Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya
kemacetan lalulintas di suatu perkotaan dan menyelesaikannya dengan menggunakan pendekatan
sistem pakar.Sistem pakar berfungsi untuk merekam dan menduplikasi kemampuan pakar. Sistem
pakar dalam penelitian ini dibangun dalam kerangka optimisasi jaringan yang dirancang dapat
menyelesaikan masalah kemacetan lalulintas di perkotaan. Pengendalian kemacetan lalulintas yang
baik dan optimal tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan sistem pengelolaan data yang cerdas
dan realtime. Melalui penelitian ini, kita mampu meningkatkan kualitas pengendalian kemacetan baik
dalam aspek strategis maupun operasional. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey,
dan pengembangan model. Adapun hasil dari penelitian diantaranya: a) input kebijakan pengelolaan
lalulintas dan pengendalian kemacetan lalulintas dari Dishubkominfo Sumatera Selatan dan Poltabes
Palembang; dan b) model optimasi dan pengendalian kemacetan di persimpangan lalulintas; c) hasil
pengolahan data untuk mengendalikan kemacetan lalulintas yang dapat diimplementasikan untuk
mengatasi kemacetan di suatu perkotaan.
2.3. Komponen Utama Sistem Pakar yang saling berinteraksi dalam pergerakan
Sistem pakar terdiri dari beberapa kendaraan. Dalam hal ini, kendaraan yang
bagian utama, yaitu : dimaksud harus memenuhi persyaratan
• Lingkungan pengembangan yang kelaikan dikemudikan oleh pengemudi
digunakan dalam sistem pakar untuk mengikuti aturan lalulintas yang
membangun komponen-komponennya ditetapkan berdasarkan peraturan
dan menempatkan pengetahuan dalam perundangan yang menyangkut lalulintas
basisnya. dan angkutan jalan melalui jalan yang
• Lingkungan konsultasi yang memenuhi persyaratan geometrik.
digunakan oleh pemakai untuk 1. Manusia
mendapatkan pengetahuan dari pakar. Sebagai pengguna jalan utama,
manusia dapat berperan sebagai
2.4. Pengertian Kemacetan Lalulintas pengemusi atau pejalan kaki yang dalam
Pengertian lalulintas menurut keadaan normal mempunyai kemampuan
Undang-undang RI No.14 Tahun 1992 dan kesiagaan yang berbeda-beda,dalam
adalah gerak kendaraan, orang dan hewan hal waktu reaksi, konsentrasi dan
di ruang lalulintas jalan yang mempunyai lainnya.Perbedaan-perbedaan tersebut
pengertian prasarana yang diperuntukkan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu,
bagi gerak pindah kendaraan, orang dan keadaan fisik dan psikologi, umur, jenis
atau barang yang berupa jalan dan fasilitas kelamin dan pengaruh eksternal seperti
pendukung. Sedangkan pengertian dari cuaca, penerangan/lampu jalan, dan tata
kemacetan lalulintas adalah situasi atau ruang.
keadaan tersendatnya atau bahkan 2. Kendaraan
terhentinya lalulintas yang disebabkan Kendaraan digunakan oleh pengemudi
oleh banyaknya jumlah kendaraan di jalan raya. Kendaraan mempunyai
melebihi kapasitas jalan. karakteristik yang berkaitan dengan
Secara umum tujuan yang ingin kecepatan, percepatan, perlambatan,
dicapai pemerintah adalah untuk dimensi dan muatan yang membutuhkan
mewujudkan lalulintas dan angkutan jalan ruang lalulintas yang secukupnya untuk
yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib bisa bermanuver dalam lalulintas.
dan teratur, nyaman dan efisien melalui 3. Jalan
manajemen lalulintas dan rekayasa Jalan merupakan lintasan yang
lalulintas. Adapun komponen-komponen direncanakan untuk dilalui kendaraan
lalulintas itu sendiri terdiri atas manusia, bermotor maupun kendaraan tidak
kendaraan dan jalan yang saling bermotor termasuk pejalan kaki.Jalan
berinteraksi dalam pergerakan kendaraan direncanakan untuk mampu mengalirkan
yang memenuhi persyaratan kelayakan aliran lalulintas dengan lancer, mampu
untuk dikemudikan oleh pengemudi yang mendukung beban muatan sumbu
mengikuti aturan lalulintas yang kendaraan serta aman, sehingga dapat
ditetapkan berdasarkan peraturan meredam angka kecelakaan lalulintas.
perundangan yang menyangkut lalulintas
dan angkutan jalan melalui jalan yang 3. METODE PENELITIAN
memenuhi persyaratan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif
2.5. Komponen Sistem Lalulintas deskriptif. Data primer dikumpulkan
Terdapat tiga komponen utama dengan melakukan survey lapangan.
terciptanya lalulintas yaitu manusia Objek penelitian adalah lalu lintas di
sebagai pengguna, kendaraan dan jalan persimpangan ruas jalan Charitas Jendral
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Vol 1, Oktober 2015
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang – 23 Oktober 2015 ISSN : 2460-4690
4.2. Pengukuran Arus Lalu Lintas Tabel 3. Analisa Kinerja Jalan Jend.Sudirman (IP)
Pada Kondisi Puncak Pagi, Siang dan Sore
No Waktu Volume Capacity V/C LoS
4.3.1. Kondisi Arus Lalulintas
(smp/jam) (smp/jam)
Data kondisi arus lalu lintas di 1 07:00-08:00 6648 5132 1.29 E
persimpangan Charitas dari kaki jalan 2 12:00-13:00 3247 5132 0.63 C
Jend Sudirman (POLDA) pada tiga waktu 3 16:00-17:00 3514 5132 0.68 C
observasi dapat dilihat pada Tabel 1. Sumber: Hasil perhitungan data survey
Tabel.1. Arus Lalu Lintas Pada Simpang Charitas 4.3. Hasil FGD
Jalan Jend. Sudirman (POLDA)
Waktu Jenis kendaraan Volume
Focus Group Discussion (FGD) yang
(pagi,siang,sore) MC LV HV UM (smp/jam) Cuaca diselenggarakan sebanyak 3 kali telah
07:00-08:00 2775 1675 43 - 4493 Cerah
12:00-13:00 2023 1054 75 3 3155 Cerah
menghasilkan berbagai masukan dan data
16:00-17:00 3519 1258 73 5 4855 Cerah penting yang berasal dari para ahli, pakar
Sumber: Hasil survey dan instansi pihak yang berkepentingan
Ket: MC: Motor Cycle; LV : Light Vehicle; HV: Heavy
dalam pengelolaan lalu lintas.
Vehicle; UM: Non Kendaraan
Narasumber yang memberikan masukan
4.3.2. Penggunaan Moda dalam kegiatan rapat-rapat FGD adalah
Dari data kondisi arus lalu lintas di dari instansi:
persimpangan Charitas dari kaki jalan Dishubkominfo Sumatera Selatan,
Jend Sudirman (POLDA) pada tiga waktu Poltabes Palembang
observasi, kita dapat mengetahui Universitas Bina Darma
distribusi mode kendaraan yang melintas Hasil-hasil FGD yang menjadi
di persimpangan tersebut (Tabel 2). Data masukan penting dalam penelitian ini
tersebut menunjukkan variabilitas adalah sebagai berikut:
pengguna atau mode angkutan dimana Untuk meningkatkan kualitas
pengendalian lalu lintas di Kota
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Vol 1, Oktober 2015
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang – 23 Oktober 2015 ISSN : 2460-4690
Palembang, telah diinisiasi untuk teori antrian. Tujuan analisis data ini
membangun pusat pengendali lalu adalah untuk menghitung tingkat
lintas atau ATCS, kegunaan bagian pelayanan waktu lampu
Masalah kemacetan lalulintas lalu lintas (traffic light).
berkaitan dengan budaya masyarakat Dimana tingkat intensitas kegunaan
dan penegakan hukum, bagian pelayanan (r) lampu lalu lintas
Tata letak APILL di infrastruktur merupakan perbandingan antara Jumlah
lalulintas berpengaruh dalam rata-rata kedatangan rata-rata per satuan
pengaturan kondisi jalan, waktu/siklus (λ) dengan Jumlah rata-rata
Apabila terjadi kemacetan perlu pelayanan per satuan waktu/siklus (μ).
dikondisikan dan harus dapat Dari hasil pengolahan data dan
dikendalikan dari ruang kontrol pengamatan lapangan terhadap arus lalu
(control room) ATCS, lintas dari arah Jl.Veteran ke arah Jl.Jend.
Angkutan massal harus terus Sudirman (POLDA), Jl. Kapt.A. Rivai,
dikembangkan, dan Jl.Jend. Sudirman (IP) (Tabel 4),
Sistem hukum yang tidak bergerak dapat dihitung tingkat kegunaan bagian
(APILL, RRL) sangat penting dalam pelayanan waktu lampu lalu lintas (traffic
pengendalian kemacetan, light) sebagai berikut:
Didalam UU lalulintas Bab 16 telah Diketahui: λ = 159 dan μ = 158, maka
disebutkan perlunya penggunaan r = l/m = 159/158= 1,00
sistem informasi dan komunikasi dan Tabel 4. Data kedatangan dan keluaran dari arah
RTMC dalam pengaturan lalulintas, Jl.Veteran ke arah Jl.Jend. Sudirman (POLDA), Jl.
Sistem informasi online dan cerdas Kapt.A. Rivai, dan Jl.Jend. Sudirman (IP)
Siklus Kedatangan Keluaran Sisa antrian
sangat dibutuhkan,
1 159 158 1
Perlunya edukasi lalulintas dari usia 2 158 157 1
dini, dan mengedepankan bahwa polisi 3 163 163 0
4 159 158 1
adalah sashabat anak, 5 157 156 1
Perlu ditekankan penerapan aturan dan 6 158 158 0
7 164 164 0
sistem dengan fokus utama 8 159 158 1
pengendalian riil time untuk mengatur 9 159 158 1
10 161 160 1
arus lalu lintas dan alternatif arus,
11 156 155 1
Pengaturan kemacetan lalulintas harus 12 157 156 1
memperhatikan Passal 103UU 13 165 164 1
14 159 159 0
lalulintas yang mengatur keselamatan 15 158 158 0
lalulintas dan angkutan jalan serta 16 161 160 1
17 159 158 1
mekanisme lalulintas, dan 18 158 158 0
Faktor kemacetan juga disebabkan 19 162 162 0
Jumlah 3032 3020 12
kurangnya jalan alternatif di tengah Sumber : Hasil Analisa dan pengamatan
kota dan terpusatnya pusat ekonomi dn
pemerintahan di wilayah Ilir. Jadi, tingkat intensitas kegunaan
bagian pelayanan dari arah Jl.Veteran ke
4.4. Analisis Model Optimasi Jaringan arah Jl.Jend. Sudirman (POLDA), Jl.
dan Simulasi Kapt.A. Rivai, dan Jl.Jend. Sudirman
Kajian dan analisis model optimasi didapat r sebesar 1,00. Nilai 1.00 tersebut
terhadap hasil pengamatan di objek menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
penelitian dan hasil pengolahan data pelayanan lampu lalulintas tersebut sangat
lapangan dilakukan dengan menggunakan sibuk dan adanya antrian kendaraan dan
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Vol 1, Oktober 2015
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang – 23 Oktober 2015 ISSN : 2460-4690
juga tidak memberikan waktu idle time Dari analisis data terlihat bahwa
(waktu istirahat). beban operasional terbesar persimpangan
yang menjadi objek penelitian adalah
4.5. Pengembangan Rancangan pada pagi hari. Namun di sisi lain
Prototype Sistem ditemukan bahwa terjadi perubahan
Hasil rancangan pengembangan karakteristik kemacetan pada waktu yang
prototype sistem merupakan implementasi berbeda. Hal ini terlihat bahwa bagian
dari analisis data lapangan. Hasil jalan yang mengalami kemacetan secara
perhitungan dan perancangan menu sistem berbagian pada waktu yang berbeda, yaitu
dimaksud dapat dilihat pada Gambar 1, pagi dan sore hari.
Gambar 2 dan Gambar 3.
1. Hasil kajian dan model yang kemacetan lalulintas, baik dari aspek
dikembangkan kiranya dapat operasional maupun strategis
digunakan oleh pemerintah dalam 2. Hasil penelitian ini dapat pula
menganalisis masalah kemacetan dijadikan acuan landasan bagi peneliti
perkotaan dan menanggulangi masalah selanjutnya untuk mendapatkan hasil
yang lebih optimal.
REFERENSI
KOTA PALEMBANG. (2012) Palembang Dalam Angka. Bappeda Kota Palembang
FAGHRI,A. (1990) Expert System for Traffic Control in Work Zones, Journal of Transportation Engineering,
Vol. 116, No. 6, November/December 1990, pp. 759-769
VERMUELEN, MJ. (2009) A Traffic Management System for Beijing, Proceeding of the 28th Southern African
Transport Conference (SATC 2009), ISBN: 978-1-920017-39-2
Wen, W. (2008) A dynamic and automatic traffic light control expert system forsolving the road congestion
problem, Expert System with Application 34,pp. 2370-2381
GUZMAN, D, MARK P., RICARDO G.S. (2009) Development of a Knowledge-Based Expert System for
Intersection Improvement, Proceedings of the 17thAnnual Conference of the Transportation Science Society of
the Philippines.
GIARRATANO, J, AND RILEY, G., D.S. (1994) Expert System Principle dan Programming, PWS Publishing
Company, Boston, MA.