Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322306917

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Luiz
and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER

Conference Paper · January 2015

CITATIONS READS

0 4,788

4 authors, including:

Puspa Sari Dewi


Universitas Jenderal Achmad Yani
13 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol Herba Ketumpang (Tridax procumbens L) pada Plasmodium falciparum Galur 3D7 View project

All content following this page was uploaded by Puspa Sari Dewi on 08 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH
(Piper crocatum Luiz and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER

Puspa Sari Dewi*, Ita Nur Anisa, Suryani, Suci Ayuza


Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani
*s4rid3wi.puspa@gmail.com

Abstrak— Tanaman sirih merah merupakan tanaman obat sekaligus berperanan sebagai tanaman hias. Penelitian
tentang sirih merah menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki efek antidiabetes, antidislipidemia, antituberkulosis
dan hepatoprotektor. Beragamnya khasiat yang dimiliki menjadi dasar dilakukannya pengujian toksisitas akut ekstrak
etanol sirih merah untuk mengetahui tingkat keamanannya pada pemberian kurang dari 24 jam. Pengujian toksisitas
akut ekstrak etanol sirih merah dilakukan terhadap mencit Swiss Webster jantan dan betina. Hewan uji
dikelompokkan menjadi 6 kelompok perlakuan, yang terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok uji. Dosis yang
digunakan merujuk pada OECD (Organization of Economic Cooperation and Development) 420 yaitu 5, 50, 300,
2000 dan 5000 mg/kg bb. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan perilaku hewan uji terhadap gejala toksik
selama 4 jam setelah pemberian sediaan uji, kemudian setelah 24 jam diamati dan dihitung jumlah hewan uji yang
mati disetiap kelompoknya, penimbangan bobot badan hewan uji selama 14 hari. Pada hari ke- 15 hewan uji yang
masih hidup dikorbankan dan dibedah, kemudian dilakukan penimbangan bobot organ, yang terdiri dari organ
jantung, paru–paru, hati, ginjal, adrenal, limfa, lambung dan organ reproduksi testis, vesika seminalis (jantan) dan
uterus, ovarium (betina). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol sirih merah tidak menyebabkan gejala
toksik terhadap mencit percobaan. Meskipun terdapat kematian mencit betina pada dosis 5000 mg/kg bb dan dosis
300 mg/kg bb serta dosis 5000 mg/kg bb pada mencit jantan, tetapi persentase kematian mencit tidak mencapai 50%
sehingga kesimpulannya adalah ekstrak etanol sirih merah aman digunakan sampai dosis 5000 mg/kg bb pada
penelitian ini.

Kata kunci : ekstrak etanol, sirih merah, toksisitas akut, OECD

kombinasi ekstrak etanol daun mimba 100 mg/kg BB


I. PENDAHULUAN dan daun sirih merah 105 mg/kg BB memberikan efek
Indonesia merupakan negara yang kaya akan yang sinergis sebesar 44,63% dalam menurunkan kadar
keanekaragaman hayatinya. Beragam tanaman tumbuh gula darah (Sarnilla, 2012). Penelitian yang dilakukan
subur di tanah air ini. Beberapa diantaranya telah oleh Puspa Sari dan Ita Nur Anisa (2013) menunjukkan
digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Salah bahwa ekstrak etanol sirih merah memiliki efek
satunya adalah tanaman sirih merah. Secara empiris, antidislipidemia dibandingkan dengan kelompok
tanaman sirih merah telah digunakan untuk mengobati kontrol. Kelompok terbaik yang mampu menekan
diabetes, asam urat, menurunkan kadar kolesterol, peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL-
mencegah strouke, radang prostat, maag, kelelahan dan kolesterol dan meningkatkan kadar HDL-kolesterol
nyeri sendi. adalah ekstrak etanol sirih merah dosis 200 mg/kg bb.
Berbagai penelitian yang menggunakan tanaman sirih Penelitian Hafida Mariyatin (2012) menyebutkan
merah telah banyak dilakukan. Penelitian yang bahwa ekstrak etanol daun sirih merah dan daun sirih
dilakukan oleh Florencia Irena (2012) menyebutkan hijau memiliki efek antibakteri terhadap S. viridans.
bahwa hasil rebusan daun sirih merah dosis 13 mg/hari Beragamnya khasiat yang dimiliki oleh tanaman sirih
dapat menurunkan kadar gula darah dengan efek segera. merah mendorong peneliti untuk menguji keamanan
Penelitian lain menyebutkan hasil bahwa pemberian tanaman tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini
telah dilakukan pengujian toksisitas akut ekstrak etanol bahwa tanaman yang digunakan adalah sirih merah.
sirih merah untuk melihat keamanan ekstrak tanaman Pemeriksaan organoleptik simplisia daun sirih merah
sirih merah yang dipaparkan terhadap mencit percobaan meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau dan rasa.
kurang dari 24 jam. Batang tanaman sirih merah berbentuk bulat, berwarna
hijau keunguan. Permukaanya kasar dan bila terkena
II. METODE cahaya batangnya cepat mengering. Batang tanaman
Penelitian uji toksisitas akut ekstrak etanol sirih berbuku-buku dan disetiap buku tumbuh bakal akar.
merah meliputi tahap-tahap pengumpulan bahan uji, Daun sirih merah bertangkai berbentuk jantung dengan
determinasi bahan uji dan penyiapan simplisia, bagian atas meruncing, bertepi rata, dan permukaannya
pembuatan ekstrak etanol sirih merah dan uji toksisitas mengilap serta tidak berbulu. Warna daun bagian atas
akut ekstrak etanol daun sirih merah. hijau bercorak warna putih keabu-abuan. Bagian bawah
Penyiapan simplisia meliputi pengambilan bahan, daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir dan
determinasi tumbuhan dan pengolahan menjadi berasa sangat pahit.
simplisia. Pembuatan ekstrak etanol sirih merah Pengujian keamanan penggunaan ekstrak etanol sirih
dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat merah dianalisa melalui pengujian toksisitas akut yang
Soxhlet menggunakan etanol 70%, dan diuapkan dilakukan pada mencit jantan dan betina Swiss Webster.
menggunakan penguap putar (rotavapor), selanjutnya Uji toksisitas akut adalah pengujian untuk mendeteksi
diuapkan di atas penangas air sampai diperoleh ekstrak efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah
kental. pemberian zat uji secara oral (dosis tunggal), atau
Pengujian toksisitas akut ekstrak etanol sirih merah pemberian dosis berulang dalam waktu 24 jam. Prinsip
dilakukan terhadap mencit Swiss Webster jantan dan uji toksisitas akut adalah zat uji dalam beberapa tingkat
betina. Dilakukan pengelompokaan hewan uji menjadi 6 dosis diberikan pada beberapa kelompok hewan uji, satu
kelompok perlakuan, yang terdiri dari 1 kelompok dosis per kelompok. Diamati gejala-gejala toksik, jumlah
kontrol dan 5 kelompok uji. Masing–masing kelompok kematian dalam interval waktu tertentu. Hewan yang
terdiri dari 7 ekor mencit jantan dan 7 ekor mencit mati selama percobaan dan yang hidup sampai akhir
betina. Dosis yang diberikan terhadap hewan uji percobaan dibedah untuk dievaluasi. Tujuan uji
merupakan dosis tunggal yang diberikan secara peroral. toksisitas akut adalah untuk mendeteksi toksisitas
Dosis yang digunakan merujuk pada OECD intrinsik suatu zat, menemukan organ sasaran dan
(Organization of Economic Cooperation and kepekaan spesies, memperoleh informasi bahaya setelah
Development) 420 yaitu 5, 50, 300, 2000 dan 5000 pemaparan suatu senyawa secara akut dan memperoleh
mg/Kg BB. Pengamatan yang dilakukan meliputi informasi awal yang dapat digunakan menetapkan
pengamatan perilaku hewan uji terhadap gejala toksik tingkat dosis dan merancang uji toksisitas selanjutnya
selama 4 jam setelah pemberian sediaan uji, kemudian serta dapat digunakan untuk menetapkan harga LD50.
setelah 24 jam diamati dan dihitung jumlah hewan uji Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan dan
yang mati disetiap kelompoknya, penimbangan bobot betina Swiss Webster berumur 5-6 minggu. Penggunaan
badan hewan uji selama 14 hari kemudian pada hari ke- kedua jenis kelamin hewan uji dilakukan karena menurut
15 hewan uji yang masih hidup dikorbankan dan panduan OECD, terdapat perbedaan sensitivitas antara
dibedah, kemudian dilakukan penimbangan bobot organ, hewan jantan dengan betina, yaitu betina lebih sensitif
yang terdiri dari organ jantung, paru–paru, hati, ginjal, karena dipengaruhi oleh faktor hormonal.
adrenal, limfa, lambung dan organ reproduksi testis, Pengamatan klinis terhadap tanda-tanda toksik
vesika seminalis (jantan) dan uterus, ovarium (betina). dilakukan secara berkala yaitu pada menit ke-30, 60, 120
dan 240 setelah pemberian sediaan uji. Pengamatan
III. HASIL DAN DISKUSI dilakukan untuk mengamati fungsi sistem organ yang
Sirih merah diperoleh dari daerah Cimahi, Jawa mungkin dipengaruhi oleh zat uji. Berdasarkan hasil
Barat. Determinasi tanaman sirih merah dilakukan di pengamatan dapat diketahui bahwa terjadi penurunan
Herbarium Bogoriense. Hasil determinasi menunjukkan
aktivitas motorik mencit baik itu pada mencit jantan defekasi dengan konsistensi keras lembek. Hal ini
maupun mencit betina yang berbanding terbalik dengan menunjukkan bahwa kemungkinan ekstrak etanol sirih
peningkatan dosis uji yang diberikan. Reflek pineal juga merah memiliki efek antidiare dan kemungkinan
menurun pada mencit yang mendapatkan ekstrak etanol berpotensi untuk meningkatkan pengeluaran urin.
sirih merah dosis 2000 mg/kg bb dan 5000 mg/kg bb. Parameter selanjutnya adalah pengamatan bobot
Pada menit ke-240 hanya 42,9% mencit betina yang badan. Pemeriksaan bobot badan pada uji toksisitas akut
masih memberikan reflek pineal setelah pemberian dilakukan karena merupakan indikator yang paling
sediaan uji dosis 5000 mg/kg bb. Sedangkan pada sensitif terhadap kondisi hewan uji. Penurunan berat
mencit jantan jumlah mencit yang memberikan respon badan yang drastis dan memiliki perbedaan bermakna
reflek pineal pada menit ke-240 hanya 14,3%. bila dibandingkan dengan kontrol biasanya merupakan
Fenomena grooming juga teramati pada mencit uji. pertanda kesehatan yang buruk. Keadaan ini dapat
Grooming adalah reaksi umum mencit bila mengalami disebabkan oleh adanya tanda toksik spesifik, penyakit
alergi terhadap benda asing dan penurunan persentase atau kurangnya asupan makanan dan minuman.
reaksi tersebut menunjukkan bahwa mencit mampu Berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengamatan
segera menyesuaikan diri. Tingginya fenomena ini menunjukkan bahwa bobot badan rata-rata mencit betina
diperkirakan karena rasa ekstrak etanol sirih merah cenderung konstan. Kalaupun terjadi peningkatan bobot
sangat pahit sehingga tidak nyaman di mulut mencit. badan, perubahannya tidak menunjukkan perbedaan
Kemampuan mencit jantan untuk gelantung ataupun yang berarti. Penurunan bobot badan teramati terjadi
retablishment juga teramati menurun setelah mencit pada mencit betina hari ke-7 yang mendapatkan ekstrak
diberi sediaan uji 5000 mg/kg bb mulai menit ke-30 etanol sirih merah dosis 5 mg/kg bb. Perubahan bobot
sampai 240. Hal yang sama teramati pada mencit betina. badan mencit betina dapat diamati pada Gambar 1.
Mencit juga teramati mengeluarkan urin yang pekat serta

Gambar 1. Diagram rata-rata bobot badan mencit betina selama pengamatan gejala toksik

Keterangan :
Kontrol : Kelompok mencit betina yang mendapat suspensi CMC Na 0,5%
D1 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5 mg/kg bb
D2 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 50 mg/kg bb
D3 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 300 mg/kg bb
D4 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 2000 mg/kg bb
D5 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5000 mg/kg bb
Sedangkan pada mencit jantan, bobot badan mencit sirih merah mampu menyetabilkan bobot badan atau
mengalami perubahan yang fluktuatif. Pada awal-awal mungkin mampu menurunkan bobot badan sehingga
pengujian, bobot badan mencit jantan mengalami tanaman sirih merah juga berpotensi untuk mencegah
peningkatan, namun selanjutnya turun kembali pada obesitas.
hari ke-7 dan hari ke-12. Penurunan bobot badan ini Perubahan bobot badan mencit jantan dapat diamati
menunjukkan efek bahwa kemungkinan ekstrak etanol pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram rata-rata bobot badan mencit jantan selama pengamatan gejala toksik

Keterangan :
Kontrol : Kelompok mencit jantan yang mendapat suspensi CMC Na 0,5%
D1 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5 mg/kg bb
D2 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 50 mg/kg bb
D3 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 300 mg/kg bb
D4 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 2000 mg/kg bb
D5 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5000 mg/kg bb

Pada akhir penelitian dilakukan pembedahan dan lebih lanjut untuk melihat apakah ekstrak etanol sirih
penimbangan organ hewan untuk mengetahui adanya merah mempengaruhi sistem reproduksi hewan jantan
pengaruh pemberian ekstrak etanol sirih merah terhadap atau tidak. Profil indeks organ dalam mencit betina dan
organ. Secara visual seluruh organ yang diamati tampak jantan setelah pemberian sediaan suspensi ekstrak etanol
normal dan seragam, kecuali ada beberapa organ yang sirih merah secara oral dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
terlihat lebih besar atau kecil jika dibandingkan dengan Parameter pengamatan selanjutnya adalah
kontrol. Berdasarkan hasil analisis statistik, pada mencit persentase kematian kumulatif yang terjadi selama
betina diketahui bahwa terdapat perbedaan yang pengamatan. Pada hari ke-3 terdapat kematian mencit
bermakna pada organ hati yang mendapatkan ekstrak betina sebanyak 3 ekor pada kelompok mencit yang
etanol sirih merah dosis 50 mg/kg bb dan dosis 2000 mendapat ekstrak etanol dosis 5000 mg/kg bb.
mg/kg bb dibandingkan dengan kelompok kontrol Persentase kematian kumulatif terhitung sejumlah
(p<0,05). Sedangkan pada mencit jantan, terjadi 42,86%. Sedangkan pada mencit jantan, kematian
perbedaan yang bermakna pada organ vesika seminalis hewan percobaan teramati pada kelompok mencit jantan
dibandingkan dengan kelompok kontrol pada kelompok yang mendapatkan ekstrak etanol sirih merah dosis 300
mencit yang mendapatkan ekstrak etanol sirih merah mg/kg bb (14,29%) dan dosis 2000 mg/kg bb (28,57%).
dosis 50 mg/kg bb dan 5000 mg/kg bb. Perlu pengujian Meskipun terdapat kematian, tetapi persentase
kematiannya tidak mencapai 50% sehingga ekstrak aman digunakan sampai dosis 5000 mg/kg bb pada
etanol sirih merah memiliki LD50 > 5000 mg/kg bb dan penelitian ini.

Tabel 1 Profil Indeks Organ Dalam Mencit Betina Setelah Pemberian Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Sirih Merah Secara Oral
Kelompok Jantung Paru Hati Ginjal Limpa Adrenal Ovarium Uterus
0,402 ± 0,622 ± 6,338 ± 0,995 ± 0,747 ± 0,020 ± 0,058 ± 0,219 ±
Kontrol
0,046 0,113 0,952 0,162 0,205 0,011 0,025 0,264
Sirih Merah 0,360 ± 0,707 ± 5,481 ± 0,906 ± 0,664 ± 0,023 ± 0,043 ± 0,109 ±
5 mg/kg bb 0,053 0,335 0,960 0,128 0,162 0,016 0,012 0,057
Sirih Merah 0,369 ± 0,658 ± (5,064 ± 0,905 ± 0,632 ± 0,018 ± 0,041 ± 0,127 ±
50 mg/kg bb 0,033 0,392 0,506)* 0,110 0,328 0,008 0,016 0,083
Sirih Merah 0,388 ± 0,584 ± 5,490 ± 0,997 ± 0,694 ± 0,019 ± 0,046 ± 0,178 ±
300 mg/kg bb 0,035 0,120 0,874 0,151 0,255 0,007 0,017 0,116
Sirih Merah 0,378 ± 0,624 ± (4,849 ± 0,893 ± 0,596 ± 0,023 ± 0,064 ± 0,169 ±
2000 mg/kg bb 0,040 0,166 0,605)* 0,123 0,298 0,010 0,060 0,069
Sirih Merah 0,404 ± 0,644 ± 6,167 ± 0,961 ± 0,640 ± 0,020 ± 0,058 ± 0,185 ±
5000 mg/kg bb 0,026 0,093 0,385 0,039 0,128 0,006 0,025 0,074
Keterangan :
(...........)* : Berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol pada p < 0,05

Tabel 2. Profil Indeks Organ Dalam Mencit Jantan Setelah Pemberian Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Sirih Merah Secara Oral
Kelompok Jantung Paru Hati Ginjal Limpa Adrenal Testis Vesika
0,357 ± 0,514 ± 5,588 ± 1,138 ± 0,700 ± 0,009 ± 0,471 ± 0,196 ±
Kontrol
0,065 0,084 0,404 0,129 0,164 0,004 0,124 0,057
Sirih Merah 0,387 ± 0,587 ± 5,810 ± 1,149 ± 0,822 ± 0,009 ± 0,454 ± 0,187 ±
5 mg/kg bb 0,057 0,104 0,644 0,157 0,252 0,002 0,070 0,057
Sirih Merah 0,387 ± 0,558 ± 5,585 ± 1,246 ± 0,632 ± 0,011 ± 0,456 ± (0,264 ±
50 mg/kg bb 0,024 0,093 0,687 0,179 0,073 0,005 0,056 0,050)*
Sirih Merah 0,370 ± 0,556 ± 5,297 ± 1,153 ± 0,713 ± 0,009 ± 0,449 ± 0,568 ±
300 mg/kg bb 0,081 0,195 0,583 0,156 0,099 0,005 0,107 0,755
Sirih Merah 0,379 ± 0,562 ± 5,439 ± 2,355 ± 0,692 ± 0,010 ± 0,486 ± 0,236 ±
2000 mg/kg bb 0,032 0,076 0,551 3,219 0,112 0,004 0,057 0,096
Sirih Merah 0,394 ± 0,583 ± 6,109 ± 1,296 ± 0,680 ± 0,009 ± 0,401 ± (0,352 ±
5000 mg/kg bb 0,055 0,174 1,423 0,207 0,256 0,004 0,061 0,165)*

Keterangan :
(...........)* : Berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol pada p < 0,05

IV. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian uji toksisitas akut menunjukan
bahwa ekstrak etanol sirih merah sampai dosis 5000 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985,
mg/Kg bb tidak menimbulkan efek toksik dan aman Cara pembuatan simplisia, Depkes RI, Jakarta, 4-
untuk digunakan. 20.
2. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan,
2003, Prosedur Operasional Baku Uji Toksisitas,
Ucapan Terimakasih
Depkes RI, Jakarta.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada LPPM 3. Ditjen POM, Direktorat Pengawasan Obat
UNJANI yang telah mendanai penelitian ini Tradisional, Depkes RI, 2000, Parameter Standar
Umum Ekstrak Tanaman Obat, Bakti Husada, Jantan Dengan Metode Proteksi. Laporan
Jakarta, 9-12, 13-18. Penelitian Unggulan LPPM Unjani
4. Florencia Irena, 2012, Pengaruh Rebusan Daun 8. Sarnila, Aktivitas Antidiabetes Kombinasi Ekstrak
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica Adr. Juss)
terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan dan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.)
Histopatologi Mencit Diabetes, Abstrak, Fakultas pada Tikus Putih Jantan dengan Metode Toleransi
Farmasi UP, Jakarta Glukosa, Abstrak, Universitas Padjadjaran
5. Hafida Mariyatin, Ekiyantini Widyowati, Sri 9. Sudewo, Bambang. 2010, Basmi Penyakit Dengan
Lestari. 2012. Efektivitas Antibakteri Ekstrak
Sirih Merah, Jakarta, Agromedia Pustaka.
Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dan Sirih
Hijau (Piper betle L)sebagai Bahan Alternatif 10. Wilson Nelson, Hardistry Jerry F, Hayes Johnnie R.
Irigasi Saluran Akar. FKG UNEJ. Short-term, Subchronic and Chronic Toxicology
http//repository.unej.ac.id Studies. Dalam: Taylor dan Francis, penyunting.
6. Organization of Economic Cooperation and Principles and Methods of Toxicology, Edisi ke-4.
Development (OECD) 423. OECD Guideline for Philadelphia: Lippincot Williams and Wilkins,
Testing of Chemicals: Acute Oral Toxicity – Acute 2001. Hlm. 917-956.
Toxic Class Method.
http://www.oecd.org/chemicalsafety/risk-
assessment/ 1948370.pdf. Diakses tanggal: 17 Juli
2014.
7. Puspa Sari, Ita Nur Anisa. 2013. Efek
Antidislipidemia Ekstrak Etanol Sirih Merah (Piper
Crocatum Ruiz Dan Pav ) Pada Tikus Wistar

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai