a. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat
berupa petikan langsung.
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama
Tuhan, termasuk kata ganti-Nya. Huruf pertama pada kata ganti ku, mu,
dan nya, sebagai kata ganti Tuhan, harus ditulis dengan huruf kapital,
dirangkai dengan tanda hubung (-). Huruf besar atau kapital sebagai huruf
pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, keagamaan), jabatan, dan
pangkat yang diikuti nama orang.
b. Jika tidak diikuti oleh nama orang atau nama wilayah, nama gelar, jabatan,
dan pangkat itu harus ditulis dengan huruf kecil.
c. Jika tidak diikuti oleh nama orang atau nama wilayah, nama gelar, jabatan,
dan pangkat itu harus ditulis dengan huruf kecil.
d. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
e. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi
badan, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta nama
dokumentasi resmi.
f. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman yang dipakai sebagai kata ganti sapaan. Singkatan pak, bu, kak,
dik, dan sebagainya hanya digunakan sebagai sapaan atau jika diikuti oleh
nama orang/nama jabatan. Kata Anda juga diawali huruf kapital.
2. Penulisan Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan. Dalam tulisan tangan atau ketikan, kata yang harus
ditulis dengan huruf miring ditandai dengan garis bawah satu.
3. Penulisan Kata
Kita mengenal bentuk kata dasar, kata turunan atau kata berimbuhan, kata ulang,
dan gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri,
sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) ditulis
serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan
atau akhiran, awalan atau akhiran itu ditulis serangkai dengan kata yang
bersangkutan saja.
4. Penulisan Unsur Serapan
Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas
dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
TUGAS ONLINE BAHASA INDONESIA KE 6
Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang
utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping
kata standar, implemen, dan objek.
Di bawah ini sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang sering
digunakan oleh pemakai bahasa.
5. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mencakupi
pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda
hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (100 tanda kurung,
(11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15)
tanda garis miring, dan (16) penyingkat (apostrof). Tanda baca ini tidak akan dibahas
seluruhnya, hanya akan dibahas beberapa saja, sebab beberapa tanda baca tidak
dibicarakan karena kegunaannya sudah diketahui orang secara umum.
2. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan
sedangkan.
3. 3. Tanda Pisah (--)
4. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelaan
khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya oposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan dipakai di antara dua bilangan atau
tanggal yang berarti ̳sampai dengan‘ atau di antara dua nama kota yang berarti ̳ke‘
atau ̳sampai‘ panjangnya dua ketukan (dua kali tanda hubung).
5. 4. Tanda Petik (“...”)
6. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah
yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
B. Perubahan Dari EYD ke PUEBI
Hasil Jurnal SAP Vol.1 No. 2 Desember 2016 peneliti Setelah membaca, menganalisis,
dan membandingkan kedua lampiran peraturan menteri tersebut, ditemukan banyak sekali
perubahan. Adapun butir-butir perubahan dariPedoman Umum EYD (lampiran Permendiknas
RI No. 46 Tahun 2009) ke PUEBI (lampiran Permendikbud RI No. 50 Tahun 2015) ialah
sebagai berikut :
1. Pada PUEBI halaman 5-6 diberi penambahan informasi pelafalan penggunaan diakritik é
dan è, seperti dapat dilihat pada bagian keterangan di bawah ini.
Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat digunakan jika
ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e]. Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras). Kedelai
merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Misalnya: Kami menonton film seri (sèri). Pertahanan militer
(militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə]. Misalnya: Pertandingan itu berakhir seri (sêri). Upacara itu
dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia. Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
2. Pada bagian keterangan mengenai “Huruf Konsonan” terdapat dua perbedaan, yaitu
a. Penghilangan keterangan: * Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah.
b. Penambahan keterangan: Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
3. Pada EYD, hanya terdapat tiga diftong (ai, au, dan oi), sedangkan pada PEUBI terdapat
empat diftong (ai, au, ei, dan oi). Berarti, ada penambahan diftong “ei”, misalnya pada
kata “survei”.
TUGAS ONLINE BAHASA INDONESIA KE 6
4. Catatan pada bagian “Gabungan Huruf Konsonan” EYD yang menyatakan bahwa “Nama
orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus” dihilangkan.
Catatan:
1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama
jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
- ikan mujair
- mesin diesel
- 5 ampere
- 10 volt
2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna „anak
dari, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
- Abdul Rahman bin Zaini
- Siti Fatimah binti Salim
- Indani boru Sitanggang
- Charles Adriaan van Ophuijsen
c. Penambahan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian nama diri dan
nama jenis. Seperti terlihat pada kutipan berikut:
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau
disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
- Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula
tebu, gula aren, dan gula anggur.
- Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
d. Penambahan contoh gelar lokal, seperti terlihat pada kutipan di bawah ini.
- K.H. kiai haji
- Hj. hajah
- Mgr. monseigneur
- Pdt. pendeta
e. Penambahan penjelasan penulisan kata atau ungkapan lain yang digunakan sebagai
penyapaan ditulis dengan huruf kapital, misalnya: “Hai, Kutu Buku, sedang menulis
apa?”
f. Penghilangan klausul “Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti
keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti
oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.
SIMPULAN PARAGRAF
Paragraf adalah gabungan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan satu ide pokok.
Paragraf dapat dikatakan sebagai miniatur dari suatu karangan. Syarat-syarat sebuah
karangan ada pada paragraf. Untuk dapat memahami paragraf dengan baik, kita perlu
mengetahui syarat-syarat paragraf yang baik, yakni memiliki satu ide pokok atau pokok
pikiran, memiliki kesatuan (kohesi), dan kepaduan (koherensi).Dalam membuat paragraf pun
tidak sembarangan. Kita perlu memahami struktur paragraf yang terdiri atas alinea
pembuka, alinea isi/ tubuh, dan alinea penutup.
Jenis-jenis paragraf berdasarkan pola penalaran terdiri atas paragraf deduktif, induktif,
deduktif induktif (campuran), ineratif, dan paragraf yang ide pokoknya menyebar. Sementara
itu, berdasarkan gaya ekspresi atau pengungkapan terdiri atas paragraf narasi, deskripsi,
eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Setiap paragraf juga memiliki pola pengembangan
yang berbeda-beda yang terdiri atas pola pengembangan kronologi, ilustrasi, definisi,
analogi, pembandingan dan pengontrasan, sebab akibat, pembatas satu per satu/ contoh,
repetisi, kombinasi, dan generalisasi.
A. Pengertian Laporan
TUGAS ONLINE BAHASA INDONESIA KE 6
Laporan adalah segala sesuatu, baik itu peristiwa atapun kegiatan yang dilaporkan
dan dapat berbentuk lisan ataupun tertulis berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi.
Laporan memiliki berbagai jenis, seperti laporan perjalanan, laporan penelitian, dan laporan
perjalanan. Pada hakikatnya, laporan perjalanan adalah cerita tentang perjalanan yang kita
lakukan. Laporan perjalanan termasuk laporan nonformal karena tidak menggunakan
sistematika standar laporan resmi.
Pengertian Laporan adalah suatu bentuk penyajian informasi yang berdasarkan fakta
tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, dimana fakta yang disajikan itu harus
berdasarkan tanggung jawab terhadap informasi tersebut.
B. Tujuan Laporan
1. Mengenal masalah yang terjadi
2. Membuat data tentang peristiwa secara detail
3. Memberikan data-data faktual
4. Menpersiapkan tindakan yang perlu dilakukan
5. Menilai suatu penyelidikan
6. Mempersiapkan penyelesaian terhadap suatu masalah
7. Membuat kesimpulan
8. Menjelaskan secara detail tentang sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan.
C. Fungsi Laporan
Laporan merupakan alat komunikasi dalam suatu organisasi untuk menyampaikan
data-data fakta secara rinci
Di samping itu, laporan juga sebagai alat manajerial dalam melaksanakan tugas/fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan, pengawasan dan pengendalian.
Fungsi laporan secara detail adalah sebagai berikut .
1. Pertanggungjawaban dan pengawasan/pengendalian
2. Penyampaian Informasi
3. Bahan Pengambilan Keputusan
4. Alat Pembina Kerja Sama
5. Alat Pengembangan Cakrawala Wawasan
D. Syarat Laporan
Laporan harus Iengkap dan objektif, artinya laporan tidak dibuat-buat, tidak
dikarang semaunya, dan tidak direkayasa berdasarkan kira-kira. Laporan yang benar
dan objektif harus ditulis secara cermat dan dapat dipertanggung jawabkan.
4) Tepat waktu
Pihak yang membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang
bersifat mendadak membutuhkan pembuatan laporan yang bias diusahakan secepat-
cepatnya dibuat dan disampaikan, sehingga laporan harus tepat waktu.
5) Konsisten
Laporan dibuat dengan konsisten dalam arti selalu akurat sesuai data-data
yang faktual yang akan membuat suatu laporan lebih dapat dipercaya dan diterima
6) Objektif dan faktual
Kebenaran obyektivitas informasi tersebut penting sekali oleh karena tepat dan
melesetnya keputusan yang diambil oleh pimpinan banyak tergantung pada kualitas
laporan yang diterima.
7) Harus ada proses timbal balik
Jika si pembaca memberikan respon berarti menunjukkan adanya proses timbal
balik yang bisa memanfaatkan secara pemberi laporan maupun si pembaca laporan.
8) Logis.
Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri
alasan-alasannya yang masuk akal.
9) Sistematis.
Laporan dianggap sistematik jika keterangan yamg tulisannya disusun dalam
satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan.
10) Tepat Penerimanya
Laporan pada dasarnya mengandung pengertian komunikasi timbal balik antara
yang meminta laporan dan yang memberi laporan, atau antara atasan dan bawahan.
E. Jenis-jenis laporan
1) Maksud Pelaporan
Jika dilihat dari segi cara penyampaian, laporan dalam diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu :
I. Laporan Lisan
Laporan ini tidak memerlukan bentuk penulisan khusus, karena pelapor
mengungkapkan isi laporannya secara lisan kepada pimpinan, baik bertatap muka
secara langsung maupun melalui telepon.
TUGAS ONLINE BAHASA INDONESIA KE 6
I. Laporan Periodik
Laporan ini sering pula disebut sebagai laporan berkala atau periodik.
Laporan rutin merupakan laporan yang dibuat secara rutin menurut periode waktu
tertentu, misalnya mingguan, bulanan, atau triwulan.
4) Berdasarkan Bentuk
Jika dilihat dari segi cara penyampaian, laporan dalam diklasifikasikan menjadi
3 , yaitu :
I. Laporan Informal
Laporan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk e-mail, memo, atau surat
yang dibuat dengan tidak mengikuti atauran pembuatan laporan pada umumnya.
Laporan dapat disusun secara tepat apabila prosedur atau langkah-langkah yang
dilakukan dalam penyusunan nya tepat pula.
Langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh dalam pembuatan laporan adalah
sebagai berikut:
4. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan kesimpulan adalah hal-hal yang besar (garis-garis besar)
dalam penyajian Bab sebelumnya. Perlu diingat bahwa masalah tidak disimpulkan,
yang disimpulkan adalah fakta, dan pemecahan masalah.
5. Saran
c) Saran-saran mencakup:
I. Penemuan pemecahan masalah
II. Pengarahan implementasi
III. Kesimpulan
IV. Penutup.
C Penutup
Kesimpulan, dan
Saran
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut harus dikuasai guna terampil berbahasa.
Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa tidak hanya menekankan pada teori saja,
tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat
untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai adalah berbicara, sebab
keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini
bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada
dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara
formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan
Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu
yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Seseorang yang
mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh
penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara
mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi.
Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami
bacaan.