Anda di halaman 1dari 5

LEASING (SEWA GUNA)

Materi Bahasan:

1. Keuntungan Leasing

a) Tidak Perlu adanya jaminan f) Terhindar dari inflasi

b) Fleksibel g) Cara mendapatkan aktiva

c) Pelayanan yang cepat h) Pembayaran sebagai biaya

d) Capital Saving operasional

e) Dilindungi Hukum

2. Pencatatan Sewa Guna Usaha (Leasing)

 Sewa Operasi

Sewa operasi tetap diperlakukan seperti perjanjian lainnya. Dengan demikian

aset sewaan tetap diperhitungkan dalam pembukuan lessor, sedangkan

pembayaran sewa berkala dicatat sebagai pendapatan oleh lessor dan beban

oleh lessee

Misalkan; diasumsikan PT.Bagus menyewa sebuah mobil selama tiga bulan

dari tanggal 1 November 2021 hingga 31 Januari 2022 dengan pembayaran

bulanan sebesar Rp. 2.000.000,- maka :

Pihak lessor akan mencatat selama 3 bulan

Kas Rp. 2.000.000

Pendapatan sewa Rp. 2.000.000,-

Pihak lessee akan mencatat selama 3 bulan


Beban sewa Rp. 2.000.000,-

Kas Rp.2.000.000,-

Dengan asumsi laporan keuangan PT Bagus berakhir 31 Desember, biaya

rental Rp. 4 juta, akan dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif tahun

2021 dan biaya rental Rp. 2 juta dibebankan ke laporan laba rugi

komprehensif tahun 2022

 Sewa Pembiayaan

Dalam sewa pembiayaan prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:

● Aset sewaan diperlakukan seolah-olah aset itu telah dijual kepada lessee.

Aset itupun dicatat sebagai aset tetap dalam pembukuan lessee

● Fasllitas pembiayaan terkait dicatat sebagai liabilitas (utang sewa) dalam

pembukuan lessee, dan sebagai aset (piutang sewa) dalam pembukuan

lessor

● Pembayaran sewa berkala dihitung agar mencakup beban/ pendapatan

keuangan dan pelunasan kewajiban. Oleh karena pembayaran sewa

berkala harus dipisahkan menjadi bagian yang merupakan beban

keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban kemudin

dicatat sesuai dengan pembukuan lessee maupun lessor

 Opsi Pembelian

Pengaruh adanya opsi pebelian anatara lain

● Sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan;


● Pembayaran sewa minimum akan bertambah karena harga pelaksanaan

● Umur manfaat, bukan masa sewa, yang digunakan sebagai dasar

pengalokasian jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan untuk

menentukan beban penyusutan tahunan aset tersebut.

Dengan adanya opsi pembelian itu, sewa diklasifikasikan sebagai sewa

pembiayaan. Perhitungannya sebagai berikut:

Perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum:

Anuitas biasa sebesar Rp.10 Juta untuk 4 Tahun ditambah Rp 1 Juta diakhir

periode ke empat = Rp. 41 Juta

Tingkat diskonto 5%

Nilai kini Rp 10 Juta x 3,5459 + Rp 1 Juta x 0,8227 = Rp36.282.000

Peralatan sewa dikapitalisasidan liabiltas terkait dicatat dalam pembukuan

PT. Maju sebesar Rp36.282.000 (nilai kini pembayaran sewa minimum

Rp36.282.000 ebih rendah dari nilai wajar Rp42.000.000)

 Anuitas Dimuka

Dalam praktiknya, merupakan hal yang lumrah apabila perjanjian sewa

mengatur bahwa pembayaran sewa periode pertama harus dibayar diawal

periode (anuitas di muka) bukan diakhir periode (anuitas biasa).

Secara finansil, perbedaan antara anuitas di muka dan anuita biasa adalah

dalam anuitas di muka lessee mengambil lebih sedikit pembiayan dari lessor,
sehingga tingkat bunga implisit yang dibebankn oleh lessor juga harus

dikurangi

 PERLAKUAN AKUNTANSI OLEH LESSOR.

Untuk lessor, aset sewa pembiayaan pada dasarnya dijual kepada lessee.

oleh karenanya PSAK 30 menyatakan bahwa aset yang dimiliki dalam sewa

pembiayaan harus dicatat dalam pembukuan lessor bukan sebagai aset

tetap, melainkan sebagai piutang.

 Sewa Penjualan

Jika lessor hanya bertindak sebagai pemberi modal. Lessor membeli aset

dari perusahaan manufaktur/perusahaan dagang dan menyewkannya kepada

lessee untuk satu tujuan, yaitu memperoleh penghasilan pembiayaan. lessor

juga bisa bertindak sebagai perusahaan manufaktur/perusahaan dagang

pembiayaan sewa ini disebut sewa penjualan.

Dalam sewa penjualan , penjual/lessor memperoleh dua jenis pendapatan :

○ Laba bruto

○ Pendapatan bunga dari pendanaan

 Transaksi Jual & Sewa Balik

Transaksi jual dan sewa balik adalah transaksi yang didalamnya pemilik

suatu aset menjual aset itu kepada ihak lain dan segera menyewanya

kembali. Pada praktiknya, transaksi penjualan dan penyewaan kembali

biasanya dilakukan oleh penjual/ lessor untuk mengatasi masalah arus kas.

Penjual/ lesse menerima harga borongan untuk hasil penjualan pada saat

aset itu dijual, namun hanya perlu membayar biaya rental secara periodik
dalam kontrak sewa, di samping memegang hak untuk menggunakan aset

yang sama.

Persoalan akuntansi utama yang berhubungan dengan transaksi jual dan

sewa balik muncul dalam pembukuan penjual-lessee. Terdapat dua

permasalahan utama yaitu :

a. Apabila harga jual ditetapkan pada nilai pasar wajar, bagaimana

keuntungan atau kerugian trannsaksi penjualan harus diperhitunngkan.

b. Apabila harga jual sengaja ditetapkan lebih rendah atau lebih tinggi dari

nilai pasar wajar guna mengakomodasi biaya rental yang lebih rendah

atau lebih tinggi dari harga pasar.

Anda mungkin juga menyukai