24
25
15. Komnas Perempuan. 15 Bentuk Kekerasan Seksual, Sebuah Pengenalan. Diunduh dari
http://www.komnasperempuan.or.id/wp-content/uploads/2014/12/15-Bentuk-Kekerasan-
Seksual1.pdf. 1 Februari 2016.
16. Idries, AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. PT. Bina Rupa Aksara. Edisi Pertama.
Jakarta. 1989: 221-25.
17. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Proses
Penyidikan. CV. Sagung Seto. Edisi Revisi. Jakarta. 2008: 113-31.
18. Idries, AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. PT. Bina Rupa Aksara. Edisi Pertama.
Jakarta. 1989: 225-6.
19. Idries, AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. PT. Bina Rupa Aksara. Edisi Pertama.
Jakarta. 1989: 226
20. Idries, AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. PT. Bina Rupa Aksara. Edisi Pertama.
Jakarta. 1989: 226-8.
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Diunduh dari http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm. 1 Februari 2016.
22. Arimawan, MK. Peranan Visum Et Repertum Sebagai Upaya Mengungkap Tindak
Pidana Pembunuhan. Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Surabaya. 2010: 40-7.
23. Budiyanto, A. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 1997