Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

INFEKSI SALURAN KEMIH

Disusun oleh:

Widita Putri

1765050370

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

PERIODE 04 MEI – 06 JUNI 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
Infeksi Saluran Kemih

I. Definisi
Tumbuh dan berkembang biaknya bakteri atau mikroba di saluran kemih
dalam jumlah bermakna. Perlu dicurigai pada anak dengan gejala demam
karena ISK merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan pada anak
selain infeksi saluran napas dan saluran cerna.

II. Etiologi dan Faktor resiko


Disebabkan oleh berbagai jenis mikroba seperti bakteri, virus dan jamur.
Penyebab ISK paling sering adalah E. coli. Bakteri lainnya seperti
Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Providencia stuartii, Morganella
morganii, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, Streptococcus faecalis. Untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa
dan Proteus sering dikaitkan dengan ISK berulang, tindakan instrumentasi
dan infeksi nosokomial.
Infeksi Candida albicans sering sebagai penyebab ISK pada keadaan
imunokompromais dan yang mendapatkan terapi antimikrobial jangka lama.

III. Manifestasi klinis


Pada bayi: demam, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare,
ikerus, distensi abdomen, penurunan berat badan dan gagal tumbuh. Perlu
diwaspadai terutama pada demam yang tidak jelas penyebabnya. Jika demam
tinggi harus dianggap sebagai pielonefritis.
Pada anak yang lebih besar: polakisuria, dysuria, urgency, frequency,
mengompol, sakit perut, sakit pinggang, atau demam tinggi.

IV. Diagnosis
 Urinalisis sebagai pemeriksaan awal/dini yang akan mengindikasikan
diagnosis ISK dan dimulainya terapi inisiasi secara empiris. Dengan
gambaran proteinuria, leukosit esterase positif, nitrit positif, dan
silinder leukosit, leukosituria (jika ditemukan leukosit >5sel/LPB urin,
biasanya terdapat pada ISK bermakna, namun tidak semua ISK
terdapat leukosituria)
 Biakan urin (sebagai diagnostik pasti), dapat negative jika pasien
sudah mendapat terapi antibiotik atau penggunaan cairan antiseptik.
Positif jika ditemukan hasil jumlah bakteri tunggal ≥10. 5 cfu/mL urin.
Jika antara 10.4 – 10.5 cfu/mL urin berarti meragukan, jika <10.4
cfu/mL urin berarti ada kontaminasi.
 Pemeriksaan darah (dapat membedakan ISK atas atau bawah), pada
pielonefritis akut (ISK atas) terdapat leukositosis, peningkatan
neutrophil dan LED dan CRP positif.

V. Tatalaksana
Terdiri atas eradikasi infeksi akut, deteksi dan tatalaksana kelainan anatomi
dan fungsional pada ginjal dan saluran kemih, serta mencegah infeksi
berulang. Tujuan pemberian antibiotik adalah mengatasi infeksi akut,
mencegah urosepsis dan mencegah atau mengurangi kerusakan ginjal. Terapi
didasarkan pada lokasi infeksi sehingga penting untuk membedakan antara
ISK atas dan ISK bawah.
- Terapi empiric inisial adalah sulfametoksazol-trimetoprim, sefalosporin
generasi kedua dan ketiga, serta amoksisilin-klavulanat. Pada bayi
diberikan selama 10-14 hari dan ISK simpleks diobati selama 7-10 hari.
- Sebagai profilaksis dapat diberikan probiotik (Lactobacillus rhamnosus
dan L. reuteri).
REFERENSI

1. Pardede S. Infeksi pada Ginjal dan Saluran Kemih Anak: Manifestasi Klinis dan
Tatalaksana. Dalam: Sari Pediatri; 19 (6); h. 362-73; 2018.

Anda mungkin juga menyukai