Anda di halaman 1dari 20

PROFESI KEPENDIDIKAN

PERANAN GURU BIDANG STUDI DALAM BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Sudirman,M.Pd/JubaidahHasibuan S.Pd.M.Pd

OLEH KELOMPOK 12

DINA MEYLANI L TOBING (1193151006)

NOVIA PRATIWI A MARBUN (1193351008)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan bimbingan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Bapak Dr. Sudirman, S.E., M.Pd. dan ibu Zubaidah Hasibuan, S.Pd.,M.Pd dengan
materi “PERANAN GURU BIDANG STUDI DALAM BIMBINGAN KONSELING Kami
menyadari isi makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik dari para Dosen Pengampu untuk hasil yang lebih baik ke depannya.

Medan, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................1

1.3 Tujuan...................................................................................................................................2

1.4Manfaat..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling...................................................................................4

2.2 Peranan Personil Sekolah dalam manajemen bimbingan dan konseling .............................6

2.3 Peran Guru dalam bimbingan ............................................................................................11

2.4 Guru sebagai anggota suatu profesi ...................................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................16

3.2 SARAN ..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sebagai pendidik sebenarnya tugas seorang guru selain mengajar dan melatih adalah
memberikan bimbingan. Guru berperan dalam memberikan bimbingan penguasaan diri dalam
rangka pembentukan kepribadian peserta didik, disiplin diri, perencanaan masa depan,
membantu mengatasi kesulitan peserta didik, dan lainnya. Para peserta didik yang sedang
belajar pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan berada dalam tahap perkembangan, sedang
berusaha mengembangkan diri, mengembangkan semua potensi dan bakat yang dimilikinya.
Perkembangan tersebut akan mencakup seluruh aspek sikap spiritual peserta didik, aspek sikap
sosial, aspek intelektual, aspek kepribadian, dan aspek fisik motorik. Kemudian, selama proses
perkembangan ini ada hal-hal atau aspek-aspek yang dapat dicapai oleh peserta didik sendiri dan
ada pula yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain. Seperti pula usaha, alasan diperlukannya
bantuan dari orang lain adalah bahwa beberapa hal akan menghadapi hambatan-hambatan dalam
proses pencapaiannya sehingga bila dibiarkan tujuan tidak akan tercapai. Disinilah pentingnya
peran seorang guru dalam memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik, terutama
dalam proses pembelajaran. Kemampuan dan kemauan yang harus dimiliki oleh guru salah
satunya adalah memahami peserta didik. Seorang petani terlebih dahulu perlu mengenal tanah
yang akan dikerjakannya, baik jenis, tekstur, dan kandungannya sehingga dapat diberikan
perlakuan yang tepat.Demikian juga dengan guru (bidang studi), sebelum membimbing atau
mengajar terlebih dahulu perlu mengenal dan memahami peserta didik sebab setiap
peserta didik pasti memiliki karakter ataupun kemampuan yang berbeda-beda. Mereka juga
memiliki minat, perhatian, atau penghargaan terhadap guru dan pelajarannya sendiri sehingga
guru harus bisa mengatasi perbedaan-perbedaan ini selama proses pembelajaran. Walaupun saat
ini sudah diadakan bagian khusus yaitu guru BK, akan tetapi tidak lantas menghilangkan peran
guru mapel ataupun bidang studi sebagai pengawas bagi peserta didik. Dibandingkan dengan
guru BK, guru mapel senantiasa bersama dengan peserta didik selam proses pembelajaran
sehingga akan memilki pengetahuan dan pemahaman yang lebih besar terhadap mereka.Terlebih
apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar, maka hal ini menjadi perhatian guru
mapel dan sudah menjadi tugas mereka untuk membantu peserta didik untuk keluar dari

1
kesulitan tersebut.Salah satu sifat dari kurikulum 2013 adalah penilaian dilakukan bukan
berdasarkan hasil semata namun penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Amanat ini memberikan konsekuensi kepada setiap guru kelas dan guru bidang studi atau mata
pelajaran terutama, untuk lebih jeli dalam memantau aktivitas peserta didik. Tujuannya bukan
sekedar pada kemampuan kognitif peserta didik akan tetapi diharapkan guru dapat mengetahui
perkembangan kepribadian, perilaku atau segala hal mengenai peserta didik secara mendalam.
Jadi, guru dapat mengetahui bila peserta didik menghadapi masalah atau terjadi masalah
antarpeserta didik baik dalam belajar atau diluar itu dan mampu memberikan pemecahan atas
masalah-masalah tersebut. Bila semua pihak berperan dengan baik maka skenario yang
diharapkan dapat terwujud, akan tetapi saat ini justru guru merasa kesulitan untuk bisa
melakukan penilaian selama proses pembelajaran ataupun memantau peserta didik secara intens.
Mereka berpikir itu hal yang mustahil sebab kemampuan mereka terbatas sedangkan yang harus
mereka awasi jumlahnya banyak. Selain itu guru juga tidak akan bisa melaksanakan tugasnya
sebagai supervisor dari peserta didik secara maksimal, karena selain mengajar mereka juga
dibebani tugas-tugas administratif yang tidak sedikit. Hal tersebut akan menimbulkan masalah
bagi guru terkait perannya dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik.

2. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?

2. Bagaimana peran Guru bidang studi dalam Layanan Akademik?

3. Bagaimana peran Guru bidang studi dalam Kepribadian?

4. Bagaimana peran Guru bidang studi dalam Sosial?

3. Tujuan Penulisan Makalah:

1. Untuk dapat menjelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling

2. Untuk dapat menjelaskan peran Guru bidang studi dalam Layanan Akademik

3. Untuk dapat menjelaskan peran Guru bidang studi dalam Sosial

2
4. Untuk dapat menjelaskan peran Guru bidang studi dalam Kepribadian

4. Manfaat Penulisan Makalah:

1. Menjelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling.

2. Menjelaskan peran Guru bidang studi dalam Layanan Akademik.

3. Menjelaskan peran Guru bidang studi dalam Sosial

4. Menjelaskan peran Guru bidang studi dalam Kepribadian

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bimbingan dan konseling

Definisi Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan
pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki
satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara
optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno
dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau
orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri
dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),
mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih
mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata
kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun
membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan atau tuntunan.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955,
yang_menyatakan:

4
“Guidance is process of helping individual through their own effort to discover and develop their
potentialities both for personal happiness and social usefulness.”
“Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan
sosial.
Definisi Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri
sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to
give advice” (Homby: 1958:246) atau memberi saran dan nasihat.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian
bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap
muka antara guru/konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahakn
dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal,
sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Jones (Insano, 2004 :
11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-
seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face
to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau

5
kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup

2. Peranan Personil Sekolah Dalam Manejemen Bimbingan Dan Konseling

Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.tidak lepas dari peranan


berbagal pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagal pelaksana utama,
penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah
guru mata pelajaran dan wali kelas. Tugas masing masing personil tersebut khususnva dalam
kaltannva dengan pelayanan bimbingan konseling adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah

Keberthasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanva ditentukan oleh
keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendir, namun juga sangat
ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah, terutama dari kepak sekobah
sebagai administrator dan supervisor. Sebagal administrator, kepala sekolah bertanggungjawab
terhadap kelancaran pelaksanan seluruh program sekolah, khusisnya program layanan bimbingan
dan konseling di sekolah vang dipimpinnva. Karena posisinya yang sentral, kepala sekolah
adblah orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolahnya. Sebagal supervisor, kepala sekolah bertanggung Jawab
dalam melaksanakan program-program perilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan
layanan bimbingan dan konseling. la membantu mengembangkan kebilakan dan prosedur-
prosedur bagi pelaksanan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.Secara lebih
terperincl, Dinmeyer dan Caldwell (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan peranan dan
tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, sebagal
berikut:

1. Memberikan support adminisratif, memberikan dorongan dan pimpinan untuk seluruh


program bimbingan dan konseling

2. Menentukan staf yang memadal, baik segi profesinya maupun jumlahnya menurut
keperluannya;

6
3. Ikut serta dalam menetapkan dan menjclaskan peranan anggota-anggpta stafnya;

4. Mendelegasikan tanggung Jawab kepada "quldance specialis" atau konselor dalam hal
pengembangan program bimbingan dan konseling:

5. Memperkenalkan peranan para konselor kepada guru-quru, murid-murid,otang tua murld, dan
masyarakat melalui rapa quru, rapat sekolah, rapat orang tua murid atau dalam bulletin-buletin
bimbingan dan konseling:

6. Benusdha membentuk dan menjaln hubungan kerja yang kooperaif dan saling membartu
antara para konselor, guru dan pihak lain yang berkepertingan dengan layanan blmbingan dan
konseling:

7. Menyediakan fasilites dan material yang cukup uruk pelaksanaa bimbingan dan konseling::

8. Memberikan dorongan untuk pengenbangan lingkungan yang dapat meningkatkan hubungn


antar manusia untuk menggalang proses bimbingan dan konseling vang efektif (dalam hal ini
berarti kepala sekolah hendaknya menyadarl bdwa binbingan dan konseling teradi dalam
lingkungan secara global, termasuk hubungan antara staf dan suasana dalam kelas);

9. Memberikan penjelasan kepada semua staf tentang program bimbingan dan konseling dan
penyelenggaraan "in-service education" bagi seluruh staf sekolah:

10. Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan dar penggunaan waktu
belajar untuk pengalaman-pengalaman bimbingan dan konseling, balk klasikal, kelompok
maupun Individual:

11. Penanggung jawab dan pemegang disiplin di sekolah dengan memberdayakan para konselor
dalam mengembangkan tingkah laku siswa. namun buikan sebagal penegak disiplin. Sementara
itu, Allen dan Christensen (dalam Kusmintardje, 1992) mengemukakan peranan dan tanggung
jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sebagal berikut:

1. Menyedliakan fasilitas untuk keperluan penyelerggmaan bimbingan dan konseling

2. Memilith dan menertukan para korelor

7
3. Mengembangkan sikap-sikap yang favorable di antara para guru, murid dan orang tua
muridmasyarakot terthadap program bimbingn dan konseling:

4. Mengadakan pembagian tugas untuk keperlun bimbingan dan konseling. misalnya para
petugas untuk membin perpustakaan bimbingan. para petugas penyelenggara testing, dan
sebagainya;

5. Menyusun rencana untuk mengumpulken dan menyebarluaskan infomesi tentang


pekerjaan/jabatan:

6. Merencanakan waktu (adwal) untuk kegatan-kegiaan bimbingan dar konseling:

7. Merencanakan program untuk mewawancaral murid denuan tdak mengganggu jalannva


jadwal pelaiaran sehari-sehari

Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah dalam
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekdah ádalah sebagal berikut:

1. Saff selection. Memilih staf yang mempunyai kepribadian dan pendidikan yang cocok untuk
melaksanakan tugasnya. Termasuk disini mengadakan analisa untuk mengetahul apakah diantara
staf yang ada terdapat orang yang sanggup melakukan tugas yang lebih spesialis.

2. Description of staff roles. Menentukan tugas dan peranan dari anggota staf, dan membagi
tanggung jawab. Untuk menentukan tugas-tuças ini kepala sekolah dapait meminta bantuan
kepada anggota staf yang lain.

3. Time and facilities. Mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktt dan fasilitas untuk
kepentingan program bimbingan dan konseling dil sekolahnya.

Interpretation of program. Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling kepada murid-


murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program bimblngan dan
konseling. Dalam menginterpretasikan program bimbingan dan konseling mungkin perle bantuan
dari staf bimbingan dan konseling, tetapi tanggung jawab terletak pada kepala sekolah sebagal
administrator. (R.N. Hatch dan B. Steffire, dalam Kusmintardjo, 1992)

2. Wakil kepala sekolah

8
wakil kepala sekolah sebagi pembantu kepala sekolah, membantu kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah.

3. Koordinator bimbingan dan konseling

a) Mengkoordinasi bimbingan dan korseling dalam:

1) Memasyarakakan pelayanan bimbingn dan korseling kepada segenap warga sekolah orang tua
dan masyarakat

2) Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling.

3) Melaksanakan program bimbingan dan konseling

4) Mengadminisraskan program keglatan bimbingan dn konseling.

5) Menilat hasil pelaksanan program kegaitan bimbingar konseling.

6) Mengnalisis hasil penilaian pdaksaman bimbingan dan konseling.

7) Memberikan tndak lanjut terhadap analsis penilalar bimbingan dan konseling

b) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, prasatana
dan saana alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling.

Interpretation of program. Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling kepada murid-


murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program bimblngan dan
konseling. Dalam menginterpretasikan program bimbingan dan konseling mungkin perle bantuan
dari staf bimbingan dan konseling, tetapi tanggung jawab terletak pada kepala sekolah sebagal
administrator. (R.N. Hatch dan B. Steffire, dalam Kusmintardjo, 1992)pembimbing baik guru
harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan
peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling. Sofyan S. Willis (2005)
mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa
harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah. mendorong, konkret, iuiur dan asli. memahami dan
menghargai tanpa syarat Lebih , Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai
pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa vang diduga mengalami kesultan
dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dn kalu maih dalam batas kewemanganva. hars

9
membatu pemecahannva (remedial teaching). Berkenar dengan upaya membantu mengatasil
kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh
konselor profesional. Sofyan s. willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang
mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah vang termasuk kategori ringan, seperti:
membolos, malas. kesulitan belajar padh bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah
bertengkar, minum minuman keras tahap awal. berpacaran, mencuri kelas ringan Dalam konteks
organisasi lavanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, peran dan konsribusi guru sangat
diharapkn guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah.Pravitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling adalah:

a. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan lavanan bmbingan dan


konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

b. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelay anan bimbingan dan konseling kepada
konselor

d. Menerima siswa alih tangan dari konselor, valtu siswa yang menuntut konsebr memerlukan
pelayanan khusas, sepert pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan..

e. Membantu mengembangkan suasana kea, hubunpan gunu siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanan pelayanan pembimbingan dan konseling.е

f. Menberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlikan lavanan/kegiatan


bimbingan dan korseling untuk mengikuti/menjalani lavanan/kegiatan vang dimaksudkan itu.
Berpartisipasi dalam kegiatan kdhusus penanganan maalah siswa, seperti konferensi kasus.

g. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan


bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.h.

6. Wali kelas

Wali kelas sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling
mempuyal peranan:

10
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-sugasnya. khususnya di kelas yang menjadi
tanggung jawab nya.

2) Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannva dalam pelayanan bimbingen dan
konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung iawabnva.

3) Membantu membarikan dan kemudahan bagi sswa, khususnya di kelas yang menjadi tangung
Jawalnya untik mengikut/menjalani kegiatan bimbingan dan konseling.

4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling seperti konferensi kasus.

5) Mengli tangankan sswa yang memerlukan layaman bimbingmn dan konseling kepada guru
pembimbing.

3. Peranan Guru Dalam Bimbingan

Guru mempunyal peranan dan kedudukan di dalam keseluruhan proses pendidikan, terutana
pendidikan formal Bukan dalam kesatun pembangunan masyatakat pada umum nya. Peningkatan
mutu dan relevansi pend dikan yang di aralkan kepada peningkaan mutu lulusan atau hall
pendidikan. Maka guru memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang tugas nya. Dengan kualifikasi
dan tugas guru itu, guru mengembangkan sekurang kurang nya tiga tugas pokok yaitu:

1. Tugas professional, yaitu tugas yang berkenaan dengan profesinya. Tugas ini mencakup tugas
mendidik, mengajar, melatih, dan mengelola ketertiban sekolah sebagal penunjang ketahanan
sekolah.

2. Tugas manusawi, yatu tugas nya sebagal manusla. Dalam hal ini, guru bertugas mewuiudkan
dirinya melakukan auto pengertian untuk dapat menempatkan dirinva di dalam keseluruhan
kemanusiaan, sesual dengan martabat manusla

3. Tugas kemasvarakatan, vaitu tugas guru sebagi anggota masyarakat dan warga Negara yang
baik, sesuai dengan kaidah kaidah yang terdapat dalam pancasilla, undang- undang dasar 1945
dalam hal ini guru berfungsi sebagai perancang mas depan dan penggerak kemajuan.Ada
beberapa swarat bagi seorang guru dalam mengembangkan prilaku siswa yang schat, serta
tingkah lakunya diantaranya yaitu:

11
a. Memiliki mental vang sehat.

b. Menquasal cara cara untuk menghindar pengaruh negative terhadlap siswa, terutama
menyingkirkan pengaruh negative dari masa masa kanak kanak yang mungkin di tularkan kepada
siswa, secara tidak sadar.

С. Guru Dan Peranannya Guru mempunyal peranan dan kedudukan kunci di dalam keseluruhan
proses pendidikan, terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan pembangunan
masyarakat pada umumnya.

Winarno Surakhmad (1969: 1) menyatakan bahwa semakin sungguh sungguh suatu


pemerintahan dalam membangun negaranya, makin menjadi urgent kedudukan guru.

Peranan yang sedkmikin itu akan semakin tampak jika dikaitkan dnegan kebljaksanaan dan
program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini yaitu yang berkenaan dengan peningkatan
mutu dan relevansl pendidikan, yang diarah kan kepada peningkatan mutu lulusan atau hasil
pendidikan itu serdiri. Dalam keadaan semacam tu, guru sudah seharusnya memiliki kualifikasl
sesuai dengan bidang tugasnye. Guru bukan hanya sekedar penyampai pelajaran, bukan pula
sebagaii penerap metode mengajar, melainkan guru adalah pribadinya, yaitu keseluruhan
penampilan serta perwwjudan dirinya dalam berineraksl dengan siswa. H. w. Bernard (1961:127-
128) menyatakan bahwa pribadi guru lebih dari apa yang diucapkan dan metode vang
digunakannya yang menentukan kadarl dan arah pertumbuhan siswa. Beliau juga
mengemukakan bahwa banyak penelitian ayng menyatakan adanya akibat langsung pribadi guru
terhadap tingkah laku siswa Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan faktor utama.
Dalam tugasnya sebagal pendidik, guru banyak sekali memegang berbagi jenis peranan yang
harus dilaksanakan. Peranan adalah suatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan cini-ciri
khas semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Setiap jabatan atau tugas tertentu
akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku mana akan merupakan ciri kha
dari tugas atau jabaan tadi. Peranan guru adalah setiap pola tingkah laku yang merupakan ciri-
ciri jabatan guru yang harus dilakukan guru dalam tugasnya. Peranan ini meliputi berbagai jenis
pola tingkah laku, baik dalam kegiatannya di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang
dianggap baik ialah mereka yang bertasil dalam memeankan peranan-perana itu dengan sebalk.
baiknya, artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan Jabatannya dan

12
dapat diterimaoleh lingkungan dan masyarakat. Maka disimpulkan peranan guru, diataranya:
Guru yang dianggap baik ialah mereka yang berhasil dalam memerankan peranan-peranan itu
dengan sebaik-baiknya,

a. Guru sebagai mediator kebudayaan

Dalam peranan ini guru merupakan seorang petantara di dalam suatu proses pewarisan
kebudayaan. Dalam peranannya sebagai mediator kebudayaan maka seorang guru harus sanggup
memberikan, mengalarkan,dan membibing berbagai ilmu pengetahuan.ketrampilan dan sikap
kepada murid muridnya. Guru tersebut harus menguasai berbagal aspek kebudayaan dengan
sebalik baliknya, karna guru merupakan cermin dari kemajuan dan perkembangan kebudlayan.

b. Guru sebagai pembimbing

Dalam tugas pokoknya yaitu mendidik, guru harus menbantu agar anak mercapail kedewasan
secara optimal, artinya kedewasaan yang sempuma sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan
kodrat yang dimillkinya. Sehubungan denagan peranan nya sebagal pembimbing maka seorang
guru harus:

1. Megumpulkan data tentang murid

2. Mengamat tingkah laku murid dalam situasl sehart harl,

3. Mengenal murid murid yang memerlukan bantuan khuss.

4. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua murid balk secara individual
maupun secara kelompok untulk memperoleh saling prngertian dalam pendidikan anak.

5. Bekerjasoma dengan masyarakat dan lembaga lembaga lainnya untuk membantu memecahkan
masalah murid.

6. Membuat cataan prlbadi murld serta menviapkan dengan baik

7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok ataupun individual.

8. Bekerjasama dengan petuga petuga bimbingan lannya, untuk membantu memecabkan masalah
murid-muridnva.

13
9. Bersama sama dengan petugas bimbingan lalnnya, menyusun program bimbingan sekolah.

10.Meniliti kemajuan murid baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru scbagai mediator
antara sekolah masyarakat.

Peran ini mengandung arti bahwa kelancaran hubungan antara sekolat dan masyarakat adalah
merupakan tugas dan tanggung jawab pula bagl guru. Lancar tidaknya hubungan tersebut akan
tergantung kepada tingka kemampuan quru dalam memainkan peranan inl, maka guru seharus
nya mampu:

1. Menberikan penjelasan-penjdasn kepada masyarakat tentang keblialksanaan pendidikan vang


sedang berlangsusng atau yang akan ditempuh.

2. Menerima usul-rsul atau pertanwan dari pihak masyarakat tentang pendidikan

3. Menvelenggarakan pertemsan-perteman antara sekolah dan masyrakat, khususnya dengan


orang tua murid.

4. Bekariasama dengan berbagi pihak di masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah


pendidikan.

5. Menvelenggarakan hubungan vang sebaik -baiknva antata sekolah dengan lembaga-lembaga


yang berhubungan dengan pendidikan

6. Guru menupakan suara sekolah di masvarakat dan suara mavarakat di sekolah. Guru sebagi
penegak disiplin

Dalam peranan ini guru harus menegakkan suatu disiplin baik di dalam kelas maupun di luar
kelas Guru harus menjadi teladan bag terlaksananya suatu disiplin. Juga guru harus
membimbing murid agar menjadi warga sekolah dan masavarakat vang disiplin Guru sebagi
administrator dan manajer kelas Sebagal administrator ugas seotang guru harts dapat
menyelenggarakan program pendidikan dengan sebaik baiknya. Guru harus mengambill bagian
dalam perencanaan keglatan penddikan, mengatur dar menyusun berbagai aspek dalam
pendiddikan, mengarahkan kegiatan kegiatan dalam pendidikan melaksanakan segala rencana
dan kebijaksanaarnpendidikan, merencanakan dan menyusun biaya, dan mengawasi serta menila
kegiatan kegiatan pendidiakan.

14
4. Guru sebagai anggota suatu profesi

Pekerjan guru sebagai suatu profesi berarti bahwa guru merupakan seorang yang ahli. Sebagai
anggota suatu profesi maka guru harus memilik pengetahuan kecakapan dan keterampilan
tertentu yaitu keterampilan keguruan. Kemampuan untuk membimbing murid, merupakan salah
satu aspek keterampilan profesi guru. Disamping itu seorang guru harus menunjukkan,
mempertahankan serta mengembangkan keahliannya itu.

Sedenokan Sardiman (2001: 142) menyatakan bahwa ada sembilan peranan guru dalam kegiatan
bimbingan konseling, yaitu:

a) Informator, Guru dihatapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif. laboratorium. studi
lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b) Organisator, Guru sebagal pengelola kegiatan akademik, silabus, Jadwal pelalaran dan lainlain

c) Motivator, Guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement
untuk mendinamisasikan potensl siswa, menumbubkan swadava (altivitas) dan dava cipxa
(kreativitzs) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belalar mengajar.

d) Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belaiar slswa sesual
dengan tuluan vang dicita-citakan.

e) Inisiator, Guru sebapal pencetus ide dalam proses belajar mengajar.

f) Tranmitter, Guru sebagai penyebar kebaikan dalam pendidikan dan pengetahuan.

g) Fasilitater, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar

h) Mediator, Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

(I) Evaluator, Guru mempunyal otoritas untuk menilai prestasi anak didk dalam bidang akademk
maupu tingkah laku soslalnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak.

15
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

1) Guru mata pelajaran dan guru praktik, serta wali kelas, mempunyal peran dan fungsi
masing-masing dalam Bimbingan dan konseling dil sekolah

2) Perlunya Bimbingan dan Korseling di Sekolah karena bertaubunga erat dengan


pencapaian tujuan pendidikan nasional.

3) Kegatan BK dalam kurikulum berbasis kompetensi, kerangka kerja layanan BK


dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan
utama yakni: layanan dasar bimbingan layanan responsive, layanan perencanan
individual, dan dukungar sistem.

4) Peran guru mata pedgjaran dalam pelaksanan Bimbingan dan Konseling adalah terletak
pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa vang
dibimbingnya.

B. SARAN

Sebegai seorang guru mata pelajaran, kita harus memiliki sikap simpati kepada peserta didik
dalam mengidentifikasl permasalahan yang terjadi pada peserta didik dengan berbagai faktor
yang melatar belakanginya. Peran guru sebagal pengaar sekaligus penddk harus mampu
mendukung dan mengembangkan potensl yang dimiliki pesesta didiknya. Guru mata pelajarar
sebaiknya mampu menjadi jembatan penghubung antara siswa dengan gur pembimbing (guru
BK) sehingga mampu mengatasl permasalahan yang sedang dihodapi peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Direktorat Tenaga Kependidikan Dirien Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2007. Mangiemen Lavonan Khusus Sekolah.

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdiknas.

Svahril dan Asnidir Ilyas, dikk. 2009. Profesi Kependidikan. Padang: UNP Press

Wina Senjaya. 2006 Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

http://akhmadsudraiat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru danwali-kelas-
dalam.bimbingan-dan-konseling.

htmww.sarbdoom doc59676895-Pann-Guru-Doam Pelaksanaoan Pogram Birnbipsn-


DnKorscling-Di-Sdolh.

17

Anda mungkin juga menyukai