Anda di halaman 1dari 5

RASULULLAH MENYURUH KITA

Taufik Ismail

Rasul menyuruh kita mencintai yatim piatu


Rasul sendiri waktu kecil tanpa ayah, tiada ibunda
Mencintai anak yatim piatu adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang miskin


Rasul sendiri tanpa harta, dia lelaki yang sungguh miskin
Mencintai orang miskin adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang lapar


Rasul sendiri ketat ikat pinggangnya, tak pernah longgar
Mencintai orang lapar adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang-orang tergilas


Rasul sendiri teladan ketegaran ketika ditindas
Mencintai orang tertindas adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai hewan, pohon dan lingkungan


Rasul sendiri lemah lembut pada kucing kesayangan
Mencintai satwa dan alam lingkungan adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita santun dalam beda pendapat


Rasul sendiri tidak marah bila beliau didebat
Santun dalam beda pendapat adalah mencintai Rasul kita

Kita cintai orang-orang lapar dan berkekurangan


Kita cintai orang-orang tertindas, di manapun mereka
Kita cintai anak yatim dan piatu
Pada Rasulullah kita bersangatan cinta
Gemetar kami dalam zikir
Gagap kami menyanyikan shalawat
Tiada cukup butir tasbih
Tiada memada kosa kata
Dalam membalas cintanya
Secara sederhana

(1990)
Puisi Pilihan
KE PUNCAK DIAM
Hamid Jabbar

setiap langkah adalah darah


derap gairah merambah punah
nadi-nadi di bumi tubuh ruh ini
jalan pendakian sunyi tak henti
nuju puncak segala mungkin
yang entahlah tetap mungkin
melagukan segala nyanyi
lagu rindu peneruka abadi

yang bersipongang ngngngngggg


dari lengang ke lengang ngngg

biar muaranya tetaplah punah


tapi alangkah indah alangkah
setiap langkah adalah darah
mengucap kejadian pasrah

yang bersipongang ngngngngggg


dari lengang ke lengang ngngg

ke dalam jeram hati terdalam


alirkan salam ke puncak diam

Bantimurung, 30 Agustus 2003


IDUL FITRI
Sutardji Calzoum Bachri

Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
Telah kulaksanakan puasa ramdhanku,
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nuju Kabah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar aku pun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya

Maka aku girang-girangkan hatiku


Aku bilang: Tardji rindu yang kau wudhukan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
Namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janjiNya
Bagi yang merindu insya-Allah kan ada mustajab Cinta

Maka walau tak jumpa denganNya


Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat
semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini


ngebut di jalan lurus
Jangan kau depakkan lagi aku ke trotoir
tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kau biarkan aku menenggak marak cahayaMu di ujung usia

O usia lalai yang berkepanjangan


yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan, jangan Kau depakkan lagi aku di trotoir
tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia

Maka pagi ini


Kukenakan zirah la ilaha illallah
aku pakai sepatu siratal mustaqiem
aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat ied
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat dan kurayakan kelahiran kembali di sana
YA RASULALLAH
KH. Ahmad Musthofa Bisri

Aku ingin seperti santri berbaju putih


yang tiba-tiba datang menghadapmu
Duduk menyentuhkan kedua telapak tangannya
di atas paha-pahamu muliamu
Lalu aku akan bertanya ya rasulallah
tentang Islamku
Ya Rasulallah
tentang imanku
Ya Rasulallah
tentang ihsanku
Ya Rasulallah
Mulut dan hatiku bersaksi
Tiada Tuhan selain Allah
Dan engkau ya Rasul utusan Allah
Tapi kusembah juga diriku astaghfirullah
Dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah

Ya Rasulallah
Setiap saat jasadku shalat
Setiap kali tubuhku bersimpuh
Diriku jua yang kuingat
Setiap saat kubaca shalawat
Setiap kali tak lupa kubaca salam
Assalamualaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh
Salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
Tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
Kau menjawab salamku
Bahkan apakah aku menyalamimu

Ya Rasulallah
Ragaku berpuasa
Dan jiwaku kulepas bagai kuda
Ya Rasulallah
Sekali-kali kubayar zakat dengan niat
Dapat balasan kontan dan berlipat
Ya Rasulallah
Aku pernah naik haji
Sambil menaikkan gengsi
Ya Rasulallah, sudah Islamkah aku?

Ya Rasulallah
Aku percaya Allah dan sifat-sifatnya
Aku percaya malaikat
Percaya kitab-kitab sucinya
Percaya nabi-nabi utusannya
Aku percaya akhirat
Percaya qadla-q-adarnya
Seperti yang kucatat
Dan kuhafal dari ustad
Tapi aku tak tahu
Seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
Ya Rasulallah, sudah imankah aku?
Ya Rasulallah
Setiap kudengar panggilan
Aku menghadap Allah
Tapi apakah ia menjumpaiku
Sedang wajah dan hatiku tak menentu
Ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan?

Ya Rasulallah
Kuingin menatap meski sekejab
Wajahmu yang elok mengerlap
Setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap

Ya Rasulallah
Kuingin mereguk senyummu yang segar
Setelah dahaga di padang kehidupan hambar
Hampir membuatku terkapar

Ya Rasulallah
Meski secercah, teteskan padaku
Cahyamu
Buat bekalku sekali lagi
MenghampiriNya

1414

Anda mungkin juga menyukai