net/publication/322306917
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Luiz
and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER
CITATIONS READS
0 4,788
4 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol Herba Ketumpang (Tridax procumbens L) pada Plasmodium falciparum Galur 3D7 View project
All content following this page was uploaded by Puspa Sari Dewi on 08 January 2018.
Abstrak— Tanaman sirih merah merupakan tanaman obat sekaligus berperanan sebagai tanaman hias. Penelitian
tentang sirih merah menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki efek antidiabetes, antidislipidemia, antituberkulosis
dan hepatoprotektor. Beragamnya khasiat yang dimiliki menjadi dasar dilakukannya pengujian toksisitas akut ekstrak
etanol sirih merah untuk mengetahui tingkat keamanannya pada pemberian kurang dari 24 jam. Pengujian toksisitas
akut ekstrak etanol sirih merah dilakukan terhadap mencit Swiss Webster jantan dan betina. Hewan uji
dikelompokkan menjadi 6 kelompok perlakuan, yang terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok uji. Dosis yang
digunakan merujuk pada OECD (Organization of Economic Cooperation and Development) 420 yaitu 5, 50, 300,
2000 dan 5000 mg/kg bb. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan perilaku hewan uji terhadap gejala toksik
selama 4 jam setelah pemberian sediaan uji, kemudian setelah 24 jam diamati dan dihitung jumlah hewan uji yang
mati disetiap kelompoknya, penimbangan bobot badan hewan uji selama 14 hari. Pada hari ke- 15 hewan uji yang
masih hidup dikorbankan dan dibedah, kemudian dilakukan penimbangan bobot organ, yang terdiri dari organ
jantung, paru–paru, hati, ginjal, adrenal, limfa, lambung dan organ reproduksi testis, vesika seminalis (jantan) dan
uterus, ovarium (betina). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol sirih merah tidak menyebabkan gejala
toksik terhadap mencit percobaan. Meskipun terdapat kematian mencit betina pada dosis 5000 mg/kg bb dan dosis
300 mg/kg bb serta dosis 5000 mg/kg bb pada mencit jantan, tetapi persentase kematian mencit tidak mencapai 50%
sehingga kesimpulannya adalah ekstrak etanol sirih merah aman digunakan sampai dosis 5000 mg/kg bb pada
penelitian ini.
Gambar 1. Diagram rata-rata bobot badan mencit betina selama pengamatan gejala toksik
Keterangan :
Kontrol : Kelompok mencit betina yang mendapat suspensi CMC Na 0,5%
D1 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5 mg/kg bb
D2 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 50 mg/kg bb
D3 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 300 mg/kg bb
D4 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 2000 mg/kg bb
D5 : Kelompok mencit betina yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5000 mg/kg bb
Sedangkan pada mencit jantan, bobot badan mencit sirih merah mampu menyetabilkan bobot badan atau
mengalami perubahan yang fluktuatif. Pada awal-awal mungkin mampu menurunkan bobot badan sehingga
pengujian, bobot badan mencit jantan mengalami tanaman sirih merah juga berpotensi untuk mencegah
peningkatan, namun selanjutnya turun kembali pada obesitas.
hari ke-7 dan hari ke-12. Penurunan bobot badan ini Perubahan bobot badan mencit jantan dapat diamati
menunjukkan efek bahwa kemungkinan ekstrak etanol pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram rata-rata bobot badan mencit jantan selama pengamatan gejala toksik
Keterangan :
Kontrol : Kelompok mencit jantan yang mendapat suspensi CMC Na 0,5%
D1 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5 mg/kg bb
D2 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 50 mg/kg bb
D3 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 300 mg/kg bb
D4 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 2000 mg/kg bb
D5 : Kelompok mencit jantan yang mendapat ekstrak etanol sirih merah 5000 mg/kg bb
Pada akhir penelitian dilakukan pembedahan dan lebih lanjut untuk melihat apakah ekstrak etanol sirih
penimbangan organ hewan untuk mengetahui adanya merah mempengaruhi sistem reproduksi hewan jantan
pengaruh pemberian ekstrak etanol sirih merah terhadap atau tidak. Profil indeks organ dalam mencit betina dan
organ. Secara visual seluruh organ yang diamati tampak jantan setelah pemberian sediaan suspensi ekstrak etanol
normal dan seragam, kecuali ada beberapa organ yang sirih merah secara oral dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
terlihat lebih besar atau kecil jika dibandingkan dengan Parameter pengamatan selanjutnya adalah
kontrol. Berdasarkan hasil analisis statistik, pada mencit persentase kematian kumulatif yang terjadi selama
betina diketahui bahwa terdapat perbedaan yang pengamatan. Pada hari ke-3 terdapat kematian mencit
bermakna pada organ hati yang mendapatkan ekstrak betina sebanyak 3 ekor pada kelompok mencit yang
etanol sirih merah dosis 50 mg/kg bb dan dosis 2000 mendapat ekstrak etanol dosis 5000 mg/kg bb.
mg/kg bb dibandingkan dengan kelompok kontrol Persentase kematian kumulatif terhitung sejumlah
(p<0,05). Sedangkan pada mencit jantan, terjadi 42,86%. Sedangkan pada mencit jantan, kematian
perbedaan yang bermakna pada organ vesika seminalis hewan percobaan teramati pada kelompok mencit jantan
dibandingkan dengan kelompok kontrol pada kelompok yang mendapatkan ekstrak etanol sirih merah dosis 300
mencit yang mendapatkan ekstrak etanol sirih merah mg/kg bb (14,29%) dan dosis 2000 mg/kg bb (28,57%).
dosis 50 mg/kg bb dan 5000 mg/kg bb. Perlu pengujian Meskipun terdapat kematian, tetapi persentase
kematiannya tidak mencapai 50% sehingga ekstrak aman digunakan sampai dosis 5000 mg/kg bb pada
etanol sirih merah memiliki LD50 > 5000 mg/kg bb dan penelitian ini.
Tabel 1 Profil Indeks Organ Dalam Mencit Betina Setelah Pemberian Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Sirih Merah Secara Oral
Kelompok Jantung Paru Hati Ginjal Limpa Adrenal Ovarium Uterus
0,402 ± 0,622 ± 6,338 ± 0,995 ± 0,747 ± 0,020 ± 0,058 ± 0,219 ±
Kontrol
0,046 0,113 0,952 0,162 0,205 0,011 0,025 0,264
Sirih Merah 0,360 ± 0,707 ± 5,481 ± 0,906 ± 0,664 ± 0,023 ± 0,043 ± 0,109 ±
5 mg/kg bb 0,053 0,335 0,960 0,128 0,162 0,016 0,012 0,057
Sirih Merah 0,369 ± 0,658 ± (5,064 ± 0,905 ± 0,632 ± 0,018 ± 0,041 ± 0,127 ±
50 mg/kg bb 0,033 0,392 0,506)* 0,110 0,328 0,008 0,016 0,083
Sirih Merah 0,388 ± 0,584 ± 5,490 ± 0,997 ± 0,694 ± 0,019 ± 0,046 ± 0,178 ±
300 mg/kg bb 0,035 0,120 0,874 0,151 0,255 0,007 0,017 0,116
Sirih Merah 0,378 ± 0,624 ± (4,849 ± 0,893 ± 0,596 ± 0,023 ± 0,064 ± 0,169 ±
2000 mg/kg bb 0,040 0,166 0,605)* 0,123 0,298 0,010 0,060 0,069
Sirih Merah 0,404 ± 0,644 ± 6,167 ± 0,961 ± 0,640 ± 0,020 ± 0,058 ± 0,185 ±
5000 mg/kg bb 0,026 0,093 0,385 0,039 0,128 0,006 0,025 0,074
Keterangan :
(...........)* : Berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol pada p < 0,05
Tabel 2. Profil Indeks Organ Dalam Mencit Jantan Setelah Pemberian Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Sirih Merah Secara Oral
Kelompok Jantung Paru Hati Ginjal Limpa Adrenal Testis Vesika
0,357 ± 0,514 ± 5,588 ± 1,138 ± 0,700 ± 0,009 ± 0,471 ± 0,196 ±
Kontrol
0,065 0,084 0,404 0,129 0,164 0,004 0,124 0,057
Sirih Merah 0,387 ± 0,587 ± 5,810 ± 1,149 ± 0,822 ± 0,009 ± 0,454 ± 0,187 ±
5 mg/kg bb 0,057 0,104 0,644 0,157 0,252 0,002 0,070 0,057
Sirih Merah 0,387 ± 0,558 ± 5,585 ± 1,246 ± 0,632 ± 0,011 ± 0,456 ± (0,264 ±
50 mg/kg bb 0,024 0,093 0,687 0,179 0,073 0,005 0,056 0,050)*
Sirih Merah 0,370 ± 0,556 ± 5,297 ± 1,153 ± 0,713 ± 0,009 ± 0,449 ± 0,568 ±
300 mg/kg bb 0,081 0,195 0,583 0,156 0,099 0,005 0,107 0,755
Sirih Merah 0,379 ± 0,562 ± 5,439 ± 2,355 ± 0,692 ± 0,010 ± 0,486 ± 0,236 ±
2000 mg/kg bb 0,032 0,076 0,551 3,219 0,112 0,004 0,057 0,096
Sirih Merah 0,394 ± 0,583 ± 6,109 ± 1,296 ± 0,680 ± 0,009 ± 0,401 ± (0,352 ±
5000 mg/kg bb 0,055 0,174 1,423 0,207 0,256 0,004 0,061 0,165)*
Keterangan :
(...........)* : Berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol pada p < 0,05
IV. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian uji toksisitas akut menunjukan
bahwa ekstrak etanol sirih merah sampai dosis 5000 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985,
mg/Kg bb tidak menimbulkan efek toksik dan aman Cara pembuatan simplisia, Depkes RI, Jakarta, 4-
untuk digunakan. 20.
2. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan,
2003, Prosedur Operasional Baku Uji Toksisitas,
Ucapan Terimakasih
Depkes RI, Jakarta.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada LPPM 3. Ditjen POM, Direktorat Pengawasan Obat
UNJANI yang telah mendanai penelitian ini Tradisional, Depkes RI, 2000, Parameter Standar
Umum Ekstrak Tanaman Obat, Bakti Husada, Jantan Dengan Metode Proteksi. Laporan
Jakarta, 9-12, 13-18. Penelitian Unggulan LPPM Unjani
4. Florencia Irena, 2012, Pengaruh Rebusan Daun 8. Sarnila, Aktivitas Antidiabetes Kombinasi Ekstrak
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica Adr. Juss)
terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan dan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.)
Histopatologi Mencit Diabetes, Abstrak, Fakultas pada Tikus Putih Jantan dengan Metode Toleransi
Farmasi UP, Jakarta Glukosa, Abstrak, Universitas Padjadjaran
5. Hafida Mariyatin, Ekiyantini Widyowati, Sri 9. Sudewo, Bambang. 2010, Basmi Penyakit Dengan
Lestari. 2012. Efektivitas Antibakteri Ekstrak
Sirih Merah, Jakarta, Agromedia Pustaka.
Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dan Sirih
Hijau (Piper betle L)sebagai Bahan Alternatif 10. Wilson Nelson, Hardistry Jerry F, Hayes Johnnie R.
Irigasi Saluran Akar. FKG UNEJ. Short-term, Subchronic and Chronic Toxicology
http//repository.unej.ac.id Studies. Dalam: Taylor dan Francis, penyunting.
6. Organization of Economic Cooperation and Principles and Methods of Toxicology, Edisi ke-4.
Development (OECD) 423. OECD Guideline for Philadelphia: Lippincot Williams and Wilkins,
Testing of Chemicals: Acute Oral Toxicity – Acute 2001. Hlm. 917-956.
Toxic Class Method.
http://www.oecd.org/chemicalsafety/risk-
assessment/ 1948370.pdf. Diakses tanggal: 17 Juli
2014.
7. Puspa Sari, Ita Nur Anisa. 2013. Efek
Antidislipidemia Ekstrak Etanol Sirih Merah (Piper
Crocatum Ruiz Dan Pav ) Pada Tikus Wistar