1) Klien sering berkontak langsung dengan binatang
2) Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
3) Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. Data psikologis
e. Data spiritual
f. Data sosial dan ekonomi
g. Pemeriksaan fisik
1) Mata : Penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang,
atau kehilangan penglihatan.
2) Integumen : Suka berkeringat malam, suhu tubuh meningkat,
dan timbulnya rash pada kulit.
3) Muskuloskletal : Nyeri, dan kelemahan
4) Hepar : Hepatomegali, dan ikterus
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubugan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi).
b. Hipertemia berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme
penyakit.
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
terbatasnya informasi.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Nyeri akut berhubugan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : Keluhan nyeri menurun dengan skala 5.
Intervensi :
Manajemen nyeri
1) Identifikasi lokasi, karakterisktik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri. 2) Identifikasi skala nyeri tiap 8 jam, sesuai indikasi. 3) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri. 4) Berikan teknik nonfarmakologis dengan teknik tarik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri. 5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, susai indikasi. b. Hipertemia berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan termoregulasi membaik dengan kriteria hasil : Menggigil menurun dengan skala 5. Kulit merah menurun dengan skala 5. Suhu tubuh membaik dengan skala 5. Intervensi : Manajemen hipertermia 1) Identifikasi penyebab hipertermia (misal dehidrasi, atau proses infeksi penyakit). 2) Monitor suhu tubuh tiap 4-6 jam. 3) Monitor haluaran urine. 4) Monitor komplikasi akibat hipertermia. 5) Anjurkan klien untuk mempertahankan tirah baring. 6) Berikan cairan per oral 1-1,5 liter/hari, sesuai indikasi. 7) Lakukan kompres dingin pada dahi. 8) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intravena dan antipiretik, sesuai indikasi. c. Defisit pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan pasien dan keluarga meningkat dengan kriteria hasil : Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang TORCH meningkat dengan skala 5. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun dengan skala 5.
Intervensi :
Edukasi Kesehatan
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan setelah menyentuh binatang (misal kucing). 3) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya. 4) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang : penyakit TORCH, cara penularan, dan pencegahan.