Anda di halaman 1dari 1

MUH FAJRI HIDAYAT

04020190285
A4

Pembaharuan hukum pidana yang komprehensif pun diperlukan guna menciptakan


kodifikasi hukum.

"Sehingga kita sadari atau tidak, secara politis dan sosiologis pemberlakuan hukum
pidana kolonial ini telah menimbulkan problema tersendiri. Oleh karena itu pembaharuan
hukum pidana yang bersifat komprehensif, yang telah dipikirkan oleh para ahli hukum
pidana sejak tahun 1960-an dimaksudkan guna menciptakan suatu kodifikasi hukum
pidana nasional untuk menggantikan hukum pidana warisan kolonial,KUHP yang selama
ini digunakan tidak lagi sesuai dinamika perkembangan pidana nasional. Serta juga terjadi
dupilkasi norma hukum pidana.
mengapa masih dipertahankannya hukum kolonialisme di indonesia selain mengisi
kevakuman hukum yaitu keberpihakkan hukum pada penguasa, dan meminimalkan
kekuatan rakyat sehingga menguntungkan penguasa dan merugikan rakyat. Selama ini
kita dibuai oleh segala macam kemudahan sehingga antara sadar dan tidak kita telah
terjerat oleh budaya-budaya negatif peninggalan kolonial hingga sekarang, tapi kita sadar
tidak sadar, merasa itulah budaya kita padahal budaya kita tidak seperti itu, budaya kita
adalah bergotong royong, saling asah, saling asih dan saling asuh. Namun kenyataannya
masyarakat kita saat ini lebih suka melabeli dirinya dengan tag kaya-miskin, cantik-jelek
dll. Perbedaan selalu dipelihara agar satu sama lain bisa terlihat lebih dari orang lain, dari
manakah budaya men tag diri dan orang lain seperti ini berasal jika bukan peninggalan
jaman belanda yang selalu memisahkan si kaya dan si miskin, dan bodohnya tetap kita
pelihara sampai saat ini. Perbedaan yang mencolok bisa merubah mental manusia
indonesia menjadi buruk, bahkan orang bisa menghalalkan segala cara untuk
menghilangkan perbedaan tersebut seperti yang dikatakan machiaveli "menghalalkan
segala cara demi tercapainya tujuan". Saya pribadi melihat pernyataan machiaveli dengan
pikiran positif, pada saat itu memang perlu dilakukan segala cara untuk menjaga keutuhan
negara dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, machiaveli yang saat itu menjabat
sebagai konselir melihat bahwa raja nya ini mulai goyah dan bimbang, lalu berkatalah
machiaveli kepada sang raja untuk menghalalkan segala cara demi mempertahankan
kesatuan, keutuhan bangsanya. Orang-orang saat ini lebih suka melihatnya dengan cara
negatif, hanya mengambil intinya saja tetapi tidak tahu latar belakang mengapa kata-kata
tersebut dikeluarkan. yang memang untuk saat itu sangat diperlukan.

Hingga Saat ini Negara Indonesia masih sulit sepenuhnya untuk mengganti Tata Hukum
Kolonial, karena masih terdapat sebagian besar dasar hukum Belanda yang berlaku di
Indonesia sebagai hukum positif (IUS CONSTITUM), contohnya : KUH Pidana, KUH
Perdata, KUH Perdagangan

Anda mungkin juga menyukai