Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
N O TA S I

1. Titinada dan Nada


a. Titinada merupakan lambang not, yang mana penulisannya adalah menggunakan
tulisan huruf dan angka
a) Notasi angka ditulis menggunakan angka-angka yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, i
dibaca do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, i
Do, re, mi, fa, sol, la, si, do
b) Not Balok memakai lambang huruf yaitu: c, d, e, f, g, a, b, c. Banyaknya
notasi 8 karena ada nada C dua kali yaitu “ C” sebagai Tonik dan “C”
sebagai Oktaf

c’ d’ e’ f’ g’ a’ b’ c”
b. Nada adalah bunyi yang teratur dan mempunyai ketinggian frekswensi tertentu.
2. Garis Paranada
Garis paranada adalah lima garis sejajar yang digunakan untuk meletakkan, sedang
spasi adalah selang antara garis paranada yang satu dengan yang lain.

3. Bentuk Titinada Not Balok, Nilai dan Tanda Berhenti ( istirahat).


(1) Bentuk Titinada Notasi Balok terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, tiang dan
bendera.
(2) Cara penulisan titinada notasi balok pada garis paranada dibagi menjadi dua yaitu
a. Notasi yang berada diabawah garis paranada ke 3, tiangnya tegak
disamping kanan kepala sedang notasi yang berada diatas garis paranada
ke 3, tiangnya tegak kebawah disamping kiri kepala.
Contoh :
2

b. Untuk penulisan suara berpadu atau aransemen vokal ( suara I sampai IV “


sopran, alto, tenor dan bas ), notasi yang hitungan ganjil tiangnya tegak
menghadap keatas, yang lainnya tiangnya menghadap kebawah.
Contoh :

(3) Titinada Notasi Balok, Nilai, Banyaknya ketukan dan Tanda Berhenti (lihat pada
lembar paranada bagian belakang ).
Ket. Untuk aransemen lagu musik baik vokal maupun instrumen, tanda berhenti
menyesuaikan dengan nada yang dipakai.
4. Macam – macam tanda Kunci dalam musik.
a. Kunci G ( biola ) atau Sedang
b. Kunci F ( Bas ) atau Rendah
c. Kunci C ( sopran ) atau Tinggi

Keterangan.
 Kunci G artinya bahwa nada g’ terletak pada garis paranada ke 2.
 Kunci F artinya bahwa nada f terletak pada garis paranada ke 4
 Kunci C artinya bahwa nana c’ terletak ditengah antara tanda kunci tersebut
 Macam – macam tanda Kunci dalam musik.
3

5. Susunan Notasi Balok Pada Garis Paranada


4

BAB II
Birama, Ritme, Pulsa, Pola Irama dan Tanda Birama.

1. Seperti kita ketahui bahwa sebuah lagu terdiri dari rangkaian nada yang terbentukl
secara melodis dan didalam lagu tersebut ada bagian-bagian pendek yang dibatasi
oleh garis birama ( satu garis tegak yang membatasi birama satu dengan yang lain )
yang dinamakan “BIRAMA” Lalu timbul pertanyaan, kapan garis birama dipakai ?
itu tergantung dari tanda biramanya. Kemudian kita tahu bahwa apabila lagu tersebut
berakhir akan ada dua garis tegak lurus sebagai tanda bahwa lagu tersebut berakhi
yang disebut “ Garis Penutup “.

Birama 1 Birama 2 Birama 3 Birama 4 Birama 5

2. Ritme adalah panjang pendeknya bunyi yang disesuaikan dengan nilai nadanya.

3. Pulsa adalah ketukan yang berulang-ulang sama dan rata. Ketukan tersebut dapat
digunakan untuk nada maupun rangkaian titinada.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

4. Pola Irama adalah bentuk penyajian jenis irama musik, yang mana bentuk irama
tersebut ada kaitannya dengan tanda birama yang ada, sedang Irama yaitu panjang
pendeknya serta ketinggian nada dalam suatu lagu. Panjang pendeknya nada / titinada
akan membentuk suatu irama yang beraturan.
Contoh bentuk Pola Irama :
 Irama Mars, pada umumnya menggunakan tanda birama, 2/4.
 Irama Walz, memakai tanda birama, 3 / 4.
 Irama Keroncong pada umumnya memakai tanda birama, 4 / 4.
 Irama POP, Kebanyakan memakai tanda birama 4/4, tapi ada juga yang memakai
tanda birama 3 / 4.
5

 Irama – irama dari suatu suku Bangsa :


a. Irama Bossanova
b. Irama Blous
c. Irama Jaz
d. Irama Samba

6. Fungsi titik dalam notasi balok adalah memperpanjang notasi tersebut dengan nilai
setengah dari nada didepannya.

XX X X X X X X
Artinya bahwa nada c’ panjangnya 1 ½ ketuk sedang nada d’ hanya ½ ketuk pada
birama 1 dan di birama ke 2 nada g’panjangnya 1 ½ ketuk sedang nada e’ mendapat
½ ketuk

7. Tanda Birama adalah angka pecahan yang digunakan untuk mengetahui banyaknya
ketukan setiap birama dan satuan ketukan setiap nada seperti : 2 / 4, 3 / 4, 4 / 4
dan lain-lain,
Tanda birama mengandung pengertian sebagai berikut :
 Angka pembilang menunjukkan banyaknya ketukan setiap birama
 Angaka penyebut menunjukkan satuan ketukan setiap nada
Contoh Tanda Birama 4/4

x x x x x x x x x x x x x x x x

Contoh Tanda Birama 3/4

Contoh Tanda Birama 2/4


6

Macam-macam Tanda Birama.


a. Birama Ternair Tunggal (perduaan) artinya tanda birama yang angka
pembilangnya selalu 2 .
b. Birama Binair Tunggal ( pertigaan ) artinya tanda birama yang angka
pembilangnya selalu 3 .
c. Birama Ternair Susun artinya tanda birama yang angka pembilangnya adalah
4 dan 8.
d. Birama Binair Susun artinya tanda birama yang angka pembilangnya adalah,
6, 9 dan 12.
Ket. Dalam tanda Birama tersebut ada aksen ( ketukan ) kuat dan lemah, dimana
aksen kuat selalu pada hitungan pertama dan aksen lemah pada hitungan berikutnya.
Contoh pada lampiran Tanda Birama

Skema cara memberikan aba-aba bagi seorang dirigen.


2/4 3/4 4/4
2
3 1 4

1 2
1 2 3
7

BAB III
TANDA KROMATIK DAN PEMBAGIAN NADA.
1. Pengertian Tanda Kromatik.
Tanda Kromatik adalah tanda yang digunakan untuk menaikkan, menurunkan atau
mengembalikan nada seperti semula.
2. Macam-macam Tanda Kromatik.
 Tanda Kruis ( # ), untuk menaikkan nada 1/2 laras
 Tanda Mol ( b ) , untuk menurunkan nada 1/2 Laras
 Tanda Natural ( ), untuk mengembalikan nada seperti semula
Ket. Tanda kromatik tersebut berlaku untuk nada yang sama dalam satu birama baik
untuk nada tinggi maupun nada rendah

Nama Nada Kruis Mol Pugar


C CIS CES C
D DIS DES D
E EIS ES E
F FIS FES F
G GIS GES G
A AIS AS A
B BIS BES B

Pembagian Nada.
Nada dibagi 3 bagian yaitu ;
a. Nada Natural yaitu nada-nada yang belum mendapat perubahan.
b. Nada Enharmonis yaitu dua nada yang sama tingginya tetapi berlainan
namanya.
c. Nada Kromatik yaitu urutan nada yang kesemuanya berjarak setengah
Contoh :
a. Nada Natural : C – D - E – F – G – A – B – C’
b. Nada Enharmonis : CIS dan DES ; E dan FES ; BES dan AIS dll
c. Nada Kromatik : C – CIS – D – DIS – E – F – FIS – G – GIS –
A – AIS – B – C
Contoh dalam garis Paranada
8
9

Bab IV
TANGGA NADA

1. Tangga Nada adalah urutan nada-nada yang mempunyai jarak tertentu antara nada
satu dengan yang lain
Di dalam musik Internasional kita mengenal 7 nada pokok yaitu c, d, e, f, g, a, b, c,
dengan jumlah nada 8, deretan tersebut bisa dikatakan tangga nada.
2. Tangga Nada Diatonik yaitu tangga nada yang mempunyai jarak 1 dan
1/2 seperti, c, d, e, f, g, a, b, c, kita tahu bahwa jarak e ke f dan b ke c berjarak 1/2
sedang yang lain berjarak 1.
Tangga Nada Diatonik dibagi menjadi 2 yaitui :
a. Tangga Nada Diatonik Mayor
b. Tangga Nada Diatonik Minor
Ket, Kedua Tangga Nada tersebut sering hanya disebut dengan “Tangga Nada Mayor
dan Tangga Nada Minor”.
Tangga Nada Mayor, Major ( inggris ), Majeur ( Perancis ), Dur ( Jerman ), Grote
Terts/Terts Besar ( Belanda ) adalah urutan nada-nada yang dimulai dari do ( tonik )
hingga do tinggi ( oktaf ) dengan ketentuan jarak 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2.
Contoh Tangga Nada Mayor Natutal

Tangga Nada Mayor dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Tangga Nada Mayor Ber Kruis ( # ) dengan rumus pencarian 5 = 1 dan
7 + 1/2.
b. Tangga Nada Mayor Ber Mol ( b ) dengan rumus pencarian 4 = 1 dan
4 – 1/2.
Cara mencari Tangga Nada Mayor ber Kruis
1) Urutkan Tn Mayor Natural lalu ambil nada ke lima (dominan) sebagai nada
dasar tangga nada baru ber Kruis.
2) Urutkan dari nada dasar baru tersebut sebanyak satu oktaf kemudian naikkan
1/2 laras pada nada ke tujuh ( leading tone),penaikkan nada tersebut
digunakan untuk memenuhi ketentuan jarak Tangga nada mayor.
3) Untuk tangga nada berikutnya nada nada yang sudah mendapat perubahan
atau mengalami penaikkan nada tersebut tidak dapat dirubah ( tetap ).
10

Bagan tangga nada Mayor ber kruis


Jumlah Tangga nada Nada Keterangan
Kruis Dasar
0 C-D-E-F-G-A-B-C C Mayor
1 kruis G-A-B-C-D-E-FIS-G G Mayor
2 kruis D-E-FIS-G-A-B-CIS-B-D B Mayor
3 kruis A-B-CIS-D-E-FIS-GIS-A FIS Mayor
4 kruis E-FIS-GIS-A-B-CIS-DIS-E CIS Mayor
5 kruis B-CIS-DIS-E-FIS-GIS-AIS-B GIS Mayor
6 kruis FIS-GIS-AIS-B-CIS-DIS-EIS-FIS DIS Mayor
7 kruis CIS-DIS-EIS-FIS-GIS-AIS-BIS-CIS AIS Mayor

Contoh tersebut mengandung pengertian sebagai berikut :


Pada Tn Mayor 1 Kruis dimulai dari g, yang mana nada g tersebut adalah nada ke
lima pada mayor natural sehingga menjadi nada dasar ( tonik ) pada Tn Mayor 1
Kruis atau ( 5 = 1 ), dan nada f menjadi fis artinya dinaikkan setengah laras ( 7 +
1/2 ). Kemudian pada Tn Mayor 2 kruis dimulai dari d ( tonik ) karena nada d
adalah nada ke lima pada Tn Mayor 1 Kruis dan nada ketiga ( median ) tetap fis
seperti pada keterangan no. 3 diatas sedang nada ke tujuh cis seperti
keterangan no. 2.

Tangga Nada Mayor ber kruis (# ) dalam garis birama


11

Cara mencari Tangga Nada Mayor ber Mol.


1. Natural lalu ambil nada ke empat ( sub dominan ) sebagai nada dasar tangga
nada baru ber Mol.
2. Urutkan dari nada dasar baru tersebut sebanyak satu oktaf kemudian turunkan 1/2
laras pada nada ke empat ( sub dominan ), penurunan nada tersebut digunakan
untuk memenuhi ketentuan jarak
Tangga nada mayor
3. Untuk tangga nada berikutnya nada-nada yang sudah mendapat perubahan atau
mengalami penurunan nada tersebut tidak dapat dirubah ( tetap )
Bagan tangga nada Mayor ber Mol
Jumlah Tangga nada Nada Keterangan
Kruis Dasar
0 C-D-E-F-G-A-B-C C Mayor
1 kruis F-G-A-BES-C-D-E-F F Mayor
2 kruis BES-C-D-ES-F-G-A-BES BES Mayor
3 kruis ES-F-G-AS-BES-C-D-ES FIS Mayor
4 kruis AS-BES-C-DES-ES-F-G-AS CIS Mayor
5 kruis DES-ES-F-GES-AS-BES-C-DES GIS Mayor
6 kruis GES-AS-BES-C-DES-ES-F-GES DIS Mayor
7 kruis CES-DES-ES-FES-GES-AS-BES-CES AIS Mayor

Tangga Nada Mayor ber mol (b ) dalam garis birama


Contoh tersebut mengandung pengertian sebagai berikut :
Pada Tn Mayor 1 Mol dimulai dari nada f, yang mana nada f tersebut adalah nada
ke empat pada mayor natural sehingga menjadi nada dasar
( tonik ) pada Tn Mayor 1 Mol atau ( 4 = 1 ), dan nada b menjadi bes artinya
diturunkan setengah laras ( 4 – 1/2 ).
Kemudian pada Tn Mayor 2 Mol dimulai dari bes ( tonik ) karena nada bes
adalah nada ke empat pada Tn Mayor 1 Mol dan nada ke empat ( sub median )
menjadi es sedang nada bes tetap seperti pada keterangan no. 3 diatas.
Ket. Tangga Nada dapat disingkat penulisannya dengan”Tn”.
Cara lain untuk menghafal nada dasar Tangga Nada Mayor :
a. Tn. Mayor Ber Kruis : Gudeg Yogya Amat Enak Banyak fitamin C
G, D, A, E, B, Fis, Cis

1 Kruis. G = do 5 Kruis. B = do
2 Kruis. D = do 6 Kruis. Fis = do
3 Kruis. A = do 7 Kruis. Cis = do
4 Kruis. E = do
12

a. Tn. Mayor Ber Mol: Fajar Bandung Elok Amat Dekat Gunung Cermay
F, Bes, Es, As, Des, Ges, Ces
1 Mol. F = do 5 Mol. Des = do
2 Mol. Bes = do 6 Mol. Ges = do
3 Mols. Es = do 7 Mol. Ces = do
4 Mol. As = do

3. Tangga Nada Pentatonis adalah Tangga Nada yang hanya menggunakan 5 nada
pokok ( pentatonis).
Tangga Nada Pentatonis dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Tangga Nada Slendro ( 1, 2, 3, 5, 6, i “do, re, mi, sol, la, do” ).
b. Tangga Nada Pelog ( 1, 3, 4, 5, 7, i, “do, me, fa, sol, si, do” )
* Tangga Nada Pentatonis Slendro daerah Sunda: da, la, ti, la, mi, da.
* Tangga Nada Pentatonis daerah Jawa: ji, ro, lu, mo, nem, ji.
* Tangga Nada Pelog daerah Sunda: da, la, ti, na, mi, da.
* Tangga Nada Pelog daerah Jawa: ji, lu, pat, mo, tu, ji.
Contoh lagu-lagu yang memakai Tangga Nada Pentatonis :
13

a. Menthog Menthog. Lagu dolanan daerah Jawa.


b. Yu Batur Batur . Lagu rakyat Sunda
c. Es Lilin. Lagu rakyat Sunda
d. Gundul Gundul Pacul. Lagu rakyat Jawa
e. Janger. Lagu daerah Bali
4. Tangga Nada Debussi yaitu Tangga Nada yang mempunyai jarak 1 laras.
Tangga Nada Debussi diciptakan oleh seorang komponis bernama Claude Debussi
dari Perancis. Susunan nadanya adalah: c, d, e, fis, gis, ais, c
5. Tangga Nada Gregorian
Tangga Nada Gregorian terdiri dari :
* Doris dengan nada. d, e, f, g, a, b, c, d. Nada dasar “re” dominan
* Frigis dengan nada. e, f, g, a, b, c, d, e. Nada dasar “me” dominan
* Lidis dengan nada. f, g, a, b, c, d, e, f. Nada dasar “fa” dominan
* Miksolodis dengan nada. g, a, b, c, d, e, f, g. Nada dasar”sol” dominan
* Hipo-doris dengan nada. a, b, c, d, e, f, g, a. Nada dasar “ re” dominan
* Hipo-frigis dengan nada. b, c, d, e, f, g, a, b. Nada dasar “mi” dominan
* Hipo-lidis dengan nada. c, d, e, f, g, a, b, c. Nada dasar”fa” dominan
* Hipo-miksolidis dengan nada. d, e, f, g, a, b, c, d. Nada dasar “sol” dominan
14

BAB V
TANDA TANDA PENTING DALAM MUSIK

A. Tanda Tempo adalah tanda yang digunakan untuk mengetahui cepat lambatnya suatu lagu.
a. Tempo sangat lambat :
1. Largissimo : Sangat lebar, sangat perlahan-lahan
2. Largo : Luas, lebar
3. Adagio : Lambat ( perlahan-lahan )
4. Lento : Lambat menarik-narik, merana
5. Grave : Berat, sangat lambat dan khidmat
b. Tempo lambat :
1. Larghetto : Lambat ( lebih cepat dari largo )
2. Andante : Tempo berjalan-jalan
3. Adantino : Lebih cepat sedikit dari andante
c. Tempo Sedang :
1. Moderato : Sedang
2. Allegratto : Ringan sedikit agak cepat
d. Tempo Cepat :
1. Allegro : Cepat
2. Vivace : Gembira, suka hati
3. Presto : Cepat
e. Tempo Sangat Cepat :
1. Prestissimo : Sangat cepat
2. Allegri Vivace : Sangat ramai

B. Tanda Dinamik adalah tanda yang digunakan untuk mengetahui lemah lembutnya suatu lagu.
1. PP : Pianissimo : Sangat lembut
2. P : Piano : Lembut
3. mp : Mezzo Piano : Agak lembut
4. PPP : Pianissimo Possible : Paling lembut
5. Fp : Forte Piano : Dari kuat ke lembut
6. F : Forte : Keras, kuat
7. FF : Fortissimo : Keras sekali / sangat keras
8. FFF : Forte Fortissimo : Dibunyikan sangat keras
9. MF : Mezzo Forte : Sedang, cukup keras

C. Tanda Pernyataan Jiwa :


1. Animoso : Tegas bersemangat
2. Con : Lebih
3. Con Fuoco : Dengan ber api – api
4. Poco a Poco : Makin lama makin ............
5. Ritartando : Menjadi lambat, di perlambat
6. Gracioso : Indah
7. Amabille : Bersungguh-sungguh, mantap
8. Dolce : Manis, merdu
9. Ralentando : Menjadi lambat
15

BAB VI
TEKNIK VOKAL

Sebelum dimulai untuk bernyanyi sebaiknya kita pelajari dulu hal-hal yang berkaitan
dengan teknik-teknik vokal yang antara lain :
1. Posisi Badan
- Tegak lurus dengan pandangan menghadap kedepan serta posisi punggung rata
- Posisi badan rileks tidak kaku
- Posisi kaki terpancang kokoh dilantai dan sedikit agak renggang
2. Latihan Pernafasan
- Hisap nafas melalui hidung lalu tekan bagian antara dada dan perut yang sering
disebut dengan pernafasan Diafragma
- Tahan nafas lalu hembuskan melalui mulut dengan cara mendesis (satukan gigi
atas dan bawah )
3. Latihan Pembentukan Vokal ( A,I ,U, E, O )
a. Vokal o, u, a.
– Bentuk bibir usahakan menjadi bundar
– Lidah bagian belakang/pangkal lidah diangkat
– Lidah dimundurkan sejauh-jauhnya dari alveotus
b. Vokal e,iI
– Bentuk bibir tidak rata/tidak bundar
– Lidah bagian belakang/pangkal lidaUjung lidah dan lidah belakang
dinaikkan
– Lidah harus dekat dengan alveotus (gusi)
c. Vokal e (pepet)
– Posisi lidah harus rata
– Ujung lidah ditarik ke tengah
- Supaya dapat menghasilkan bunyi yang baik, setiap mengucapkan vokal diberi
tambahan huruf tertentu seperti (p, k, h, d, ) dll.
4. Latihan Pembentukan Bunyi Konsonan
a. Konsonan Bilabial (p, b, m, w)
– Kedua bibir dipertemukan agar udara terhalang sehingga bibir
sama-sama bergetar.
b. Konsonan Labiodental (f, v)
– Mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir baewah
sebagai artikulatonya.
c. Konsonan Apikointerdental (t, n)
16

– Ujung lidah sebagai artikulator dan daerah antar gigi sebagai


artikulator
d. Konsonan Apiko-alveotar (t, d, n)
– Ujung lidah sebagai artikulator dan gusi alveotus sebagai artikulasi
e. Konsonan Palatal (c, j, ny)
– Langit-langit keras (palatar) sebagai titik artikulasi sedangkan
bagian tengah sebagai artikulator
5. Konsonan Velar (k, g, ng, kh)
– Belakang lidah sebagai artikulator dan Langit-langit lunak (velum)
berfungsi sebagai artikulasinya.
f. Konsonan Spiran (s, z, sy)
– Konsonan ini terbentuk dari uadara yang keluar dari paru-paru
mendapat rintangan dan diikuti dengan desis
g. Konsonan Likuida (f)
– Lidah diangkat kelangit, sehingga udara terpaksa diaduk dan
keluar melalui kedua sisi
- Hal lain yang harus diperhatikan yaitu tentang ;
a. Frasering yaitu konstruksi yang terdiri atas dua atau lebih yang sudah
membentuk satu kesatuan pikiran atau disebut juga kalimat lagu ataupun
kalimat melodi
b. Teknik pernafasan pada sau kesatuan melodi utuh
c. Diksi yaitu latihan kemurnian suara atau disebut juga latihan berbahasa
dengan mengutamakan kemurnian ucapan.

Contoh Olah Vokal Padsuan Suara 1 dan 2 dasar


17
18

BAB VII
PERTUNJUKAN KARYA MUSIK

Untuk mendapatkan hasil pertunjukan atau pagelaran yang baik perlu perencanaan yang
matang serta program kegiatan antara lain :
1. Menyusun Penjadwalan kegiatan
Pagelaran yang baik, bermutu, efektif dan efisien, maka perlu adanya jadwal kegiatan
pelaksanaan yang dilengkapi dengan jenis kegiatan, waktu dan petunjuk kegiatan
yang meliputi :
a. Sosialisasi
b. pembentukan panitia
c. Rapat seksi, Program kerja dan rapat pleno
b. Jadwal latihan
c. Publikasi dan undangan
d. Setting tempat
e. Gladi kotor dan gladi bersih
f. Pelaksanaan pagelaran
g. Laporan pertanggung jawaban
h. Evaluasi dan pembubaran panitia
a. Sosialisasi
Sosialisasi adalah Pemberitahuan akan adanya rencana kegiatan yang akan
diselenggarakan oleh sekolah atau OSIS dengan tujuan agar waktu, jenis
kegiatan dan tempat serta pelaksana diketahui oleh fihak sekolah, akan lebih
baik lagi disertai surat pemberitahuan kepada wali murid agar orang tua siswa
mengetahui bahawa disekolah pada saat itu sedang ada kegiatan. Sosialisasi ini
bisa dalam bentuk selebaran di kelas-kelas maupun bentuk lisan disaat
pelaksanaan upacara dengan pengumuman.
b. Pembentukan Panitia.
Pada saat pembentukan panitia diadakan rapat yang dihadiri oleh Pengurus
OSIS atau MPK. Rapat dapat menghadirkan Kepala Sekolah atau WAKA
Kesiswaan dan Pembina kegiatan selaku penanggung jawab .
Dalam rapat tersebut utamakan musyawarah mufakat dalam mencapai
kesepakatan.
Susunan panitia yang akan dibentuk adalah sebagai berikut :
1) Penanggung jawab : Kepala Sekolah
WAKA Kesiswaan
2) Penasehat : Guru Seni Budaya / Kesenian atau
Pembina OSIS
19

3) Ketua :
4) Sekretaris :
5) Bendahara I
Bendahara II
6). Seksi-seksi ( sesuaikan dengan kondisi )
d. Publikasi
e. Dokumentasi
f. Acara
g. Perlengkapan
h. Dekorasi
i. Pementasan ( Rias, musik, presenter, dll ).
j. Keamanan
k. Penerima Tamu
l. Pembantu Umum

c. Rapat Pleno Awal, Rapat seksi dan Program kerja serta rapat pleno Akhir.
Setelah panitia terbentuk, diadakan rapat pleno awal untuk memberikan arahan
atau petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) serta petunjuk teknis (JUKNIS) yang
menghadirkan WAKA Kesiswaan dan Pembina OSIS, untuk membicarakan
waktu serta
Rapat seksi guna mengetahui lebih rinci tentang kerja panitia di masing-masing
seksi, terarah dan proporsional serta profesional.
Masing – masing seksi dibebani membuat perencanaan program kerja seksi
serta mengajukan biaya yang akan digunakan sedang ketua seksi mengarahkan
anggotanya dalam pembagian tugas kerjanya.
Hasil keputusan per seksi dilaporkan pada pengurus harian untuk di inventarisir,
guna menyusun langkah selanjutnya.
d. Jadwal Latihan
Jawal latihan perlu dibuat untuk keberhasilan dalam pagelaran, dalam hal ini
dituntut kesadaran antar masing-masing pengisi pagelaran. Penanggung jawab
kelompok pentas memberikan kesadaran terhadap anggotanya akan pentingnya
latihan demi suksesnya pagelaran.
e. Publikasi dan undangan
Publikasi adalah ajang promosi atau woro-woro dalam bahasa jawa tujuannya
agar acara tersebut diketahui oleh masyarakat umum atau sekolah
penyelenggara agar mereka ikut partisipasi untuk menyaksikan.
Bentuk publikasi antara lain :
1. Audio : Radio atau mobil keliling
20

2. Visual : Poster, baliho, spanduk, pamflet, selebaran dll.


3. Audio Visual : Televisi, bioskop, VCD

f. Publikasi dan undangan


Setting panggung merupakan hal penting dari setiap pagelaran artinya bahwa
tata ruang akan disesuaikan dengan kondisi acara pagelaran tersebut baik tata
panggung maupun dekorasi mesti menyesuaikan tema pagelaran. Kerjasama
diperlukan dengan seksi perlengkapan, dekorasi, keamanan.
g. Gladi kotor dan gladi bersih
Gladi kotor adalah latihan pertunjukan total dari setiap rangkaian acara. Dalam
hal ini akan diketahui seberapa lama acara berlangsung dan seterusnya. Gladi
bersih merupakan lanjutan dari gladi kotor Cuma bedanya adalah kalau gladi
bersih sudah seperti pentas yang sebenarnya artinya setiap pengisi diusahakan
untuk mengikuti disaat gladi bersih dan dilakukan sesuai dengan runtutan acara
yang sebenarnya, biasanya dilakukan sehari sebelum pagelaran.
h. Pelaksanaan Pagelaran
Usahakan pada saat pelaksanaan pagelaran betul-betul sesuai dengan rencana
semula yakni susunan acara yang sudah tersusun rapi tidak bisa dirubah-rubah
guna kelangsungan pagelaran sesuai dengan rencana maupun gladi bersih yang
sudah dilakukan serta efisiensi waktu.
i. Evaluasi, LPJ dan Pembubaran Panitia
Evaluasi merupakan bentuk peninjauan ulang terhadap sebuah kegiatan untuk
mengetahui kurang dan tidaknya selama kegiatan berlangsung dan dilaksanakan
pada saat sidang pleno setelah selesai pagelaran disertai laporan pertanggung
jawaban bersamaan itu pula diadakan langsung pembubaran panitia.
Contoh : Stage Panggung
1) Denah Gedung Pertunjukan
Keterangan:
1. Panggung pemain
2. Tempat ganti pakaian pemain pa/pi
3. Toilet (WC)
4. Gudang
5. Loket penj ualan tiket
6. Ruang panitia (petugas)
A. Tamu undangan/VIP
B. Undangan kelas I
C. Undangan kelas II
PI. PintuMasuk
P2.PintuKeluar
D. Tempat parkir roda dua
E. Tempat parkir roda empat
Pi. Laki-laki
Pa.Perempuan
21

2) Denah Pqrgelaran Musik Kelas


Keterangan;
1. Panggung pergelaran
2. Pemain
3. Tamu undangan atau guru
4. Penonton putra
5. Penonton putri
6. Protokol(MC)
7. Petugas sound system
D. Layar decorasi
M. Alat musik
S. Sound System
P. Pintu

3) Denah Bentuk Komposisi Pergelaran


yang Lain
a. Bentuk Panggung Melengkung
(Tapal Kuda)
Keterangan :
1. Panggung atau pemain
2. Alat musik atau sound system
3. Penonton duduk melingkar

Boleh dapat tidak menggunakan panggung. Pemain musik cukup di lantai dan penonton duduk
di lantai. Bentuk ini disebut arena.Pergelaran akan lebih efisien karena tidak menggunakan
kursi atau panggung.

b. Bentuk Panggung Berhadapan

Keterangan :
1. Panggung atau pemain
2. Pembawa acara (MC)
3. Tempat penonton pi
4. Tempat penonton pa
5. Sound system
P. Pintu
22

Bentuk Panggung Berhadapan


Keterangan:
1. Panggung
2. Penonton
S. Sound system
P Pintu

Komposis bentuk panggung ini masih banyak jumlahnya. Selain untuk di dalam ruangan
tertutup, bentuk panggung di ruang terbuka juga banyak jenisnya. Namun untuk pergelaran
musik kelas sebaiknya dilaksanakan di dalam ruangan dengan risiko yang relatif kecil dan
biaya tidak mahal.

Anda mungkin juga menyukai