Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN KBM

NAMA GURU : Tri Iswanto


MATA PELAJARAN : Teknik penesina

HARI/ TANGGAL : Jumat, 15 Mei 2020


WAKTU :07.00-09.15
KELAS : XI TM
JUMLAH PESERTA DIDIK : 29 orang
PESERTA DIDIK YG MENGIKUTI MATERI :9
PESERTA DIDIK YG TIDAK MENGIKUTI MATERI : 20

A. RESUME MATERI YANG DIBAHAS ( JUDUL MATERI). : Jenis jenis bahan pahat
bubut
B. SOAL LATIHAN. Mencari jenis bahan pahat mesin bubut

C. BUKTI FISIK KEGIATAN PEMBELAJARAN ( FOTO/SCRENSHOOT DAN BENTUK


LAINNYA) BUKTI

Jenis Material Pahat Mesin Bubut


Pembubutan merupakan salah satu proses permesinan yang sering digunakan dalam
proses pembuatan suatu komponen dengan mengurangi simensi atau material benda
kerja dengan cara dilakukan penyayatan pada material tersebut.

Dalam proses penyayatan pahat yang digunakan sebisa mungkin harus disesuaikan
dengan bahan atau jenis material pada benda kerja yang akan dikerjakan, karena
material pahat harus lebih kuat dan keras dibandingkan material pada benda kerja agar
dapat dilakukan penyayatan.
Karakteristik material pahat akan mempengaruhi hasil akhir pada benda kerja, oleh
karena
itu perlunya pemahaman dan perhatian khusus dalam pemilihan pahat bubut. Berikut ini
jenis material pahat pada mesin bubut.
1. Pahat Baja Karbon (High Carbon Steels)
Pahat Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi dengan konsentrasi karbon
0,7% - 1,4% tanpa campuran unsur lain (Mn, W, Cr) atau dengan unsur lain dengan
konsentrasi yang relatif rendah <2% mempunyai kekerasan permukaan yang cukup
tinggi. Dengan proses perlakuan panas, kekerasan yang tinggi ini (500 - 1000 HV)
diperoleh karena terjadinya tranformasi martensit. Karena martensit akan melunak pada
temperatur sekitar 250 C, maka pahat baja karbon ini hanya digunakan pada kecepatan
pemotongan yang relatif rendah (sekitar VC = 10 m/min). Pahat bubut jenis ini hanya
dapat digunakan untuk menyayat logam yang lunak ataupun kayu.

2. Pahat HSS (High Speed Steels)


Merupakan pahat dengan baja paduan tinggi menggunakan unsur paduan seperti
chrome, tungsten dan beberapa unsur pendukung lainnya. Melalui proses penuangan
selanjutnya dilakukan pengerolan ataupun penempaan baja hingga berbentuk batang
atau silindris. Pada kondisi lunak dengan proses perlakuan panas (annealed) bahan
tersebut dapat diproses dengan permesinan menjadi bentuk pahat potong. Setelah
proses perlakuan panas dilakukan, maka kekerasan bahan tersebut akan cukup tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai pahat dengan kecepatan potong yang cukup tinggi
bahkan hampir setara tiga kali kecepatan potong untuk pahat baja karbon, sehingga
dinamakan dengan “Baja Kecepatan Tinggi” (High Speed Steel). Apabila pahat
mengalami keausan maka pahat HSS dapat diasah dengan gerinda sehingga mata
potongnya dapat tajam kembali, karena sifat keuletan yang cukup baik. Pahat jenis ini
umumnya digunakan sebagai pahat untuk mesin bubut, mesin skrap dan mesin gurdi.

Klasifikasi pahat HSS berdasarkan komposisinya, yaitu:


- HSS Konvesional
- Molybdenum HSS : standar AISI(American Iron and Stell Institute) M1;M2; M7; M10.
- Powdered HSS
- Tungsten HSS : standar AISI T1; T2
- Coated HSS.
- Cast HSS.
- HSS Special
- High Vanadium HSS : standar AISI M3-1; M3 – 2; M4 ;T15.
- Cobalt Added HSS : standar AISI M33; M36; T4; T5 dan T6.
- High Hardness Co. HSS : standar AISI M42; M43;M44 ;M45;M 46.

3. Pahat Paduan Cor Non Fero (Cast Nonferrous Alloys)


Pahat paduan cor nonferro (Stellite) merupakan jenis pahat paduan dan memiliki sifat
antara pahat HSS dan Carbida, umumnya digunakan pada kondisi khusus diantara
pilihan dimana pahat karbida terlalu rapuh dan pahat HSS mempunyai hot hardness
dan wear resistance yang terlalu rendah. Pahat jenis ini diproses dan dibentuk dengan
cara dituang menjadi bentuk yang tidak terlalu sulit seperti tool bit (sisipan) yang
kemudian diasah sesuai dengan dimensi yang dibutuhkan.

Paduan nonferro terdiri atas empat elemen utama :


a. Carbon (paduan 1% relatif lunak sedangkan 3% keras serta tahan aus).
b. Wolfram (10% - 25% berat ), sebagai pembentuk karbida dan menaikan kekerasan
secara menyeluruh
c. Chrome (10% - 35% berat), yang membentuk karbida..
d. Cobalt, sebagai pelarut bagi elemen lain.

4. Pahat Karbida (Cemented Carbides)


Merupakan jenis pahat yang “disemen” (cemented carbides) dengan bahan padat dan
dibuat dengan cara sintering serbuk karbida (nitrida, oksida) dengan bahan pengikat
yang umumnya dari kobalt (Co). Cara carbuzing masing-masing berbahan dasar
(serbuk). Tungsten, Titanium, Tantalum yang dibuat menjadi karbida yang kemudian
digiling dan disaring. Salah satu atau campuran serbuk karbida tersebut kemudian
dicampur dengan bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan dengan memakai bahan
pelumas (Lilin). Setelah itu dilakukan Presintering (1000º C pemanasan mula untuk
menguapkan bahan pelumas) dan kemudian dilakukan proses sintering (1600º C).

Hot hardness karbida yang disemen akan menurun apabila hanya terjadi perlunakan
pada elemen pengikat. Semakin besar tingkat persentase pengikat (Co) maka
kekerasannya akan menurun dan
sebaliknya keuletannya meningkat. Modulus elastisitasnya akan sangat tinggi demikian
pula dengan berat jenisnya. Koefisien muainya 1/2 kali dari baja dan konduktivitas
panasnya sekitar 2 sampai 3 kali dari konduktivitas panas pahat HSS. Terdapat tiga
jenis pahat karbida sisipan yaitu.
a. Karbida Tungsten Paduan (WC-TiC+Co; WC-TaC-TiC+Co; WC-TaC+Co; WC-TiC–
TiN+Co; TiC+Ni, Mo) merupakan jenis pahat karbida yang digunakan untuk memotong
baja (Steel cutting Grade).
b. Karbida Tungsten (WC+Co) yang merupakan jenis pahat karbida yang digunakan
untuk memotong besi tuang (Cast Iron Cutting Grade).
c. Karbida Lapis (Coated Cemented Carbides): merupakan jenis karbida tungsten yang
dilapis beberapa lapis karbida, nitrida oksida lain yang lebih rapuh tetapi hot hardness
tinggi.

5. Pahat Keramik (Ceramics)


Pahat jenis ini merupakan paduan metalik dan non-metalik menurut pengertian
sederhana sedangkan menurut definisi yang luas merupakan pahat dengan paduan
semua material kecuali metal dan material organik. Pahat keramik mempunyai sifat
khusus yaitu memiliki kekerasan yang cukup tinggi dan relatif rapuh sehingga
kegunaannya cukup terbatas. Salah satu cara untuk memperkecil sifat kerapuhan
(getas) dari pahat keramik yaitu dalam proses pembuatan menggunakan serbuk
keramik yang cukup halus, murni, dan homogen.

6. Pahat CBN (Cubic Boron Nitrides)


CBN termasuk salah jenis keramik, dibuat dengan cara penekanan panas sehingga
serbuk grafit putih nitrida boron dengan struktur atom heksagonal akan berubah
menjadi struktur kubik. Pahat CBN dapat digunakan untuk proses permesinan pada
berbagai jenis baja dalam keadaan yang dikeraskan (hardenned steel) seperti HSS,
besi tuang, maupun karbida semen. Afinitas terhadap baja sangat kecil dan tahan
terhadap baja sangat kecil dan tahan terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan
temperatur pemotongan 13000C (kecepatan potong tinggi). Bisanya dibuat dalam
bentuk sisipan dan mempunyai harga yang cukup mahal.

7. Intan (Sinterred Diamonds dan Natural Diamonds )


Sintered Diamond merupakan hasil proses sintering pada serbuk intan tiruan dengan
bahan pengikat Cobalt 5% - 10%. Hot Hardness yang sangat tinggi dan tahan terhadap
deformasi plastis. Sifat-sifat tersebut ditentukan oleh besarnya butir intan serta
persentase dan komposisi dari material pengikat. Karena intan pada temperatur tinggi
akan mengalami perubahan menjadi grafit dan akan mudah terdifusi menjadi atom besi,
mata pahat intan tidak digunakan untuk memotong material yang mengandung besi
(ferrous). Cocok bagi Ultra highprecision dan mirror finishing pada bebrapa benda kerja
non fero seperti Al alloys, Cu alloys, Plastics, dan Rubber.

Anda mungkin juga menyukai