Pertemuan Ke-9
Rabu, 13 Mei 2020
Sukuk atau sebenarnya adalah syariah yang merupakan surat berharga yang
diterbitkan dan diresepkan oleh investor atas aset yang menjadi dasar yang diterbitkan
sukuk ( underlying asset ) tanpa dilepaskan dari penerapan prinsip-prinsip syariah.
Seluruh prosesnya dan pemanfaatannya harus berlandaskan hukum Islami (Syariah).
Obligasi Konvensional
Sukuk memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan obligasi. Perbedaan antara
sukuk dengan obligasi adalah sebagai berikut:
2. perbedaan saham Syariah dan saham konvensional?
Sebuah saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika berasal dari
perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Contoh perusahaan yang bertentangan dengan prinsip syariah adalah yang
berkaitan dengan perjudian, perdagangan yang dilarang secara syariah, jasa
keuangan ribawi, jual beli risiko yang mengandung ketidakpastian, memproduksi,
mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa
haram, serta perusahaan dengan transaksi yang mengandung unsur suap.
Perusahaan harus memiliki total utang berbasis bunga yang lebih kecil
dibandingkan dengan total aset. Utang berbasis bunga tidak boleh lebih dari 45%
dari total aset perusahaan.
Saham syariah yang resmi adalah saham yang terdaftar dalam DES
(Daftar Efek Saham). DES adalah daftar perusahaan mana saja yang memiliki
saham syariah. Daftar ini diterbitkan oleh OJK dan Dewan Syariah Nasional –
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) 2 kali dalam satu tahun. Anda dapat
melihat daftar ini di website resmi OJK.
Reksa Dana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh Manajer Investasi, yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di pasar Modal.
Dalam pemilihan jenis Reksa Dana Syariah yang tepat, investor wajib
mengetahui besar kecilnya risiko yang berbanding lurus dengan besar kecilnya
return yang akan diterima. Risiko yang dapat terjadi dalam berinvestasi di Reksa
Dana Syariah tersebut antara lain adalah risiko berkurangnya nilai unit penyertaan,
risiko likuiditas, risiko wanprestasi, serta risiko kondisi politik dan ekonomi.