Anda di halaman 1dari 6

SIMBOL KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI SENI HADRAH

AL-ANSHOR DI KALIDAMI SURABAYA (KAJIAN


KOMUNIKASI BUDAYA HADRAH AL ANSHOR DI
KALIDAMI – SURABAYA)
Ahmad Abdul Rozak Alhasani1
Achluddin Ibnu Rochim2
Hamim3

ABSTRACT

The situation in 1996 in Kalidami – Surabaya at that time a negative things


happens like gets drunk, a gambling, and fights between the teenager, and it’s trigger the
interaction of local citizens to hold a positive activity in order to cope within. The
Presence of Hadrah activities by Al – Anshor groups at that time, can be said as the
occurrence of ' symbolic Interaction ' where hadrah musical itself became the symbolic
that agreed in a group and used to reach a common ground to shared meanings thatis
reduce the bad things that happen in Kalidami.
The interactions that occur within the group itself and outside groups bringing
improvements impact to the mindset of individual especially teenagers in Kalidami to get
better understanding in Islamic religion through preaching and discussions that
presented in their activity, its encourage significant changes and form the character of
each self becomes better and realize to avoid having bad behavior. This symbolic
Interaction applied using 2 Communications i.e., verbal and non verbal communication,
so the preaching about religion is acceptable to the local community because they
approach without affecting the local culture.

Keywords : Communication, Propaganda, Hadroh, Symbolic Interaction, Culture.

ABSTRAK

Situasi yang ada pada tahun 1996 di Kalidami – Surabaya pada saat itu maraknya
hal – hal negatif seperti mabuk – mabukan, perjudian, dan perkelahian antar warga,
memicu interaksi warga setempat untuk mengadakan sebuah kegiatan positif guna
menanggulangi hal – hal tersebut. Hadirnya kegiatan Hadrah oleh kelompok remaja
masjid Al –Anshor pada masa itu dapat dikatakan terjadinya ‘Interaksi simbolik’dimana
kesenian hadrah sendiri menjadi simbolik yang sudah disepakati bersama dalam sebuah
kelompok dan digunakan untuk mencapai sebuah kesamaan maknabersama, yaitu
mengurangi hal – hal buruk yang terjadi di Kalidami. Interaksi yang terjadi di dalam
kelompok itu sendiri maupun diluar kelompok membawa dampak perbaikan pola pikir
individu yang pada saat itu remaja – remaja di Kalidami untuk lebih memahami ajaran
Agama Islam melalui dakwah dan diskusi yang disampaikan pada kegiatan tersebut,
mendorong perubahan yang signifikan dan terbentuknya karakter diri masing – masing
pribadi menjadi lebih baik dan menghindari perbuatan – perbuatan yang bertetangan
dengan Agama. Dapat dikatakan Interaksi Simbolik tersebut dalam penerapannya
menggunakan 2 Komunikasi yakni, komunikasi verbal dan non verbal, sehingga dakwah
tentang Agama dapat diterima oleh masyarakat melalui pendekatan kesenian dan tanpa
bersinggungan dengan adat budaya setempat.
Kata Kunci : Komunikasi, Dakwah, Hadrah, Interaksi Simbolik, Budaya.

1
Ahmad Abdul Rozak Alhasani., mahasiswa Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP Untag Surabaya
2
Achluddin Ibnu Rochim, dosen Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP Untag Surabaya
3
Hamim, dosen Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP Untag Surabaya
1
PENDAHULUAN satu kebutuhan pokok manusia seperti
Latar Belakang yang dikatakan Susane K. Langer, dikutip
Sebagai makhluk sosial manusia oleh Dedy Mulyana dalam buku Ilmu
senantiasa membangun interaksi dengan Komunikasi sebagai pengantar, adalah
manusia lainnya. Manusia ingin kebutuhan simbolisasi atau penggunaan
mengetahui lingkungan sekitarnya, lambang. (Mulyana,2000;83). Dan
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi sebagai satu sifat dasar manusia, menurut
dalam dirinya. Rasa ingin tahu yang besar Wieman dan Walter, (Sobur,2003;164)
ini memaksanya perlu berkomunikasi. adalah kemampuan menggunakan simbol.
Banyak pakar menilai bahwa Komunikasi dakwah adalah
komunikasi adalah suatu kebutuhan yang komunikasi yang unsur-unsurnya
fundamental bagi seseorang dalam hidup disesuaikan visi dan misi. Komunikasi
bermasyarakat. Menurut Wilbur dakwah adalah suatu bentuk komunikasi
Schramm, menyebutkan bahwa yang khas dimana seseorang komunikator
komunikasi dan masyarakat adalah dua menyampaikan pesan – pesan yang
kata kembar yang tidak dapat dipisahkan bersumber atau sesuai dengan ajaran
satu sama lainnya. Sebab tanpa agama Islam. (Alawiyah,Tutty,1997;24-
komunikasi tidak mungkin masyarakat 25)
terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat Dari segi proses, komunikasi
maka manusia tidak mungkin dapat dakwah hampir sama dengan komunikasi
mengembangkan komunikasi pada umumnya, tetapi yang membedakan
(Cangara,Hafied,2000;1-3). hanya pada cara dan tujuan yang akan
Komunikasi tidak terlepas dari dicapai. Adapun tujuan komunikasi pada
simbol-simbol karena simbol merupakan umumnya yaitu mengharapkan partisipasi
alat untuk menyampaikan sesuatu yang dari komunikan atas ide-ide atau pesan-
ada di dalam pikiran, perasaan dan pesan yang disampaikan tersebut
keinginan manusia. Seperti yang terjadilah perubahan sikap dan tingkah
dikatakan oleh Erns Cassirer dan Susane laku yang diharapkan, sedangkan tujuan
Langer dalam perpustakaan filsafat komunikasi dakwah yaitu mengharapkan
(Sobur,2003:14) dalam bukunya terjadinya perubahan atau pembentukan
Semiotika Komunikasi bahwa komunikasi sikap atau tingkah laku sesuai dengan
yang dipergunakan tidak bisa dilakukan ajaran agama Islam.
tanpa adanya simbol-simbol dengan Media komunikasi berasal dari dua
adanya simbol atau lambang maka, kata yakni media dan komunikasi, yang
seseorang bisa mengungkapkan pikiran masing-masing mempunyai arti tertentu.
dan perasaannya kepada orang lain. Media adalah peralatan atau perantara
Simbol menurut Pierce merupakan serta komunikasi adalah suatu proses
kategori dari tanda, termasuk didalamnya yang menghubungkan seseorang atau
terdapat ikon dan indeks, namun dalam beberapa orang dengan menggunakan
hal ini peneliti hanya meneliti simbol saja informasi agar terhubung dengan
yang berarti bahwa tanda yang mengacu lingkungan dan orang lain. Dengan
pada objek tertentu atau tanda yang berdasarkan dua kata tersebut dapat
memberikan suatu penjelasan tentang disimpulkan bahwa media komunikasi
sesuatu hal kepada orang lain. (Pradopo, adalah suatu alat yang dipergunakan
2007: 121) untuk mempermudah penyampaian
Dalam kehidupan sehari-hari informasi dari seseorang kepada orang
simbol hadir berupa bahasa atau kata- lain, untuk mencapai tujuan yang
kata, gerakan tubuh, suara, pakaian, ditentukan. Media Komunikasi
senyuman dan sebagainya, agar simbol mempunyai peranan dan pengaruh dalam
tersebut bermakna bagi orang lain. Salah perubahan masyarakat.

2
Saat ini perkembangan zaman Anshor mempunyai ide kegiatan
semakin maju maka membawa pengaruh marhabanan. Fungsi dari marhabanan itu
positif terhadap dakwah sendiri, karena adalah untuk menarik perhatian remaja
terbukti saat ini kegiatan dakwah tidak putra dan putri atau warga Kalidami
hanya dilakukan di mimbar saja akan untuk datang ke masjid.
tetapi banyak cara bisa dilakukan, seperti Marhabanan adalah bersholawat
dakwah dengan media online, dakwah nabi (senandung lirik kitab Diba’ atau
dengan film, dan yang akan penulis menyanyikan lagu-lagu islami), selain itu
hadirkan adalah dakwah dengan Hadrah. perwakilan takmir pada tahun 1996
Seni hadrah merupakan salah satu adalah alm.Bapak H.Sarman Sahrul Ulum
seni dari Islam, seni hadrah dalam hal ini salah satu pencetus pendiri hadrah Al-
adalah seni musik dalam bentuk Anshor Kalidami Surabaya. Beliau yang
pembacaan sholawat yang diiringi dengan berjasa memperkenalkan kesenian seni
alat musik rebana, yang dikemas hadrah di Kalidami Surabaya.
semaksimal mungkin untuk meningkatkan Dalam 20 tahun ini dari tahun
kecintaan masyarakat dalam 1996 sampai 2016 banyak perubahan
mengembangkan seni Islam. hadrah atau yang terjadi karena adanya kegiatan syiar
rebana adalah sebuah musik yang kesenian hadrah di kampung Kalidami
bernafaskan islami yaitu dengan Surabaya. Salah satunya adanya
melantunkan sholawat nabi dan diiringi perubahan dari warga dan lingkungan
dengan alat tabuhan rebana. Hadrah kalidami yang 20 tahun lalu sebagian
berasal dari kebudayaan timur tengah warga mempunyai kegiatan negatif dan
lebih tepatnya dikenal dengan marawis di sekarang kampung Kalidami berubah
negeri asalnya. Hadrah masuk ke menjadi kampung santri.
Indonesia diperkirakan sudah agak lama
dan dibawa oleh pedagang-pedagang
Arab ke tanah Melayu setelah itu METODE PENELITIAN
kemudian tersebarlah ke penjuru
Nusantara dan diperkirakan sekitar abad Tipe Penelitian yang dilakukan
18 masuklah hadrah ditanah Jawa. oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
(Hamdy Salad,2000;65) deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
Di kota Surabaya khususnya adalah penelitian yang bermaksud untuk
kampung Kalidami terdapat kesenian memahami fenomena tentang apa yang
hadrah. kelompok hadrah tersebut dialami oleh subjek penelitian misalnya
bernama hadrah Al-Anshor. Al-Anshor perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
adalah nama masjid yang berada di lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara
kampung Kalidami. Kampung Kalidami deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
warganya mayoritas muslim sangat bahasa, pada suatu konteks khusus yang
terhibur oleh kegiatan hadrah Al-Anshor. alamiah dan dengan memanfaatkan
Kelompok hadrah ini mempunyai tujuan berbagai metode alamih.
yaitu mensyi’arkan agama Islam dengan (Meoleong,2013:6) Lokasi dan informan
sarana kesenian dalam berdakwah. penelitian ini adalah di kawasan kampung
20 tahun lalu pada tahun 1996 Kalidami Surabaya. Pemilihan informan
warga kalidami sebagian mempunyai dalam penelitian ini berdasarkan praktisi
kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan, langsung.
tawuran, obat-obatan, premanisme dan Teknik pengumpulan data dalam
judi. Oleh karena itu remaja masjid Al- penelitian ini, adalah observasi dan
Anshor yang saat itu tahun 1996 di wawancara, metode ini merupakan metode
pimpin oleh Bapak Toha Machsun, S.Pd dimana peneliti mengumpulkan
M.Psi selaku ketua remaja masjid Al- keterangan-keterangan seluas-luasnya

3
mengenai kelompok tertentu yang ingin di sehingga berdampak positif bagi pelaku
selidiki. Penelitian ini diadakan dengan hadrah maupun pendengar dan juga
menggunakan wawancara dan observasi, masyarakat di Kalidami.
sebagai alat untuk mengumpulkan Ketiga, berdasarkan komunikasi
keterangan-keterangan maupun data. non verbal kesenian hadrah memilki
komunikasi tersendiri yang berbentuk
Teknik analisis dalam penelitian ini suara atau frekwensi yang memiliki ruang
menggunakan analisis deskriptif kualitatif tersendiri, sehingga dari alunan notasi,
yang disesuaikan dengan permasalahan ritmik perpaduan budaya Arab dan Jawa
dan tujuan penelitian. Melalui pendekatan dapat mencapai ruang frekwensi para
metodologi ini akan dapat menjangkau pendengar sehingga pesan verbal dapat
secara komprehensif dengan tujuan tanpa tersampaikan dan menjadi sebuah media
mengurangi akurasi metodologi yang perenungan bagi pelaku dan pendengar.
diinginkan. Kesenian hadrah Al – Anshor
adalah simbol signifikan yang sudah
Pada tahap awal analisis data, disepakati bersama dan digunakan untuk
penelitian dilakukan bersamaan dengan mencapai sebuah kesamaan makna
proses pengambilan data. Analisis data bersama yaitu sebagai kegiatan positif
penelitian berupa proses pengkajian hasil warga guna mengurangi hal negatif yang
wawancara, pengamatan, pencarian data ada. Dalam kaitannya dengan
melalui online dan dokumen yang telah komunikasi, kesenian hadrah adalah
terkumpul. Data kemudian direduksi media dalam menyampaikan dakwah
karena pada saat proses pengambilan data dimana hadrah menggunakan 2 jenis
tersebut tidak langsung terdapat proses komunikasi yaitu : Komunikasi verbal
analisis. dan komunikasi nonverbal.
HASIL PENELITIAN DAN Kesenian hadrah memiliki tujuan
PEMBAHASAN utama untuk menyampaikan dakwah.
Dakwah sendiri adalah kegiatan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang di bersifat menyeru, mengajak dan
lakukan oleh penulis maka hasil memanggil orang untuk beriman dan taat
penelitian tentang Hadrah Al - Anshor kepada Allah sesuai dengan garis aqidah,
adalah,bahwa kegiatan hadrah sejatinya syari'at dan akhlak Islam. Syair atau lirik
adalah kesenian positif turun temurun dalam lantunan yang di sampaikan oleh
yang dilakukan di Kalidami sejak tahun kesenian hadrah Al – Ashor adalah ajakan
1996 yang membawa dampak yang baik untuk berbuat kebaikan dibawah ini
bagi pengurangan hal – hal negative yang adalah sedikit gambaran tentang lirik –
terjadi pada saat itu. lirik yang disampaikan oleh kelompok Al
Pertama, berdasarkan teori G.H. – Anshor :
Mead maka dikatakan benar bahwa Lir-ilir, lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Hadrah dan simbol memang memiliki Tandure wis sumilir (Tanaman sudah
keterkaitan,baik yang di ungkapkan bersemi)
secara langsung maupun tidak Tak ijo royo-royo tak senggo temanten
langsung,proses simbolik memang tidak anyar (Demikian menghijau bagaikan
bisa ditangkap langsung oleh mata, pengantin baru)
namun budaya memberi makna yang Cah angon-cah angon penekno blimbing
selaras sehingga simbol di sepakati oleh kuwi (Anak gembala, anak gembala
sekelompok orang atau masyarakat. panjatlah(pohon) belimbing itu)
Kedua, berdasarkan komunikasi Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh
verbal bahwa, dakwah – dakwah yang dodotiro (Biar licin dan susah tetaplah kau
disampaikan memiliki makna yang baik panjat untuk membasuh pakaianmu)

4
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing berusaha menjalankan Rukun Islam
pinggir (Pakaianmu, pakaianmu terkoyak apapun halangan dan resikonya. Lalu apa
– koyak dibagian samping) gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci
Dondomono jlumatono kanggo pakaian kita yaitu pakaian taqwa, Pakaian
sebomengko sore (Jahitlah, benahilah yang dimaksud adalah pakaian taqwa kita.
untuk menghadap nantisore) Sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan
Mumpung padhang rembulane, mumpung berlubang di sana sini, untuk itu kita
jembar kalangane Yo surako… surak diminta untuk selalu memperbaiki dan
iyo…(Mumpung bulan bersinar membenahinya agar kelak kita sudahsiap
terang,mumpung banyak waktu luang ayo ketika dipanggil menghadap kehadirat
bersoraklah dengan sorakan iya) Allah SWT. Kita diharapkan melakukan
Lirik tersebut diatas adalah lagu hal-hal diatas ketika kita masih sehat
yang berjudul ‘Lir-ilir’ yang ditulis oleh (dilambangkandengan terangnya bulan)
Sunan Kalijaga, yang pada saat itu dan masihmempunyai banyak waktu
berusaha menyebarkan Islam di tanah luang dan jika ada yang mengingatkan
Jawa, beliau mengambil kebudayaan maka jawablah dengan iya.
Indonesia dipadukan dengan dakwah Apabila penulis mengamati lirik
memperkenalkan Islam dengan dilagukan atau syair yang dibawakan, makna yang
dan dinyanyikan sehingga bisa masuk begitu dalam, pesan yang tersiratkan
kedalam kebudayaan dan melebur semua membutuhkan kemampuan dan
didalamnya menjadi tradisi seperti pendalaman lirik sehingga ketika
Hadrah dan lain sebagainya. Makna dari dibawakan dakwah yang terkandung
lirik lagu Lir-ilir adalah sebagai berikut : dalam syair tersebut tersampaikan ke
pendengar. Peran komunikasi non verbal
Sebagai umat Islam kita diminta disini adalah menjadi pengiring, bisa
bangun.Bangun dari keterpurukan, melalui nada, suara, intonasi, ekspresi
bangun dari sifat malas untuk lebih yang disampaikan komunikan (dalam hal
mempertebal keimanan yang telah ini adalah penyanyi). Perpaduan antara
ditanamkan oleh Allah dalam diri kita unsur Jawa dan Arab dari segi tangga
yang dalam ini dilambangkan dengan nada yang digunakan juga dari segi
tanaman yang mulaibersemi dan demikian pakaian yang dipadukan, misalkan :
menghijau.Terserah kepada kita, mau gamis Arab dan udeng Jawa adalah
tetap tidur danmembiarkan tanaman iman termasuk sebagai komunikasi non verbal
kita mati ataubangun dan berjuang untuk namun memiliki kesan yang teramat
menumbuhkan tanaman tersebut hingga penting, Sebagai contoh, Islam pertama
besar dan mendapatkan kali diperkenalkan di Jawa melalui media
kebahagiaanseperti bahagianya pengantin – media pertunjukan seperti wayang,
baru. Disini disebut anak gembala karena gamelan, dan kidung (nembang) yang
oleh Allah, kita telah diberikan sesuatu sebenarnya bisa dikatakan terjadi
untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah interaksi komunikasi simbolik, dan
kita menggembalakan hati kita dari komunikasi non verbal memiliki peranan
dorongan hawa nafsu yang demikian sebagai pelebur budaya karena pada masa
kuatnya? Si anak gembala diminta itu Islam dapat diterima karena
memanjat pohon belimbing yang diperkenalkan dengan cara melebur
notabene buah belimbing bergerigi lima dengan budaya yang sudah ada, melalui
buah. Buah belimbing disini hal tersebut Ilmu – ilmu Islam, tauhid,
menggambarkan lima rukun Islam. Jadi syariat dapat tersampaikan dengan baik
meskipun licin, meskipun susah kita harus dan tidak bersinggungan dengan budaya
tetap memanjat pohon belimbing tersebut asli yang ada di Nusantara.
dalam arti sekuat tenaga kita tetap

5
DAFTAR PUSTAKA Isthafani Rizqi, Robbi. (2010), Dakwah Melalui
Aloliliweri. (2003). Dasar-Dasar Komunikasi Seni Pertunjukan Oleh Kelompok
Antar Budaya, Yogyakarta, Pustaka Musik Kiai Kanjeng. Yogyakarta :
Pelajar. Tugas Akhir UIN Sunan Kalijaga.
Alawiyah, Tutty. (1997). Strategi Dakwah. Johannesen, Richard L. (1996). Etika
Bandung:Mizan. hal 24-25 Komunikasi, Editor: Dedy
Alex,Sobur. (2003), Psikologi Umum. Bandung; Djamaluddin Malik dan Deddy
Pustaka Setia. Mulyana. Penerbit PT. Remaja
Afandi, Yusuf (2012). Seni Drama Sebagai Rosdakarya Bandung.
Media Dakwah. Semarang : Tugas Mulyana, Deddy. (2000). ”Ilmu Komunikasi
Akhir Institut Agama Islam Negeri Suatu Pengantar”. Bandung: PT
Walisongo. Remaja Rosda Karya.
Alo Liliweri. (2002). Makna Budaya dalam Mulyana, Deddy. (2008). Komunikasi Massa,
Komunikasi antar Budaya. Kontroversi, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta. PT. LKis Pelangi Aksara Widya Padjadjaran.
Bungin, Burhan H.M. (2007). Penelitian Mulyana, Deddy, Rahmat Jalaluddin. (2006)
Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Komunikasi Antar Budaya. Bandung:
Kebijakan Publik, dan Ilmu Social, PT. Remaja Rosdakarya
Jakarta : Kencana Prenama Media Meleong, Lexy.J. (2013). Metodologi Penelitian
Group Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Dedi Mulyana. (2002). Metodologi Penelitian Rosdakarya.
Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Mughni, Ali. (2007). Dakwah Islamiyah Melalui
Huda, Nurul. (1995). Pengaruh Dakwah Lewat Radio. Yogyakarta : Tugas Akhir UIN
Media Seni Hadrah Dalam Sunan Kalijaga
Meningkatkan Ukhuwwah Islamiyah Nur Kholis, Angga. (2013), Dakwah Gus
Masyarakat Desa Cengkok Kecamatan Rahmat Melalui Seni Dan Spiritual Di
Ngronggot Kabupaten Ngajuk. Pesantren Surau Kami Banyumanik
Surabaya : Tugas Akhir UIN Sunan Semarang. Semarang : Tugas Akhir
Ampel Surabaya. Institut Agama Islam Negeri Semarang
Hafied, Cangara. (2000). Pengantar Ilmu Pradopo, Rachmat Djoko. (2007). Pengkajian
Komunikasi, PT. Raja Gafindo Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Persada, Jakarta, University Press.
Hamdy, Salad. (2002). Agama Seni : Refleksi
Teologis dalam Ruang Estetik
Yogyakarta: Yayasan Semesta.

Anda mungkin juga menyukai