Anda di halaman 1dari 2

Sunyi menyelimuti, saat ini hanya ada suara cicak dan jangkrik yang mengiringi.

Cahaya
di dinding langit pun mulai padam, ranjang yang empuk seakan menarik untuk singgah,
ditambah dengan sosok hangat nan lembut mengelus dan memeluk tubuhku yang mungil ini.
“nak, cita cita kamu ingin menjadi apa?” Tanya ibu memeluk ku dalam kehangatan. Aku yang
lugu hanya bisa menatap muka lemah nya sangat jelas terlihat. Aku tak bisa menjawabnya
dengan pasti namun yang terlintas dipikiranku hanyalah main dan bermain tak serius dengan
masa depan yang akan datang, jujur pernah terlintas dalam pikiran aku ingin menjadi guru,
namun itu hanya sepintas. Mataku kembali memandang wajah lemah itu, imajinasi ku sesekali
terbayang senyumannya nampak bahagia aku berhasil dimasa depan.

“Mitha bangun sayang bentar lagi adzan, yu solat berjamaah” Ucap ibu membelai lembut
pipiku. Tak menyangka ternyata semalam aku terlelap dalam khayalan yang indah. “allahu
akbar, allahuakbar” suara yang terdengar dari masjid di sebrang gang rumah pun terdengar jelas
membuatku terbangun dari setengah kesadaranku. Diriku beranjak dari tempat tidur kaki
melangkah tak berirama tubuh yang tak bergairah menuju ke kamar mandi. Keran terbuka, tubuh
ku menyentuh air kedinginan seakan membeku. Setelah selesai mandi dan mengambil air whudu
dilanjutkan dengan solat berjamaah.

Matahari pun mulai terbit, terdengar burung burung berkicau seakan bernyanyi merdu,
kabut yang hampir nampak menutupi jendela kamar sehingga mata ku samar melihat keadaan
diluar. Mitha kirana adalah nama panjanganku, biasanya meraka lebih akrab memanggilku
Mitha. Putih abu seragam dan atribut lengkap yang di kenakan saat ini. Di halaman rumah
terdengar bunyi kelakson sepeda motor seakan sudah siap untuk menyambut kehadiranku,
seorang laki laki yang gagah berseragam coklat lengkap dengan atribut telah duduk di sana, dia
ayahku yang setiap aku berangkat sekolah ia selalu mengantarku. Ibu menuntun ku menuju ayah,
2 kotak merah berisi bekal telah siap diberikan pada ayah dan diriku. Kuraih tangan ibu meminta
doa restu atas segala yang dilakukan agar menjadi berkah. Berangkat nya sepeda motor yang ku
naiki meninggalkan rumah yang semakin jauh tak terlihat lagi.

Gerbang sekolah pun sudah tampak, sepeda motor pun berhenti kaki ku turun dari sepeda
motor lalu Ku raih tangan ayahku meminta doa restu.

“sekolah yang bener ya sayang, ayah berangkat kerja dulu ya assalammualaikum” ucapnya
sambil mengelus kepalaku dengan lembut.

“ iya siapp. Waalaikumsalam Hati hati dijalan ya ayah” jawabku sambil melontarkan senyuman
manja.

aku pun berjalan menuju kelas. “mitha” seseorang yang sedang berdiri didepan tiang pinggir
kelas menyapa. Dia Salsa teman kelasku yang duduk sebangku denganku telah menungguku
didepan kelas.
“Sal ko kamu terlihat lebih bersinar sih hari ini, pasti kamu tidak kesulitan ya saat mengerjakan
tugas matematika waktu semalam mangkanya bisa tidur cepat? ” tanyaku sambil memuji salsa.

“Apasih kamu, padahal tinggal ngomong saja kalo mau ingin mencontek tugasku, tidak usah
memuji ku berlebihan seperti itu”. Jawabnya terlihat kesal.

Aku memang pemalas dan tak pandai selalu saja mengandalkan temanku, seringkali dia
menasehati namun sepertinya ditelinga telah terpapang tembok sehingga terpantul nasehat
nasehat itu keluar lagi. “jikalau kau seperti ini terus, bagaimana dengan masa depanmu, masa
kau ingin terus bergantung kepada orang lain?!” kata kata tegas salsa kembali di lontar kan
kepadaku. Dalam hatiku berbicaran‘masa depan ya?’aku teringat kembali saat malam hari
kemarin ketika ibuku menanyakan tentang akan jadi apa aku dimasa depan ku nanti.
“TENGGGG!!!” bel berbunyi orang orang yang masih berada dilingkungan sekolah berbondong
bondong memasuki kelasnya untuk melakukan tugas masing masing.

Kegiatan belajar mengajar pun berjalan, pelajaran pertama hari ini yaitu kimia, sungguh
pelajaran yang satu itu sangatlah membosankan membuatku pusing melayang layaknya layang
layang yang terbang tanpa benang. ingin cepat cepat pulang kerumah

Anda mungkin juga menyukai