Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN

KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)


RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

Rina Budi Kristiani1, Alfia Nafisak Dini2


Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya
1
rinabudikristiani.rb@gmail.com, 2 alfianavisadini@gmail.com

ABSTRAK
Kecemasan yang terjadi pada keluarga pasien biasanya disebabkan karena kurangnya informasi
tentang perawatan di ICU, dan ketatnya peraturan-peraturan diruang ICU yang menyebabkan
keluarga merasa tidak dapat menjaga pasien secara dekat, sehingga menimbulkan perasaan cemas
bagi keluarga. Kecemasan sering dijumpai pada keluarga pasien di ruangan ICU. Salah satu faktor
penyebab kecemasan keluarga pasien adalah kurangnya komunikasi terapeutik perawat. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan
keluarga pada pasien di ICU RS Adi Husada Kapasari Surabaya. Desain dari penelitian ini
menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional, lokasi penelitian di ICU
RS.Adi Husada Kapasari Surabaya, waktu yang dibutuhkan sekitar April -Mei 2017. Populasi dari
penelitian adalah Seluruh keluarga pasien yang berada diruang tunggu ICU RS. Adi Husada
Kapasari Surabaya sekitar 15 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.
Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner komunikasi terapeutik dan Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS). Hasil dari penelitian yang memiliki komunikasi terapeutik baik sebanyak 7 (47%),
sedangkan keluarga pasien kebanyakan mengalami kecemasan sedang sebanyak 7 (47%) sampai
dengan berat 3 (20%). Hasil uji korelasi spearman di dapatkan p value = 0,028 dan koefisien
korelasi spearman (r) = 0,566. Implikasi penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi terapeutik
sangat diperlukan untuk mengurangi kecemasan bagi keluarga pasien.

Kata kunci : Kecemasan Keluarga, ICU, Komunikasi Terapeutik

ABSTRAK
The anxiety that occurs in the patient's family is usually caused by a lack of information on
intensive care unit care, and the intensive regulation of the room care unit that causes the family to
feel unable to keep the patient closely, causing anxiety for the family. Anxiety is often seen in the
patient's family in the ICU room. One of the factors causing patient's family anxiety is the lack of
therapeutic communication of nurses. This study aims to analyze the relationship of therapeutic
communication with family anxiety level in patients in ICU RS Adi Husada Kapasari Surabaya.
The design of this study using analytical survey method with cross sectional approach, research
location in ICU RS.Adi Husada Kapasari Surabaya, the time required around April-May 2017.
Population of the research is All family of patients who are waiting room ICU RS. Adi Husada
Kapasari Surabaya about 15 respondents. The sampling technique used is total sampling. The
instruments used are therapeutic communication questionnaire and Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS). The results of the study had 7 (47%) good therapeutic communication, while most patients
experienced moderate anxiety as much as 7 (47%) to 3 (20%). Spearman correlation test results
obtained p value = 0.028 and spearman correlation coefficient (r) = 0.566. The implications of this
study indicate that therapeutic communication is necessary to reduce anxiety for the patient's
family.

Keywords: Family Anxiety, ICU, Therapeutic Communication

PENDAHULUAN atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang


Kecemasan merupakan suatu perasaan tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
subjektif mengenai ketengangan mental yang menyenangkan yang nantinya akan
menggelisahkan sebagai reaksi umum dari menimbulkan perubahan fisiologis dan
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah psikologi 1. Reaksi emosional yang biasa

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.2 Desember 2017 71


dialami keluarga pasien di ruang intensif Berdasarkan penyebab dan dampak
adalah kecemasan, kemarahan, berduka, diatas, perawat seharusnya memberikan
harapan, cinta, depresi tidak berdaya, kesepian pengetahuan tentang tindakan yang dilakukan
atau kesetiaan 2. Kecemasan dapat dialami selama proses perawatan diruang intensive
oleh semua usia dan pada siapa saja, salah dan memotivasi keluarga agar selalu
satunya dapat dialami oleh keluarga pasien mendoakan pasien, salah satunya dengan
yang berada di ICU pada saat menghadapi menggunakan komunikasi terapeutik.
keadaan yang kritis, beberapa reaksi Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
kecemasan yang timbul menurut Stuard & yang terjadi antara perawat dengan keularga
Tomb (2002) seperti perasaan sedih, bertanya- pasien secara aktif, mendengarkan dan
tanya terus, khawatir dan merasa takut. memberi respon kepada keluarga pasien
Berdasarkan survey awal yang dengan cara menunjukan sikap mau menerima
dilakukan oleh peneliti pada bulan desember dan mau memahami sehingga dapat
2016 di ruang ICU “RS ADI HUSADA mendorong kelurga pasien untuk berbicara
KAPASARI” menunjukkan bahwa sebanyak secara terbuka tentang dirinya, serta
8 dari 10 orang yang memiliki keluarga yang memberikan informasi tentang kondisi
dirawat di ICU mengatakan cemas karena keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU 6.
keluarga pasien merasa takut kehilangan, dan Tujuan penelitian ini adalah menganalisa
sebagian keluarga lain nya mengatakan cemas hubungan komunikasi terapeutik dengan
karena biayanya yang mahal dan lamanya tingkat kecemasan keluarga pada pasien di
pengobatan. Hasil penelitian yang dilakukan ICU RS Adi Husada Kapasari.
oleh Astuti & Sulastri, (2012) angka kejadian
kecemasan di ruang ICU RS Islam Pekanbaru METODE
adalah kecemasan ringan (15%), sedang (72 Desain penelitian ini bersifat analitik.
%), dan berat (12,5%). Penelitian di New Pedekatan pada penelitian ini menggunakan
York Amerika Serikat diperoleh dari 50 ribu rancangan cross sectional yang merupakan
orang yang anggota keluarganya dirawat rancangan penelitian dengan melakukan
beberapa rumah sakit di New York, 30% pengukuran atau pengamatan pada saat yang
mengalami kecemasan berat, kecemasan bersamaan. Populasi penelitian adalah Seluruh
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keluarga pasien yang berada diruang tunggu
takut kehilangan (21,3%), kurang informasi ICU RS ADI HUSADA KAPASARI. Teknik
(5%), takut akan hal yang tidak diketahui pengambilan sampel yang digunakan dalam
(10,7%), masalah sosial ekonomi (10,7%), penelitian ini adalah total sampling dengan
takut akan kecacatan (63%) (Kumala Sari, jumlah sampel sebanyak 15 responden.
2010). Intrumen dalam penelitian ini terdiri dari
Kecemasan yang terjadi pada keluarga kuisoner komunikasi terapeutik dan kuisioner
pasien biasanya disebabkan karena kurangnya HARS yang telah dilakukan pada 15
informasi tentang perawatan di ICU, dan responden yang merupakan keluarga pasien di
ketatnya peraturan-peraturan diruang ICU di ICU RSAH Kapasari Surabaya.
yang menyebabkan keluarga merasa tidak
dapat menjaga pasien secara dekat, sehingga HASIL
menimbulkan perasaan cemas bagi keluarga. Data Umum
Kecemasan pada keluarga pasien secara tidak Tabel 1. Karakteristik Responden di ICU
langsung mempengaruhi kondisi pasien yang RSAH Kapasari Surabaya bulan April – Mei
dirawat diruang ICU, hal ini terjadi jika 2017 (n=15)
keluarga pasien mengalami kecemasan maka No Karakteristik f %
berakibat pada pengambilan keputusan yang 1 Jenis kelamin
tertunda. Pengambilan keputusan yang Laki-Laki 7 47%
tertunda akan merugikan pasien yang Perempuan 10 67%
seharusnya diberikan tindakan pengobatan, 2 Umur
namun keluarga pasien belum bisa 18 – 25 tahun 7 47%
memberikan keputusan karena mengalami 25 – 65 tahun 6 40%
> 65 tahun 2 13%
kecemasan sehingga dapat berdampak buruk
3 Pendidikan
pada kondisi pasien itu sendiri 5.
SD 5 33%

72 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.2 Desember 2017


SMP 6 40% Tabel 6. Hubungan Komunikasi Terapautik
SMA 4 27% Dengan Tingkat Kecemasan
Berdasarkan Tabel 1 Menunjukkan Keluarga Pasien di ICU RSAH
bahwa dari 15 responden penelitian, sebagian Kapasari Surabaya April – Mei
besar berjenis kelamin perempuan sebanyak Komunikas Tingkat Kecemasan Total
10 orang (67%) responden, sebagian besar i Keluarga
responden penelitian berusia 18 – 25 tahun Terapeutik Cemas Cemas Cemas
sebanyak 7 orang (47%) responden dan ringan sedang berat
sebagian besar tingkat pendidikan SMP Baik 3 4 0 7
sebanyak 9 orang (60%). Cukup 2 2 0 4
Ringan 0 1 3 4
Total 5 7 3 15
Data Khusus
Koefisien korelasi p =0,028, r =0,566
Tabel 4. Komunikasi Terapeutikdi ICU RSAH
Kapasari Surabaya April – Mei
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
2017.
Kualifikasi f %
nilai terbanyak pada responden yang
berkontribusi pada keluarga yang melakukan
Baik 7 47
komunikasi terapeutik baik memiliki tingkat
Cukup 4 27
kecemasan sedang sebanyak 4 responden,
Kurang 4 27 yang melakukan komunikasi terapeutik cukup
Jumlah 100 memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan 2 responden, dan yang melakukan komunikasi
bahwa dari 15 responden didapatkan terapeutik kurang memiliki tingkat kecemasan
responden sebagian besar baik (47%) berat sebanyak 3 responden. Hasil uji statistik
responden tentang komunikasi terapeutik. kolerasi spearman rank diperoleh nilai
signifikasi < 0,028 dengan p < 0,05. Hal ini
Tabel 5. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien menunjukkan terdapat hubungan antara
di ICU RSAH Kapasari Surabaya April – Mei komunikasi terapeutik dengan penurunan
2017. tingkat kecemasan keluarga di ICU RS. Adi
Kualifikasi f % Husada Kapasari Surabaya.
Tidak 0 0
Kecemasan PEMBAHASAN
Kecemasan 5 33 Hubungan Komunikasi Terapeutik
Ringan Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Di
Kecemasan 7 47 Ruang Tunggu ICU RS.Adi Husada Kapasari
Sedang
Surabaya. Pada tabel 6 didapatkan hasil
Kecemasan 3 20
Berat
analisis kolerasi mengenai hubungan
Panik 0 0 komunikasi terapeutik dengan tingkat
kecemasan keluarga pasien di ruang tunggu
Jumlah 100
ICU RS. Adi Husada Kapasari Surabaya
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan menggunakan kolerasi spearman rank
bahwa dari 15 responden yang diteliti diperoleh dengan signifikasi sebesar 0,028
didapatkan bahwa sebagian besar responden menunjukkan semakin baik komunikasi
yang mengalami kecemasan sedang yaitu 7 terapeutik maka tingkat kecemasan keluarga
orang (47%) dan tidak ada responden yang pasien akan semakin ringan, dalam teori
mengalami tidak cemas. dijelaskan bahwa komunikasi merupakan hal
yang sangat penting untuk memberikan
informasi kepada keluarga pasien dan untuk
pemberian asuhan keperawtan terhadap
pasien. Menurut Arwani, (2002) komunikasi
yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa
percaya diri seseorang terhadap penyampaian
pesan, sehingga terbina hubungan yang saling
percaya. Sementara menurut Tsamsuri, (2006)
menjelaskan bahwa komunikasi dapat menjadi

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.2 Desember 2017 73


jembatan atau penghubung dalam kecemasan keluarga pasin di ICU RS.Adi
menurunkan tingkat kecemasan keluarga Husada Kapasari Surabaya. Hasil diatas
pasien. menunjukkan semakin baik komunikasi
Pengalaman cemas setiap individu terapeutik maka tingkat kecemasan keluarga
bervariasi bergantung pada situasi dan pasien semakin ringan, atau dapat dikatakan
hubungan interpersonal. Menurut Stuart dan antara variabel komunikasi terapeutik dan
Tomb (2007) ada dua faktor presipitasi yang variabel tingkat kecemasan keluarga pasien
mempengaruhi kecemasan yaitu faktor memiliki hubungan yang berkebalikan.
eksternal dan faktor internal. Faktor internal Peneliti berasumsi bahwa ada penyebab lain
meliputi pendidikan dimana pendidikan dari dari kecemasan keluarga yang tetap tidak
individu berpengaruh teradap kemampuan dapat diselesaikan dengan komunikasi
berfikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan terapeutik. Demikian halnya dengan
maka inidividu semakin mudah berfikir komunikasi terapeutik yang sudah dianggap
rasional dan menangkap informasi. Hal ini baik oleh responden akan tetapi masih
sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebagian ditemukan adanya kecemasan berat. peneliti
besar responden berpendidikan SMP yaitu 6 berasumsi bahwa ada faktor – faktor tertentu
(40%) di bandingkan dengan responden yang menyebabkan kecemasan pada keluarga
berpendidikan SMA yaitu 4 (27%). Selain pasien selain kurangnya komunikasi
faktor pendidikan faktor lainnya adalah jenis terapeutik. Misalnya masalah biaya perawatan
kelamin dimana gangguan kecemasan lebih yang tidak terkaji dan juga karena diruangan
sering dialami oleh perempuan dari pada laki ICU merupakan lingkungan yang menakutkan
– laki. Dampak dari kecemasan rasa khawatir bagi keluarga pasiendan diruangan ini banyak
yang berlebihan tentang masalah yang nyata aturan dan waktu pengunjung yang sangat
maupun potensial. Hal ini sama dengan hasil minim, sehingga faktor itulah yang
penelitian bahwa menunjukkan sebagian besar menyebabkan kecemasan pada keluarga selain
responden berjenis kelamin perempuan yaitu kurangnya komunikasi terapeutik.
10 orang (67%) responden. Faktor selanjutnya
adalah usia. Usia muda lebih mudah cemas KESIMPULAN
dibandingkan dengan individu dengan usia 1. Karakteristik responden berdasarkan
yang lebih tua. Hal ini sama dengan hasil usia 18 – 25 tahun yaitu 7 orang (47%),
penelitian sebagian besar responden berusia riwayat pendidikan terakhir sebagian
18 – 25 tahun sebanyak 7 (47%) responden. besar SMP yaitu 6 orang (40%), Jenis
Dari hasil interaksi inilah perawat dapat kelamin sebagian besar perempuan
mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga yaitu 10 orang (67%).
pasien, sehingga perawat dapat 2. Komunikasi terapeutik di ICU RS.Adi
merencanakan, melakukan tindakan, dan Husada Kapasari Surabaya paling
mengevaluasi permasalahan yang sedang banyak adalah komukasi terapeutik
dialami oleh keluarga pasien. Selain itu dalam kategori baik responden
komunikasi terapeutik juga mengajarkan sebanyak 7 (47%)
teknik – teknik yang dapat digunakan untuk 3. Tingkat kecemasan keluarga pasien di
mengawali pembicaraan sehingga dapat ICU RS.Adi Husada Kapasari Surabaya
diperoleh oleh semua pihak agar dapat paling banyak adalah tingkat
mencapai tujuan keperawatan yang di kecemasan dalam kategori cemas
inginkan dari hasil interaksi yang dilakukan sedang responden sebanyak 6 (40%)
oleh perawat dan klien. 4. Hubungan komunikasi terapeutik
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan tingkat kecemasan keluarga di
diperoleh nilai korelasi 0,0566 dengan ICU RS.Adi Husada Kapasari Surabaya
signifikasi sebesar 0,028 yang artinya diperoleh dari hasil uji kolerasi
memiliki korelasi sedang. Kemudian spearman dengan nilai (p=0,028 r = 0,
dilakukan perbandingan dimana, dapat 556). Artinya terdapat hubungan yang
diketahui bahwa signifikasi lebih kecil dari bermakna antara komunikas terapeutik
pada α (α < 0,05) sehingga dapat diambil dengan tingkat kecemasan keluarga
kesimpulan maka H0 ditolak atau h1 diterima pasien atau semakin baik komunikasi
diterima yang berarti ada hubungan antara perawat akan menurunkan tingkat
komunikasi terapeutik dengan tingkat

74 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.2 Desember 2017


kecemasan keluarga pasien di ICU 4. Bagi responden dianjurkan kepada
RS.Adi Husada Kapasari Surabaya. keluarga pasien untuk mencari
informasi pada perawat sehingga dapat
SARAN mengurangi tingkat kecemasan
1. Bagi perawat dan tenaga medis keluarga pasien.
Komunikasi terapeutik perawat sudah
dinilai baik oleh hampir seluruh DAFTAR PUSTAKA
keluarga pasien, perlu dipertahankan 1. Kholilur Rochman. (2010). Kesehatan
untuk selalu menggunakan komunikasi Mental . Fajar Media Press :
terapeutik guna meminimalkan Purwokerto
kecemasan keluarga pasien di ICU. 2. Smeltzer, Gail. W. (2002). Buku Ajar
2. Bagi peneliti selanjutnya hasil Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
penelitian ini dapat dijadikan sebagai 3. Stuard and Tomb. (2002). Buku Saku
sumber refrensi bagi peneliti, dan dapat Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
digunakan sebagai data dasar penelitian 4. Astuti and Sulastri. (2012). Hubungan
lebih lanjut terkait komunikasi Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat
terapeutik dengan tingkat kecemasan Kecemasan Keluarga Pasien Di Ruang
keluarga pasien. ICU. www//http: ppjp.unlam.ac.id.
3. Bagi institusi akademik diharapkan Tanggal 19 Desember 2016. Jam 16.00
hasil penelitian ini dapat dijadikan WIB
sebagai sumber refrensi dan bahan 5. Davidson, dkk. (2007). Terapi Kognitif
bacaan bagi mahasiswa keperawatan Untuk Depresi Dan Kecemasan.
untuk meningkatkan ilmu pengetahauan Semarang : IKIP Semarang
mengenai komunikasi terapeutik 6. Videbeck, SL. (2008). Buku Ajar
dengan tingkat kecemasan keluarga Keperawatan Jiwa, EGC: Jakarta
pasien.

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.2 Desember 2017 75

Anda mungkin juga menyukai