Taufik Ismail
(1990)
Puisi Pilihan
KE PUNCAK DIAM
Hamid Jabbar
Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
Telah kulaksanakan puasa ramdhanku,
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nuju Kabah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar aku pun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Ya Rasulallah
Setiap saat jasadku shalat
Setiap kali tubuhku bersimpuh
Diriku jua yang kuingat
Setiap saat kubaca shalawat
Setiap kali tak lupa kubaca salam
Assalamualaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh
Salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
Tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
Kau menjawab salamku
Bahkan apakah aku menyalamimu
Ya Rasulallah
Ragaku berpuasa
Dan jiwaku kulepas bagai kuda
Ya Rasulallah
Sekali-kali kubayar zakat dengan niat
Dapat balasan kontan dan berlipat
Ya Rasulallah
Aku pernah naik haji
Sambil menaikkan gengsi
Ya Rasulallah, sudah Islamkah aku?
Ya Rasulallah
Aku percaya Allah dan sifat-sifatnya
Aku percaya malaikat
Percaya kitab-kitab sucinya
Percaya nabi-nabi utusannya
Aku percaya akhirat
Percaya qadla-q-adarnya
Seperti yang kucatat
Dan kuhafal dari ustad
Tapi aku tak tahu
Seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
Ya Rasulallah, sudah imankah aku?
Ya Rasulallah
Setiap kudengar panggilan
Aku menghadap Allah
Tapi apakah ia menjumpaiku
Sedang wajah dan hatiku tak menentu
Ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan?
Ya Rasulallah
Kuingin menatap meski sekejab
Wajahmu yang elok mengerlap
Setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap
Ya Rasulallah
Kuingin mereguk senyummu yang segar
Setelah dahaga di padang kehidupan hambar
Hampir membuatku terkapar
Ya Rasulallah
Meski secercah, teteskan padaku
Cahyamu
Buat bekalku sekali lagi
MenghampiriNya
1414