Anda di halaman 1dari 3

Nama: Anggriani Ibrahim

NIM: 1011419219

Kelas/Semester: H/2

Mata Kuliah: Hukum Dan Ham

1. A.Menurut Saya Negara Hukum adalah suatu negara konstitusional yang mana membatasi kekuasaan
pemerintahnya dari segi hukum, penyelenggaraan pemerintahnya juga harus dijalankan atas dasar hukum
yang baik, adil dan bijaksana. Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga
negaranya yang mana keadilan tersebut merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk
warga Negara dan sifat keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar dapat membuat
warganegara suatu bangsa menjadi baik.

B.Menurut Saya Hubungan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Pancasila dan UUD 1955 adalah Pancasila
secara umum mengandung arti lima dasar. Kelima dasar ini adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan
lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, HAM juga dalam
Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 yang kemudian diperinci di dalam
batang tubuhnya yang merupakan hukum dasar, hukum yang konstitusional dan fundamental bagi negara
Republik Indonesia. Perumusan alinea pertama Pembukaan UUD membuktikan adanya pengakuan HAM
ini secara universal. Ditegaskan di awal Pembukaan UUD itu tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh
segala bangsa di dunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan

2. A.Tanggapan saya mengenai penegakan HAM di Indonesia apakah sudah sesuai dengan amanat
pancasila dan UUD 1945 atau belum. Menurut saya belum, karena bisa kita lihat masih banyak kasus
pelanggaran HAM yang sudah pernah terjadi di Indonesia. Kasus-kasus itu antara lain Kasus Pembunuhan
Marsinah, Kasus Pembantaian Massal Anggota PKI, dan masih banyak lagi, Mengapa kasus-kasus tersebut
dapat terjadi walaupun sudah ada banyak peraturan perundangan yang mengatur tentang HAM,
penyebab pelanggaran HAM dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor
internalnya antara lain seperti sifat egois, sifat individualis, tidak adanya rasa toleransi dan kemanusiaan,
tidak adanya kesadaran si pelaku terhadap pelanggaran HAM. Sedangkan untuk faktor eksternal, antara
lain yaitu perangkat hukum yang tidak tegas, lemahnya fungsi lembaga hukum, adanya diskriminasi,
adanya pihak lain yang membantu aksi pelanggaran HAM itu sendiri, dan lain-lain.

B.Tanggapan saya mengenai perlindungan HAM di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-


undangan HAM ini tentunya merupakan sesuatu yang harus dilindungi, maka dari itulah diciptakan
peraturan perundangan yang mengatur tentang perlindungan HAM seperti dalam pasal 27-34 UUD 1945.
Selain dalam UUD, HAM pun juga diatur dalam Ketetapan MPR dan UU. Namun perlindungan HAM ini
belum belum berjalan dengan baik karena masih adaa kasus pelanggaran HAM yang terjadi di indonesia.
Hal tersebut terjadi karena ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pelnggaran HAM
tersebut. faktor-faktor penyebab tersebut tidak dapat langsung dihilangkan begitu saja, tetapi setidaknya
kita dapat menguranginya melalui solusi-solusi yang ada. Solusi-solusi tersebut antara lain dengan
mengadakan reformasi dalam tubuh aparat hukum dan peradilan. Selain itu dapat juga dengan
mengeluarkan peraturan perundangan yang tegas untuk menindak praktik pelanggaran HAM tersebut
atau dengan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dan institusi peradilan tentang
pengidentifikasian bentuk pelanggaran HAM.

3.Tanggapan saya tentang hukum mati yang ada di indonesia bila dikaitkan dengan perlindungan Ham
yaitu hukum mati yang ada di indonesia masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Terdapat kubu yang
merasa bahwa hukuman mati masih dapat diperthankan sebagai bentuk hukuman tertetinggi bagi para
pelaku tindak pidana berat (pembunuhan, bandar narkoba, dll). Adapula kubu yang merasa hukuman mati
perlu dihilangkan sebab tidak hanya bertentangan dengan hak asasi manusia, melainkan juga pelaksanaan
hukum mati tidak sesuai dengan tujuan hukum pidana itu sendiri yang berusaha untuk memberikan
pelajaran bagi para pelaku tindak pidana. Pelajaran apa yang diberikan? Pelajaran apa yang bisa diambil
oleh orang yang sudah mati? Tidak ada. Oleh karena itu 2 pandangan ini masih terus menerus berdebat.
Menurut pendapat saya, hukum mati tidak hanya dikaitkan dengan hak asasi manusia saja (walaupun
HAM ini suatu hal yang perlu diperhatikan), akan tetapi ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangakan, ada 2 faktor pertimbangan yaitu: pertama adalah sistem hukum di indonesia dan
kedua tujuan hukum pidana itu sendri. Tujuan hukum pidana hadir untuk memberikan efek jera bagi
pelaku dan juga shock therapy bagi masyarakat untuk tidak melakukan tindakan serupa. Apabila terpidana
ternyata dihukum mati, tidak ada pelajaran atau hal-hal yang menjerakan pelaku tersebut. Perlindungan
HAM tidak dapat berlaku pada pidana yang melakukan tindakan pidana berat, dan memang secara hukum
positif dapat dijatuhkan hukuman mati. Disatu sisi hukuman mati harus dihilangkan sedangkan disisi lain
harus dipertahankan. Saya akan memilih untuk mempertahankan hukuman mati dengan dalil bahwa
tindakan para pelaku tindak pidana yamg dihukum mati sebelumnya telah merenggut hak-hak korbanya
(pembunuhan, bandar narkoba,dll). Sehingga secara nyata tindakan tersebut harus pula dijatuhi hukuman
yang seberat-beratnya apabila terpidana tidak dapat menunjukan hal-hal yang dapat meringankannya.
Bagi saya, perlindungan hak asasi manusia itu merupakan framework yang coba dijaga aparat penegakan
hukum di indonesia. Akan tetapi bila realita mengizinkan aparat hukum untuk menyampingkan HAM
dikarenakan terdakwa sebelumnya sudah merenggut hak-hak orang lain, maka hal tersebut dapat
dibenarkan.

Anda mungkin juga menyukai