A. Kompetensi Inti
KI-1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu
mengidentifikasikan ciri-ciri puisi dengan benar.
2. Melalui kegiatan membuat kesimpulan, siswa dapat menyajikan hasil
pengamatan tentang ciri-ciri puisi secara terperinci.
3. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu
mengidentifikasi siklus makhluk hidup yang ada di sekitarnya dengan
baik.
4. Melalui kegiatan menyusun gambar tahapan pertumbuhan hewan dan
tumbuhan, siswa mampu membuat skema siklus makhluk hidup yang
ada di sekitarnya dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Ciri-ciri puisi (buku siswa halaman 2-6).
IPA
Sikus makhluk hidup (buku siswa halaman 6-9).
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
4. Problem solving.
5. Cooperative learning.
6. Penugasan
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Laptop.
2. LCD.
3. Lembar diskusi.
4. Lembar kerja siswa.
H. SUMBER BELAJAR
BukuTematikTerpaduKurikulum 2013: Buku Guru SD/MI KelasIV. Jakarta: Kemdikbud.
BukuTematikTerpaduKurikulum 2013: BukuSiswa SD/MI KelasIV. Jakarta: Kemdikbud.
Lagu “Pada Hari Minggu”.
Lingkungan sekitar rumah.
J. TEKNIK PENILAIAN
Sikap : Observasi
Pengetahuan : Tes tulis dan lisan
Keterampilan : Kinerja
Refleksi Guru:
Kudus, …………………….
Mengetahui, Guru Kelas IV,
Kepala Sekolah
…………………… ……………………………..
NIP………………….. NIP. ………………………
LAMPIRAN I
CATATAN PENILAIAN
LAMPIRAN II
BAHAN AJAR
Puisi terdiri atas bagian-bagian yang merupakan kumpulan kata-kata yang
disebut dengan baris puisi. Baris-baris puisi terkumpul menjadi bagian-
bagian yang disebut bait puisi.
LAMPIRAN III
BAHAN PENGAYAAN
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia
yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait,
serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga
makna yang hendak disampaikan.
Pada prinsipnya Unsur dan Ciri puisi tidak jauh berbeda, namun secara umum puisi memiliki ciri
– ciri sederhana sebagai berikut.
1. Pola Bunyi (rima)
Pola Bunyi atau Rima adalah penataan bunyi dari kata – kata yang menyusun puisi tersebut.
Penataan bunyi tersebut dapat dilihat dari setiap baris juga bisa diamati dari berberapa baris
dalam satu bait. Penataan Bunyi Puisi bisa dilakukan secara sengaja oleh penyair dan bisa juga
tertata secara kebetulan.
2. Irama (Ritme)
Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau tinggi
rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga
nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar
terhadap puisi.
3. Diksi (Pemilihan Kata)
Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata – kata dalam puisi tidak sama dengan yang
dipakai sehari – hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan
juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi
tersebut.
Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk yang terjadi pada hewan. Seiring dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan hewan akan mengalami perubahan demi perubahan
dalam siklus hidupnya. Perubahan-perubahan ini terjadi secara periodik dan merupakan siklus
hidup yang melekat pada hewan. Beberapa hewan mengalami bentuk yang amat berbeda pada
saat muda dan dewasa. Sedangkan yang lainnya memiliki bentuk yang sama hanya saja ukuran
dan perkembangan organ yang berbeda. Siklus metamorfosis juga digunakan sebagai dasar
pengelompokkan serangga. Metamorfosis pada serangga dibedakan menjadi:
1. METAMORFOSIS SEMPURNA
Metamorfosis sempurna atau dikenal dengan istilah holometabola merupakan perubahan
bentuk yang terjadi pada serangga dimana hewan muda memiliki bentuk yang sangat berbeda
dengan bentuk hewan dewasa. Dan biasanya keduanya memiliki cara makan bahkan habitat
yang berbeda. Terdapat fase transisi yang mana merupakan titik perubahan bentuk menjadi
bentuk hewan dewasanya. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
pada metaorfosis sempurna ialah:
a. Fase Telur
Hewan betina akan meletakkan telur- telurnya di tempat yang sesuai dengan kebutuhan
dengan perkembangan calon anaknya. Contohnya seperti pada kupu- kupu yang meletakkan
telur- telurnya di permukaan daun hal ini karena larva atau hewan muda merupakan pemakan
tumbuhan. Pada fase telur ini, embrio hasil fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus
mengalami pembelahan, membentuk organ-organ, sampai pada waktu tertentu tergantung
pada jenis spesiesnya. Telur- telur nyamuk memiliki struktur yang ringan dan rapat seperti
sebuah rakit. Induk- induk nyamuk meletakkan telur- telurnya di permukaan air yang tenang.
Hal ini karena larva nyamuk akan menghabiskan kehidupannya di dalam air. Setelah waktu
yang ditentukan telur-telur ini akan menetas menjadi larva atau hewan muda.
b. Fase Larva
Pada fase ini larva atau hewan muda sangat aktif makan. Induk betina meletakkan telur-telur
ditempat yang sesuai dengan makanannya. Ulat, larva dari kupu- kupu mampu menghabiskan
dedaunan dimana ia hinggap. Larva hewan yang memiliki eksoskleton (rangka luar), seperti
pada serangga akan mengalami pergantian kulit atau eksdisis atau molting. Hal ini karena
ukuran tubuhnya makin membesar sehingga dibutuhkan eksoskleton yang baru untuk ukuran
tubuhnya yang membesar. Pergantian kulit dapat terjadi sampai beberapa kali dan pada
waktu yang ditentukan larva akan berhenti makan dan memasuki fase berikutnya, yaitu
menjadi pupa. Perubahan ini dikontrol oleh hormonal di dalam tubuh larva.
c. Fase Pupa
Pupa atau kepompom merupakan fase transisi. Tubuh kepompom dilindungi dengan rangka
luar yang keras di sebut dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar serangga berada dalam
kondisi inaktif (makan). Di balik kokon, tubuh pupa sangat aktif melakukan metabolisme
pembentukan organ—organ dan bentuk hewan dewasanya. Kebutuhan akan energi diperoleh
dari simpanan cadangan makanan di dalam tubuh larva. (pada fase larva sangat aktif makan,
dan sebagian makanannya akan disimpan untuk fase pupa). Fase pupa memakan waktu yang
bervariasi.
d. Fase Imago (Dewasa)
Sampai waktu yang ditentukan, pupa akan keluar dari cangkangnya menjadi hewan
dewasa (imago) dengan bentuk yang sangat berbeda. Pada fase ini, imago memiliki cara
makan dan habitat yang berbeda dengan larvanya. Fase imago merupakan fase reproduksi
dimana, hewan dewasa akan saling mengadakan perkawinan (jantan dan betina), yang
akan membentuk ratusan telur- telur, dan akan mengulangi sikusnya.
Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) yaitu:
- Kupu- kupu,
- nyamuk,
- lalat,
- tawon
- undur- undur
- lalat gergaji (sawflies)
- kalajengking terbang (scorpionflies)
- ngengat
- semut
- lebah
- kutu
- kumbang
2. METAMORFOSIS TIDAK SEMPURNA
Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola perubahan bentuk yang tidak mengalami
fase pupa. Pada pertumbuhan dan perkembangan hemimetabola, hewan muda memilikibetuk
yang sama dengan hewan dewasa, hanya saja ukuran dan kematangan organ reproduksinya
yang berbeda. Oleh karena itu, hewan muda disebut dengan nimfa, bukan larva. Tahapan-
tahapan pada hemimetabola yaitu:
a. TELUR
Seperti pada umumny serangga, telur- telur diletakkan ditempat yang sesuai dan aman untuk
perkembangan embrio. Embrio- embrio di lindungi dengan struktur telur yang bercangkang
zar kiitin. Sampai pada waktu yang ditetukan, telur akan menetas menjadi nimfa.
b. NIMFA
Berbeda dengan kelompok holometabola, hemimetabola lagsung memiliki bentuk hewan
yang sesungguhnya, nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan untuk kematangan organ reproduksi. Nimfa juga mengalami eksdisis
untuk mengganti kerangka luar tubuhnya akibat pertumbuhan yang membuat ukuran
tubuhnya makin membesar.
c. IMAGO
Imago memiliki kematangan reproduksi dan siap untuk melakukan perkawinan. Siklus akan
kembali terulang.
Contoh hewan hemimetabola:
- Belalang
- Kecoak
- Capung
- Tonggeret
- Serangga sisik
- Jangkrik
- Rayap
- Kutu daun
- Whitefly
- Kepik
- Anggang- anggang
- Walang
LAMPIRAN V
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
Kunci Jawaban :
1. Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk yang terjadi pada hewan. Seiring dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan hewan akan mengalami perubahan demi perubahan
dalam siklus hidupnya.
2. Metamorfosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna.
3. Kucing, ayam, kelinci, dll (kebijaksanaan guru).
4. Telur anak ayam ayam muda ayam dewasa.
Pedoman penilaian
2. IPA
Menyusun tahapan pertumbuhan hewan.
Kriteria
Keterampilan
Pengetahuan Menyajikan
Tentang Tahapan Kesimpulan
No Nama Siswa Pertumbuhan Tentang Tahapan
Hewan Pertumbuhan
Hewan
K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Alfin Aji Pamungkas
2. Neisya Mutiara Eliani
3. M. Khoirul Anam
4. Anggun Zuhaida
5. Ahmada Candra Taulani
6. Bayu Aditya Pratama
7. Cinta Ayu Ristiani
8. Fatkhi Naswa Haidar
9. Gilang Teguh Pambudi
10. Geovani Zaky Syafarians
11. Irsad Adidatul Prasetyo
12. Ivana Zakiyatul Miskiyyah
13. Luna Prity Velani
14. Muh. Syaroni
15. Muh. Nafis Muwaffak
16. Muh. Adi Firmansyah
17. Muh. La’Azzidannak R.
18. Nafisa Aviv Husna
19. Naufal Asyifa Fadhullah
20. Rio Sigit Pranata
21. Sekar Ayu Lestari
22. Shintya Septiyani
23. Yuni Isnaeni Wulandari
24. Yusron Budiawan Baehaqi
25. Ziadatur Riskia
26. Johan Permana
Keterangan:
K = Kurang; C = Cukup; B = Baik; SB = Sangat Baik