5234-Eko - budi-urplan-MANAJEMEN RISIKO BENCANA BANJIR KALI LAMONG PDF
5234-Eko - budi-urplan-MANAJEMEN RISIKO BENCANA BANJIR KALI LAMONG PDF
Abstrak:
Permasalahan banjir akibat meluapnya Kali Lamong sudah menjadi bencana rutin yang terjadi di
sebagaian wilayah Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya. Wilayah terdampak merupakan
kawasan peri-urban yang secara umum belum berkembang pesat. Meskipun demikian dampak
banjir pada kawasan peri-urban ini menimbulkan kerugian sosial ekonomi bagi masyarakat yang
terkena bencana. Penanganan banjir pada Kali Lamong tidak berjalan mudah, mengingat banyak
pihak yang terlibat dan berkepentingan dengan pengelolaan wilayah aliran sungai yang melintasi
beberapa daerah kabupaten/kota.
Kajian ini bertujuan untuk memetakan peran kelembagaan pemerintah dalam melakukan
manajemen risiko bencana di wilayah Kali Lamong. Metode yang digunakan adalah analisa
kausalitas yang didasarkan pada data-data sekunder yang bersumber dari media elektronik
selama periode 2011-2013. Hasil analisa tersebut dipetakan dalam bentuk diagram fishbone.
Selanjutnya dilakukan analisa kelembagaan untuk mengetahui peran dan tanggung jawab
masing-masing institusi dalam mengurangi risiko bencana.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manajemen risiko bencana pada DAS Kali Lamong
harus memperhatikan factor-faktor tata ruang, kondisi sungai, dan normalisasi sungai.
Pendekatan kelembagaan diperlu difokuskan pada pengendalian pemanfaatan bantaran sungai,
poses pembebasan tanah, penganggaran pembangunan, dan kewenangan masing-masing
lembaga.
Kata Kunci:
Manajemen Risiko Bencana, Penanggulangan Banjir, Peri-Urban, Kelembagaan Pemerintah
KONDISI SUNGAI
Tabel 1. Posisi dan Peran Lembaga Pemerintah dalam Penanganan Banjir Kali Lamong
Pembahasan
Kelembagaan memainkan peran kunci
dalam operasionalisasi fase yang berbeda
dari kerangka manajemen risiko bencana
dan mediasi hubungan antara pembangunan,
manajemen risiko bencana dan tindakan
Sumber: Zhou et al. 2010.
kemanusiaan (Baas, et al. 2008). Penyebab
Gambar 4. Tiga Dimensi Model DRLRL
munculnya bencana yang berlangsung
(Disaster Resilience of "Loss - Response"
berulang-ulang dapat disebabkan oleh
of Location)
kegagalan kelembagaan dalam merespon
hadirnya bencana. Kerentanan kelembagaan
Meskipun beberapa lembaga yang terkait
disebabkan suatu lembaga tidak memiliki
dengan penanggulangan bencana telah
kemampuan administrasi, kapasitas
menerapkan pendekatan preventif dalam
organisasi, keuangan, dan politik untuk
mengelola risiko bencana, namun
secara efektif mampu menanggulangi
penggunaan sumber daya keuangan mereka
bencana dan pihak-pihak yang rentan
dibatasi secara legal dan terikat untuk
(Ahrens and Rudolph, 2006).
digunakan hanya membiayai kegiatan
Pengembangan kelembagaan diperlukan
tertentu, sebagaimana yang telah ditetapkan
untuk memacu kegiatan pembangunan dan
dalam APBD dan/atau APBN. Sebagaimana
mengurangi kerentanan terhadap bencana,
rencana normalisasi Kali Lamong untuk
tidak cukup hanya mengandalkan dukungan
mengatasi bencana banjir di Kabupaten
dari pihak lain. Ketika suatu lembaga gagal
Gresik tahap awal disiapkan dana Rp 26