Sop Sistem Reproduksi PDF
Sop Sistem Reproduksi PDF
SISTEM REPRODUKSI
T.A 2019/2020
Halaman
Pengertian
Suatu usaha atau tindakan dengan melakukan palpasi (perabaan) menggunakan jari-jari
tangan, telapak tangan, atau juga menggunakan alat pengukur (pita pengukur) untuk
mengetahui tuanya kehamilan dan kelaianan-kelaianan dalam rahim.
Tujuan
1. Besarnya rahim sehingga dapat menentukan tuanya kehamilan.
2. Menentukan letaknya janin dalam rahim.
3. Mengetahui apakah ada tumor atau kelainan dalam rahim.
4. Member informasi dan menegakkan suatu diagnosis yang akurat mengenai
kehamilan.
Persiapan Klien
Berikan penjelasan kepada klien mengenai tindakan yang dilakukan.
Persiapan Alat
1. Pena
2. Buku dokumentasi
3. Mistar atau pita pengukur
4. Perlak dan selimut
5. Minyak telon
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Berikan kesempatan pasien untuk buang air kecil terlebih dahulu
3. Cuci tangan.
4. Bawa alat ke dekat klien.
5. Menjaga privasi klien dengan hanya membuka bagian yang akan dilakukan tindakan
atau menutup tirai.
6. Mengatur posisi klien tanpa menghambat bagian yang akan dilakukan tindakan.
7. Oleskan tangan dengan minyak telon dan diusap pada telapak tangan.
8. Lakukan palpasi menurut Leopold (Leopold I, II, III dan IV).
a. Leopold I
Tujuannya untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat
dalam fundus.
Pemeriksa berdiri di sebelah kanan dan melihat ke arah muka klien.
Klien di minta untuk menekuk lututnya sedikit.
Note:
Rumus Mc Donald
Penentuan Bulan Kehamilan: TFU ( dalam cm ) x 2 / 7
Penentan Mingu Kehamilan: TFU ( dalam cm ) x 8 / 7
Konvergen: kedua tangan menyatu dan hanya sebagian kecil dari kepala yang turun ke
rongga penggul
Kedua tangan sejajar:separuh kepala masuk ke rongga panggul
Divergen: bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PRE-INTERAKSI
a. Menyiapkan alat-alat dan dekatkan pada klien.
b. Mencuci tangan.
c. Memakai sarung tangan jika perlu.
2. TAHAP ORIENTASI
a. Member salam dan senyum kepada klien (BHSP).
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan kerahasian bila perlu pasang tirai.
3. TAHAP KERJA
Melakukan palpasi menurut Leopold (Leopold I, II, III, IV).
Leopold I
1) Pemeriksaan berdiri disebelah kanan dan melihat ke arah
muka klien.
2) Meminta klien untuk menekuk lututnya sedikit.
3) Dengan kedua belah tangan, raba bagian samping fundus
uteri dengan memanfaatkan kepekaan jari-jari tangan.
4) Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan cara rahim
diketengahkan dengan tangan kanan kemudian tangan kiri
diletakkan pada fundus uteri dan tentukan batasan-
batasannya.
5) Menentukan bagian janin yang terdapat dalam fundus.
Leopold II
1) Kedua tangan perawat dipindahkan ke samping.
2) Menentukan di mana punggung janin (punggung janin teraba
seperti tekanan yang lebih keras dan memanjang dari atas ke
bawah, sisi lain dapat teraba bagian kecil janin).
3) Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong pada
letak lintang.
Leopold III
1) Mempergunakan satu tangan.
2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari yang lain.
3) Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyang.
(……………………………..) (…………………………………….)
Keterangan :
1. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, criteria yang digunakan sebagai
berikut:
100 : bila semua jawaban benar
80 : bila 80 % jawaban benar
60 : bila 60 % jawaban benar
40 : bila 40 % jawaban benar
20 : bila 20 % jawaban benar
0 : bila tidak ada jawaban benar
2. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : jarang
0 : tidak pernah
Institusi :
Nama Peserta Didik :
Semester :
Tanggal Ujian :
Mata Kuliah :
Subkompetensi/keterampilan : Pemeriksaan Leopold
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu melakukan pemeriksaan
Leopold.
No Komponen Penilaian
Penilaian Komentar
(Aspek Yang Dinilai)
I Psikomotor (bobot 60%)
Rata-rata skor keterampilan (I)
II Kognitif (bobot 20-30%)
Rata-rata skor pengetahuan (II)
III Afektif (bobot 10-20%)
Rata-rata sikap (III)
Rata-rata skor sikap (III)
Nilai Akhir = (skor I x bobot) + (skor II x bobot) + (skor III x bobot) =
…………………………….
Keterangan
Pembobotan aspek kognitif dan afektif dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing keterampilan.
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………………….) (…………………………………………)
NIM : …………………………………. NIK : ……………………………………..
SENAM HAMIL
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1972 latihan senam hamil yang disusun secara metodis ini telah diberikan
di rumah sakit sebagai bagian dari prenatal care. Latihan senam hamil yang diberikan di
rumah sakit dan di rumah dalam waktu-waktu senggang secara teratur, bila tidak ada
keadaan yang sangat patologis akan dapat menuntun wanita hamil kea rah persalinan
yang fisiologis. Perasaan takut dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan jiwa dan
fisik yang dapat menyebabkan otot-otot dan persendian menjadi kaku sehingga berjalan
tidak wajar.
Tujuan Umum:
1. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi-kondisi otot-otot dan
persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
2. Meningkatkan kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan
penolong dalam menghadapi persalinan
3. Membimbing wanita menuju persalinan yang fisiologis
Tujuan Khusus:
Keuntungan:
1. Otot menjadi elastic sehingga mudah regang dan persalinan lebih lancar, otot yang
banyak terpengaruh adalah otot levatorani dan otot intercostalis
2. Peredaran darah menjadi lancar
3. Mengurangi komplikasi
Kerugian:
1. Lakukan pemeriksaan kesehatan dan minta nasihat dokter atau bidan sebelum
mengikuti senam hamil
2. Lakukan latihan sesuai usia kehamilan, latihan dapat dimulai pada usia kehamilan
22 minggu
3. Lakukan latihan secara teratur, disiplin dan dalam batas kemampuan fisik ibu
4. Dianjurkan untuk mengikuti latihan secara teratur di rumah sakit
1. Berjalan-jalan
2. Melakukan gerakan yang dapat memperkuat otot panggul, seperti mengepel dengan
jongkok
3. Latihan senam hamil
1. Bekerja berat
2. Melonjak, meloncat, dan meraih benda yang tinggi
3. Bepergian jauh menggunakan kendaraan yang banyak bergerak
Latihan Pendahuluan
Tujuan latihan pendahuluan adalah untuk daya kontraksi otot-otot tubuh, luas
pergerakan sendi, dan mengurangi serta menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan tubuh.
Latihan 1
Sikap
Duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan dan
dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan relaks.
Latihan
1. Gerakan kaki kiri jauh ke depan, kaki kanan jauh ke belakang, ulangi dengan
arah sebaliknya. Ulangi sebanyak 8 x untuk masing-masing gerakan.
2. Gerakkan kaki kanan dan kiri ke depan dan belakang secara bersama-sama
3. Gerakan kaki kanan dan kiri ke kanan dank e kiri secara bersama-sama
4. Lakukan gerakan endorotasi dan eksorotasi pada kaki kanan dan kiri secara
bersama-sama
5. Lakukan gerakan sirkumduksi pada kedua kaki sebanyak 4 x
6. Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan bokong, tekankan kedua
tungkai ke lantai sambil mengkerutkan otot dubur, lalu tarik otot perut sebelah
atas sinfisis pubis ke dalam (kempiskan perut) kemudian relaks kembali.
Lakukan sebanyak 8 x.
Latihan 2
Sikap
Latihan
Letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan
kekuatan seluruh tungkai kanan sambil mengempiskan dinding perut bagian atas dan
mengkerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat. Ulangi gerakkan
ini dengan posisi sebaliknya. Lakukan sebanyak 8x untuk masing-masing gerakan.
Latihan 3
Sikap
Latihan
1. Angkat tungkai kanan ke atas, lalu letakkan kembali; angkat tingkai ke kiri ke
atas lalu letakkan kembali, lakukan gerakan ini bergantian sebanyak 8x.
2. Lakukan pula gerakan diatas dalam posisi berbaring telentang (supine). Kedua
tungkai lurus, angkat kedua tungkai bersama-sama, lutut lurus, kemudian turun
perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini sebanyak 8x.
Latihan 4
Sikap
Duduk bersila, badan tegak, kedua tangan di atas bahu, kedua lengan disamping badan.
Latihan
Latihan 5
Sikap
Berbaring telentang, kedua lengan di samping badan dan kedua lutut ditekuk.
Latihan
Angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai
yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Turunkan perlahan-lahan. Lakukan sebanyak
8x.
Latihan 6
Sikap
Berbaringlah telentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada di samping badan,
keseluruhan badan rileks
Panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai mendekati bahu kiri, lalu kembali ke
posisi semula. Kedua lutut tidak boleh ditekuk. Gerakkan serupa dilakukan pada sisi
sebaliknya. Tiap gerakan dilakukan 2x. latihan diulangi sebanyak 8x.
Latihan 7
Panggul diputar ke kanan dank e kiri masing-masing 4x. gerakkan panggul ke kiri yang
dilakukan sbb: tekankan pinggul ke lantai sambil mengempiskan perut dan
mengkerutkan otot dubur, gerakkan panggul ke kanan, angkat pinggang, gerakkan ke
kiri dst.
Cara latihan pendahuluan di atas dilakukan beberapa hari sampai wanita hamil dapat
menjalankan latihan inti.
Latihan Inti
Selama kehamilan bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara
latihannya dibagi menurut usia kehamilan, yaitu latihan pada minggu ke 22-25, 26-30,
31-34, dan minggu 35 ke atas.
a. Minggu ke 22- 25
Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: berbaring telentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan
dan relaks.
Latihan pernafasan
Sikap: berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk
pada lutut dan relaks.
Latihan:
b. Minggu ke 26 – 30
Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar dengan lantai,
sedangkan tangan dan paha tegak lurus.
Latihan:
Latihan: lemaskan seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan selama
beberapa detik, lalu lemaskan kembali. Ulangi sebanyak 8x.
Latihan pernafasan
Latihan: lakukan pernafasan dada yang dalam selama 1 menit, diikuti dengan
pernafasan diafragma. Kombinasi kedua pernafasan ini, lakukan 8x dengan
interval 2 menit.
c. Minggu ke 31 – 34
Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: berdiri tegak, kedua lengan di samping badan, kedua kaki selebar bahu
dan berdiri relaks.
Latihan:
Latihan: lakukan pernafasan diafragma dan pernafasan dada yang dalam seperti
latihan sebelumnya.
Latihan pernafasan
Latihan pernafasan seperti yang telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28
menit dan lebih cepat.
d. Minggu ke 35 keatas
Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk
pada lutut dan relaks.
Latihan: angkat badan dan bahu, letakkan dagu diatas dada, melihatlah kea rah
vulva. Keadaan ini dipertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula
dan santailah. Latihan diulangi 8x dengan interval 2 menit.
Latihan: tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara: katupkan rahang dan
kerutkan dahi, tegangkan otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan
bahu, tegangkan otot-otot perut, kerutkan dubur, tegangkan kedua tungkai kaki
dan tahan nafas. Setelah beberapa saat, kembali ke sikap semula dan lemaskan
seluruh tubuh. Lakukan kegiatan ini sebanyak 9x.
Latihan pernafasan
Sikap: tidur telentang, kedua lutut di pegang oleh kedua lengan (posisi litotomi)
dan relaks.
a. Latihan penenangan
Tujuan:
Sikap:
Berbaring miring ke arah punggung janin, missal ke kiri. Lutut kanan diletakkan di
depan lutut kiri dan keduanya ditekuk. Tangan kanan ditekuk di depan badan,
sedang tangan kiri di belakang badan.
Latihan
Tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipejamkan, hilangkan semua suara yang
mengganggu, atasi tekanan. Lakukan latihan selama 5 – 10 menit.
b. Latihan relaksasi
Syarat:
Kelompok :
Instruktur :
Anggota :
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
9. .
10. .
1. KESESUAIAN PAKAIAN 15
2. KERJASAMA KELOMPOK 25
A. INSTRUKTUR
B. PESERTA
3. KEHARMONISAN GERAK 40
A. PEMANASAN
B. PERNAFASAN
C. PENGUATAN/INTI
D. RELAKSASI
4. PENGGUNAAN MEDIA 15
5. WAKTU 5
TOTAL
Catatan:
Indramayu,
Evaluator
…………………………..
Pengertian
Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan untuk membersihkan vulva, dilakukan pada
klien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri.
Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva.
2. Menjaga kebersihan vulva.
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien dengan komunikasi terapeutik.
2. Pintu atau jendela ditutup, jika perlu dipasang tirai.
3. Pakaian klien bagian bawah digulung ke atas atau dibuka.
4. Cuci tangan.
5. Atur posisi klien dengan posisi dorsal rekumben.
6. Pasang pengalas pada pispot, letakkan di bawah bagian bokong.
7. Gunakan sarung tangan.
8. Lakukan tindakan vulva hygiene, dengan tangan kiri membuka vulva memakai
kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan disinfektan.
9. Ambil kapas sublimat dengan pinset, lalu bersihkan vulva dari arah atas ke bawah
sebalah kanan, lalu lakukan sebalh kiri, lalu lakukan kan di bagian tengah vulva
dan kapas kotor di buang ke bengkok.
10. Lakukan hingga bersih.
11. Setelah selesai, ambil pispot dan atur kembali posisi klien.
12. Cuci tangan setelah melakukan prosedur.
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
a. Memberikan salam dan tersenyum kepada klien (BHSP)
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan dalam prosedur
tindakan.
d. Menjaga privasi klien dengan memasang tirai
e. Mengatur posisi klien (posisi dorsal rekumben)
3. TAHAP KERJA
a. Memasang pengalas pada pispot dan meletakkannya di
bawah bokong klien.
b. Melakukan tindakan vulva hygiene dengan tangan kiri
untuk membuka vulva dan menggunakan kapas sublimat;
tangan kanan membasuh vulva dengan larutan
disinfektan.
c. Mengambil kapas sublimat dengan pinset, lalu
membersihkan vulva dari arah atas ke bawah.
d. Lakukan bagian kanan vulva, setelah itu bagian kiri dan
dilanjutkan bagian tengah vulva
e. Membuang kapas kotor ke bengkok.
f. Mengangkat pispot.
4. TAHAP TERMINASI
a. Merapikan klien dan alat-alat.
b. Mencuci tangan dengan prosedur yang benar.
c. Memperhatikan keadaan umum klien
d. Mendokumentasikan tindakan
(……………………………..) (…………………………………….)
Keterangan :
1. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, criteria yang digunakan sebagai
berikut:
100 : bila semua jawaban benar
80 : bila 80 % jawaban benar
60 : bila 60 % jawaban benar
40 : bila 40 % jawaban benar
20 : bila 20 % jawaban benar
0 : bila tidak ada jawaban benar
2. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : jarang
0 : tidak pernah
Institusi :
Nama Peserta Didik :
NIM/Semester :
Tanggal Ujian :
Mata Kuliah :
Subkompetensi/Keterampilan : Melaksanakan tindakan pemeliharaan
perawatan perineum
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu melaksanakan tindakan
perawatan perineum
Komponen Penilaian
No Penilaian Komentar
(Aspek-Aspek Yang Dinilai)
1 Psikomotor (bobot 60%)
Rata-rata skor keterampilan (I)
2 Kognitif (bobot 20-30%)
Rata-rata skor pengetahuan (II)
3 Afektif (bobot 10-20%)
Rata-rata skor sikap (III)
Rata-rata skor sikap (III)
Nilai Akhir = (skor I x bobot) + (skor II x bobot) + ( skor III x bobot) =
………………………………
Keterangan
Pembobotan aspek kognitif dan afektif dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing keterampilan.
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………………….) (…………………………………………)
NIM : ……………………………… NIK : ……………………………………
PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan
1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini
persalinan lama sehingga dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan
persalinan lama.
2. Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama
atau terdapat penyimpangan sehingga dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama.
3. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka patograf akan membantu penolong
persalinan untuk :
a) mencatat kemajuan persalinan.
b) mencatat kondisi ibu dan janinnya.
c) mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
d) menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini mengidentifikasi adanya
penyulit.
e) menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai
dan tepat waktu.
1) untuk semua ibu fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan
persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa apapun adanya penyulit. Partograf
akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat
keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
2) Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat ( rumah, puskesmas, klinik bidan
swasta, rumah sakit, spesialis obgyn, dll )
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepala ibu
selama persalinan dan kelahiran ( spesialis obgin, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteran )
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan
asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang
dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
4. Kala IV adalah saat keluarnya plasenta sampai keadaan ibu post partum menjadi
stabil.
Kala satu dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh
pembukaan servik
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat.
Hal ini dapat direkam secaara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada
Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali
membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuahan dan intervenís harus
dicatatan.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
Jika ditemui tanda – tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering
dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosa ditetapkan adanya
penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam
pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-
tanda kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika
kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan dirumah, penolong
persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya
dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluargannya untuk memberitahukan
penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi.
K: Selaput ketuban telah pecah dan tidak ada air ketuban kering (tidak
mengalir lagi)
Penyusupan tulang kepaka merupakan indikasi penting seberapa jauh janin dapat
menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Semakin besar penyusupan semakin
besar kemungkinan disporposi kepala panggul.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusup kepala janin. Catat
temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-
lambang berikut ini :
3. Kemajuan Persalinan.
Kolom kedua untuk mengawasi kemajuan persalinan yang meliputi: pembukaan
serviks, penurunan bagian terbawah janin, garis waspada dan garis bertindak dan
waktu.
a) Pembukaan Servik.
Menilai dan mencatat pembukaan servik setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Angka pada kolom kiri 0-10
menggambarkan pembukaan serviks. Tanda ’ X ” harus ditulis di garis waktu
yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servik. Menggunakan tanda x
pada titik silang antara angka yang sesuai dengan temuan pertama
Kata-kata ” turunnya kepala ” dan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi yang
sama dengan angka pembukaan servik. Berikan tanda ” ” pada garis waktu yang
sesuai dan hubungkan tanda ” O ” dari setiap pembukaan dengan garis tidak
terputus (garis lurus).
Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tulis tanda ” ” dinomer 4.
Jam 17.00 penurunan kepala 3/5
Jam 21.00 penurunan kepala 1/5
c) Garis Waspada dan garis Bertindak.
Garis waspada dimulai pada pembukaan servik 4 cm dan berakhir pada titik di
mana pembukaaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm / jam.
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai digaris waspada jika
pembukaan servik mengarah kesebelah kanan garis waspada (pembukaan <
1 cm/jam), maka waspadai adanya penyulit persalinan(misalnya fase aktif
yang memanjang, macet, dll ). Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi
yang diperlukan, misalnya: persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan
(rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawat
daruratan obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada,
dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur kesisi kanan.
Jika pembukaan servik berada disebelah kanan garis bertindak yang sejajar
dengan garis waspada, maka perlu segera dilakukan tindakan untuk
menyelesaikan persalinan. Siapkan untuk dirujuk. Ibu harus tiba ditempat
rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif. Tertera kotak-kotak
untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan (waktu sebenarnya
saat kita melakukan pemeriksaan). Setiap kotak menyatakan 1 jam penuh
dan berkaitan dengan 2 kotak waktu 30 menit pada lajur kotak diatasnya atau
lajur kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan
catatkan pembukaan servik digaris waspada kemudian catatkan waktu aktual
pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan
dalam menunjukan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan
tanda X digaris waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera disisi luar
kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya (
kotak ketiga dari kiri).
4. Kontraksi Uterus.
Dibawah lajur waktu partograf terdapat 5 jalur kotak dengan tulisan kontraksi per 10
menit disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan 1 kontraksi.
Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dan durasi kontraksi
dalam 10 menit. Misal jika dalam 10 menit ada 3 kontraksi yang lamanya 20 detik
maka arsirlah angka tiga ke bawah dengan warna arsiran yang sesuai untuk
menggambarkan kontraksi 20 detik (arsira palig muda warnanya).
INGAT :
a) Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan
setiap 30 menit selama fase aktif.
b) Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama 10 menit
c) Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai / yang telah
ditentukan.
d) Catat temuan-temuan dikotak yang bersesuaian dengan waktu penilaian.
a) Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan dalam
satuan tetesan per menit.
b) Obat-obatan lain dan cairan intravena
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dqan atau cairan intravena dalam
kotak yang seuai dengan kolom waktunya.
Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah
ibu.
a) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persallinan. (lebih sering
jira dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom yang sesuai (.).
b) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalian (lebih
sering jira dianggap akan ada penyulit). Beri tanda panah ( ) pada partograf
pada kolom waktu yang sesuai.
c) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau dianggap
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkemih). Jika memungkinkan setiap ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
asetón atau protein dalam urine.
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik disisi luar kolom
partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan dalam persalinan. Cantumkan
juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
persalinan kala I sampai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya
bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan
pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan
penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang
sesuai.
a. Data dasar.
b. Kala I
c. Kala II
d. Kala III
e. Bayi baru lahir.
f. Kala IV.
Cara pengisian :
Berbeda dengan halaaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar
paretograf ini diiisi setelah semua proses persalinan selesai. Adapun caara pengisian
acatatatn persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampaikan
menurut unsur-unsurnya sebagai berikut :
A. Data dasar.
Terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat
rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat
yang tealah disediakan,atau dengan cara memberi tanda pada kotak disamping
jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 5, lingkari jawaban yang sesuai dan
untuk pertasnyaan no 8njawaban bisa lebih dari 1.
B. Kala I.
Kala I terdiri dari pertanyaan – pertanyaan tentang partograf saat melewati garis
waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil
penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan no 9, lingkari jawaban yang sesuai.
Pertanyaan lainnya hanya diiisi jika terdapat masalah laiinya dalam persalinan.
D. Kala III.
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitoksin, penegangan tali pust
terkendali, massage fundus, plasenta lahir lengkap, placenta tidak lahir lebih dari 30
menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan
dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak
disamping jawaban yang sesuai. Untuk no 25,26 dan 28 lingkari jawaban yang benar
E. BBL.
Informasi tentang BBL terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian
kondisi BBL, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan
hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak
disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertantyaan no 36 dan 37, lingkari jawaban
yang sesuai sedangkan untuk no 38 jawaaban bisa lebih dari satu.
F. Kala IV.
Kala IV berisi data tentang tekanan darah,nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus,
kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting
terutama untuk menilai apakah ada resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan.
Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama
setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnaya. Isi setiap kolom
sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV
pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.
Pengertian
Suatu tindakan untuk menolong persalinan dengan memastikan pembukaan lengkap dan
membantu dalam proses persalinan.
Tujuan
1. Mengetahui kala persalinan.
2. Menyiapkan pertolongan untuk persalinan.
3. Memastikan pembukaan lengkap.
4. Pertolongan persalinan.
5. Sampai perawatan bayi baru lahir.
Persiapan Alat
1. Partus set
a. 2 buah klem kocher.
b. Gunting tali pusat
c. Gunting episiotomy
d. Kasa steril
e. Pengikat tali pusat
f. Sepasang handskun
2. Wadah desinfektan tingkat tinggi (DTT).
a. Sepasang handskun.
b. Duk steril
c. 5 buah kapas sublimat
d. Setengah kocher
e. Kateter nelaton.
f. Penghisap lender De Lee
3. Alat dan bahan
a. Spuit 3 cc I buah.
b. Bengkok.
c. Sphygmomanometer.
d. Stetoskop
e. Thermometer
f. Fetoskop.
g. Larutan klorin 0,5%.
h. Air desinfektan tingkat tinggi (DTT).
i. Celemek waslap 3 buah.
j. Ember 2 buah
Prosedur
1. Melihat tanda dan gejala kala II
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasakan tekanan pada anus atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vilva vagina dan sfingter anal membuka.
2. Menyiapkan pertolongan persalinan.
a. Siapkan alat
Memastikan perlangkapan, bahan, dan obat-obatan esensial telah siap.
Mengambil obat dari botol ampul dengan mematahkan obat oksitosin 10 unit
dan memasukkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam set partus.
b. Siap diri
Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.
Melepaskan perhiasan yang dipakai.
Memcuci tangan bersih (langkah 1 sampai dengan 7).
Mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
Memakai kacamata, sepatu dan masker (jika diperlukan).
Memakai hanskun.
Mengambil obat dari botol ampul dgn memasukkan tabung suntik steril
sekali pakai di dalam set partus (dengan teknik 1 tangan).
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin.
a. Membersihkan vulva dan perineum.
b. Dengan th menggunakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan serviks sudah lengkap.
c. Mendekontaminasikan handskun dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya ke dalam lalu direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
d. Mencuci tangan bersih (langkah 1 sampai dengan 7).
Lahirnya Bagu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental (letakkan
tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi). Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan mencul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur mekonium, menangis atau
bernapas normal/tidak megap-megap dan bergerak aktif, lanjutkan ke langkah
selanjutnya.
EVALUASI
47. Lanjutkan pematauan kontaksi dan mencegah perdarahan per vaginam.
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanakan atonia uteri.
48. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
DOKUMENTASI
59. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan
Kala IV.
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memasang sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
a. Memberikan salam dan tersenyum kepada klien (BHSP)
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan
c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan
d. Menjaga privasi klien dengan memasang tirai
e. Mengatur posisi klien sesuai indikasi
3. TAHAP KERJA
Melihat Tanda Dan Gejala KALA II
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasakan tekanan pada anus atau vaginanya
c. Perineum menonjol
d. Vulva vagina dan sfingter anal membuka
Menilai Perdarahan
a. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke
ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan
bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantong plastic atau tempat khusus.
b. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum,
serta segera menjahit laserasi yang mengalami
perdarahan aktif.
(……………………………..) (…………………………………….)
Institusi :
Nama Peserta Didik :
Semester :
Tanggal Ujian :
Mata Kuliah :
Subkompetensi/keterampilan : Melakukan tindakan INC
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu melaksanakan tindakan
INC
No Komponen Penilaian
Penilaian Komentar
(Aspek Yang Dinilai)
I Psikomotor (bobot 60%)
Rata-rata skor keterampilan (I)
II Kognitif (bobot 20-30%)
Rata-rata skor pengetahuan (II)
III Afektif (bobot 10-20%)
Rata-rata sikap (III)
Rata-rata skor sikap (III)
Nilai Akhir = (skor I x bobot) + (skor II x bobot) + (skor III x bobot) =
…………………………….
Keterangan
Pembobotan aspek kognitif dan afektif dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing keterampilan.
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………………….) (…………………………………………)
NIM : …………………………………. NIK : ……………………………………..
Pengertian
Periode 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan
normal sebelum hamil (Bobak, 2004).
Tujuan
Mengobservasi dan mengkaji kemungkinan adanya perdarahan atau infeksi pada ibu
postpartum.
1. Keadaan umum
Kaji kondisi ibu secara umum, apakah ibu merasa kelelahan atau ibu merasa segar.
Hal ini mempengaruhi penerimaan ibu terhadap bayi serta kemampuan ibu dalam
menyusui dan mengasuh bayi.
2. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada ibu. Periksa tanda-tanda vital
tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah melahirkan atau sampai
stabil, kemudian periksa setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya. Nadi dan suhu
diatas normal dapat menunjukkan kemungkinan adanya infeksi. Tekanan darah
mungkin sedikit meningkat karena upaya untuk persalinan dan keletihan. Tekanan
darah yang menurun perlu diwaspadai kemungknan adanya perdarahan post
partum.
b. Hidung
Kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu menderita pilek atau sinusitis. Infeksi
pada ibu postpartum dapat meningkatkan kebutuhan energi.
c. Telinga
Kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan pada telinga
e. Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tiroid. Kelenjar
limfe yang membesar dapat menunjukan adanya infeksi, ditunjang dengan
adanya data yang lain seperti hipertermi, nyeri,dan bengkak.
4. Payudara
a. Kaji ukuran dan bentuk, ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi
asi, perlu diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran masif, gerakan yang
tidak simetris pada perubahan posisi.
b. Kontur atau permukaan
Kaji kondisi permukaan, permukaan yang tidak rata seperti adanya depresi,
retraksi atau ada luka pada kulit payudara perlu dipikirkan kemungkinan adanya
tumor.
c. Warna kulit
Kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat menunjukan adanya peradangan
5. Abdomen
a. Keadaan
Kaji adakah strie dan linia alba. Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau
keras. Abdomen yang keras menunjukan kontraksi uterus bagus sehingga
perdarahan dapat diminimalkan. Abdomen yang lembek menunjukan sebaliknya
dan dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.
b. Kondisi luka
Luka SC harus dikaji apakah terdapat tanda-tanda infeksi, jika ada harus
dilaporkan segera untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
e. Kandung kemih
Kaji dengan palpasi kandungan urne di kandung kemih. Kandung kemih yang
bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung banyak dan hal ini
dapat mengganggu involusi uteri, sehingga harus dikeluarkan.
6. Lokhea
Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhea pada ibu post partum. Perubahan
warna harus sesuai. Misalnya Ibu post partum hari ke tujuh harus memiliki lokhea
yang sudah berwarna merah muda atau keputihan. Jika warna lokhea masih merah
maka ibu mengalami komplikasi post partum. Lokhea yang berbau busuk
menunjukan adanya infeksi disaluran reproduksi dan harus segera ditangani.
Macam-macam lokhea:
a. Lochea rubra (Cruenta): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum.
b. Lochea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, 3 – 7 hari post
partum.
c. Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 - 14
post partum.
d. Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e. Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lochea stasis : lochia tidak lancer keluarnya.
7. Perineum
Kaji kondisi perineum, apakah utuh atau terdapat luka episiotomi, atau ruptur. Kaji
juga adanya tanda–tanda REEDA (Redness/kemerahan, Edema/ bengkak,
Ekimosis/perdarahan bawah kulit, Discharge/perubahan lokhea dan
Aproximation/pertautan jaringan). Kebersihan perineum menunjang penyembuhan
luka. Serta adanya hemoroid derajat 1 normal untuk ibu hamil dan pasca persalinan
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
2 Menyiapkan alat :
TAHAP KERJA
Tekanan Darah
Sistem Reproduksi Program Studi Sarjana Keperawatan Page 67
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
Suhu
Nadi
Respirasi
BB dan TB
Pantau tanda-tanda vital setiap 15 menit di 1 jam pertama
dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua. Jika ada temua
yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara
lebih sering.
11 Lakukan Pengkajian Kepala dan Wajah meliputi :
TAHAP TERMINASI
24 Evaluasi
Indramayu, ……………... 20
Penguji,
(…………………)
Pengertian
Perawatan payudara adalah melakukan perawatan khusus lewat pemberian rangsangan
pada otot-otot dada untuk memperbanyak ASI.
Tujuan
1. Memperbanyak rangsangan pada kelenjar ASI agar produksi ASI meningkat.
2. Mencegah bendungan ASI pada payudara atau tersumbatnya saluran ASI
3. Mencegah agar payudara tidak kering.
4. Mencegah putting payudara tidak mudah lecet atau pecah-pecah jika menyusui
nanti.
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja pada klien (komunikasi terapeutik).
2. Pintu atau jendela ditutup dan jika perlu pasang tirai.
3. Area yang akan dilakukan tindakan dibebaskan.
4. Cuci tangan.
5. Atur posisi klien yang nyaman tanpa menghalangi tindakan.
6. Pasang pengalas dan handuk pertama di bawah ibu dan handuk yang kedua di
bawah dada ibu.
7. Lakukan pengurutan.
1. Pengurutan I (menggunakan telapak tangan)
Terdiri atas 4 gerakan yang dilakukan pada kedua payudara selama 5 menit
(20-30 kali).
Kedua telapak tangan diolesi dengan minyak.
Tempatkan kedua telapak tangan dikedua payudara.
Kedua telapak tangan ditempatkan di antara kedua payudara ke arah atas,
samping, bawah dan melintang sehingga tangan menyangga payudara.
Perhatian
1. Puting susu normal.
Kompres puting susu dengan kapas minyak selama 2 menit. Basahi kedua telapak
tangan dengan minyak kelapa. Tarik kedua puting bersama-sama dan putar ke dalam
kemudian keluarkan sebanyak 20 kali.
2. Puting susu datar atau masuk.
Menurut Hoffman:
Dengan jari telunjuk/ibu jari mengurutdi sekitar puting susu ke arah berlawanan
sampai merata.
3. Basahi kedua telapak tangan dengan minyak kelapa. Tarik kedua puting bersama-
sama dan putar ke dalam kemudian keluar selama 20 kali.
4. Puting susu dirangsang dengan ujung waslap/handuk kering yang digerakkan ke atas
bawah beberapa kali.
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memasang sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
a. Memberikan salam dan tersenyum kepada klien (BHSP)
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan
c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan
d. Menjaga privasi klien dengan memasang tirai
e. Mengatur posisi klien sesuai indikasi
3. TAHAP KERJA
a. Memasang pengalas dan handuk pertama di bawah ibu dan
handuk yang kedua di bawah dada ibu.
b. Melakukan pengurutan.
Pengurutan I (menggunakan telapak tangan)
1) Terdiri atas 4 gerakan, yang dilakukan pada kedua
payudara selama 5 menit (20-30 kali).
2) Mengolesi kedua telapak tangan dengan minyak.
3) Menempatkan kedua telapak tangan ditempatkan
diantara kedua payudara kea rah atas, samping, bawah
dan melintang sehingga tangan menyangga payudara.
4) Melakukan 25-30 kali selama 5 menit.
Pengurutan II
1) Melicinkan telapak tangan dengan minyak.
2) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-
jari tangan kanan saling dirapat.
3) Sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri
dari pangkal payudara kea rah puting susu, demikian
pula pada payudara kanan
4) Melakukannya 30 kali selama 5 menit.
Pengurutan III
1) Mengoleskan telapak tangan kanan dengan minyak.
2) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri.
3) Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang-
(……………………………..) (…………………………………….)
Keterangan :
1. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, criteria yang digunakan sebagai
berikut:
100 : bila semua jawaban benar
80 : bila 80 % jawaban benar
60 : bila 60 % jawaban benar
40 : bila 40 % jawaban benar
20 : bila 20 % jawaban benar
0 : bila tidak ada jawaban benar
2. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : jarang
0 : tidak pernah
Institusi :
Nama Peserta Didik :
Semester :
Tanggal Ujian :
Mata Kuliah :
Subkompetensi/keterampilan : Melakukan perawatan payudara
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu melaksanakan perawatan
payudara
No Komponen Penilaian
Penilaian Komentar
(Aspek Yang Dinilai)
I Psikomotor (bobot 60%)
Rata-rata skor keterampilan (I)
II Kognitif (bobot 20-30%)
Rata-rata skor pengetahuan (II)
III Afektif (bobot 10-20%)
Rata-rata sikap (III)
Rata-rata skor sikap (III)
Nilai Akhir = (skor I x bobot) + (skor II x bobot) + (skor III x bobot) =
…………………………….
Keterangan
Pembobotan aspek kognitif dan afektif dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing keterampilan.
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………………….) (…………………………………………)
NIM : …………………………………. NIK : ……………………………………..
Saat ibu merasa nyaman atau rileks, tubuh akan mudah melepaskan hormon
oksitosin. Hormon oksitosin diproduksi oleh kelenjar hipofisi posterior, setelah
diproduksi oksitosin akan memasuki darah kemudian merangsang sel-sel meopitel
yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel meopitel
mendorong ASI keluar dari alveolus mammae melalui duktus laktiferus menuju ke
sinus laktiferus dan disana ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap puting
susu, ASI yang tersimpan di sinus laktiferus akan tertekan keluar kemulut bayi.
Pijat ini tidak harus selalu dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat
dilakukan oleh suami atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau
keluarga selain membantu memijat pada ibu, juga memberikan support sistem atau
dukungan secara psikologis, membangkitkan rasa percaya diri ibu serta mengurangi
cemas. Sehingga membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
PIJAT OKSITOSIN
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
2 Menyiapkan alat :
Kursi
Meja
Minyak kelapa atau baby oil
Handuk
Air hangat dan dingin
Waslap
Baskom
TAHAP ORIENTASI
TAHAP TERMINASI
24 Evaluasi
(.....................................)
1. Pengertian:
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah cara yang efektif untuk mendeteksi
sedini mungkin. Para wanita disarankan untuk melakukannya sendiri karena mereka
sendiri yang benar-benar mengenal struktur payudara normalnya. Oleh karena itu
jika ada benjolan atau ada hal normal lainnya, maka mereka akan langsung
menyadarinya.
2. Tujuan:
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya wanita tentang kanker
payudara dan metode SADARI sebagai usaha untuk deteksi dini kanker payudara.
b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada
stadium awala akan memberikan harapan hidup lebih lama.
3. Indikasi:
j. Tidak menyusui.
4. Manfaat SADARI
Mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan padapayudara sehingga dapat
mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari
deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada
wanita penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan
oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah
metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi
secara dini kanker payudara.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala setiap bulan agar benjolan dapat
ditemukan pada stadium dini dan dapat dilakukan tindakan yang cepat apabila
ditemukan benjolan maupun kelainan lainnya pada payudara. Pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) dapat dilakukan oleh wanita setelah berusia 20 tahun.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan kepedulian seorang
wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. SADARI sebaiknya mulai dilakukan
saat seorang wanita telah mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya
(kemampuannya untuk mendeteksi kanker payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman,
20011).
SADARI atau periksa payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah
penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat,
dan efektif untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal yang
tidak normal pada payudara. Sebaiknya jangan tunggu ada benjolan di payudara
karena jika hal itu sudah terjadi, maka kemungkinan menderita kanker payudara
stadium 1 lebih besar. Pemeriksaan melalui ultrasonografi dan mamografi harus
dilakukan secara berkala. Untuk wanita yang berusia 50 tahun ke atas, disarankan
Saat yang paling tepat untuk melakukan pemeriksaan ini adalah hari ke 7-10 hari
setelah hari pertama haid menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan
payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, dan tidak membengkak sehingga jika
ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Untuk wanita yang telah
menopause dapat melakukan pemeriksaan ini kapan pun dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan ini setiap awal atau akhir bulan.
2) Memijat payudara.
a) Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi ke arah puting.
b) Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu.
3) Meraba payudara.
a) Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring
b) Lakukan perabaan payudara satu persatu.
c) Untuk pemeriksaan pada payudara kanan, baring menghadap kiri dengan
membengkokan kedua lutut. letakkan bantal atau handuk yang dilipat dibawah
Sistem Reproduksi Program Studi Sarjana Keperawatan Page 88
bahu kanan. Lengan kanan direntangkan disamping kepala atau diletakkan
dibawah kepala.
d) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.
e) Raba payudara dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kiri yang
saling dirapatkan untuk memeriksa benjolan atau penebalan.
f) Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar, naik turun dan pilah-pilah dari
tepi payudara hingga ke puting susu.
g) Geser posisi jari, kemudian lakukan lagi dengan gerakan sebelumnya dari tepi
payudara hingga ke puting susu.
h) Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudara.
i) Lakukan hal yang sama pada payudara sisi lainnya.
j) Perabaan dilakukan dengan tiga tingkat tekanan, yaitu: tekanan ringan untuk
meraba adanya benjolan di permukaan kulit, tekanan sedang untuk memeriksa
adanya benjolan di tengah jaringan payudara dan tekanan kuat untuk meraba
benjolan di dasar payudara yang melekat pada tulang iga.
k) Pemeriksaan dapat menggunakan pelicin agar pemeriksaan menjadi lebih
sensitif.
n) Pemeriksaan Circular
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah
sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah
sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan
sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat.
Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. Tekanan payudara
memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang
dirapatkan. Dimulai dari posisi jam 12.00 pada puting susu.
p) Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke samping
dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau
tidak.
SADARI baru dilakukan oleh sebgian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25%
sampai 30% wanita yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan
teratur setiap bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan
bayangan menakutkan.
a) Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah untuk
melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan besar bahwa
2) Biopsi
Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah
sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
tes, dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker.
Benjolan atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak
(bukan kanker) atau ganas (kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih dini
maka wanita kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak
terapi untuk kanker payudara.
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
2 Menyiapkan alat :
a. Cermin
b. Handuk
c. Kapas
d. Baby Oil
e. Waslap
f. Baskom
g. Bengkok
h. Lampu Terang
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
15
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri
memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung
jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati
seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan
gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari
arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan
yang sama pada payudara kanan Anda
16
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
23
Periksa axila
27
Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin pada baskom
28
dengan menggunakan waslap.
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
TAHAP TERMINASI
Evaluasi
32
Mengevaluasi respon klien sebelum dan setelah tindakan
Kenyamanan klien
Dokumentasi
Indramayu,..............................
Penguji
(....................................)
MEMANDIKAN BAYI
Pengertian
Membersihkan tubuh bayi, membersihkan area genitalia, tali pusat dan mata
menggunakan air hangat (37,80c).
Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Menjaga kebersihan bayi baru lahir.
3. Melakukan perawatan tali pusat.
Prosedur
a. Dapatkan persetujuan tindakan dari orang tua bayi.
b. Lakukan pengukuran suhu badan bayi terlebih dahulu jika bayi hipotermi jangan
langsung dimandikan tunggu sampai suhu bayi dalam kedaan normal.
c. Siapkan alat-alat dan ruangan.
d. Cuci tangan dan gunakan celemek (pakai sarung tangan jika perlu).
e. Isi waskom atau wadah dengan air dan periksa suhu air hangat-hangat kuku 37-
380C. (menggunakan thermometer air jika perlu)
f. Sediakan handuk dan perlengkapan bayi (bedong, baju, popok/pampers, celana,
topi, minyak telon, bedak, dan sisir).
g. Pastikan bayi tidak diletakkan dibawah AC untuk mencegah terjadi hipotermi.
Perhatian
1. Jangan biarkan bayi direndam terlalu lama di dalam air.
2. Gunakan sabun cair khusus untuk bayi
3. Pertahankan tubuh bayi tetap hangat
4. Lakukan perawatan tali pusat dengan baik setelah dimandikan bayi
5. Jangan terlalu membasahi daerah wajah bayi (jika basah dikeringkan dengan
waslap secara cepat)
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PRE-INTERAKSI
a. Menyiapkan alat-alat dan dekatkan pada klien.
b. Mencuci tangan.
c. Memakai sarung tangan jika perlu.
d. Meminta persetujuan orang tua klien
2. TAHAP ORIENTASI
a. Memberi salam dan senyum kepada klien (BHSP).
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan
dilakukan.
c. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan
d. Menjelaskan kerahasian bila perlu pasang tirai.
e. Mengatur posisi klien.
3. TAHAP KERJA
a. Lakukan pengukuran suhu badan bayi terlebih
dahulu jika bayi hipotermi jangan langsung
dimandikan tunggu sampai suhu bayi dalam kedaan
normal.
b. Isi waskom atau wadah dengan air dan periksa suhu
air hangat-hangat kuku 37-380C. (menggunakan
thermometer air jika perlu)
c. Sediakan handuk dan perlengkapan bayi (bedong,
baju, popok/pampers, celana, topi, minyak telon,
bedak, dan sisir).
d. Pastikan bayi tidak diletakkan dibawah AC untuk
mencegah terjadi hipotermi.
e. Buka pakaian bayi dan letakkan di wadah baju kotor,
biarkan popok tetap terpasang dan selimuti badan
bayi dengan bedong/handuk.
f. Posisikan bayi terlentang, basuh wajah dengan air
bersih menggunakan waslap, bersihkan mata bayi
usap dari kantus luar ke kantus bagian dalam dengan
kapas mata.
g. Basuh wajah bayi dengan air bersih dan gunakan
waslap jangan mengenai mata.
h. Buka popok bayi, bersihkan daerah pantat dari feses
dari arah depan ke belakang dan bersihkan area
genetalia dengan hati hati.
i. Basahi daerah leher, dada, perut jangan mengenai
5 TAHAP DOKUMENTASI
a. Waktu dilakukan tindakan
b. Catat respon klien dan keadaan pasien sebelum dan
sesudah dimandikan pada catatan keperawatan
c. Lamanya tindakan dan temapt dilakukannya tindakan
d. Nama perawat yang melakukan tindakan
Indramayu,.............................
Penguji,
(.............................................)
(……………………………..) (…………………………………….)
Keterangan :
1. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, criteria yang digunakan sebagai
berikut:
100 : bila semua jawaban benar
80 : bila 80 % jawaban benar
60 : bila 60 % jawaban benar
40 : bila 40 % jawaban benar
20 : bila 20 % jawaban benar
0 : bila tidak ada jawaban benar
2. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : jarang
0 : tidak pernah
LEMBAR PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Keterangan : Untuk pembobotan aspek kognitif dan afektif dapat disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing keterampilan.
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………………….) (…………………………………………)
NIM : …………………………………. NIK : ……………………………………..
Pengertian
Memberikan perawatan terhadap tali pusat pada bayi.
Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Mempercepat pengeringan tali pusat.
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.
Persiapan Alat
1. Kasssteril dalam tempatnya.
2. Korentang dalam tempatnya
3. Perlengkapan pakaian bayi (popok, baju)
4. Aquades steril
5. Gunting perban
6. Sarung tangan
7. Bengkok
Prosedur
1. Siapkan alat-alat.
2. Cuci tangan dan pasang sarung tangan.
3. Buka baju bayi dan turunkan celana bayi
4. Buka kassa pembungkus secara perlahan dan jangan menarik secara kuat.
5. Jika lengket, kassa pembungkus tali pusat ditetesi aquades steril atau air bersih dan
dibuka.
6. Lihat kulit sekitar tali pusat. Apabila masih terdapat sisa darah, atau cairan maka
berihkanlah
7. Bersihkan tali pusat dengan aquabidest atau NaCl mulai dari ujung sampai pangkal
tali pusat dan daerah sekitarnya dengan diameter 2 cm.
8. Tali pusat boleh sedikit diangkat keatas, geser kanan dan kiri tanpa menarik dari
pangkalnya. Peganglah hany pada penjepit tanpa menyentuh tali pusat.
9. Keringkan tali pusat dengan kassa steril sampai kering dengan tidak menggosoknya
melainkan menempelkan perlahan-lahan (tidak perlu membubuhkan betadine,
alkohol, bedak, ramuan, atau apapun pada tali pusat).
10. Bungkus tali pusat dengan kasa steril kering. Pastikan kassa tidak tebal cukup
gunakan selapis sajhingga ada celah udaralebar dijaring-jaringnya. (prinsipnya jaga
agar selalu kering dan tidak boleh lembab)
11. Pakaian baju bayi kembali, alat-alat dirapikan, tidurkan kembali bayi dengan posisi
sesuai dengan kebutuhan.
12. Rapikan alat-alat.
Sistem Reproduksi Program Studi Sarjana Keperawatan Page 108
13. Buka sarung tangan dan cuci tangan.
14. Dokumentasikan tindakan.
Perhatian
1. Perawatan tali pusat harus dilakukan setiap hari sesudah dimandikan atau sewaktu-
waktu diperlukan.
2. Daerah tali pusat harus selalu dalam keadaan bersih dan kering untuk mencegah
infeksi.
3. Jaga tali pusat tetap bersih dan kering. Segera ganti popok ketika basag untuk
menghindari kontak air seni ke tali pusat.
4. Jika cuaca hangat cukup pakaikan popok dan kaoslonggar agar udara bisa
bersirkulasi dan mempercepat proses pengeringan
5. Jangan pernah mencoba menarik tali pusat, meskipun kelihatnnya sudah hampir
lepas, biarkan terkelupas sendiri.
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
a. Memberikan salam dan tersenyum kepada klien (BHSP)
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan
c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan
d. Menjaga privasi klien dengan memasang tirai
e. Mengatur posisi klien sesuai indikasi
3. TAHAP KERJA
a. Buka baju bayi dan turunkan celana bayi
b. Buka kassa pembungkus secara perlahan dan jangan
menarik secara kuat.
c. Jika lengket, kassa pembungkus tali pusat ditetesi aquades
steril atau air bersih dan dibuka.
d. Lihat kulit sekitar tali pusat. Apabila masih terdapat sisa
darah, atau cairan maka berihkanlah
e. Bersihkan tali pusat dengan aquabidest atau NaCl mulai
dari ujung sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya
dengan diameter 2 cm.
f. Tali pusat boleh sedikit diangkat keatas, geser kanan dan
kiri tanpa menarik dari pangkalnya. Peganglah hanya pada
penjepit tanpa menyentuh tali pusat.
g. Keringkan tali pusat dengan kassa steril sampai kering
dengan tidak menggosoknya melainkan menempelkan
perlahan-lahan (tidak perlu membubuhkan betadine,
alkohol, bedak, ramuan, atau apapun pada tali pusat).
h. Bungkus tali pusat dengan kasa steril kering. Pastikan
kassa tidak tebal cukup gunakan selapis sajhingga ada
celah udaralebar dijaring-jaringnya. (prinsipnya jaga agar
selalu kering dan tidak boleh lembab).
i. Pakaian baju bayi kembali, alat-alat dirapikan, tidurkan
kembali bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan.
j. Rapikan alat-alat.
k. Buka sarung tangan dan cuci tangan
5 Tahap Dokumentasi
a. Waktu dilakukan tindakan
b. Catat respon klien dan keadaan pasien sebelum dan
sesudah dimandikan pada catatan keperawatan
c. Lamanya tindakan dan temapt dilakukannya tindakan
d. Nama perawat yang melakukan tindakan
Indramayu,.............................
Penguji,
(.............................................)
(……………………………..) (…………………………………….)
Keterangan :
3. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, criteria yang digunakan sebagai
berikut:
100 : bila semua jawaban benar
80 : bila 80 % jawaban benar
60 : bila 60 % jawaban benar
40 : bila 40 % jawaban benar
20 : bila 20 % jawaban benar
0 : bila tidak ada jawaban benar
4. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : jarang
0 : tidak pernah
Institusi :
Nama Peserta Didik :
Semester :
Tanggal Ujian :
Mata Kuliah :
Subkompetensi/keterampilan : Melakukan perawatan tali pusat
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu melaksanakan perawatan tali
pusat
No Komponen Penilaian
Penilaian Komentar
(Aspek Yang Dinilai)
I Psikomotor (bobot 60%)
Rata-rata skor keterampilan (I)
II Kognitif (bobot 20-30%)
Rata-rata skor pengetahuan (II)
III Afektif (bobot 10-20%)
Rata-rata sikap (III)
Rata-rata skor sikap (III)
Nilai Akhir = (skor I x bobot) + (skor II x bobot) + (skor III x bobot) =
…………………………….
Keterangan
Pembobotan aspek kognitif dan afektif dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing keterampilan.
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………………….) (…………………………………………)
NIM : …………………………………. NIK : ……………………………………..
1. Pengertian
Luka adalah terganggnya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya.
a. Mekanik
1) Vulnus scissum ( luka sayat )
2) Vulnus contusum (luka memar)
3) Vulnus laceratum ( luka robek )
4) Vulnus punctum (luka tusuk )
5) Vulnus seloferadum ( luka tembak )
6) Vulnus morsum ( luka gigitan )
7) Vulnus abrasion ( luka terkikis )
b. Non Mekanik
1) Kimia
2) Termal
3) Radiasi
NIM : ……………….
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
Ya Tidak
Jumlah
Indramayu, ………………20
Penguji
(....................................................)