Anda di halaman 1dari 24

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.

Kep Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGAWABAN TERAPI GERAK LATIH OTAK


PADA KLIEN NY. S DENGAN KONFUSI KRONIK DI WISMA SEDAP
MALAM UPT PSTW JEMBER KABUPATEN JEMBER TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Gerontik

oleh:
Anasthasia Arinda Wiyanto
NIM 192311101077

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

BAB 1. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi


Demensia merupakan sindrom kronik dan progresif yang biasanya ditandai
dengan kemunduran fungsi kognitif. Demensia dapat menghambat proses berpikir,
memori, orientasi, kalkulasi, kapasitas belajar, dan bahasa. Gangguan fungsi kognitif
biasanya ditandai dengan kemunduran dalam kontrol emosional, perilaku sosial, dan
motivasi. Demensia merupakan salah satu penyebab terbesar kecacatan dan
ketergantungan pada orang lanjut usia di seluruh dunia. Sekitar 50 juta orang
mengalami demensia dan 60% dari mereka tinggal di negara dengan tingkat
penghasilan rendah dan menengah. Setiap tahunnya, ada sekitar 10 juta kasus baru
dan diprediksikan akan meiningkat sebesar 82 juta pada tahun 2030 dan 152 pada
tahun 2050 (WHO, 2019).
Berdasarkan data dari kemenkes, jumlah penderita demensia di Indonesia
pada tahun 2013 sebanyak satu juta orang. Survei yang dilakukan di Provinsi DIY,
prevalensi demensia pada penduduk berusia >60 tahun keatas sebanyak 20,1%
(Tanjung dkk, 2019). Di provinsi Jawa Timur, prevalensi demensia sebesar 7% dari
populasi lansia (Wilda&Kusuma dalam Damara, 2018). Sedangkan di UPT PSTW
Jember, jumlah penderita demensia yaitu sebanyak 45 lansia yang terdiri dari 14 laki-
laki dan 31 perempuan (Damara, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada tanggal
3 September 2019 pada Ny. S di wisma sedap malam di UPT PSTW Jember
Kabupaten Jember ditemukan data sebagai berikut: klien mengatakan sudah tua
sehingga lupa ketika diberi pertanyaan mengenai usia, tahun lahir, nama ibu, tanggal,
bulan, dan tahun saat ini, hasil pengakajian MMSE adalah 4, hasil pengkajian
SPMSQ adalah 7 dimana klien berada dalam kategori kerusakan intelektual sedang,
dan hasil pengkajian demensia mini-cog adalah 0.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisa situasi diatas, maka perumusan masalah yang dapat
digunakan yaitu bagaimana terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah
konfusi kronik pada Ny. S yang berada di wisma sedap malam UPT PSTW Jember?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi gerak latih otak ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan status kesehatan Ny. S yang berada di wisma sedap malam
UPT PSTW Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Ny. S mampu memahami mengenai demensia
2. Ny. S mampu mempraktikkan terapi gerak latih otak

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Terapi gerak latih otak yang diberikan kepada Ny. S diharapkan dapat
membantu mengatasi masalah penurunan kognitif, meningkatkan usia harapan
hidup, dan meningkatkan fungsi otak.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Terapi gerak latih otak dapat digunakan sebagai terapi non-
farmakologi untuk mengatasi masalah konfusi kronik karena demensia pada
lansia dan dapat meningkatkan layanan kesehatan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Demensia merupakan kerusakan progresif pada fungsi kortikal yang meliputi
bahasa, penilaian, pemahaman, pemikiran, dan belajar. Perjalanan penyakit demensia
berbeda-beda pada tiap orang tergantung pada jenis demensia, kesehatan fisik, gaya
hidup, dan dukungan sosial yang didapatkan oleh penderita. Orang yang mengalami
demensia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berbelanja dan
mengatur keuangan sehingga mereka akan membutuhkan bantuan untuk melakukan
aktivitas sederhana sekalipun (Alzheimer`s Disease International, 2014).
Pada lansia, proses penuaan dapat menyebabkan terjadinya perubahan
anatomi dan biokimiawi susunan saraf pusat yang berarti berat otak akan menurun
sekitar 10%, proses ini terjadi pada usia 30-70 tahun. Dalam proses tersebut, terjadi
penurunan jumlah neuron secara bertahap yang meliputi area girus temporal superior,
girus presentralis, dan area striata. Secara patologis, penurunan neuron dapat
mengakibatkan berkurangnya neurotransmitter asetilkolin sehingga menyebabkan
gangguan kognitif dan perilaku (Paretta dalam Yuliati dan Hidaayah, 2017).
Beberapa terapi non-farmakologis yang dapat diberikan adalah aktivitas
stimulasi otak (senam otak), aktivitas mental, dan aktivitas sosial. Salah satu aktivitas
fisik yang dapat menstimulasi otak pada lansia adalah olahraga senam otak (brain
gym). Brain gym dapat mempertahankan kemampuan yang ada dengan terus
memberikan stimulasi pada otak (Markam dalam Yuliati dan Hidaayah, 2017). Brain
gym adalah gerakan-gerakan ringan melalui tangan dan kaki sehingga dapat
memberikan rangsangan pada otak. Gerakan yang dapat menghasilkan stimulus
tersebut dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan menunda penuaan dini
atau perasaan kesepian yang biasanya dialami oleh para manula (Gunadi, 2009).

3.2 Kerangka Penyelesaian


Berdasarkan dasar pemikiran diatas, didapatkan kerangka penyelesaian
masalah mengenai terapi gerak latih otak pada Ny. S di Wisma Sedap Malam UPT
PSTW jember sebagai berikut:
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Melakukan kontrak waktu dengan


klien

Menjelaskan pengertian, tujuan, dan


alasan dilakukannya terapi gerak latih
otak pada klien

Menanyakan kesediaan klien dan


apabila klien kelelahan, kegiatan
dapat dihentikan

Mengajarkan kepada klien terapi


gerak latih otak dan mengevaluasi
kondisi klien selama kegiatan
berlangsung

Mengevaluasi pemahaman klien


mengenai terapi gerak latih otak

Klien mampu melakukan terapi gerak


latih otak

Memberikan reinforcement positif


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan terapi gerak latih otak akan dilaksanakan pada hari Jumat, 13
September 2019 pada pukul 11.30 s/d 12.00 WIB dan akan dilaksanakan di ruangan
Ny. S yang berada di wisma sedap malam UPT PSTW Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Sasaran dalam kegiatan ini adalah Ny. S yang berada di wisma sedap malam
UPT PSTW Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori : diskusi
3. Langkah pokok :
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindak lanjut sasaran

: Sasaran

: Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


Setelah Kegiatan ini dilaksanakan maka:
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Materi dan SOP (Standart Of Procedure) yang telah disiapkan terlebih dahulu
sebelum menemui klien
2. Tempat yang akan digunakan untuk melakukan demonstrasi terapi gerak latih
otak di wisma sedap malam telah siap untuk digunakan
3. Persiapan mahasiswa sebelum menemui klien telah dilaksanakan yaitu
berpenampilan rapi, sopan, dan menerapkan senyum salam sapa kepada klien
serta klien telah disiapkan untuk mengikuti demonstrasi terapi gerak latih otak

5.1.2 Evaluasi Proses


1. Penyuluh menyampaikan materi dan mendemonstrasikan terapi gerak latih
otak kepada Ny. S yang berada di wisma sedap malam menggunakan bahasa
yang jelas, sederhana, dan mudah dimengerti
2. Ny. S yang terlibat dalam demonstrasi sangat kooperatif selama kegiatan
berlangsung dan dapat mengikuti instruksi dari penyuluh
3. Ny. S yang terlibat dalam demonstrasi menunjukkan antusiasme selama
kegiatan berlangsung

5.1.3 Evaluasi Hasil


1. Ny. S dapat mempraktikkan langkah-langkah terapi gerak latih otak

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Ny. S sangat kooperatif selama kegiatan berlangsung dimana Ny. S mampu
mengikuti gerakan dari terapi gerak latih otak yang telah dicontohkan oleh
penyuluh
2. Ny. S merasa senang karena mendapatkan pengetahuan baru terkait terapi
gerak latih otak

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan ini adalah :
1. Ruangan tempat tidur klien yang ramai
2. Ny. S dapat mengikuti langkah-langkah terapi gerak latih otak namun
masih bingung untuk membedakan bagian tubuh kanan dan kiri
3. Keterbatasan kondisi Ny. S sehingga ada beberapa gerakan yang tidak
dapat dipraktikkan yaitu pada bagian dimana klien harus berdiri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Terapi gerak latih otak sangat penting dilaksanakan karena dapat membantu
klien untuk meningkatkan daya ingat dan pemusatan perhatian klien sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan klien. Meningkatnya kemampuan masyarakat
mengenai terapi gerak latih otak secara langsung maupun tidak langsung akan
membantu untuk meringankan sakit klien serta membuat nyaman.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Klien diharapkan dapat mempraktikkan terapi gerak latih otak sehingga
masalah konfusi kronik yang dialami klien dapat teratasi serta diharapkan
klien dapat berbagi ilmu dengan sesama temannya untuk dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah
klien dengan konfusi kronik dengan menjadikan terapi gerak latih otak
sebagai intervensi non farmakologi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Alzheimer`s Disease International. 2014. Dementia in the Asia Pacific Region.


London: Alzheimer`s Disease International https://www.alz.co.uk/ (diakses
pada 8 September 2019)
Damara, D.2018. Asuhan Keperawatan Demensia Pada Lansia Ny. J Dan Ny. P
Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Proses Pikir Di Upt Pstw Jember
Tahun 2018. Tugas Akhir. Jember: Program Studi D3 Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88159 (diakses pada 8 September
2019)
Gunadi, T.2009. 24 Gerakan Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Penebar Plus
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.2015. Panduan Praktik Klinik
Diagnosa dan Penatalaksanaan Demensia. Jakarta
Tanjung, I K., A.Udiyono, N.Kusariana.2019. Gambaran Gangguan Kognitif Dan
Fungsional (Iadl)Padalansia Di Kelurahan Kramas,Kecamatan Tembalang, Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1): 168-175
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/22866 (diakses pada 8
September 2019)
WHO.2019. Dementia https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia
(diakses pada 8 September 2019)
Yuliati, N. Hidaayah. 2017. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Fungsi
Kognitif Pada Lansia Di Rt 03 Rw 01 Kelurahan Tandes Surabaya. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 10(1): 88-95
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/382 (diakses pada 8
September 2019)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standart of Procedure (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan

Jember, September 2019


Pemateri

Anasthasia Arinda W
192311101077
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat tanggal 13 bulan September 2019 jam 11.30 – 12.00 WIB di
Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Provinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan kegiatan terapi gerak latih otak

Jember, September 2019


Mengetahui,
Penguji

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep


NIP. 19761219 200212 2 003
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR
Kegiatan Terapi Gerak Latih Otak pada hari ini, Jumat tanggal 13 bulan September
2019 jam 11.30-12.00 WIB di Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember
Kabupaten/Kota Jember Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh:

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

Jember, September 2019


Mengetahui,
Penguji

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep


NIP. 19761219 200212 2 003
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Topik : Terapi gerak latih otak
Sasaran : Ny. S
Waktu : 11.30 – 12.00 WIB
Hari/tanggal : Jumat/ Tanggal 13 Bulan September Tahun 2019
Tempat : Wisma Sedap Malam
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien mampu memahami mengenai demensia
1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit, klien
mampu untuk:
a. Memahami tentang demensia
b. Melaksanakan terapi gerak latih otak
2. Pokok Bahasan : terapi gerak latih otak untuk mengatasi demensia
3. Sub pokok bahasan
a. Pengertian demensia
b. Faktor Resiko demensia
c. Cara mengatasi demensia
d. Terapi gerak latih otak
4. Waktu : 30 menit
5. Bahan/alat yang diperlukan : materi
6. Model pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan : ceramah dan demonstrasi
b. Landasan teori : diskusi
c. Langkah pokok
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b) Mengidentifikasi pilihan tindakan
c) Menetapkan tindak lanjut sasaran
7. Setting Tempat

: Peserta
: Pemateri

8. Persiapan
a. Mempersiapkan diri yang rapid an bersih
b. Mempersiapkan materi dan SOP terapi gerak latih otak
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Proses Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta Waktu
Pendahuluan 1. Membuka 1. Menjawab salam 5 menit
kegiatan dengan 2. Mendengarkan
memberikan 3. Memperhatikan
salam 4. Menjawab
2. Memperkenalkan pertanyaan yang
diri diberikan
3. Menjelaskan 5. Memperhatikan
maksud dan tujuan
4. Memberikan
pertanyaan
tentang demensia

Penyajian a. Pengertian 1. Mendengarkan, 20 menit


demensia memperhatikan,
b. Faktor resiko dan mempraktikkan
demensia 2. Bertanya kepada
c. Cara mengatasi penyuluh apabila
demensia masih ada gerakan
d. Terapi gerak latih yang belum jelas
otak

Penutup 1. Evaluasi 1. Menjawab 5 menit


2. Reinforcement pertanyaan
positif 2. Memperhatikan
3. Menyimpulkan 3. Menjawab salam
4. Menutup kegiatan
dengan
mengucapkan
salam
10. Evaluasi
1. Menjelaskan pengertian demensia
2. Menjelaskan faktor resiko demensia
3. Menjelaskan cara mengatasi demensia
4. Mempraktikkan terapi gerak latih otak
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 4: Standart of Procedure (SOP)

GERAK LATIHAN OTAK (GLO)


SENAM OTAK PADA LANSIA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI: HALAMAN:
TETAP DOKUMEN:
1. PENGERTIAN Gerakan crossing the midline fisik dan mental untuk
menstimulasi hemisfer kanan agar dapat bekerja seimban dengan
hemisfer kiri.
2. TUJUAN 1. Memiliki fungsi mental yang normal pada lansia
2. Meningkatkan umur harapan hidup
3. Memperlambat kemunduran kognitif pada lansia
4. Meningkatkan fungsi otak : kewaspadaan, pemusatan
perhatian, daya ingat dan fungsi eksekutif (pada lansia dan
dewasa)
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan kognitif dalam proses menua
4. KONTRAINDIK -
ASI
5. PERSIAPAN Sebelum melakukan gerak latih otak maka ada beberapa hal
PASIEN yang harus diperhatikan dan disiapkan pada klien yaitu:
1. Yakinkan bahwa klien mempunyai niat dan motivasi yag
serius untuk mengikuti latihan dengan benar dan tekun
2. Anjurkan klien untuk rileks selama latihan, jangan menahan
nafas sewaktu otot berkontraksi dan tarik nafas pada saat otot
rileks
3. Jelaskan pada klien bahwa latihan ini harus diikuti mulai dari
peregangan, pemanasan, latihan inti dan gerakan penutup

6. PERSIAPAN a. Peralatan
ALAT Pada latihan ini tidak memerlukan alat-alat khusus, hanya
sebuah kursi untuk melakukan latihan dalam posisi duduk, dan
bendera kecil berwarna hijau, merah, dan putih

b. Lingkungan
Latihan ini harus dilakukan di ruangan yang bebas bergerak,
tidak menimbulkan bahaya jatuh dalam kondisi tenang dan
rileks. Suasana ruangan harus nyaman sehingga klien mampu
melaksanakan semua latihan yang diajarkan
7. CARA KERJA Peregangan :
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

a. Posisi badan lurus menghadap kedepan, telapak tangan kanan


berada pada posisi kepala. Tekan kepala kiri sementara kepala
tetap dipertahankan menghadap lurus ke depan. Otot leher akan
terasa teregang melawan dorongan tangan. Lakukan gerakan ini
sebanyak delapan kali hitungan, tidak boleh menahan nafas.
Ulangi gerakan ini pada telapak tangan kiri pada sisi kepala
(delapan hitungan)
b. Posisi badan menghadap lurus ke depan , dengan perlahan
dekatkan telinga kanan kearah bahu kanan. Akan terasa
regangan pada otot-otot leher bagian kiri. Pertahankan delapan
hitungan kemudian lakukan pada sisi kiri (telinga kiri kearah
bahu kiri) dengan delapan hitungan juga.
c. Luruskan tangan kanan keatas disamping telinga dengan
telapak tanan menghadap kedepan tangan kiri melewati belakang
kepala di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus
digerakan ke belakang sedangkan tangan yang sat lagi menahan
(mendorong) ke depan. Akan terasa regangan pada bahu dan
lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot-otot diaktifkan atau
diregangkan. Lakukan bergantian dengan tangan kiri lurus
keatas , masing-masing dua kali.
d. Luruskan tangan kanan keatas disamping telinga dengan
telapak tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus
digerakan keluar (ke kanan), sedangkan tangan yang satu lagi
menahan tangan kanan (menarik) kearah dalam. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri lurus kearah atasa masing-masing
dua kali.
e. Posisi sama seperti (d) tetapi tangan kanan yang lurus
menekan kearah dalam (kearah telinga kanan) dan angan yang
satu lagi menahan (mendorong) kearah luar. Lakukan bergantian
dengan tangan kiri lurus keatas, masing-masing dua kali.
f. Regangkan kedua telapak tangan kedepan, telapak tangan
menghadap keluar dengan jari-jari kedua tangan saling berkait.
Pertahankan posisi ini sampai 8 hitungan.
g. Regangkan kedua telapak tangan lurus ke atas, telapak tangan
menghadap keatas dengan jari-jari kedua tangan saling berkait.
Pertahankan posisi ini sampai 8 hitungan.
h. Klien duduk di kursi, kaki disilangkan angkat dan bengkokkan
kaki kiri (Hitungan 1 dan 2), silangkan diatas lutut kanan
(hitungan 3 dan 4) dan kembali ke posisi semula (hitungan 5 dan
6). Lakukan dengan kaki yang kanan dalam hitungan dua kali
delapan.
i. Luruskan kaki kiri ke depan (masih dalam posisi duduk)
dengan ujung jari keatas. Putar kaki kiri kearah luar. Gerakan
putar berasal dari pinggul bukan dari kaki. Kembali ke posisi
semula , putar kearah dalam dan kemballi ke posisi awal.
Lakukan dengan kaki kanan masing-masing dengan hitungan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

dua kali delapan.


j. Letakkan pergelangan kaki kiri diatas lutut kanan dan tangan
kanan di pergelangan kaki kiri. Secara perlahan tekan lutut kiri
ke bawah dengan tangan kiri. Akan terasa regangan pada
pinggang kiri. Pertahankan delapan hitungan dan lakukan
gerakan yang sama dengan kaki kanan.
k. Berdiri dengan kaki lurus kedepan dan telapak kaki di lantai.
Kaki kanan di belakang dengan tumit terangkat. Kedua tangan
lurus kedepan, memegang sandaran kursi, Sambil
menghembuskan nafas gerakkan tumit menyentuh lantai dan
kaki kiri dibengkokkan. Akan terasa regangan pada betis.
Kemudian tarik nafas dan tumit diangkat seperti semula.
Lakukan dengan kaki yang lain dengan hitungan masing-masing
delapan kali.

Pemanasan:
a. Gosokkan kedua lekukkan kiri dan kanan di bawah pertemuan
tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan kata
lain gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan
kanan , ke atas, ke bawah dan memutar dari kiri keatas dan
kanan tas, Lakukan enam kali pernafasan dengan tangan
bergantian.
b. Lakukan jalan ditempat. Jika kaki kanan diangkat, tangan kiri
juga diangkat. Dan sebaliknya, lakukan dalam hitugan dua kali
delapan.
c. Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat kedua tangan
keatas. Setiap salat satu kaki diangkat, kedua tangan juga diatas,
Kemudian tangan diturunkan lagi disamping tubuh dan lakukan
dalam hitungan dua kali delapan.
d. Kaki kanan menyilang tubuh kiri, kedua tangan bergerak lurus
kearah kanan.Sebaliknya jika kaki kiri menyilang tubuh ke
kanan. Kedua tangan bergerak lurus ke kiri. Lakukan dalam
hitungan tiga kali delapan.
e. Kaki kiri bergerak ke kiri, tangan kanan lurus ke kanan atas.
Sebaiknya jika kaki kanan bergerak ke kanan, tanga kiri
bergerak lurus ke kiri atas. Lakukan latihan dengan tiga kali
delapan
f. Tangan kanan lurus (diam) disamping tubuh, kaki kanan
diangkat bersamaan dengan tangan kiri menyentuh lutut kanan.
Begitu juga sebaliknya dan lakukan dalam hitungan tiga kali
delapan
g. Klien duduk atau berdiri. Pergelangan kaki kanan disilangkan
diatas pergelangan kaki kiri. Kedua tangan lurus kedepan dengan
ibu jari kearah bawah. Kedua pergelangan disilangkan, jari-jari
kedua tangan dikaitkan, putar ke bawah, lalu ke atas dan tarik
sampai di depan dada. Tutup mata dan tarik nafas dalam sambil
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

rileks selama 1-2 menit. Pada saat menarik nafas lidah


ditempelkan di langit-langit mulut 2 cm dibelakang gigi. Pada
waktu membuang nafas panjang melalui mulut, lidah dilepaskan
lagi. Lakukan rangkaian gerakan ini dengan menyilang kaki
bergantian.
h. Kedua kaki diletakkan sejajar di lantai ujung-ujung jari kedua
tangan disentuhkan secara halus, sambil melakukan pernafasan
dalam selama satu menit.
Latihan inti:
a. Lakukan gerakan ini secara perlahan dan sambil duduk.
Ketika tangan kanan bergerak menyentuh lutut kiri, tangan kiri
harus diam disamping tubuh agar dapat dirasakan bagian tubuh
yang bergerak dan bagian tubuh yang diam. Lakukan sebaliknya
pada tangan kiri dan alam hitungan empat kali delapan.
b. Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai serta tangan
disamping tubuh (posisi netral). Setiap bentuk gerakan sesuai
dengan aba-aba warna bedera yang dinaikkan oleh pelatih. Jika
bendera hijau dinaikkan, maka kaki kanan ke samping kanan dan
keua tangan disamping kiri. Jika bendera merah dinaikkan maka
kaki kiri kesamping kiri dan kedua tangan kesamping kanan.
Jika bendera putih dinaikkan, posisi kaki dan tangan kembali ke
posisi netral. Lakukan gerakan minimal dua kali delapan.
c. Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua tangan menyentuh
belakang telinga. Kaki kanan diangkat bersamaan dengan siku
kiri menyentuh lutut kanan, dan sebaliknya serta lakukan dalam
hitungan dua kali delapan.
d. Berdiri tegak, tangan kanan lurus kedepan dengan ibu jari ke
atas.Gerakan ibu jari ke kiri dan kanan membentuk setengah
lingkaran seperti pelangi dan bola mata mengikuti gerakan ibu
jari. Posisi kepala tetap lurus ke depan lakukan secara bergantian
masing-masing satu kali delapan hitungan.
e. Mula-mula berdiri tegak kepala lurus kedepan tangan kanan
lurus ke depan ibu jari menghadap ke atas dengan posisi ibu jari
kira-kira didepan hidung. Gerakkan tangan kiri atas dan kiri
bawah kembali ke tengah. Gerakan ini dalam imajinasi kita
seolah olah membentuk angka delapan tidur. Gerakan ini
dilakukan tanpa gerakan bola mata.
f. Gerakan berikutnya sama dengan gerakan pada nomer (e)
tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola mata.
Dilakukan bergantian kanan dan kiri, kedua tangan saling
berkaitan masing-masing dua kali delapan.
g. Urutlah otot bahu kiri dengan tangan kanan sambil kepala
menoleh kesamping kanan dan kiri. Tari nafas pada saat kepala
berada diposisi tengah dan hembuskan nafas sewaktu berada
diposisi tengah dan hembuskan nafas sewaktu kepala menoleh
kesamping. Lakukan sebaliknya pada sebelah kanan dan lakukan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

masing-masing sepuluh kali dengan tangan yang bergantian.


h. Bukalah kaki selebar bahu, kepala lurus kedepan. Arahkan
kaki kanan kekanan kaki kiri tetap lurus kedepan dan kedua
tangan di pinggang. Tarik nafas dengan kepala lurus ke depan.
Tekuk lutut kanan sambil menghembuskan nafas dan
memalingkan kepala ke kanan. Pinggul dan bahu tetap
menghadap kedepan lakukan secara bergantian dalam hitungan
masing-masing satu kali delapan.
i. Ketika kaki kanan diarahkan ke kanan, kedua tangan juga ke
kanan dan sebaliknya.
j. Naikan kaki kanan ke kanan dan tangan kanan mengarah ke
kanan dan tangan kiri di samping tubuh serta kaki tetap di lantai.
Bisa juga kaki kanan ke depan dan tangan kanan juga ke depan.
k. Naikkan kaki kiri, tangan kiri mengarah ke kiri dan tangan
kanan disamping tubuh serta kaki kanan tetap dilantai.
Kemudian posisikan kaki sejajar, kedua tangan disamping tubuh
serta kaki kanan tetap di lantai. Kemudian posisikan kaki
sejajarm kedua tangan di samping tubuh (netral). Lakukan dua
kali delapan.
l. Kedua tangan lurus ke depan, punggung tegak, tangan seolah-
olah meraih (menjangkau) sesuatu di depan semampunya,
punggung tetap lurus tegak. Jangan paksakan membungkuk
karena bahaya bagi klien yang mengalami osteoporosis.
m. Daun telinga dipijit dengan jari telunjuk dan ibu jari tarik
keluar, lalu gerakkan ke atas, ke samping dan bawah dengan
pelan. Dengarlah suatu suara degan memusatkan perhatian pada
suara tersebut dan lakukan sebanyak lima kali.
n. Letakkan kedua tangan diatas perut. Kosongkan paru-paru
dengan cara membuang nafas pendek-pendek seperti seolah-olah
sedang meniup bulu ayam yang ada di depan kita. Tarik nafas
panjang dan dalam (tiga hitungan), lalu buang nafas secara
perlahan (tiga hitungan). Tangan secara pasif mengikuti gerak
perut sewaktu menarik nafas dan membuang nafas. Lakukan
selama dua menit.

Penutup :
Lakukan gerakan silang seperti latihan inti nomer (a) dalam
hitungan dua kali delapan. Sesudah tarik nafas dalam dan
keluarkan sebanyak tiga kali.
8. Hasil 1. Respon subyektif :
Klien mengatakan sekarang sudah agak berkurang pelupanya
Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi dengan baik
setelah melakukan latihan
Klien mengatakan lebih dapat mengontrol emosinya
Klien mengatakan lebih merasa kehidupannya lebih baik saat
ini
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

2. Respon obyektif:
Klien lebih mampu mengingat kejadian jangka waktu lama,
sedang, dan pendek
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik
Klien tidak mudah beralih

Lampiran 5 : Materi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Demensia
A. Pengertian Demensia
Demensia merupakan sindrom penurunan fungsi intelektual yang dapat mengganggu
aktivitas sosial dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Secara umum gejalanya
dibagi menjadi dua yaitu gangguan kognisi dan gangguan non-kognisi. Gangguan
kognisi yaitu gangguan memori biasanya pasien mengalami disorientasi di sekitar
rumah atau lingkungan yang baru. Gangguan non-kognisi yaitu keluhan
neuropsikiatri yang meliputi agitasi, tindakan agresif, dan non-agresif seperti
wandering, disihibisi, sundowning syndrome, dan gejala lainnya. Keluhan tersering
yaitu depresi, gangguan tidur, dan gejala psikosa seperti delusi dan halusinasi
B. Faktor Resiko Demensia
a. Usia
Resiko terjadinya demensia meningkat pada usia diatas 65 tahun dan 50%
terjadi pada individu berusia 85 tahun
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin wanita memiliki resiko lebih tinggi terkena demensia daripada
laki-laki
c. Riwayat keluarga dan Faktor genetik
Riwayat penyakit Alzheimer awitan dini yang terjadi sebelum usia 60 tahun
merupakan penyebab terbesar demensia sekitar 6-7%
d. Faktor resiko kardiovaskuler seperti hipertensi yang disertai penurunan
kognisi.
C. Cara Mengatasi
a. Pendekatan berorientasi kognitif : stimulasi kognitif , pelatihan kognitif (untuk
meniningkatkan fungsi kognitif), rehabilitasi kognitif
b. Terapi orientasi realitas : mengatakan sesuatu secara terus menerus dan
berulang atau menunjukkan pengingat tertentu pada orang yang mengalami
memori ringan hingga berat
c. Terapi musik
d. Terapi pijat dan sentuhan

Lampiran 6 : Leaflet
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik-F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan Terapi Gerak Latih Otak pada klien Ny. S di Wisma Sedap
Malam UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal 13 Bulan
September Tahun 2019 oleh Anasthasia Arinda Wiyanto Mahasiswa PSP2N Stase
Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan Terapi Gerak Latih Otak pada klien Ny. S di Wisma Sedap
Malam UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal 13 Bulan
September Tahun 2019 oleh Anasthasia Arinda Wiyanto Mahasiswa PSP2N Stase
Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai