Anda di halaman 1dari 5

Media Teknik Sipil, Volume 1, November 2017

ISSN 1412-0976

EVALUASI KINERJA PADA SIMPANG TIGA KERTEN KOTA


SURAKARTA

Muhammad Fachri Amrullah, Nugroho Dwi Novianto

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta
57126; Telp. 0271-634. Email: muhammadfachriamrullah@gmail.com

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634.
Email: nugrohodn14@gmail.com

Abstrak
Simpang bersinyal merupakan suatu elemen yang cukup penting dalam sistem transportasi di kota besar. Pengaturan
sinyal harus dilakukan semaksimal mungkin agar dapat membantu kelancaran laju kendaraan yang melalui
persimpangan. Simpang Kerten Surakarta merupakan simpang 3 bersinyal dan menjadi titik temu kendaraan dari arah
Timur, Barat, dan Utara. Simpang Kerten Surakarta terdiri dari 3 fase, fase pertama yaitu dari arah Timur (Jalan Slamet
Riyadi), fase kedua dari arah Barat (Jalan Ahmad Yani) dan Timur ( Jalan Slamet Riyadi) yang bergerak lurus, dan fase
ketiga dari arah Utara (Jalan Ahmad Yani). Sedangkan Fase merupakan bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau
disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakkan lalu lintas.

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kinerja simpang bersinyal khususnya tingkat kinerja Simpang Kerten
Surakarta berdasarkan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997.

Penelitian ini berdasarkan metode MKJI 1997. Analisis dalam penelitian ini berdasarkan dari data primer yaitu data
yang diambil secara langsung di lapangan. Analisa yang dilakukan meliputi data geometri, arus kendaraan, jarak dari
garis henti ke tititk konflik masing-masing untuk kendaraan berangkat dan datang.

Kata kunci: Fase, Kinerja, Manajemen.

Abstract
Signalizeds intersection is a significant element in the transportation system in big cities. Signal settings must be done
as much as possible in order to help smooth the speed of vehicles through the intersection. Signalizeds intersection
Kerten Surakarta a crossroad and 3 signalizeds became the meeting point of the vehicle from the West, and South.
Signalizeds intersection Kerten Surakarta consists of 3 phases, the first phase of the East (Jalan Slamet Riyadi), the
second phase of the West direction (Jalan Ahmad Yani) and eastern (Jalan Slamet Riyadi) moving straight, and the
third phase of the North (Jalan Ahmad Yani). While Phase is part of the cycle with a green light signal is provided for a
particular combination of moving traffic.

This research is expected to know the performance especially signalizeds intersection Kerten Surakarta performance
level based on the method IHCM (Indonesia Highway Capacity Manual) 1997.

This research is based on the method IHCM 1997. The analysis in this study based on primary data from the data taken
directly in the field. Analysis performed includes geometry data, the flow of vehicles, the distance from the line to stop
the conflict respectively for vehicles leaving and coming.

Keywords: Phase, Performance, Management. 5

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di zaman Era globalisasi sekarang ini kesibukan kebutuhan meningkatkan permintaan jalan, agar
manusia semakin meningkat. Mengakibatkan padatnya terhindar terjadi konflik khususnya pada simpang
arus lalu lintas dan jumlah kendaraan yang terus diperlukan penelitian guna mengurangi bahkan
bertambah dijalan, sehingga untuk memenuhi menghindari hal-hal tidak diinginkan. Berdasarkan
Jurnal Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor 1, November 2017, Hal 1-5
uraian di atas, salah satu simpang yang mempunyai Mengukur tingkat kinerja simpang tiga Kerten kota
peranan besar di kota Surakarta adalah Simpang Surakarta menurut MKJI 1997 yaitu dengan panjang
Kerten. Tingkat kepadatan dan keramaian lalu lintas antrian (Que Length/QL), jumlah kendaraan terhenti
disimpang ini cukup besar karena merupakan salah satu (Number of Stoped Vehicle/ Nsv), dan tundaan
jalur utama yang menggunakan prasarana jalan raya (Delay/D).
untuk menghubungkan antara kota Surakarta dengan
kota-kota sekitar Surakarta seperti Semarang, Boyolali, 1.3. Batasan Masalah
Klaten serta Daerah Istimewa Yogyakarta, dan juga
merupakan pintu masuk kendaraan bus luar kota yaitu 1. Lokasi survei adalah simpang Kerten
dari Wonogiri dan Pacitan. Sistem pergerakan (Pertemuan Jalan Ahmad Yani dari arah barat
transportasi dari berbagai macam karakteristik lalu menuju utara yang merupakan jalan utama
lintas yang terjadi ditambah dengan perilaku pengguna dengan jalan Slamet Riyadi dari arah timur).
jalan, khususnya angkutan kota yang berhenti 2. Pelaksanaan waktu survei pada jam puncak
semaunya di Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi pagi dan siang ( Kamis, 22 Maret 2012 )
mengakibatkan kondisi lalu lintas semakin padat 3. Kendaraan yang diamati adalah kendaraan
terutama pada jam-jam puncak. berat, kendaraan ringan, sepeda motor dan
kendaraan tak bermotor serta pejalan kaki atau
Simpang Kerten tersebut merupakan pusat akumulasi pedestrian.
kendaraan dari Terminal Tirtonadi yang menuju 4. Penelitian hanya membahas arus lalu lintas
Semarang serta Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkena pengaturan lalu lintas pada saat
khususnya bis kota dan bis antar kota, dan kendaraan lampu hijau menyala.
berat lainnya yang menuju dan meninggalkan kota
Surakarta. Kendaraan dari jalan Ahmad Yani, Slamet
Riyadi dan sekitarnya yang juga menjadi akses utama
1.4. Tujuan Penelitian
menuju Kampus UMS serta pemukiman padat
penduduk. 1. Menghitung dan mengetahui kinerja Simpang
Kerten Surakarta berdasarkan setting sinyal
Jalan tersebut dilewati berbagai macam kendaraan, lampu dilapangan dengan metode MKJI 1997.
kendaraan yang melewati dari arah Timur, Barat, 2. Menghitung dan mengetahui kinerja Simpang
Utara, seperti: truk as 2, truk as 3, truk gandeng, bus Kerten Surakarta pasca re- designe dengan
kota, bus antar kota, mobil pribadi dan kendaraan roda metode MKJI 1997
2 yang sangat padat. Dari arah timur (Jalan Slamet 3. Membuat gambar desain ulang pada simpang
Riyadi) menuju utara (Jalan Ahmad Yani) sering kali jalan tersebut.
terjadi antrian yang cukup panjang yang disebabkan
bus antar kota yang berhenti untuk menaik turunkan 1.5. Manfaat Penelitian
penumpang, jalur ini merupakan akses bus antar kota
yang akan menuju terminal Tirtonadi. Dari arah Timur 1. Dapat mengetahui tingkat kinerja simpang
(Jalan Slamet Riyadi) menuju arah Barat (Jalan Ahmad bersinyal setelah koordinasi simpang
Yani) maupun sebaliknya merupakan akses bus kota dilakukan.
yang menuju terminal Kartasura (arah Barat) dan 2. Hasil analisis kinerja simpang bisa digunakan
menuju pusat kota (arah Timur). Arah Utara (Jalan sebagai masukan bagi instansi terkait dalam
Ahmad Yani) menuju arah Barat (Jalan Ahmad Yani) pembangunan prasarana yang sesuai untuk
selalu terjadi antrian ketika jam sibuk, karena keadaan yang ada.
banyaknya kendaraan berat maupun ringan dari arah 3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan
utara yang menuju Barat. pemahaman mengenai rekayasa lalu lintas
khususnya yang berkaitan dengan analisis
Dari survei dilapangan menunjukan bahwa disimpang kinerja simpang bersinyal.
ini sering terjadi kemacetan terutama pada pendekat 4. Memberikan informasi tentang cara
barat dan utara. Selain itu kendaraan pada pendekat menghitung tingkat kinerja suatu simpang
barat yang akan belok kiri langsung ( LTOR ) harus bersinyal menggunakan metode MKJI 1997
berhenti karena pendekat ini selalu dipenuhi oleh dan lebih baik sehingga memberikan saran
kendaraan yang berjalan lurus ( RT ). Menurut kondisi perbaikan yang sesuai.
lapangan tersebut diatas perlu dilakukan perhitungan
untuk mengetahui tingkat kinerja simpang Kerten.
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat 2. METODOLOGI PENELITIAN
kinerja pada simpang tersebut yaitu Metode MKJI
(Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997. MKJI 1997 2.1. Prosedur Survei
merupakan satu-satunya metode yang dibuat Indonesia Survei yang dilakukan untuk pengambilan data yang
oleh Direktoral Jenderal Bina Marga dan Banyak akan digunakan dalam perencanaan suatu simpang
Digunakan dalam analisis kinerja simpang. bersinyal adalah:
a. Geomerti jalan ( lebar jalur masuk, lebar jalur
1.2. Perumusan Masalah keluar,lebar pendekat ).
Jurnal Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor 1, November 2017, Hal 1-5
b. Volume lalu lintas, dengan cara menghitung lalu- Ahmad Yani karena ini merupakan jalan utama dan
lintas harian pada jam paling sibuk ( kendaraan juga jalur bus dari terminal Tirtonadi menuju Daerah
ringan, Kendaraan berat, Sepeda motor dan Istimewa Yogyakarta, Semarang, serta merupakan jalur
kendaraan tak bermotor ). masuk bus dari Wonogiri dan Pacitan menuju terminal
Tirtonadi.
2.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan cara 2.3. Alat Perhitungan
survei langsung di simpang tiga Kerten, Surakarta. Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk
menunjang pelaksanaan survei dilapangan, meliputi :
2.2.1. Jenis Data a. Formulir SIG untuk perhitungan Metode MKJI
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1997
b. Roll Meter, digunakan untuk mengukur lebar ruas
a. Data geometrik simpang tiga Kerten.
jalan.
b. Data arus lalu lintas, yaitu berupa banyaknya
c. Alat tulis, untuk mencatat hasil penelitian.
kendaraan yang melewati simpang tersebut yang
d. Stop watch, digunakan untuk mencatat waktu
didapat dengan cara menghitung langsung
nyala lampu lalu lintas pada setiap fase.
dilapangan pada jam paling sibuk (kendaraaan
e. Arloji, dipakai untuk mengetahui dimulai dan
ringan, kendaraan berat, sepeda motor, dan
diakhirinya waktu pencacahan.
kendaraan tak bermotor). Survei lalu-lintas
dilakukan oleh sembilan orang dengan tugas yang
telah ditentukan sebelumnya dan dipimpin oleh 2.4. Pelaksanaan Perhitungan
seorang pemimpin surveyor. Pelaksanaan survei dilaksanakan dengan mencatat
c. Peta wilayah penelitian. semua jenis kendaraan yang melewati simpang tiga
Kerten. Pencatatan meliputi jumlah setiap gerakan
2.2.2. Deskripsi Lokasi Dalam Perhitungan (belok kiri, lurus, belok kanan). Pencatatan
dilaksanakan selama satu hari pada saat kondisi cerah,
Lokasi dalam analisa ini adalah Simpang Tiga Kerten
yaitu rencana hari Kamis 22 Maret 2012 pada Jam
Kota Surakarta. Wilayah dibagian Timur simpang tiga
06.00 – 08.00 WIB uyang merupakan jam puncak pada
Kerten merupakan daerah Purwosari dan terdapat
simpang ini.
sebuah stasiun yaitu stasiun Purwosari, wilayah di
bagian Barat terdapat rumah sakit Panti Waluyo dan
Pada saat itu juga dilakukan pencatatan waktu nyala
juga mall Solo Square, wilayah Utara merupakan
lampu lalu lintas dan pengamatan kondisi lingkungan
komplek pertokoan dan juga terdapat sekolah dan
sekitar simpang tiga Kerten. Sedangkan untuk
beberapa rumah penduduk. Simpang tiga ini terjadi
pengukuran data geometrik dipersimpangan dilakukan
dari pertemuan antara jalan Jendral Ahmad Yani
pada malam hari pukul 01.00 WIB sampai selesai agar
sebagai jalan utama yang membentang dari arah Barat
pengukuran berjalan dengan lancar karena arus lalu
berbelok menuju ke Utara dan jalan Brigadir Jenderal
lintas masih sepi.
Slamet Riyadi yang membentang ke arah Timur.

Untuk lebih jelasnya gambar simpang tiga tersebut Cara pelaksanaan penelitian dapat dilaksanakan
disertakan dibawah ini: sebagai berikut :
a. Menghitung data arus lalu lintas pada ketiga
pendekat.
1. Menyiapkan formulir pencatatan arus lalu
lintas.
2. Penghitungan dilakukan untuk setiap
interval waktu 15 menit pada masing-masing
periode jam puncak.
3. Penghitungan dilakukan oleh 9 orang
surveyor.
4. Hasil perhitungan dicatat pada formulir yang
telah disediakan.
b. Menghitung waktu nyala lampu tiap fase.
1. Menyiapkan formulir yang dibutuhkan dan
Gambar 2.1 Daerah Simpang Tiga Bersinyal Kerten stop watch.
Surakarta 2. Menghitung nyala lampu merah, kuning, dan
hijau pada setiap fase dengan stop watch.
Kondisi geometrik pada persimpangan secara umum 3. Mencatat hasil penghitungan pada formulir.
dalam kondisi yang baik, dalam arti terletak pada 4. Pengukuran dilakukan secara berulang-ulang
dataran yang lurus dan tidak terdapat belokan agar diperoleh hasil yang akurat.
(tikungan) yang membahayakan. Ciri khusus kondisi c. Mengukur data geometrik persimpangan
lalu lintas yang ada dipersimpangan ini adalah 1. Menyiapkan gambar sketsa persimpangan,
padatnya jumlah kendaraan berat pada jalan Jendral meteran dan alat penerangan.
Jurnal Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor 1, November 2017, Hal 1-5
2. Satu orang petugas memegang alat
penerangan dan member tanda pada
pengguna jalan agar berhati-hati untuk
melindungi petugas pengukur.
3. Dua orang petugas mengukur data geometrik
yang dibutuhkan.
4. Hasil pegukuran dicatat pada formulir yang
disediakan.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.2.2. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu


Lintas
3.1. Data Survei Geometrik Simpang
Lokasi penelitian yang dipilih adalah simpang tiga Lokasi : Simpang tiga Kerten, kota
bersinyal dengan jumlah kendaraan yang keluar
masuk pada tiap-tiap lengan dapat menimbulkan Hari / Tanggal : Kamis, 22 Maret 2012
masalah pada kinerja simpang tersebut, adapun Pendekat : Barat
simpang yang diambil adalah yang mempunyai volume
kendaraan yang tinggi pada tiap-tiap lengan, yaitu kaki Tabel 3.3 Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas
Simpang Jalan Ahmad Yani maupun Jalan Brigadir Jalan Ahmad Yani Jam 06.00 - 08.00
Jenderal Slamet Riyadi.

Tabel 3.1 Data Geometri Simpang Kerten

Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 3.2.3. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu
dibawah ini: Lintas

Lokasi : Simpang tiga Kerten, kota

Hari / Tanggal : Kamis, 22 Maret 2012


Pendekat : Utara

Tabel 3.4 Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas


Jalan Ahmad Yani Jam 06.00 – 08.00

Gambar 3.1 Data Geometri Simpang Kerten

3.2. Data Volume Lalu Lintas

3.2.1. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu


Lintas 3.3. Data Arus Lalu Lintas
Data survei arus lalu lintas simpang Kerten pada jam
Lokasi : Simpang tiga Kerten, kota puncak pagi dilapangan dilakukan setiap 15 menit
selama 2 jam. Dimulai pagi hari pukul 06.00-08.00.
Hari / Tanggal : Kamis, 22 Maret 2012 Data berupa volume arus kendaraan yang melewati
Pendekat : Timur simpang Kerten. Arus kendaraan yang terdiri dari
kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Kemudian data dijadikan dalam satuan smp/jam
Jalan Slamet Riyadi Jam 06.00 – 08.00 dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, 1997 (MKJI 1997).
Jurnal Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor 1, November 2017, Hal 1-5
Setelah dimasukkan hasil survei didalam MKJI 1997 mendekati 0,85 yaitu 0,844 pada fase ke 3. Selain
khususnya dalam SIG diketahui besarnya arus lalu itu dari hasil perhitungan diperoleh tundaan
lintas yang melewati Simpang Kerten pada jam simpang rata-rata sebesar 34,08 det/smp dan juga
puncak. Hasil survei data arus lalu lintas Simpang diperoleh kapasitas sebesar 336 smp/jam pada
Kerten pada jam puncak pagi dapat di lihat dalam tabel kode pendekat T- ST1,878 smp/jam pada kode
3.6. pendekat T-ST2, 336 smp/jam pada kode
pendekat T-RT, 336 smp/jam pada pendekat
Tabel 3.6 Arus Lalu Lintas Barat, dan sebesar 638 smp/jam pada pendekat
Utara.

2. Dari hasil perhitungan yang dilakukan tentang


kinerjasimpang Kertenpasca re-designe dengan
metode MKJI 1997 diperoleh derajat kejenuhan
(DS) pada simpang tersebut adalah 0,608-0,772.
Selain itu dari hasil perhitungan diperoleh
tundaan simpang rata-rata sebesar 29,25 det/smp
dan juga diperoleh kapasitas sebesar 353 smp/jam
pada kode pendekat T-ST1, 738 smp/jam pada
kode pendekat T-ST2, 353 smp/jam pada kode
pendekat T- RT, 1570 smp/jam pada pendekat
3.4. Alternatif Untuk Perbaikan Barat, dan sebesar 731 smp/jam pada pendekat
Alternatif untuk perbaikan dalam mengatasi masalah Utara.
tersebut adalah dengan memberlakukan belok kiri
langsung akan tetapi dengan syarat adanya pelebaran 4.2. Saran
pada pendekat Barat dan Utara. Untuk pendekat Barat Berdasarkan hasil perhitungan pada Simpang Kerten
akan ditambah 2 meter pelebaran diperuntukan bagi yaitu dengan keberadaan gerakan belok kiri langsung
arus yang akan belok kiri langsung, sedangkan pada (LTOR) pada pendekat barat dan utara mempengaruhi
pendekat utara diperlebar 1,2 m dengan sedikit besarnya kapasitas dan kinerja pada simpang tersebut.
mengubah lebar masuk dengan menyamakan lebar Kondisi tersebut secara teknis kurang efektif. Wacana
keluarnya, yaitu lebar masuk sebesar 6,2 meter,
yang ingin ditampilkan untuk mengatasi permasalahan
sehingga didapat lebar total pada pendekat tersebut
pada Simpang Kerten tersebut adalah dengan
adalah 8,2 meter. Hasil perhitungan untuk alternatif
perbaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : memberlakukan larangan gerakan belok kiri langsung
(LTOR), supaya nilai derajat kejenuhan masih dapat
Tabel 3.7 Arus Lalu Lintas (alternatif) dipertahankan jauh dari kondisi jenuh dan mampu
menghasilkan nilai kapasitas yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Amrullah, M Fachri (2012) “EVALUASI
KINERJA PADA SIMPANG KERTEN KOTA
SURAKARTA “ Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Budiarto, Arif, 2007, Rekayasa Lalu Lintas, UNS
Surakarta.
3. Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Marga.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/27576/Eval
4.1. Kesimpulan uasi-Kinerja-pada-Simpang-Kerten-Kota-Surakarta
5. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572386/peneliti
1. Dari hasil perhitungan yang dilakukan tentang an/MENULIS+ARTIKEL+UNTUK+JURNAL+IL
kinerjapada simpang Kertendengan metode MKJI MIA1.pdf
1997 berdasarkan setting sinyal lampu
dilapanganmaka dapat disimpulkan bahwa
pengaturan fase sinyal pada simpang ini cukup
baik, jika dilihat dari nilai derajat kejenuhan (DS)
simpang tersebut adalah < 0,85 pada semua fase,
akan tetapi terdapat derajat kejenuhan yang

Anda mungkin juga menyukai