. Margaretha Ardhanari, S.E., M.Si. Menurut penulis
penelitian kualitatif secara filosofis adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subyek tertentu dalam penelitian,
misalnya perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara
mendeskripsikan melalui kata-kata dan bersifat naratif pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Data
kualitatif diperoleh secara mendalam dan detail dapat diperoleh melalui proses
wawancara, kuisioner, dan observasi atau metode pengamatan lain secara
mendalam terhadap objek tertentu yang diteliti.

Secara sederhana asumsi filosofis merupakan pendapat atau keyakinan


terhadap suatu fenomena dimana pendapat atau asumsi tersebut sangatlah
beragam dan kebanyakan tidak dilandaskan pada suatu teori ilmiah. Jika asumsi
filosofis ini kita hubungkan dengan tahapan awal penelitian kualitatif, maka
asumsi filosofis dari berbagai macam individu terhadap suatu fenomena
merupakan ide pertama yang akan mengantarkan penelitian kualitatif ke
langkah berikutnya dalam pemahaman asumsi filosofis ini. Pendekatan
penelitian ini juga berlandaskan pada filsafat pospositivisme untuk meneliti
kondisi suatu objek secara alamiah.
Setelah para peneliti kualitatif mengetahui berbagai macam asumsi
filosofis dari suatu fenomena tersebut langkah selanjutnya adalah bagaimana
menghubungkan berbagai asumsi suatu individu dengan asumsi individu yang
lain kemudian ketika peneliti sudah mulai memahami hubungan antara satu
asumsi dengan asumsi yang lain. Asumsi-asumsi tersebut dihubungkan pada
proses riset secara keseluruhan yang akan menghasilkan sebuah misteri, nah
misteri itulah yang akan menjadi hasil dari penelitian kualitatif.
Mengapa pendekatan filosofis tersebut sebelum memulai suatu penelitian
kualitatif?
Menurut Huff (2019) memaparkan pentingnya asumsi filosofis dalam riset atau
penelitian kualitatif. Asumsi ini akan mempengaruhi bagaimana kita
merumuskan permasalahan dan berbagai pertanyaan riset kita dalam studi dan
bagaimana kita mencari informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Satu jenis pertanyaan sebab dan akibat dimana variable-variabel
tertentu diprediksi dapat menjelaskan suatu hasil (output) dalam penelitian
kuantitatif sangatlah berbeda dengan eksplorasi suatu fenomena tunggal
sebagaimana terdapat dalam penelitian kualitatif
Menurut pendapat penulis sendiri, jika seseorang ingin melakukan
penelitian kualitatif sangatlah disarankan bahkan diharuskan memahami dulu
apa itu asumsi filosofis, karena jika asumsi filosofis ini sudah dipahami oleh
seorang peneliti maka tahap-tahap maupun langkah yang harus dijalani dalam
proses riset akan jelas dan dipermudah oleh hal itu. Telah dijelaskan diatas oleh
penulis asumsi filosofis merupakan ide awal dari suatu riset meskipun seiring
dengan perjalanan riset asumsi utama dari suatu fenomena tersebut dapat
berubah akan tetapi asumsi filosofis dapat diibaratkan sebagai kompas
(petunjuk) para peneliti yang sedang mendaki gunung ataupun mengarungi
lautan.
Ontologis Aksiologis Epistemologi
Tujuan Hakekat dasar ilmu
Hakekat dasar
dilakukannya pengetahuan
dari realita sosial
penelitian

B. Berdasarkan Pendekatan Ontologis, (Sujana dan Ibrahim (2011),


Suharsimi Arikunto (2012), Moleong (2015); Johson (2015) dan Kasiran (2018),
Sugiyono (2013) dan PPT Ibu Dr. Margaretha Ardhanari, S.E., M.Si. Menurut
penulis penelitian kualitatif secara ontologis adalah Pokok kajian dari sesuatu
yang empiris (ada) yang menekankan pada apakah “realita” (kenyataan yang
selanjutnya menjurus pada kebenaran) yang diteliti objektif atau merupakan
“produk kognitif”individu. Disini menjelaskan suatu penelitian yang dilakukan
tidak perlu untuk memaksakan hasil, jadi tidak masalah bahwa hasil penelitian
kita ada ketidaksesuaian dengan penelitian terdahulu dan harus memiliki objek
penelitian yang jelas. Dalam pendekatan ontologis dibedakan antara realisme
yang berarti menganggap bahwa dunia sosial ada secara independen dari
apresiasi individu dan nominalisme yang berarti menganggap bahwa dunia
sosial yang berada diluar kognitif individu berasal dari sekedar nama, konsep,
dan label yang digunakan untuk menyusun realita.
Asumsi ontologis
-Segala sesuatu adalah riil (real), nyata sehingga didalam fenomena/gejala
sosial: apa-apa yang tidak nyata dianggap bukan fenomena sosial
-Benda- benda yang ada disekitar kita adalah objek, dan yang ada didalam
pikiran kita bukan objek. Segala sesuatu memiliki pola yang bersifat universal.
Asumsi ini bersifat dari suatu realita. Dimensi ontologis pada penelitian
kualitatif memandang realita dalam bentuk subjektif dan bersatu dengan peneliti
Sedangkan Pendekatan kuantitatif:
-Sesuatu adalah nyata, sehingga bisa diterima oleh panca indera manusia
Pendekatan kualitatif:
-Sesuatu adalah tidak nyata, sehingga tidak bisa diterima oleh panca indera
manusia.
Paradigma penelitian
Positivis Postpositivis Konstruktivis Transformatif Pragmatis

Eksternal, Objektif, Dibangun oleh Menerima Eksternal,


Ontologis
objektif bebas dari sosial, perbedaan multiple,
dan bebas pikiran, subjektif, bisa seperti memilih
dari kepercayaan berubah, persepsi sama- pandangan
pelaku atau multiple sama sah yang
sosial pengetahuan mengabaikan terbaik
yang ada pada kerusakan untuk
diri manusia, yang dilakukan diterima
tetapi di dengan sebagai
intrepretasikan mengabaikan jawaban
menurut faktor-faktor pertanyaan
kondisi sosial yang penelitian
memberikan
hak istimewa
untuk salah
satu kenyataan
berdasarkan
pengaruh
sosial, budaya
maupun politik
dalam
konstruksi
realitas.
Yang Nampak
“Nyara
mungkin
bukan menjadi
struktur
reifikasi (tidak
berubah) yang
diambil untuk
menjadi nyata
karena situasi
historis

Aspek yang dibahas:


-Apa objek yang akan ditelaah?
-Bagaimana wujud dari objek tersebut?
-Bagaimana hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia (berpikir,
merasakan dan mengindera) yang dapat menghasilkan pengetahuan?
Hakekat ilmu: pengetahuan yang bersifat rasional,reflektif dibuktikan
kebenarannya. Fenomena tidak cukup diamati dengan hal-hal yang tampak dan
nyata tetapi harus dicermati secara keseluruhan. Batas penjelajahan ilmu: sebatas
pengalaman manusia (empiris) dan realitasnya pada pendekatan kualitatif
bersifat subjektif
Perbandingan Kualitatif Kuantitatif
Realitas adalah Realitas adalah objektif
Ontologis
subjektif dan banyak dan singular
(kealamian dari
kebenaran atau
subjektif, mental, Onjektif, material,
kejujuran
personal dan dikonstruk struktural, disetujui

Pertanyaan ontologis bertanya: apa sifat realitas?


C. Berdasarkan Pendekatan Aksiologis, (Sujana dan Ibrahim (2011),
Suharsimi Arikunto (2012), Moleong (2015); Johson (2015) dan Kasiran (2018),
Sugiyono (2013) dan PPT Ibu Dr. Margaretha Ardhanari, S.E., M.Si. Menurut
penulis penelitian kualitatif secara aksiologis adalah penelitian yang lebih
memberikan manfaat kajian dan memperkembangkan hidup manusia. Asumsi
yang mengulas tentang nilai dari suatu penelitian. Pendekatan ini memuat nilai
dan bias dan merupakan suatu hal yang dapat mempelajari hakikat dan manfaat
sebenarnya dari suatu pengetahuan dan ilmu pengetahuan tersebut tidak akan
sia-sia jika tau cara memanfaatkannya. Pendekatan ini dilakukan setelah
pendekatan epistemologis dan ontologis telah terpenuhi.
Dimensi aksiologis mengulas tentang peran nilai dari suatu penelitian.
Perbandingan Kualitatif Kuantitatif
Pertanyaan terikat nilai Pertanyaan bebas dari
Aksiologis
pertimbangan nilai dan
bias

Pendekatan kualitatif: Tujuannya mencoba menemukan pemahaman akan


interpretasi atau makna terhadap suatu gejala pemahaman/ makna yang
diberikan oleh individu yang dipengaruhi oleh nilai-nilainya.dan berkaitan
dengan value judgment, etika dan moral dari peneliti sendiri
Pendekatan kuantitatif: Tujuannya mencoba menjelaskan sesuatu gejala, serta
menemukan suatu hukum yang universal.
Paradigma penelitian
Positivis Postpositivis Konstruktivis Transformatif

Bebas nilai dan Nilai yang Nilai yang Hak asasi


Aksiologis
etik (umum) terkandung mengikat dan manusia dan
dan etik emik (khusus) keadilan sosial
Penelitian (umum).
dikerjakan Penelitian Kekuatan
dengan cara adalah nilai penuntun
bebas nilai, Peneliti yang untuk
peneliti bebas mengandung mengikat, mengkonsep
dari fakta dan nilai; peneliti peneliti keyakinan
mempertahankan menyimpang merupakan
pendirian yang dari bagian dari
objektif pandangannya yang ditelitim
tentang dunia, tidak bisa
pengalaman, menjadi
budaya dan bagian yang
pendidikan terpisah dan
menjadi
subjektif

Kajian dimensi aksiologis:


1. Bagaimana hubungan penggunaan pengetahuan dengan kaidah moral yang
diyakini masyarakat?
2. Bagaimana penggunaan pengetahuan yang dikuasai?
3. Bagaimana hubungan teknik prosedur dalam pelaksanaan metode ilmiah
pengetahuan dengan kaidah moral?
4. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan kaidah moral?

D. Berdasarkan Pendekatan Epistemologis, (Sujana dan Ibrahim (2011),


Suharsimi Arikunto (2012), Moleong (2015); Johson (2015) dan Kasiran (2018),
Sugiyono (2013) dan PPT Ibu Dr. Margaretha Ardhanari, S.E., M.Si. Menurut
penulis penelitian kualitatif secara epistemologis. Tata cara kajian Metode
ilmiah berdasarkan Sistematika dan Metode. Asumsi tentang landasan ilmu
pengetahuan (grounds of knowledge) tentang bagaimana seseorang memulai
memahami dunia dan mengkomunikasikannya sebagai pengetahuan kepada
orang lain.Dimesi penelitian kualitatif berisi hubungan dari peneliti dengan apa
yang diteliti secara epistemologis menunjukkan adanya interaksi yang tercipta
antara peneliti dan subjek yang diteliti (Silalahi Ulber (2019) dan terbagi menjadi
tiga bagian penting yaitu objektivitas, konstruksionisme dan subjektivisme yang
nantinya bagaimana seorang peneliti mulai memahami objek penelitian dan
mengkomunikasikan pengetahuan tersebut kepada orang lain.
Perbandingan Kuantitatif Kualitatif
Penelitian bebas dari Peneliti berinteraksi
Epistemologis
apa yang ditelitinya dengan apa yang diteliti
(Teori dari ilmu)

Kebenaran ilmiah Relativ, pembenaran


mencari kebenaran, individu dan kelompok,
pembenaran dengan bermacam-macam
temuan empiris dari standar
hipotesus, standar
pengetahuannya
universal

Pola pendekatan kualitatif bersifat baku, linier dan bertahap. Pendekatan


kuantitatif: Sesuati itu nyata dan berada diluar diri manusia, maka sesuatu itu
bisa dipelajari
Pendekatan kualitatif: sesuatu itu tidak nyata dan berada didalam diri manusia,
maka sesuatu itu tidak bisa dipelajari.

Keterangan Kuantitatif Kualitatif


Deduktif-Konfirmatif: Induktif-Ekspanatoris
1.Logika berpikir
a. Bersifat a. Bersifat induktif
peneliti
deduktif karena karena peneliti
penarikan memulai dan
kesimpulan mengembangkan
berangkat dari permasalahan
sesuatu yang penelitian dari
bersifat khusus pengamatan dan
(berangkat dari data yang ada dan
teori-teori yang dilanjutkan dengan
membangunnya pengumpulan data,
) kategorisasi, dan
b. Bersifat penemuan tema
konfirmatif (teori)
karena menguji b. Bersifat
hipotesis dari eksplanatoris
suatu teori yang karena pendekatn
telah ada ini mencoba
(mengkonfirma menjelaskan
si antara teori tentang realitas
dengan sebagaimana
kenyataan yang realitas itu ada
ada
Etik: Emik:
2. Perspektif
Perspektif peneliti Perspektif peneliti disebut
peneliti
disebut ETIK karena EMIK karena peneliti
peneliti mengumpulkan mengumpulkan data dari
data dengan para informan, dianalisa
menetapkan terlebih (proses koding dan
dahulu konsep bagai kategorisasi), dan
variable-variabel yang diungkapkan apa adanya
berasal dari teori yang sesuai dengan bahasa dan
sudah ada yang dipilih pandangan informan
oleh Peneliti. Variabel
tersebut ditetapkan
indikator-indikatornya.
Indikator yang telah
ditetapkan tersebut
dibuat kuisioner.
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif ingin
3. Permasalahan
ingin mengetahui mengetahui tentang makna
dan Tujuan
tingkat pengaruh, (berupa konsep) yang
Penelitian
keeratan korelasi atau dihidupi dan dihidupi para
asosiasi antar variable, informan dan latar sosial
atau kadar suatu yang diteliti.
variable dengan cara
pengukuran Pertanyaannya--?
Mengapa…?Bagaimana,...
Pertanyaannya ?
Apa…?
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
4. Teori
berangkat dari berangkat dari penggalian
(Konsep)
teori(konsep) dan data berupa pandangan
Penelitian
kemudian menguji informan dalam bentuk
(retest) teori (konsep) cerita rinci atau asli
tersebut. Penelitian mereka, dianalisa, dan
kuantitatif bertolak dari kemudian peneliti (tetap
variable yang terdapat dalam keterkaitan dengan
dalam teori yang dipilih informan) memberi
oleh peneliti, dicari penafsiran sehingga
datanya (melalui menciptakan konsep
kuisioner untuk sebagai temuan
pengukuran variable-
variabelnya) dan dibuat
penyimpulan
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
5. Pengambilan
menggunakan alat ukur berangkat dari wawancara
Data&Validita
(kuisioner) sebagai cara dan obsevasi sebagai cara
s Penelitian
pengambilan data pengambilan data.
Validitas penelitian
diukur secara deduktif- Validitas penelitian
statistikal (objektif) bersifat komunikatif dan
argumentative
(objektivitas dan
subjektivitas dan inter-
subjektivitas)
Analisa data dilakukan Analisa data dilakukan
6. Analisa data
secara statistical secara tematik melalui
dan
(penyimpulan setelah proses kkoding (proses
kesimpulan
data lengkap) sirkuler)
penelitian
Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan
dilakukan secara dilakukan secara infuktif
deduktif
Apakah sesuai Apakah sesuai
7. Diskusi Hasil
(menguatkan atau (menguatkan atau
Penelitian
melemahkan) dengan melemahkan) secara teori?
teori? Apakah sesuai
Apakah sesuai (menguatkan atau
(menguatkan atau melemahkan) dengan
melemahkan) dengan penelitian terkini?
penelitian terkiri Ke-khasannya dimana
Menjawab masalah Menjawab fokus
8. Kesimpulan
(pertanyaan) dan tujuan penelitian
Penelitian
penelitian Menyimpulkan hasil
Menyimpulkan hasil Menyimpulkan diskusi
Menyimpulkan diskusi

Penelitian kualitatif mengajak peneliti mengenai bagaimana cara


mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada orang lain dengan kebenaran.
Pertanyaan yang menjadi dimensi Epistemologi:apa dan bagaimanakah makna
mengetahui sebuah ilmu pengetahuan?, darimana asal-usul pengetahuan yang
dipelajari?, bagaimana cara membedakan pengetahuan dan hanya sekedar
pendapat?, apa bentuk pengetahuan itu?, bagaimana cara memperoleh
pengetahuan? dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat dinilai?. Landasan
epistemologis memungkinkan dikuasainya ilmu pengetahuan karena cara yang
digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperoleh suatu ilmu baru.
Secara umum metode ilmiah ada 3, yaitu:
-Observasi, metode ilmiah dengan melihat, mengamati dan mengevaluasi suatu
bukti yang keberadaan suatu fenomenanya berhubungan erat dengan aktivitas
manusia dalam kehidupan sehari-hari
-Deduksi, metode ilmiah yang dalam pengambilan kesimpulannya dari
pendekatan umum ke khusus dan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan
-Induksi: metode ilmiah yang pengambilan kesimpulannya dari pernyataan
khusus ke umum
Melalui pendekatan ini menekankan bahwa tidak ada kebenaran yang
mutlak bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak dan pendekatan epistemologis
menyangkut hubungan antara peneliti dan objek yang diteliti.
2. Mengapa anda tertarik/tidak tertarik menggunakan pendekatan kualitatif
(pilih salah satu, dan mengapa)?

Penulis sangat tertarik dan konsisten menggunakan pendekatan kualitatif


dalam pertemuan pertama kuliah accounting research methodology dari awal, UTS
(penulisan bab 1-2) dan hingga saat ini. Tesis penulis akan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif bukan berdasarkan pendekatan kuantitatif karena
menurut penulis. dengan pendekatan ini penulis dapat mengetahui cara pandang
obyek penelitian secara lebih mendalam yang tidak bisa diwakili dengan angka-
angka statistik. Jika subyek kita ubah menjadi angka-angka statistik maka penulis
akan kehilangan sifat subyektif dari perilaku manusia itu sendiri.

Sebelum ke Alasan-alasan spesifik kenapa penulis tertarik mengambil penelitian


kualitatif sendiri, penulis akan memaparkan perbedaan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif yang disajikan di tabel dibawah ini (yang didapat penulis selama ini
melalui perkuliahan accounting research methodology)

Aspek Kualitatif Kuantitatif


1. Maksud Mengembangkan Membuat deskripsi obyektif
pengertian tentang tentang fenomena terbatas dan
individu dan menentukan apakah fenomena
kejadian dengan dapat dikontrol melalui
memperhitungkan beberapa intervensi
konteks yang relevan
2. Tujuan Memahami Menjelaskan mengontrol
fenomena sosial meramalkan fenomena melalui
melalui gambaran pengumpulan data terfokus
holistic dan dari data numerik
memperbanyak
pemahaman yang
mendalam
3. Pendekatan Induktif, berisi nilai- Deduktif, bebas nilai
nilai (subyektif), (obyektif), terfokus dan
holistic dan berorientasi pada tujuan
berorientasi pada
proses
4. Model Upaya generalisasi Penemuan fakta sosial tidak
Penjelasan tidak dikenal karena berasal dari persepsi subyektif
perilaku manusia dan terpisah dari konteks
selalu terikat konteks
dan harus
diinterpretasikan
kasus per kasus
5. Metode Historikal, etnografis Terstruktur, formal ditentukan
dan studi kasus terlebih dahulu, tidak luwes,
dijabarkan secara rinci terlebih
dahulu sebelum penelitian
dilakukan
6. Pengukuran Induktif, berisi nilai- Deduktif, bebas nilai
nilai (subyektif), (obyektif), terfokus, dan
holistic dan berorientasi pada tujuan
berorientasi pada
proses
7. Data Naratif, deskriptif, Random/Acak; dimaksudkan
dalam kata-kata dalam sampel yang dianggap
mereka yang diteliti, mewakili
dokumen pribadi,
catatan lapangan,
artifak, dokumen
resmi, video
8. Analisis data Induktif, model- Deduktif, secara statistik
model, teori konep, terutama menghasilkan data
metode numerik yang biasanya
perbandingan tetap. dianalisis secara statistik. Data
Biasanya data kasar terdiri dari bilangan dan
dianalisis secara analisis dilakukan pada akhir
deskriptif yang penelitian
sebagian besar
berasal dari
wawancara dan
catatan pengamatan

Melalui pendekatan kualitatif, penulis dapat mengenal orang/responden


(subyek) secara pribadi dan melihat bagaimana mereka mengembangkan definisi
mereka sendiri mengenai lingkungan dan masalah yang dihadapi. Berhubungan
dengan topik yang penulis akan buat tesis sendiri mengenai Perilaku Kepatuhan
wajib pajak dari Wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan dan membayar pajak
penghasilan (PPh) dan Pajak pertambahan Nilai (PPN) untuk usaha UMKM E-
Commerce dapat terpecahkan dengan pendekatan kualitatif, dari alasan mereka
patuh tidak patuh, alasan ada perubahan peraturan perpajakan berhubungan dengan
kepatuhan, pentingnya kepatuhan wajib pajak dan masih banyak lagi sehingga
ditemukan pemecahan masalah yang dapat meningkatkan angka kepatuhan wajib
pajak e-commerce . Penulis dapat merasakan apakah yang mereka alami dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari dan perkembangan peraturan pajak terkini.
Penulis juga dapat mempelajari pengalaman-pengalaman yang belum pernah
penulis ketahui sama sekali.

Dalam pendekatan kualitatif, memungkinkan penulis menelusuri konsep-


konsep yang tidak ada dalam pendekatan kuantitatif dan justru inti konsep tersebut
akan hilang. Konsep-konsep seperti keindahan, rasa sakit, keimanan, penderitaan,
frustasi, harapan dan kasih sayang tidak dapat disentuh dengan pendekatan
kuantitatif justru dapat disentuh dengan pendekatan kualitatif sebagaimana orang-
orang yang sesungguhnya rasakan dalam kehidupan mereka sehari-hari dan itu
tidak didapat dari penelitian kuantitatif.

Selain itu ada ciri khusus yang Penulis akan dapatkan dari penelitian kualitatif
bukan kuantitatif seperti:

1. Penelitian kualitatif berasal dari fenomena yang ada di lingkungan dan


masyarakat yang tidak dapat terpecahkan dengan perhitungan matematis
(statistik) atau secara kuantitatif. Tugas kita sebagai penulis adalah
memecahkan masalah dari fenomena tersebut dan dengan pendekatan
kualitatif yang dapat menguraikan fenomena awal tersebut menjadi
terpecahkan dari pengumpulan data-data seakurat, dan sedalam mungkin
dilapangan
2. Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau
alamiah, tidak ditambah maupun dikurangin.
3. Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat pengumpul data
yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan
wawancara. Peneliti dapat mengeksplorasi penelitian secara mendalam,
mencari tahu dan meneliti sesuai dengan keingin tahuannya.
4. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data secara deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis yang kemudian ditulis dalam laporan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka
5. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya
dalam pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari
berbagai variabel yang saling mempengaruhi
6. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan
demikian maka apa yang ada dibalik tingkah laku manusia merupakan hal
yang pokok bagi penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menuntut
sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan
penelitian di lapangan
7. Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan
secara ekstentif baik triangulasi metode maupun triangulasi sumber data
8. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat
data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap berhubungandengan
masalah yang diteliti.
9. Subjek yang diteliti berdudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai
objek atau yang lebih rendah kedudukannya
10. Mengutamakan perpektif emik, artinya mementingkan pandangan
responden, yakni bagaimana responden memandang dan menafsirkan dunia
dan segi pendiriannya.
11. Verifikasi: Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang
bertentangan atau negatif
12. Pengambilan sampel secara purposive: Metode kualitatif menggunakan
sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian
13. Menggunakan “Äudit Trail” Metode yang dimaksudkan adalah dengan
mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data.
14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung
dianalisis, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian
seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.
15. Teori bersifat dari dasar: Dengan data yang diperoleh dari penelitian di
lapangan dapat dirumuskan kesimpulan atau teori. Peneliti bisa terjun
langsung di lapangan dan benar-benar memahami permasalahan fenomena
dilapangan serta dapat menjalin relasi (hubungan yang baik) atau penulis
dapat berdampak sosial terhadap lingkungan sebagai objek penelitiannya
16. Dalam penelitian kualitatif menggunakan paradigma interpretatif dan tidak
bebas nilai sedangkan kuantitatif menggunakan paradigma positivitisme
dan bebas nilai sehigga pendekatan kualitatif mencoba pemahaman tentang
fenomena yang spesifik sedangkan kuantitatif mencoba mencari
pemahaman general tentang suatu fenomena .
17. Penelitian kualitatif dapat menemukan hasil penemuan hal-hal
baru/pengetahuan baru yang tidak dapat dicapai oleh penelitian kuantitatif
karena peneliti langsung meneliti data dan observasi ke responden secara
langsung. Dan hasil penelitian penulis akan sangat berharga dan berdampak
positif dan memiliki manfaat praktis di masyarakat.

Dari ciri-ciri tersebut sangat memberikan peluang bagi penulis untuk


menemukan teori-teori baru yang belum pernah ditemukan oleh penelitian
sebelumnya. Hal ini yang mendorong orang tertarik untuk melakukan
penelitian kualitatif dibandingkan kuantitatif. Penelitian ini juga sangat
menantang, memang ada beberapa kelemahan diantaranya: data yang
dikumpulkan akan lebih lama dan prosesnya lebih panjang tidak hanya sekedar
membuktikan suatu hipotesis dan untuk validitas data dibandingkan kuantitatif
yang datanya sudah ada (bisa didapat di bursa efek Indonesia) serta perubahan
perilaku informan dapat mempengaruhi hasil penelitian namun terlepas dari
semua itu, dari pengumpulan data dan pengamatan tersebut akan mengasyikan
bagi penulis dapat mendapatkan informasi secara langsung dari responden,
observasi (pengamatan) secara langsung dan berinteraksi dengan responden
secara langsung dan dari interaksi tersebut dapat menghasilkan kebenaran dari
penelitian tersebut dan hasil lebih akurat sesuai lapangan serta penulis terjun
ke lingkungan yang belum pernah penulis terjun dan tentunya hasil penelitian
yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Dalam penelitian kualitatif ini juga banyak sekali pendekatan yang bisa
penulis gunakan dibandingkan kuantitatif, tergantung dari obyek penelitian.
Ada beberapa pendekatan yang bisa penulis gunakan dalam penelitian kualitatif
ini diantaranya:

1. Pendekatan fenomologis, dalam pandangan fenomologis, peneliti


berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-
orang biasa dalam situasi-situasi tertentu
2. Pendekatan interaksi simbolik. Dalam pendekatan interaksi simbolik
diasumsikan bahwa objek orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki
pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada mereka.
Pengertian yang diberikan orang pada pengalaman dan proses
penafsirannya bersifat esensial serta menentukan
3. Pendekatan kebudayaan. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut
perspektif ini seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu
peristiwa dimana manusia diharapkan berperilaku secara baik. Peneliti
dengan pendekatan ini mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya
diharapkan berperilaku dalam suatu latar kebudayaan.
4. Pendekatan etnometodologi. Etnometodologi berupaya untuk
memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan
menggambarkan tata hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha
memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan, dan
menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang peneliti
kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha
mengintrepretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut
pandang dari objek penelitiannya. Selanjutnya dalam penelitian ini
kepekaan perasaan, kejelihan dalam menangkap fenomena dan
kesabarang dalam meneliti sangat dibutuhkan sekali. Inilah yang banyak
memberikan masukan berarti bagi penulis.
Penelitian kualitatif dapat memperoleh data bukan sebagaimana yang
seharusnya dan bukan berdasarkan apa yang dipikirkan peneliti melainkan
berdasarkan sebagaimana adanya di lapangan sebagai yang dialami, dirasakan dan
dipikirkan oleh partisipan/sumber data. Maka peneliti kualitatif adalah human
instrument yang baik dan data yang terkumpul bisa bersifat subjektif dan instrument
pengumpul datanya adalah peneliti itu sendiri. Landasan teori yang digunakan
dalam peneltian kualitatif bukan harga mati tetapi bersifat sementara. Penelitian
kualitatif dituntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori
berdasarkan data yang diperoleh lapangan atau situasi sosial.” Sehingga manfaat
praktis yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan yang
diteliti sendiri, kehidupan sehari-hari dan penelitian selanjutnya dibandingkan
penelitian kuantitatif. Penulis dapat bermanfaat dan berdampak sosial terhadap
lingkungan dan hasil penelitian berdampak pada perusahaan atau lapangan yang
menjadi objek penelitian

Dari semua penjelasan ketertarikan penulis mengenai pendekatan kualitatif yang


penulis sudah panjang lebar jelaskan di atas:

Masihkah kita tidak tertarik


menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif??????
Ketika perkuliahan berlangsung dosen pengampu mata kuliah Accounting
Research Methodology penulis baik kualitatif (Ibu Dr. Margaretha Ardhanari, S.E.,
M.Si.) dan kuantitatif (Ibu Dr. Dyna Rachmawati, S.E., M.Si., Ak., CA)
menjelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing pendekatan. Dari semua
penjelasan tersebut menarik bagi penulis untuk menggunakan pendekatan
kualitatif. Tetapi terlepas dari semua itu penulis yakin baik pendekatan kualitatif
maupun kuantitatif sama baiknya keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing dan tergantung penulis akan menggunakan pendekatan yang mana.
Semua keputusan ada di tangan anda sebagai penulis!!!!!. Yang terpenting
hasilnya bermanfaat tidak bagi orang lain maupun lingkungan???.

Anda mungkin juga menyukai