Nama Dosen: Dr. Drs.Ec. Andry Irwanto, MBA, Ak, CA, CMA
Oleh:
RICHARD ANDREW (8312419003)
MOSES DICKY (8312419001)
FRANSISKUS MARLON REU (8312419005)
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
I.Poin-Poin Penting
II. Teori
Berdasarkan Lukas Setia Atmaja (2008:329), mengatakan bahwa Untuk memperoleh aktiva tetap, ada 2 cara:
(1) membeli, dan (2) leasing. Sebelum 1950an leasing identik dengan bisnis real estate. Saat ini berbagai
macam aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara leasing. Pada dasarnya leasing dibagi menjadi 2 jenis: (1)
Operating lease atau disebut juga service lease umumnya menyediakan pendanaan sekaligus perawatan aktiva
1. Tidak teramortisasi secara penuh (not fully amortized), artinya total lease payment lebih kecil dari
2. Usia Kontrak lease lebih pendek dari usia ekonomis aktiva yang diperkirakan
4. Ada klausul “cancellation”atau dapat dibatalkan. Klausul ini memberi hak kepada lesse untuk
Financial lease atau sering disebut “capital lease”berbeda dari operating lease dalam hal
3. Dan Teramortiasasi secara penuh (fully amortized), yang artinya total lease payment sama dengan biaya
Pada kondisi tertentu, aktiva maupun hutang pada leasing tidak tercata pada neraca, dengan kata lain
leasing adalah pendanaan yang öff-balance sheet”.Misalkan perusahaan P dan L memiliki neraca yang sama
sebagai berikut:
200 200
Hutang/Aktiva= 50%
P meminjam 200 untuk membeli mesin tersebut sedangkan L meleasing mesin tersebut. Karena leasing bersifat
400 400
Kapan suatu lease termasuk kategori “harus muncul di neraca”? Jika lease tersebut adalah financial atau capital
lease.
-Pada saat kontrak lease berakhir, kepemilikan aktiva lease berpindah dari lessor ke lesse
-Lesse dapat membeli aktiva pada harga yang lebih rendah dari harga pasar ketika kontrak lease berakhir
diatas, lease termasuk öff balance sheet”operating lease tidak muncul di neraca, namun tetap dilaporkan dalam
Dari sudut pandang lease, keputusan untuk membeli dengan dana dari hutang atau leasing suatu aktiva diambil
Menghitung NPV Aktiva- perlukah aktiva dibeli? Seperti telah dibaha pada bab penganggaran modal.
Keputusan untuk menerima atau menolak suatu proyek ditentukan untuk menerima atau menolak suatu proyek
ditentukan untuk menerima atau menolak suatu proyek ditentukan oleh NPV (Net Present Value) proyek
tersebut. Jika NPV>= 0. Proyek dapat diterima. NPV dihitung dengan mempresent value-kan seluruh arus kas
masuk kemudian diselisihkan dengan present value arus kas keluar. Pada perhitungan NPV, kita gunakan biaya
Langkah 2
NAL adalah penghematan biaya yang timbul karena kita memilih alternatif leasing daripada membeli aktiva.
Dimana:
Ot = Operating Cash Outflow pada waktu t yang terjadi hanya jika aktiva dibeli (tidak leasing), Biasanya terdiri
atas biaya perawatan dan asuransi yang pada kontrak lease akan dibayar oleh lessor.
Vn= Nilai sisa setelah pajak (salvage value after tax) pada waktu n
COF= Harga perolehan aktiva, yang tidak dibayar lesse, jika ia melakukan leasing.
Catatan:
Pada rumusnya diatas Vn (Salvage Value after tax) diskonto menggunakan rb atau after tax cost of debt karena
Vn dianggap cukup pasti.Bila nilai Vn dianggap relatif tidak pasti, sebaiknya didiskonto menggunakan k (cost
Perhatikan bahwa NAL sebenarnya merupakan selisih antara benefit dan cost dari leasing dibanding alternatif
membeli aktiva.
-Tidak ada biaya operasi maka tidak ada penghematan pajak (-Ot.T)
-Tidak ada biaya depresiasi (karena tidak memiliki aktiva)sehingga tidal ada penghematan pajak (-Dt.T)
-Tidak ada nilai sisa aktiva (karena tidak memiliki aktiva) sebesar Vn.
Jika benefit>cost, maka NAL positif sehingga lebih mengutungkan jika leasing dibanding alternatif membeli
Jelas bahwa jika NPV (A)>=0 Serta NAL>0, Aktiva dapat diperoleh melalui leasing jika NPV(A)>=0 naum
NAL<0 aktiva diperoleh dengan cara membeli. Bagaimana jika NPV (A)<0? Jangan buru-buru menolak aktiva
tersebut sebab dengan leasing akan timbul NAL. Jika NPV (A)+NAL>=0 maka aktiva dapat diterima tapi harus
diperoleh dengan cara leasing. Jika NPV (A)+NAL<0, tidak ada harapan lagi, aktiva atau proyek harus ditolak.
Sepanjang tingkat diskonto yang digunakan dalam analisis NAL adalah after tax cost of debt, memperhitungkan
1. Penerimaan pinjaman
2. Biaya bunga
4. Pengembangan pokok pinjaman akan memberikan hasil NAL yang sama dengan kalau kita tidak
“Analisis membeli aktiva dengan dana dari hutang dana analisis membeli aktiva dengan dana dari
modal sendiri memberikan hasil yang sama sepanjang tingkat diskonto yang digunakan dalam
` Arus kas diskonto sebesar After tax cost of debt karena arus kas seperti lease payment,
depresiasi, harga beli, biaya perawatan, nilai sisa dianggap arus kas yang cukup pasti, karena tingkat
kepastian tinggi maka risiko menjadi rendah sehingga kita harus menggunakan tingkat diskonto yang
rendah. Jika nilai (residual value) dianggap tidak pasti, nilai sisa (Vn) harus disdikonto dengan biaya
Selain pendekatan NPV atau NAL, keputusan beli vs leasing dapat dianalisis menggunakan pendekatan IRR.
IRR pada analisis leasing menunjukkan besarnya biaya leasing setelah pajak (after tax cost of lease).
Pada analisis penganggaran modal, suatu proyek yang NPVnya negatif harus ditolak. Namun dengan adanya
alternatif leasing (tidak harus membeli aktiva tetap), NPV yang negatif dapat berubah menjadi positif.
Mengapa? Kita telah mempelajari bahwa leasing dapat memberikan suatu keuntungan nyata dibanding
alternatif membeli aktiva tetap. Keuntungan ini ditunjukkan oleh nilai NAL (Net Advantage to Leasing) yang
positif. Dengan adanya alternatif leasing, NPV Proyek harus direvisi dengan ditambahi NAL. Jika setelah
direvisi NPV proyek menjadi >=0, Proyek dapat diterima dengan catatan harus melease aktiva tetap.
Pendekatan ini mengamsumsikan bahwa seluruh proyek bisa didanai dengan menggunakan leasing,
contoh:proyek membeli mesin cetak foto, membeli mesin cetak, membeli bus dsb.
Bila seluruh proyek bisa didanai melalui leasing
Jika seluruh unsur hutang pada modal proyek bisa digantikan oleh lease:
Evaluasi Oleh Lessor
Leasing perlu dianalisis juga dari pihak lessor. Lessor biasanya perusahaan leasing, bank atau perusahaan
(misalnya, IBM). Lessor perlu mengetahui tingkat keuntungan modal yang diinvestasikan pada lease. Analisis
2. Menentukan arus kas masuk (lease payment dikurangi pajak penghasilan) dan biaya perawatan yang
ditanggung lessor
4. Menentukan apakah tingkat keuntungan pada lease lebih besar dari biaya modal lessor, atau apakah
1. Fleksibilitas
Sebagian besar armada penerbangan diperoleh dengan cara leasing. Dengan leasing armada penerbangan
dapat dengan mudah mengubah rute penerbangan (misal dari jarak pendek ke jarak jauh). Jika mereka
membeli pesawat, misalnya untuk jarak pendek, mereka akan kesulitan menjual pesawat tersebut untuk
membeli pesawat yang dapat terbang jarak jauh. Pada contoh ini leasing menyediakan freksibilitas
operasional
Aktiva-aktiva berteknologi tinggi biasanya cepat ketinggalan jaman (misalnya, komputer, handphone).
Untuk menghindari risiko aktiva ketinggalan jaman, perusahaan dapat melakukan leasing karena dengan
leasing perusahaan dapat menggunakan aktiva tersebut untuk jangka pendek. Apakah lessor pasti rugi?
Memang bagi pemilik aktiva, lessor menanggung risiko akibat perubahan teknologi yang pesat. Namun
selain menikmati lease payment yang lumayan, lessor dapat menemukan pihak yang membutuhkan aktiva
yang sedikit ketinggalan jaman tesebut sehingga dapat menjualnya dengan lebuh mahal. Contoh, komputer
dengan processor 386 yang sudah out of date dapat dijual ke persewaan komputer untuk mahasiswa yang
3. Cocok untuk perusahaan yang permintaan terhadap produk atau jasanya sangat tidak menentu
Untuk perusahaan semacam ini, klaususl “cancellation”pada leasing sangat bermanfaat. Saat permintaan
terhadap produk atau jasa menurun drastis dan perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi, ia
Tidak semua perusahaan mampu merawat aktivanya dengan baik. Misalnya Bank yang memiliki cukup
banyak mobil harus mengeluarkan biaya cukup banyak untuk perawatannya. Terkadang tidak hanya
masalah biaya, tapi juga kerepotan yang timbul dari perawatan aktiva tersebut
Lease bertipe operating lease tidak muncul dineraca. Hal ini menguntungkan lesse karena rasio
hutangnya tidak memburuk. Namun informasi tentang operating lesse tetap muncul sebagai catatan
kaku pada neraca sehingga keuntungan ini dapat dipertanyakan jika ternyata pembaca neraca yang
cukup kritis
7. Pendanaan yang lebih longgar
Berhutang biasanya lebih rumit prosedurnya dan menimbulkan “Covenant”(aturan-aturan) dari kreditor.
Oleh karena itu, leasing dianggap alternatif pendanaan yang lebih longgar serta cepat
Bagi perusahaan dengan rating yang kurang baik, berhutang adalah alternatif yang kurang
menguntungkan karena ia akan dikenai bunga yang relatif tinggi. Untuk perusahaan semacam ini,
9. Penghematan kas
Leasing menghindarkan perusahaan dari pengeluaran kas yang besar untuk membeli aktiva tetap
(tentunya kita harus mengasumsikan bahwa perusahaan tidak meminjam untuk membeli aktiva)
Alasan terakhir namun biasanya menduduki ranking tertinggi adalah biaya leasing, perusahaan tertarik
Merupakan perusahaan global yang menghasilkan produk-produk inovatif berupa automation system products
and service yang beroperasi di negara-negara: United States, Europe, and Asia.
1. Programmable controllers
2. Numerical controllers
3. Industrial Computers
4. Manufactruing software
5. Factory-automation systems
Sasaran perusahaan adalah: memelihara kinmerja perusahaan sebagai pemimpin pasar dengan meningkatkan
sales 15%/tahun dengan pencapaian target pada net income dan working capital turnover
2. Meningkatnya persaingan
Pabrik pembuat corporate-jet aircraft untuk melakukan cost reduction dan mempercepat company’s production
2. CEO mempunyai kebijakan untuk tidak mengeluarkan CAPEX yang akan berpengaruh negatif terhadap
.
Permasalahan Finansial yang dihadapi Avanjet
Beberapa alternatif yang akan dilakukan Avanjet untuk pengadaan automation system
adalah :
1. Melalui pinjaman
2. Pengadaan melalui “conditional sale” dimana kepemilikan akan berpindah pada saat
pembayaran final
a. Capital Lease
b. Operating Lease
Pembahasan Kasus
Diketahui :
1. Jangka waktu 5 tahun
2. After tax of debt = discount rate
3. Perbandingan tax rate 34% dengan tax rate terendah 0%
4. Perbandingan Cost of debt 9.5% dan 13%
ANALISIS PERMINTAAN PASAR (AVANTJET)
Kondisi internal Avanjet sebagai perusahaan sasaran utama Primus, sedang mengalami
penurunan. Terlihat dalam laporan keuangan Avantjet bahwa kondisi persaingan yang semakin ketat
menjadikan peningkatan penjualan tidak sekencang tahun sebelumnya. Dalam kondisi ini, laba juga
cenderung menurun akibat biaya produksi yang semakin tinggi. Net profit margin pada 2000 diangka
2.01%, kini pada 2001 turun diangka 1.75%. Disisi lain, rasio hutang Avantjet masih tinggi berkisar
diangka 86% pada 2001. Sehingga, jika investasi yang dilakukan Avantjet didanai dari hutang, akan
Exhibit 1
AvantJet Statement of Income
($000)
2001 2000 1999
Untuk membuat proposal pengadaan sistem automasi kepada Avantjet, primus harus
menyiapkan opsi-opsi sebagai bahan pertimbangan, mana yang paling menguntungkan dari sisi
Avantjet namun tidak merugikan Primus. Dalam analisis ini, primus akan memilih alternatif opsi
yang mana akan menarik dimata Avantjet namun tergolong paling menguntungkan dari sisi Primus
jika dibandingkan dengan opsi lain. Berikut proposal pengadaan sistem automasi terdiri dari
beberapa opsi yang akan dipilih untuk diajukan Primus kepada Avantjet:
Exhibit 3
Sedangkan proposal pengadaan sistem automasi dari kompetitor adalah sebagai berikut:
Dari data tersebut, Primus perlu menimbang nilai investasi yang paling menguntungkan dari
sisi Avantjet agar sasaran utamanya tersebut tertarik untuk memilih Primus menjadi vendornya. Oleh
karena itu, perlu adanya perhitungan yang membandingkan NPV dan IRR antara masing-masing opsi
dan berbagai situasi tarif pajak dan biaya hutang, sehingga akan terlihat pada situasi mana dan opsi
mana yang paling menarik untuk diajukan kepada Avantjet. Berikut telah dilampirkan hasil
perhitungan exhibit 6 yang berisi tentang NPV dan IRR dari opsi buy and borrow, opsi 1-4, dan
perhitungan investasi milik kompetitor yaitu Faulhaber dan Honshu. Biasanya, semakin tinggi NPV
dan IRR akan lebih baik. Namun dalam kasus ini berbeda, semakin kecil IRR dan NPV dari nilai
investasi, Avantje akan menilai lebih menarik karena tingkat biaya yang harus dibayar oleh Avantjet
Dengan demikian, dapat dilihat dalam tabel exhibit 6 bahwa pada kondisi tarif pajak 34% dan
biaya hutang 9.5%, dari nilai investasi pada opsi 2 merupakan pilihan terbaik karena memiliki nilai
investasi yang sama dengan opsi buy and borrow dan kompetitor. Karena Avantjet cenderung
memiliki rasio hutang yang tinggi, maka jika Primus mengajukan proposal dengan opsi 2 pada kondisi
A, maka Avantjet memiliki kecenderungan akan memilih lease dan meninggalkan hutang. Dengan
begitu, primus akan tetap menjadi vendor Avantjet dengan nilai NPV dan IRR yang cukup tinggi
Pada kondisi tarif pajak 34% dan biaya hutang 13%, nilai investasi yang paling
menguntungkan Avantjet adalah opsi 3 karena lebih menarik dengan NPV $457.515 dan IRR 6.72%
dibandingkan opsi milik kompetitor Faulhaber dengan NPV $479.073 dan IRR 7.13%. Pada Kondisi
tarif pajak 0% dan biaya hutang 9.5%, nilai investasi terbaik terdapat pada opsi 1 dengan nilai NPV $
651.863 dan IRR 8.61% dibanding buy and borrow dengan NPV $ 663.800 dan IRR 9.5%. dan pada
kondisi tarif pajak 0% dan biaya hutang 13%, nilai investasi terbaik pada opsi 3 dengan NPV $
645.255 dan IRR 10.91% dibanding kompetitornya Faulhaber dengan NPV $697.207 dan IRR
11.42%.
Lowest - Cost
Scenario Competitive
Alternative
A 34% tax rate Borrow and Buy
9.5% Cost of Debt 6,27%
B 34% tax rate Faulhaber
9.5% Cost of Debt 7,13%
C 0% tax rate Borrow and Buy
9.5% Cost of Debt 9,50%
D 0% tax rate Faulhaber
13% Cost of Debt 11,42%
Tabel 1
Quoted annual Lease Expense and
Purchase Price of Guaranteed Residual Value for 5-Year
System Manufacturer System if Avantjet Operating lease
were to buy
Value Residual value
Dari tabel 1 diketahui harga beli Faulhaber Gmbh paling tinggi sebesar 759.000 sedangkan Primus
Automation Division paling rendah sebesar 715.000. Namun yang menjadi pertanyaan mengapa
Promus Not Previousely quoted baik value maupun residual value sedangkan Honsu Heavy memiliki
Dari tabel 2 dapat dilihat untuk skedule depresiasi pajak penghasilan terus mengalami penurunan
namun di tahun kedua mengalami kenaikan sebesar 32% dan puncaknya ditahun ke4 dan 5 menurun
hingga 11,52%
Exhibit 1
Exhibit 1
($000)
Exhibit 2
Exhibit 2
AvantJet Balance Sheet
($000)
2001 2000
Assets
Current assets:
Cash and temporary investments $19.918 $27.263
63.182 56.123
Current liabilities:
Long-term debt $ 592 $ 563
-Avantjet mempunyai ration hutang yang besar sedang net profit menurun
Financial Ratio
Financial Ratio 2001 2000
Liquidity
Current Ratio 1,63 1,60
Activity Ratio
Inventory Turnover 1,37 1,31
Average Collection Period
(Day) 23,61 23,30
Total Assets Turnover 0,55 0,53
Debt Ratio
Debt Ratio 86% 88%
Profitability
Gross Profit Margin 27,50% 27,30%
Loan (“Buy-and-Borrow”)
5-year term loan
Payment in arrears
Annual
Lease payments
5-year net lease (in advance)
Both Methods
Guaranteed residual value: 11,2729%
(required by Primus Equipment Finance Division)
Exhibit 4
Jmlh Rp 142.601 Rp 715.000 Rp 673.816 Rp 229.097 Rp 67.199 Rp 561.304 Rp 409.306 Rp 422.408 Rp 428.604 Rp 434.966
NPV $469.273,82 $454.716,97 $469.272,96 $476.156,48 $483.224,77
Keterangan:
Interest After Tax: Interest After Tax (Loan Amortization Schedule)
Principal Payment: Principal Reduction (Loan Amortization Schedule)
Depr. Rate: Dari Soal Table 2
Dep. Before tax: Eq.Cost * Depr. Rate
Depr. Tax Saving Depr. Before Tax * Tax Rate
Lease Cash Outflow: Annual Payment (Exhibit 3) * (1-34%)
Perhitungan IRR
Option 1
Tax Forgone
Lease Lease
Savings Residual Initial
Pay Payment-
Year Assc Value Purchase
After Incremental
With After price Save
Tax Cashflow
Deprec. Tax
0 -102.326 715.000 612.674
1 -102.326 -48.620 -150.946
2 -102.326 -77.792 -180.118
3 -102.326 -46.675 -149.002
4 -102.326 -28.005 -130.332
5 0 -28.005 -67.199 -95.204
Sum -511.632 -229.097 -67.199 715.000 -92.928
IRR 5,32%
Option 2
Tax Forgone
Lease Lease
Savings Residual Initial
Pay Payment-
Year Assc Value Purchase
After Incremental
With After price Save
Tax Cashflow
Deprec. Tax
0 -105.602 715.000 609.398
1 -105.602 -48.620 -154.222
2 -105.602 -77.792 -183.394
3 -105.602 -46.675 -152.277
4 -105.602 -28.005 -133.607
5 0 -28.005 -67.199 -95.204
Sum -528.010 -229.097 -67.199 715.000 -109.306
IRR 6,27%
Option 3
Tax Forgone
Lease Lease
Savings Residual Initial
Pay Payment-
Year Assc Value Purchaseprice
After Incremental
With After Save
Tax Cashflow
Deprec. Tax
0 -107.151 715.000 607.849
1 -107.151 -48.620 -155.771
2 -107.151 -77.792 -184.943
3 -107.151 -46.675 -153.826
4 -107.151 -28.005 -135.156
5 0 -28.005 -67.199 -95.204
Sum -535.755 -229.097 -67.199 715.000 -117.051
IRR 6,72%
Option 4
Forgone
Lease Tax Lease
Residual Initial
Pay Savings Payment-
Year Value Purchasepric
After Assc With Incremental
After e Save
Tax Deprec. Cashflow
Tax
0 -108.742 715.000 606.258
1 -108.742 -48.620 -157.362
2 -108.742 -77.792 -186.534
3 -108.742 -46.675 -155.417
4 -108.742 -28.005 -136.747
5 0 -28.005 -67.199 -95.204
Sum -543.708 -229.097 -67.199 715.000 -125.004
IRR 7,19%
Exhibit 6
Scenario A B C D
Effective tax rate 34,0% 34,0% 0,0% 0,0%
Pretax cost of debt 9,5% 13,0% 9,5% 13,0%
After-tax cost of debt 6,27% 8,58% 9,50% 13,00%
Leasing option #1
NPV of leasing option #1 $454.717 436.915 430.229 613.958
IRR of lease 5,32% 5,32%
Lease advantage over
borrowing $14.557 $47.631 $233.571 $57.295
Leasing option #2
NPV of leasing option #2 $469.273 450.901 $444.002 $633.612
IRR of lease 6,27% 6,27%
Lease advantage over
borrowing $0 $33.645 $219.798 $37.641
Leasing option #3
NPV of leasing option #3 $476.156 $457.515 $450.514 $642.906
IRR of lease 6,72% 6,72%
Lease advantage over
borrowing ($6.883) 27.031 213.286 28.347
Leasing option #4
NPV of leasing option #4 $483.225 $464.306 $457.202 $652.450
IRR of lease 7,19% 7,19%
Lease advantage over
borrowing ($13.951) 20.240 206.598 18.803
Analisis Kompetitor
Scenario A B C D
Effective tax rate 34.0% 34.0% 0.0% 0.0%
Pretax cost of debt 9.5% 13.0% 9.5% 13.0%
After-tax cost of debt 6.27% 8.58% 9.50% 13.00%
Kesimpulan
1. Dari keempat option yang akan diambil, untuk tax rate 34% dan pretax interest 9.5%
berdasarkan perhitungan hanya pada opsi 4 dengan leasing payment sebesar $164.760
2. Dari sisi Avanjet pada tax rate 34% dan pretax interest 9.5% untuk lease payment dibawah
$160.003 atau berdasarkan pada opsi 2 akan lebih menguntungkan dibandingkan jika
Avanjet melakukan buy and borrow yaitu dengan selisih NPV = 0 dan IRR = After tax
Rekomendasi
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, Primus sebaiknya mengambil opsi leasing nomor
3 karena nilai IRR lebih besar dari cost of debt sehingga akan memberikan keuntungan bagi