PRAKTIKUM III
RESPON ORGANISME TERHADAP PERUBAHAN SUHU
OLEH :
A. Latar Belakang
dalam ekosistem perairan salah kehidupan satunya adalah suhu. Suhu merupakan
faktor pembatas utama organisme perairan, oleh karena itu hewan akuatik
semakin tinggi suhu maka aktivitas metabolisme dalam tubuh organisme akan
meningkat.
mempertahankan suhu interval agar berada didalam kisaran yang dapat ditolerlir.
makin besar pula. Akan tetapi, kenaikan aktivitas dengan metabolisme hanya akan
bertambah seiring dengan kanikan suhu hingga batas tertentu saja. Pengaturan
suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan eksresi adalah elemen-
dingin (cold blood animal) dan hewan berdarah panas (warm blood animal).
Namun lebih dikenal dengan istilah eksoterm dan endoterm yang berhubungan
metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai
pada kelompok burung (aves), dan mamalia. Hewan endoterm disebut juga
homoiterm, karena suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Pada hewan homoiterm
suhunya lebih stabi, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga
dapat mengatur suhu tubuh. Eksoterm atau biasa disebut homoioterm adalah
hewan yang panas tubuhya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan).
osmoregulasi.
A. Klas ifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum: Arthropoda
Subphylum: Crustacea
Class: Branchiopoda
Order: Cladocera
Family: Daphniidae
Genus: Daphnia
Species: Daphnia
Gambar 4. Daphnia.
(Sumber: Purnama, 2016)
Daphnia memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruasruas/
segmen meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala terdapat sebuah mata
majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat tambahan yang pertama
disebut antena pertama, kedua disebut antena kedua yang mempunyai fungsi
utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari
mulut ().
bentuk membungkuk ke arah tubuh bagian bawah melalui lekukan yang jelas.
Pada beberapa spesies sebagian besar anggota tubuh Daphnia tertutup oleh
karapas, dengan enam pasang kaki semu yang berada pada rongga perut. Bagian
tubuh yang paling terlihat adalah mata, antena dan sepasang seta. Bagian karapas
tembus cahaya dan pada beberapa jenis Daphnia bagian dalam tubuhnya dapat
dilihat dengan jelas melalui mikroskop. Bagian tubuh Daphnia. tertutup oleh
dangkal, dan dasar perairan berwarna lebih gelap. Pigmentasi terdapat baik pada
Daphnia sp. hidup pada selang suhu 18-24°C Selang suhu ini merupakan
selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang
alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya mahluk akuatik lainnya pH
tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia, oleh
karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem budidaya
mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat sensitif terhadap ion-ion logam,
seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti pestisida, bahan
antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia dapat beradaptasi dengan baik
eutropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang
ada beberapa spesies yang tidak bisa berenang dan bergerak dengan merayap
karena telah beradaptasi untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang berasal
populasi Daphnia lebih didominasi oleh Daphnia betina yang bereproduksi secara
aseksual. Pada kondisi yang optimum, Daphnia betina dapat memproduksi telur
sebanyak 100 butir, dan dapat bertelur kembali setiap tiga hari. Daphnia betina
dapat bertelur hingga sebanyak 25 kali dalam hidupnya, tetapi rata-rata dijumpai
Daphnia betina hanya bisa bertelur sebanyak 6 kali dalam hidupnya. Daphnia
betina akan memulai bertelur setelah berusia empat hari dengan telur sebanyak 4 –
eggs). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hal ini adalah kekurangan makanan,
kandungan oksigen yang rendah, kepadatan populasi yang tinggi serta temperatur
yang merupakan salah satu jenis makanan bagi Daphnia sp. Dekomposisi
merupakan proses pelapukan atau perombakan bahan organik secara biologis oleh
vitamin, dan zat tumbuh, selain itu penambahan bakteri dekomposer juga dapat
Daphnia sp. memiliki sifat non selective filter feeder, yakni memakan
partikel tersuspensi yang sesuai dengan bukaan mulutnya. Ragi merupakan bahan
yang dapat tersuspensi dalam air dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.
waktu panen cepat dan dapat diperkaya dengan bahan-bahan tertentu. Di alam,
F. Nilai Ekonomi
Salah satu pakan alami yang sering digunakan pada kegiatan pembenihan
ikan air tawar adalah Daphnia sp. Sebagai sumber pakan alami, Daphnia sp.
mudah ditangkap oleh larva ikan, dan tingkat pencemaran terhadap media
buatan(Darmawan, 2014).
Daphnia sp. merupakan salah satu pakan alami yang potensial untuk
sebagai sumber pakan alami bagi larva ikan karena memiliki beberapa keunggulan
yaitu kandungan nutrisi yang tinggi, ukuranya sesuai dengan bukaan mulut larva
ikan, dan dapat dibudidayakan secara massal, sehingga produksinya dapat tersedia
Remote Sensing Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktium kali ini dapat dilihat pada
Tabel 7.
berikut:
- Menyiapkan 4 buah wadah yang bersih dan telah memberi label masing-masing
- Mengisi wadah dengan air sesuai dengan suhu yang tertera pada label.
- Memasukan beberapa individu Daphnia pada 4 buah wadah yang memiliki suhu
yang berbea.
- Mengamati mengambil satu ekor Dapnia kemudian diletakan pada kaca preparat
A. Hasil Pengamatan
Detak jantung
16
14
12
10 Detak jantung
8
6
4
2
0
10ᵒC 20ᵒC 30ᵒC 40ᵒC
B. Pembahasan
mempertahankan suhu interval agar berada didalam kisaran yang dapat ditolerlir.
makin besar pula. Akan tetapi, kenaikan aktivitas dengan metabolisme hanya akan
bertambah seiring dengan kanikan suhu hingga batas tertentu saja. Pengaturan
suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan eksresi adalah elemen-
dingin (cold blood animal) dan hewan berdarah panas (warm blood animal).
Namun lebih dikenal dengan istilah eksoterm dan endoterm yang berhubungan
penurunan seiring dengan kenaikan suhu medianya yakni pada suhu 10ᵒC jumlah
detak jantung rata-rata 7,33 kemudian pada suhu 20ᵒC jumlahnya 6,66 dan pada
suhu 30ᵒC jumlah detak jantungnya 5,66. namun pada titik suhu tertentu yakni
pada suhu 40ᵒC jumlah detak jantung rata-rata semakin tinggi yakni 14,66. Hal ini
Dalam hal ini kesalahan tedapat pada data pengamatan yang tidak akurat.
terpengaruh oleh suhu dari lampu mikroskop dan kepanikan dalam menghitung
detak jantung Daphnia karena dilakukan oleh beberapa orang yang berbeda.
suhu media akan meningkatkan laju detak jantung pada Daphnia yang
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Karim, M.Y., Zainuddin & Sitti, A. 2015. Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan
Hidup Percepatan Metamorfosis Larfa Kepiting Bakau (Scilla olivacea).
Jurnal Perikanan. Vol. 17(2):84-89.