1
kambuh kembali penyakitnya dan kuman tuberkulosis menjadi resisten
sehingga membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya.
Penyakit tuberkulosis ini dijumpai disemua bagian penjuru dunia.
Dibeberapa Negara telah terjadi penurunan angka kesakitan dan kematiannya.
Angka kematian berkisar dari kurang 5 - 100 kematian per 100.000 penduduk
pertahun. Angka kesakitan dan kematian meningkat menurut umur. (Kemenkes
RI, 2012)
2
Pada penderita tuberkulosis paru apabila sudah terpapar dengan agent
penyebabnya penyakit dapat memperlihatkan tanda-tanda seperti dibawah ini:
1. Batuk-batuk berdahak lebih dari dua minggu.
2. Batuk-batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah.
3. Dada terasa sakit atau nyeri.
4. Terasa sesak pada waktu bernafas.
Adapun masa tunas(masa inkubasi) penyakit tuberkulosis paru adalah
mulai dari terinfeksi sampai pada lesi primer muncul, sedangkan waktunya
berkisar antara 4 - 12 minggu untuk tuberkulosis paru. Pada pulmonair
progressif dan extrapulmonair, tuberkulosis biasanya memakan waktu yang
lebih lama, sampai beberapa tahun.
3
Penderita TB Paru BTA positif mengeluarkan kuman-kuman keudara
dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet
yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan menjadi droplet yang
mengandung kuman tuberkulosis. Dan dapat bertahan diudara selama beberapa
jam.
Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang lain. Jika
kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang menghirupnya, maka
kuman mulai membelah diri (berkembang biak) dan terjadilah infeksi dari satu
orang keorang lain. (Kemenkes RI, 2012)
4
1.1.6. Penyuluhan Penderita Tuberkulosis
1. Petugas baik dalam masa persiapan maupun dalam waktu berikutnya
secara berkala memberikan penyuluhan kepada masyarakat luas
melalui tatap muka, ceramah dan massa media yang tersedia
diwilayahnya, tentang cara pencegahan TB-paru.
2. Memberikan penyuluhan kepada penderita dan keluarganya pada
waktu kunjungan rumah dan memberi saran untuk terciptanya rumah
sehat, sebagai upaya mengurangi penyebaran penyakit.
3. Memberikan penyuluhan perorangan secara khusus kepada penderita
agar penderita mau berobat rajin teratur untuk mencegah penyebaran
penyakit kepada orang lain.
4. Menganjurkan, perubahan sikap hidup masyarakat dan
perbaikan lingkungan demi tercapainya masyarakat yang sehat.
5. Menganjurkan masyarakat untuk melapor apabila diantara
warganya ada yang mempunyai gejala-gejala penyakit TB paru.
6. Berusaha menghilangkan rasa malu pada penderita oleh karena
penyakit TB paru bukan bagi penyakit yang memalukan, dapat dicegah
dan disembuhkan seperti halnya penyakit lain.
7. Petugas harus mencatat dan melaporkan hasil kegiatannya kepada
koordinatornya sesuai formulir pencatatan dan pelaporan kegiatan
kader. (Kemenkes RI, 2012)
5
1.2. Data Demografi dan Data Kejadian Tuberkulosis
1.2.1. Data Demografi Penduduk Indonesia
6
1.2.2. Data Kejadian Tuberkulosis di Indonesia
7
8
(Kemenkes RI, 2017)
9
1.2.4. Factor Risiko Kejadian Tuberculosis
b) Anak balita dan orang terinfeksi HIV yang telah terkontak dengan
kasus menular seharusnya dievaluasi untuk infeksi laten M. TB
maupun TB aktif
10
d) Pelaksanaan pelaporan seharusnya difasilitasi dan dikoordinasikan
oleh Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan kesepakatan yang
dibuat
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Eko Sasmito Rini. Gambaran Kondisi Fisik Rumah Pasien Penderita Penyakit
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu Karanganyar. Skripsi.
2013. Surakarta
11