NIM : 032017018
UJI ASOSIATIF
Keterangan:
a= exposure positif dan effect positif
b= exposure positif dan effect negative
c= exposure negative dan effect positif
d= exposure negative dan effect negative
n= total sampel
Tabel silang 2x2
b. Fisher Exact Test
Selanjutnya yang sering digunakan dalam penelitian adalah uji
hipotesis menggunakan Fisher’s exact test dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Fisher’s exact test merupakan nonparametric test, dan termasuk uji
alternative dari uji chi square (bila chi square tidak memenuhi
syarat, misalnya karena expected value < 5 ). Variable yang diteliti
terdiri dari independent variable9skala nominal) dan dependent
variable juga berskala nominal. Menurut (Arias, 200) Fisher’s
exact test digunakan untuk menguji data penelitian yang
menggunakan two-by-two table, juga untuk penelitian dengan
subyek sedikit. Lebih jauh (Daniel, 2010) menyebutkan bahwa
sebaiknya dihindari menggunak chi square bila n< 20 atau bila n =
20-40 tetapi nilai expected ada y7ang kurang dari 5. Maka kondisi
demikian Fisher’s exact test adalah pilihan alternatifnya.
2. Sedangkan menurut (Polit and Beck, 2003) Fisher’s exact test
dapat digunakan bila jumlah sample (n) ≤ 30, atau frekuensi satu
cell adalah 0.
3. Rumus dari fisher’s exact test adalah sebagai berikut (Arias, 200):
( a+ c ) ! ( b+ d ) ! ( c+ d ) ! ( a+ b ) !
p=
N !a!b!c !d!
Atau dapat juga menggunakan rumus Fisher’s exact test adalah
seperti berikut ini (Boonshuyar, 2007):
R1 ! R 2 ! C 1 ! C 2 !
p=
n!a!b!c !d!
Keterangan:
R1= Total row 1
R2= Total row 2
C1= Total column 1
C2= Total coplumn 2
N= total n
!= factorial, misalnya 4!= 4 x 3x 2 x 1 = 24
a= exposure positif dan effect positif
b= exposure positif dan effect negative
c= exposure negative dan effect positif
d= exposure negative dan effect negative
ETIKA PENELITIAN
Etik berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek
etimologis memiliki makna kebiasaan atau peraturan perilaku yang berlaku di
masyarakat. Etik dapat diartikan nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah-
lakunya. Etik penelitian adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam
penelitian.
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun
yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat,
norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma
moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
Etika penelitian membantu untuk merumuskan pedoman etis yang lebih
adekuat dan norma- norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan
dinamis dalam kehidupan masyarakat. Etika penelitian menunjuk pada prinsip-
prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian. Dalam melaksanakan
seluruh kegiatan penelitian, peneliti harus memegang teguh sikap ilmiah
(scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian.
Penelitian yang harus meminta persetujuan etik atau ethical clearance
(EC) adalah sebagai berikut:
a. penelitian terapeutik: penelitian pada orang sakit dengan tujuan
untuk penyembuhan penyakitnya baik dengan obat maupun cara
lain seperti pembedahan dan penyinaran
b. penelitian nonterapeutik: penelitian pada manusia yang tidak
menyangkut pengobatan penyakit secara langsung, tujuan
penelitian ini hanya untuk mendapatkan data tentang segala
sesuatu mengenai penyakit
c. penelitian dengan masalah khusus atau dependent person dan
wanita hamil
d. penelitian yang mengikut sertakan manusia sebagai subjek
penelitian, dan
e. penelitian yang menggunakan hewan percobaan (bukan
penelitian kesehatan hewan) meliputi aspek
f. farmasetika, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur
bedah, biologik, epidemiologik, rekam medis, social, dan
psikososial.
Masalah dalam penelitian keperawatan yang berhubungan dengan prinsip
etik diantaranya:
1. Autonomy Konsep otonomi didasari oleh penilaian kebenaran
manusia untuk memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Perawat menghargai dan menghormati keputusan pasien, serta
melindungi pasien yang tidak bisa memberikan keputusan bagi
dirinya sendiri. Namun perawat harus tahu siapa saja yang bisa
atau kompeten dalam mengambil keputusan. Dalam penelitian
keperawatan, subjek atau partisipan berhak untuk memilih
apakah dia setuju atau tidak untuk terlibat dalam penelitian.
(Allmark, Boote, Chambers, Clarke, Mcdonnell, Thompson, &
Tod, 2009; Bowrey & Thompson, 2014; DeLaune & Ladner,
2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Park, 2009; Twomey, 2010).
2. Justice Prinsip justice berdasarkan pada konsep keadilan
(fairness). Sebagai hasil bahwa pemberian pelayanan ini sama
dan seimbang, baik manfaat maupun kerugian. (DeLaune &
Ladner, 2011). Dalam penelitian, setiap partisipan memiliki hak
untuk mendapatkan perlakuan yang sama dari peneliti. Menurut
Belmont (1979) dalam Greaney, Sheehy, Heffernan, Murphy,
Mhaolrúnaigh, Heffernan dan Brown (2012), peneliti diminta
untuk mempertimbangkan siapa yang menerima manfaat dan
siapa yang menanggung beban kerugian dari penelitian.
Hal ini menjadi sangat penting untuk mempertahankan
kebutuhan untuk memasukkan dan mengecualikan kelompok
tertentu dalam studi penelitian. Persyaratan penting berkaitan
dengan menghormati orang juga terkait erat dengan prinsip
keadilan. Dalam konteks etika penelitian, tuntutan prinsip ini bagi
mereka yang tidak mampu untuk melindungi kepentingan mereka
sendiri tidak dimanfaatkan untuk memajukan pengetahuan baru
atau dimanfatkan oleh peneliti.
3. Beneficence dan nonmaleficence Beneficence, bahwa perawat
harus memberikan yang terbaik pada pasien dan tidak merugikan
pasien (prinsip nonmaleficence). Ketika seorang peneliti
mencoba untuk mengambil informasi partisipan secara terperinci,
rasa tidak menyenangkan pada partisipan dapat terjadi. Dalam
penelitian perlu memperhatikan semua kemungkinan konsekuensi
penelitian dalam keseimbangan keuntungan dan kerugian bagi
partisipan. (Allmark et al., 2009; Bowrey & Thompson, 2014;
DeLaune & Ladner, 2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Greaney et
al., 2012).
4. Privacy, Anonymity, dan Confidentiality Persyaratan untuk
melindungi privasi partisipan juga merupakan komponen yang
tidak terpisahkan dari cara menghargai partisipan dalam proses
etika penelitian. Isu kerahasian identitas partisipan berhubungan
erat dengan nilai memberikan yang terbaik, perhatian terhadap
martabat dan ketaatan.
Kerahasiaan dan privasi pasien menjadi aspek penting dalam
penelitian keperawatan. Namun, dengan hubungan yang efektif
antara partisipan dengan perawat yang dibangun dengan saling
percaya berfungsi sebagai dasar menjaga keamanan dan
kerahasiaan informasi. Kerahasiaan dan tidak mencantumkan
identitas partisipan menjadi perhatian selama penelitian
berlangsung. (Allmark et al., 2009; Bowrey & Thompson, 2014;
Cronquist & Spector, 2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Greaney
et al., 2012; McGowan, 2012; Park, 2009; Twomey, 2010).
REFERENSI
KNEPK. (2011). Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan 2011. Litbang
Kementrian Kesehatan, 1–134. http://www.ke.litbang.kemkes.go.id/kom14/wp-
content/uploads/2017/12/Pedoman-Nasional-Etik-Penelitian-Kesehatan-2011-
Unedited-Version.pdf