Nim : C1C017036
Basis Kas mengakui dan mencatat transkasi pada saat kas diterima/
dikeluarkan. Basis Kas tidak mencat utang, piutang dan aktiva secara
komprehensif. Akuntansi basis kas digunakan untuk menunjukan ketaatan pada
anggaran belanja (spending limits). Akuntansi basis kas mempunyai kelemahan,
yaitu menghasilkan laporan keuangan yang kurang komprehensif untuk
pengambilan keputusan serta tidak dapat menggambarkan kinerja organisasi
secara lebih baik. Dan tidak mampu memberikan informasi aset, utang-piutang,
dan ekuitas secara komprehensif.
Perubahan secara langsung dari basis kas menjadi basis akrual akan
bersifat radikal, padahal selama bertahun-tahun basis kas telah mendarah daging
bagi pegawai keuangan pemerintah daerah. Penerapan secara langsung basis
akrual membutuhkan daya dukung teknologi serta sumber daya manusia yang
memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yang memadai. Permasalahan
penerapan basis akuntansi bukan sekedar masalah teknis akuntansi, yaitu
bagaimana mencatat transaksi dan menyajikan laporan keuangan, tapi yang lebih
penting adalah bagaimana menentukan kebijakan akuntansi (accounting policy),
perlakuan akuntansi untuk suatu transaksi (accounting treatment), pilihan
akuntansi (accounting choice) dan mendesain / menganalisis sistem akuntansi
yang ada.
2. Apa yang menjadi kelemahan dari berubahnya sistem anggaran
tradisional menjadi sistem anggaran berbasis prestasi kerja
Pada anggaran tradisional, kinerja anggaran diukur dari sisi inputnya, yakni
dilihat dari kemampuannya dalam penyerapan anggaran. Anggaran yang tidak
terserap (sisa anggaran) harus dikembalikan lagi ke rekening kas Negara dan
sebagai konsekuensinya anggaran satuan kerja tersebut untuk tahun berikutnya
terancam tidak akan ditambah bahkan bisa dikurangi.