Anda di halaman 1dari 3

Saya lulusan dari STT HKBP, melayani sebelumnya di Kalbar dan baru 8 bulan di Aceh, saya di utus oleh

Sinode atau dari pimpinan gereja GMII ke Aceh dgn tujuan utama menghempang byknya jemaat atau
orang Kristen yg mualaf, jadi ini adalah misi, sesuai dgn nama gereja kami Gereja Misi Injili Indonesia
Ada diperkirakan sekitar 12 ribu orang yg telah mualaf dlm satu dekade terakhir ini di Aceh, jadi untuk
itu saya di utus menghempang dan kalau bisa mencari mereka yg terhilang, kira2 begitu. Saya memasuki
Aceh atau gereja ini, mulanya semua baik,saya berkunjung ke rumah2 jemaat, mengingatkan kembali
akan Keselamatan hanya dalam Yesus Kristus, tetapi karena ini misi ya akhirnya ketahuan juga kpd
"mereka2" yg lain, sehingga di beberapa tempat saya sudah dilarang masuk

Satu sisi lain saya harus jujur pada kalian, karena ini ilmiah ya, dunia kampus, saya menggantikan hamba
Tuhan sebelumnya di Aceh ini, yg beliau itu di usir karena tertangkap selingkuh, ini daerah Aceh malu
kita jika sampai Polisi Syariah yg menghukum, jadi langsung di keluarkan jemaat beliau dari Aceh,
maksud saya, saya memasuki gereja yg sudah sedikit apatis pada hamba Tuhan, beberapa kecewa berat
melihat hal itu, dan saya juga punya beban berat untuk mengangkat kembali kepercayaan jemaat
kepada hamba Tuhan

Jadi saya awalnya memberi seperti soft terapi lah untuk hal itu, membuat seminar keluarga Seminar
Pasutri, lalu menegaskan hamba Tuhan itu harus hidup Suci

Diposisi seperti itu saya memulai pelayanan di Aceh ini, ya memang agak rumit karena jemaat sudah jadi
terkotak2, ada yg serius yg ikut Tuhan, ada yg sudah kurang percaya gereja, dan lain2 lah, tantangan
paling terasa ada pada tempat tinggal dari jemaat yg berjauhan satu dgn yg lain, ada yg di bukit, ada yg
di lembah dan sebagian ada yg di kota. Jalan umumnya tanah merah, jadi kalau hujan berlumpur dan
karena berbukit2 ya harus hati2, tdk sedikit jln2 itu kiri kanannya adalah jurang

Terakhir tantangan sekarang karena Covid 19, ini kami sudah sebulan tidak ibadah minggu di gereja, jadi
ibadah minggu di rumah2, saya sudah dp tanggapan beragam dari jemaat, ada yg bilang saya pendeta di
atur corona bukan di atur Tuhan, ada lagi yg bilang saya takut pada Covud19, ada yang bilang pendeta
sekarang hanya ketik2 lalu kita harus menggaji dia yg cuman ngetik2 dll lah, disisi lain saya baru pertama
kali seumur hidup memimoin acara ibadah penguburan jam 12 malam, karena peraturan pemerintah
tentang si cirona itu, mengunjungi jemaat yg sakut di Rumah Sakit juga jadi tantangan sekarang ini,
karena di RS ada yg PDP, ini tantangan zaman corona ini, baik itu dulu, untuk tahap pertama, silakan
adek2 bertanya, yg mau beri tanggapan tahap ke dua nanti, ini karena kita daring, jadi biar kena sasaran,
bertahap, jadi bertanya dulu, silakan

Okta marpaung: ya memang jemaat tdk tahu aturan pemerintah, mereka byk jauh dari kota, hp mereka
umumnya hp untuk bertelepon, bukan hp2 androit, ya benar pemerintah juga adalah hamba Tuhan, ini
juga sulit di mengerti jemaat, yg profesi TNI atau para medis mereka umumnya ngerti tapi yg pedagang,
petani dan buruh perusahaan sawit itu rumit bagi mereka, saya sudah coba himbau melalui wa dan
surat, ya terkendala juga mrk kan byk juga tidak bisa baca tulis, saya sekarang ya byk berkunjung dgn
pola pemerintah ya untuk menjelaskan itu

Andri: pakaian syariat untuk ibadah ke gereja tdk mereka/pemerintah Aceh paksakan, dulu ya, di banda
ada, mereka dari rumah pake hijab tuh tapi sampai gereja di buka, disini kalau sekolah wajib baju
muslim tetapi yg kristen tdk pakai hijab, untuk yg kerja seperti guru atau pegawai kantor pemerintah
walau kristen wajib hijab, jadi kalau ibadah ya pakaian jemaat bebas tapi santun

Fransiska dan Erlina: hasil pelayanan jelas ada, bahkan ada jemaat yg saya latih misi untuk menjangkau
mereka yg kaum kedar ini, jadi saya mengembangkan kerjaan dgn memberdayakan jemaat, ya tapi ini
semua misi rahasia, karena ini daerah syariat, jadi karena ini perkuliahan juga, itu saja infonya ya, kalau
mau tahu detail misi ya harus ikut misi lah

: Okta sembiring: hasil sih tdk jadi kejar2an saya, yg saya kejar adalah pemahaman jemaat tentang profil
seorang hamba Tuhan yg harus saya pulihkan dgn saya menunjukkan integritas saya, itu PR lama, ya ada
juga pemudi ku pacaran sama islam dan pakai jilbab kakau pacaran

Tantangan sebagian besar pdt saat ini dimasa covid memang dibilang hny ketik2 bahan khotbah digaji,
ya itulah jemaat yg tdk bijak krn semua atau para pdt pun tdk menyukai situasi ini. Tdk menyukai sistim
pelayanan yg hny menggunakan hp

Wandi: ya memang sebagian jemaat tdk ada PLN, dari 140 kk yg saya layani 50 kk ada dlm hidup
seadanya, para buruh perusahaan sawit ya ada ho tapi hanya untuk telepon, untuk televisi sebagian yg
punya, punya pun sulit untuk di pakai, disini sering badai petir, tv, kulkas dll sering kena hantam petir,
hampir tiap tahun ada orang disambar petir, ini kota hujan, hampir tiap hari hujan, kayak kota bogor,
saya saja kalau hujan dgn petir wajib cari perteduhan

Oktavia: yang buat byk mualaf ya karena ada hadiah, tanah 2 hektar dan uang dua juta, yg beri ntah dari
mana saja, ada kesepakatan jika ada saja yg mau mualaf kaum kedar rame2 memberi bantuan, mereka
anggap itu akan datangkan berkah2 tertentu bagi mereka, ekonomi dan keamanan hidup jd pencetus
byknya mualaf

Felix: tanggapan saya ya, ya dibawa doa saja, jemaat itu kan memang terkejut semua, yg rajin ibadah
tiba2 tak ibadah 2 bulan kan jadi bingung, yg sering doa sampai nangis2 di ibadah minggu pasti protes,
yg kalau saya doa penutup ibadah ada itu jemaat angkat tangan kalau saya doa berkat, nah tak ibadah
minggu waw berabe dia, kesimpulannya memang jemaat tdk dewasa, gereja bukan gedung tapi
orangnya, itu lagu sekolah minggu, nah saya beri pengertian pun mereka itu tetap tak akan puas, saya
dan teman2 sedang siap2 untuk teologia yg baru untuk sikapi nanti setelah badai corona ini berlalu

Frida: jemaat umumnya punya jimat untuk tahan pukul atau tahan tikam, mereka simpan2 jimat dlm
bentuk ayat2 atau jampi2lah, beberapa keluarga sudah saya layani, saya sudah bakar jimat botol, air
pesugihan, kertas2 jampi dll, mereka2 ini sangat setia ikut Tuhan lho, pandemi ini mereka yg perhatian
akan kehidupan kami

Ya mudah sekalu goyah dan tergoda, itulah realitas, mereka dp bujuk rayu dan iming2 hadiah itu, jadi

Tapi walaupun mereka dp hadiah itu mereka umumnya tetap miskin kok

Ya disini alam baiklah dan indah karena kalau dilihat dari ketinggian Aceh menghijau bak permadani
hijau, masyarakat umumnya sopan santun dan ramah
Maka dari pemahaman ini kita diingatkan bahwa semua hrs dilakukan dgn iman spy jd berkat

Evi dan Dewi Maya: cara, kami penginjilan door to door, kami menjelaskan ulang Injil keselamatan pada
mereka, kami juga jabarkan walau mereka dp bantuan tidaklah membuat hidup mereka jadi kaya raya,
kami juga penginjilan ke, kita sebut "kaum kedar" ya, kami bermisi ke suku terabaikan yg ada di Aceh
ini, ya ini sekali lagi misi rahasia ya, kami ada metoda dan ada juga target2

Oh ya tantangan, gereja disini tdk dijinkan berdiri, jadi gereja kami disebut Rumah Doa, kalau disebut
gereja pasti dibakar tuh, kami terkendala juga akhirnya untuk dp bantuan2 baik dari pemerintah atau
sponsor2, gereja itu sll dlm pantauan mereka, kalau mau cat gereja saja harus ijin mereka apalagi
renovasi dll

Dewi Sartika: misi ini bukan misi manusia dek, ini misi milik Tuhan Yesus, Dia beri Mandat Mat 28: 18-
20, ya yang terjadi bukan rencana2/perkiraan2 manusia, semua adalah pengaturan Tuhan, tidak ada yg
mulus jika ada dlm misi, kadang memang Tuhan sembunyikan itu kepada yg berhikmat, kepada yg kaya,
yg pintar dll, tapi bagi yg tak terpandang Dia bukakan itu

Sinitta: ya memang bujuk rayu kaum kedar tak pernah berhenti, ntah mengapa, iming2 itu nyata jelas
tapi tak teruji, ketika mereka di beri tanah 2 hektar bukannya bisa buat usaha, yg diberipun umumnya
masih berupa hutan belantara, ada hasil ya, pohon ditebang lalu dijual, tanah di garap lalu jd usaha,
orang2 kita suku jawa mungkin akan byk berhasil, tapi bagi orang kristen perantau di Aceh itu tdk seperti
itu, tdk mudah hidup dgn gaya begitu, yg ada jatuh sakit, bingung dan akhirnya cari pendeta juga

Kristin: kelebihan jemaat jelas tadi saya sudah sebut, ada jemaat yg sudah terlibat penginjilan,
peraturan 3 thn itu bukan u menghukum jemaat tapi untuk disiplin

Hendrawan: pelayanan gerejawi jln baik

Fransiska: ijin bangun gereja kita tunggu pak Jokowi u cabut SKB 2 Menteri

Adelina:ya bukan hanya kristen, kaum kedar umumnya parilmu na timbo, mereka ada yg oelihara jin dll,
mereka juga suka santet menyantet, beberapa jemaat saya yg saya layani ada yg karena kena santet

Baik itu saja,adek2 sekalian, trims untuk semua, pertanyaan kalian adalah perhatian kalian bagi misi
gereja, kita saling mendoakan ya

Anda mungkin juga menyukai