Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET (MR)

“KESADARAN DAN KEDISIPLIAN SMA NEGERI 7 MEDAN ”

DOSEN PENGAMPU:
FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd., M.Pd.
NIP: 198805182019031012

DISUSUN OLEH:

1. HIZRATUL FITRIA (4191131013)


2. NONA TRI AULIA (4191131003)
3. RODIAH RITONGA (4191131020)

MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN

KELAS PENDIDIKAN KIMIA C 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEFERI MEDAN 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmatnya sehingga Laporan Mini Riset
“Pengamatan Proses Pembelajaran Pada Siswa SMA Negeri 7 Medan ” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga laporan miniriset ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi miniriset agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan miniriset ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, 18 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

2.Rumusan Masalah........................................................................................................2

3.Tujuan Survey..............................................................................................................2

4.Manfaat Survey............................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................3

1. Pengertian motivasi ....................................................................................................3

2. Pengertian Belajar ......................................................................................................4

3.Jenia-Jenis Motivasi ....................................................................................................5

4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................................6

BAB III METODELOGI.............................................................................................7

1. Tekni Pengumpulan Data ...........................................................................................7

2. Waktu dan Tempat......................................................................................................7

3. Subjek dan Sample .....................................................................................................7

4. Teknik Analisis Data ..................................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................9

BAB V PENUTUP.........................................................................................................16

1. Kesimpulan.................................................................................................................16

2. Saran...........................................................................................................................16

LAMPIRAN FOTO......................................................................................................17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori


belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan balajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merpakan subset khusus dari pendidikan.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan. Proses pembelajaran ini berlangsung dalam interaksi antar
komponen-komponen peserta didik dan pendidik dengan muatan tujuan pendidikan. Dalam
interaksi ini pendidik menyikapi dan memperlakukan pesrta didik sesuai dengan diri peserta
didik. Dalam penyikapan dan perlakuan pendidik seperti itu, peserta didik berperilaku sesuai
dengan dinamika yang sedang berkembang.

Minat belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab dengan minat
akan melakukan sesuatu yang diminatinya dan sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih dan tidak mudah putus
asa dalam menghadapi tantangan.

Banyak permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah.


Permasalahan yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran adalah rendahnya pemahaman
dan minat belajar siswa. Pada umumnya, masih banyak siswa yang kurang menyukai proses

1
belajar mengajar di sekolah. Ketika proses pembelajaran, siswa terkadang terlihat malas, bosan
dan jenuh sehingga tidak tercipta suasana proses pembelajaran yang menyenangkan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah rendahnya pemahaman dan
minat belajar siswa.Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam belajar. Apabila mata
pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan semangat.
Rendahnya pemahaman dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran juga dipengaruhi oleh
cara mengajar guru. Proses pembelajaran yang sering digunakan oleh guru bersifat monoton.
Menurut Slameto (2003), minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, karena apabila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.

2.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kesadaran siswa siswi di SMA NEGERI 7 MEDAN akan pentingnya

belajar?

2. Bagaimana minat belajar siswa siswi di SMA NEGERI 7 MEDAN ?

3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana kesadaran siswa siswi di SMA NEGERI 7 MEDAN akan
pentingnya belajar,

2. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa sisiwi di SMA NEGERI 7 MEDAN

4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai penelitian kualitatif


itu sendiri. Serta untuk mengetahui seberapa besar minat dan keinginan belajar siswa sisiwi di
SMA NEGERI 7 MEDAN.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya
rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada
hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.

Adapaun pendapat beberapa ahli tentang motivasi :

a. Sardiman (1986: 750) menjelaskan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual.Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar.Banyak peserta didik yang tidak berkembang
dalam belajar karena kurangnya motivasi yang dapat mendorong semangat peserta didik
dalam belajar.

b. Martinis (2007: 219) juga berpendapat bahwa motivasi belajar merupakan daya
penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan
menambah ketrampilan, pengalaman.

c. Agus Suprijono (2009: 163) menjelaskan motivasi belajar adalah proses yang memberi
semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

d. Mc. Donald dalam Sardiman (1986: 73) mengartikan motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.

e. Hamzah (2008: 3) menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat.Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau

3
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.Perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.

f. Hamzah (2008: 3) menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat.Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

g. Oemar Hamalik (2004: 173) menjelaskan motivasi dapat berupa dorongan-dorongan


dasar atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah. Motivasi adalah proses
membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.

h. Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) yang mengatakan bahwa motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah dalam tingkah lakunya, salah satunya dorongan
seseorang untuk belajar.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh pengalaman atau
pengetahuan baru yang dapat merubah tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Belajar juga dapat terjadi karena interaksi yang dialami oleh individu.

Adapun pendapat dari beberapa ahli tentang Belajar

a. Sardiman (2003: 20) menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengar, meniru, dan lain sebagainya.

4
b. Sugihartono, dkk (2007: 74) yang mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Oemar Hamalik (1983: 21) menyatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan pelatihan

Berdasarkan beberapa pengertian Belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses dimana seorang individu mendapatkan hal atau informasi baru yang terlihat
dari interaksi tingkah laku dengan lingkungannya.

3. Jenis Jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya. Ada jenis motivasi yang terjadi
karena keinginan seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu. Jenis motivasi lain yaitu motivasi
yang yang terjadi karena seseorang tersebut ingin mengejar target yang telah ditentukan agar
berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.

Adapaun pendapat beberapa ahli tentang jenie-jenis motivasi

a. Biggs dan Telfer dalam Sugihartono, dkk (2007: 78) menjelaskan jenis-jenis motivasi
belajar dapat dibedakan menjadi empat macam, antara lain:

(1) Motivasi instrumental;

(2) Motivasi sosial, peserta didik belajar untuk penyelenggarakan tugas;

(3) Motivasi berprestasi;

(4) Motivasi instrinsik.

Motivasi Instrumental merupakan dorongan yang membuat peserta didik belajar karena
ingin mendapatkan hadiah. Motivasi sosial menjadikan peserta didik lebih terlibat dalam tugas.
Peserta didik belajar untuk meraih keberhasilan yang telah ditentukan, karena peserta didik
memiliki motivasi berprestasi, dan peserta didik memiliki rasa ingin belajar dengan keinginannya
sendiri karena mendapatkan dorongan dari motivasi instrinsik.

5
b. Ngalim Purwanto (2003: 72) menyebutkan bahwa motivasi mengandung tiga
komponen pokok :

(1) Menggerakan;

(2) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku;

(3) Menopang dan menjaga tingkah laku.

Berdasarkan komponen diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki
beberapa jenis dan juga mengangandung komponen, antara lain menggerakkan, mengarahkan,
dan menopang atau menjaga tingkah laku. Pada dasarnya motivasi itu dapat muncul dari diri
sendiri maupun dari orang lain, sehingga para siswa mampu meningkatkan motivasi belajarnya
bisa karena dirinya sendiri maupun dari orang lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar tentu saja dipengaruhi beberapa faktor, karena setiap individu yang belajar pasti
terjadi karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri, maupun dorongan dari luar dirinya.
Sugihartono dkk (2007: 76) menyatakan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar
yaitu :

1) Faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis;

2) Faktor Eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor
eksternal yang berbengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, sekolah, dan faktor
masyarakat”. Berdasarkan faktor belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri sedangkan
faktor eksternal berasal dari luar diri seseorang.

6
BAB III

METODELOGI

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi angket untuk di
jawabnya. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan
menggunakan skala likert 4 poin.Jawaban responden berupa pilihan dari empat alternatif yang
ada, yaitu :

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. TS : Tidak Setuju

4. STS: Sangat Tidak Setuju

2. Waktu dan Tempat

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 7 MEDAN . Waktu penelitian


dilakukan dalam kurang 1 x pertemuan mata pelajaran + 20 menit, tanggal 26 Oktober 2019
dimulai  pukul 10.30

3. Subjek dan Sample

Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas IX di SMA NEGERI 7
MEDAN Tahun Akademik 2018/2019. Adapun penulis mengambil subjek dari kelas tersebut
yang berjumlah 20 orang.

Karena jumlah subjek dalam penelitian ini cukup banyak, teknik penyempelan yang
digunakan adalah teknik sampling kuota yaitu mengambil sampel dari subjek sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas IX di SMA

7
NEGERI 7 MEDAN Tahun Akademik 2018/2019, sebanyak 20 orang, karena jumlah sampel
sudah penulis tentukan dari awal.

4 .Teknik Analisa Data

Teknik analisis data kualitatif dilakukan sesuai dengan pendekatan studi kasus, sehingga
analisis data yang digunakan dengan cara menelaah jawaban-jawaban yang dikumpulkan yang
didapat dari subjek penelitian. Jawaban-jawaban tersebut diorganisir dengan cara
mengidentifikasi dan mengkategorisasikan sesuai dengan tujuan-tujuan penelitian.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil Angket Siswa

Angket dibagikan kepada 28 siswa.Didalamnya terdapat 30 pernyataan dengan pilihan yang


disediakan yaitu setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pernyataan dan
presentase pilihan siswanya yaitu sebagai berikut :

Pilihan
No. Pertanyaan
S SS TS  STS
1. Saya lebih suka belajar mandiri 20% 70% 10% 0%
2. Setiap belajar mandiri saya selalu 22,2% 48,8% 30% 0%
mengajukan pertanyaan kepada guru apabila
ada hal-hal yang benar-benar tidak saya
pahami
3. Pada saat belajar mandiri saya sering bertukar 60,8% 20,2% 10% 0%
pendapat dengan teman mengenai mata
pelajaran PPKn
4. Saya lebih menyukai belajar kelompok 25,7% 10,9% 32,9% 30,5
%
5. Setiap belajar kelompok saya tidak pernah 9,4% 30% 53,5% 7,1
mengalami kesulitan %
6. Ketika belajar kelompok di kelas menjadikan 7,1% 50% 30% 12,9
suasana kelas kondusif %
7. Dengan beljar kelompok membuat saya lebih 53,6% 3,9% 4,5% 38%
aktif dalam berargumentasi di depan kelas
8. Saya lebih menyukai belajar terbimbing 70,5% 3,5% 26% 0%
9. Setiap guru memberikan pertanyaan saya 75% 10% 5% 10%
selalu aktif memberikan pendapat yang sudah
diarahkan guru
10. Saya lebih menyukai belajar diskusi 53,6% 25% 20% 1,4
%
11. Dengan belajar diskudi saya lebih memahami 64,3% 21,4% 14,3% 0%
mata pelajaran yang disampaikan guru

9
12. Saya selalu menaati peraturan tata tertib di 30% 50% 10% 0%
sekolah
13. Setiap hari senin saya selalu mengikuti 21,4% 70% 8,6% 0%
upacara bendera merah putih
14. Saya selalu menghormati guru 42,8% 57,2% 0% 0%
15. Saya selalu mengumpulkan tugas dengan 67,9% 28,6% 3,5% 0%
tepat waktu
16. Ketika teman saya ada masalah saya selalu 50% 14,3% 28,6% 7,1
membantu dengan separuh hati %
17. Dengan belajar moral kita membedakan mana 28,6% 64,3% 7,1% 0%
yang baik dan mana yang buruk
18. Setiap masalah saya selalu mengambil 53,6% 28,6% 17,8% 0%
keputusan yang benar
19. Saya selalu berperilaku sopan kepada guru 39,3% 60,7% 0% 0%
20. Setiap guru menjelaskan saya tidak malu – 67,9% 17,8% 14,3% 0%
malu mengutarakan pendapat saya
21 Saya selalu menyumbang kepada teman yang 42,8% 53,6% 3,6% 0%
terkena musibah
22 Saya takut gagal dalam ujian akhir semester 17,8% 50% 32,2% 0%
23 Saya selalu memberikan contoh yang baik 57,1% 42,9% 0% 0%
kepada teman
24 Saya langsung memintamaaf jika salah 46,4% 53,6% 0% 0%
25 Saya takut jika tugas saya tidak dikerjakan 25% 53,6% 10,7% 10,7
sedangkan besoknya harus dikumpulkan %
26 Saya selalu bersikap sopan dan santun 57,1% 42,9% 0% 0%
terhadap orang yang berumur lebih tua dari
pada saya
27 Saya selalu menyapa apabila bertemu dengan 39,3% 50% 10,7% 0%
bapak dan ibu guru di sekolah
28 Saya tidak terlalu memikirkan tugas yang 10,7% 10,7% 28,6% 50%
diberikan walaupun harus segera
dikumpulkan
29 Saya bersikap tenang ketika guru bertanya 39,3% 32,1% 25% 3,6
kepada saya %
30 Saya lebih suka menyembunyikan hasil ujian 42,9% 10,7% 25% 21,4
daripada memperlihatkannya kepada teman %

10
teman

 Pembahasan Angket Siswa

Berdasarkan angket yang dibagikan kepada siswa banyak data yang di dapat.

1. Ternyata lebih dari setengah anak memilih untuk belajar mandiri dari pada belajar
berkelompok, hal ini di buktikan dengan besarnya jumlah anak yang memilih setuju
(20%) dan sangat setuju (70%). Hal ini membuktikan terkadang metode belajar
berkelompok tidak selalu menumbuhkan minat belajar anak lebih dalam lagi.

2. Siswa selalu mengajukan pertanyaan kepada guru bila siswa tidak paham, sebanyak
(22,2%) yang memilih setuju dan siswa yang memilih sangat setuju (48,8%) hal ini
membuktikan jika banyak siswa yang memilih bertanya kepada guru jika mereka
tidak memahami materi yang di ajarkan. Dalam pengertian lain mereka lebih
mempercayai bertanya kepada guru dari pada kepada teman sekelas atau
sekelompoknya.

3. Siswa sering bertukar pendapat dengan teman sekelompoknya, banyak anak memilih
setuju pada data ini yaitu sebesar 60,8%. Dari data terlihat jika siswa aktif
berinteraksi dengan temannya jika di bentuknya sebuah kelompok walaupun siswa
lebih menyukai belajar mandiri.

4. Sama seperti data angket yang pertama, data yang di dapatkan pada point ini yaitu
32,9% siswa memilih tidak setuju dan 30,5% siswa memilih sangat tidak setuju. Hal
ini berarti siswa tidak menyenangi metode belajar berkelompok.

5. Setiap belajar kelompok siswa tidak pernah mengalami kesulitan sebesar 53,5% siswa
memilih tidak setuju dan 7,1% siswa memilih sangat tidak setuju. Data ini
menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika pembelajaran di
jadikan berkelompok.

11
6. Ketika belajar bekelompok menjadikan suasana kelas kondusif hanya sebesar 7,1%
siswa yang memilih setuju dan sisanya memilih tidak setuju atau pun sangat tidak
setuju. Belajar bekelompok berarti menjadikan suasana kelas menjadi tidak kondusif.
Suasana kelas yang tidak kondusif tentu saja berpengaruh kepada konsentrasi belajar
siswa. Banyak siswa yang akan terganggu dengan suasana kelas yang tidak kondusif.

7. Lebih dari setengah siswa (53,6%) memilih setuju bahwa mereka lebih aktif dalam
berargumen jika belajar berkelompok. Hal ini berarti belajar berkelompok juga
mempunyai sisi positif terhadap minat dan semangat belajar siswa.

8. Hanya 3,5% siswa yang memilih tidak suka belajar terbimbing. Terlihat pentingnya
peran guru dalam proses belajar mengajar. Terlihat juga peran guru dalam
menumbuhkan minat belajar pada siswa. Guru ternyata mempunyai peran yang
sangat penting dalam membimbing siswa dalam proses pembelajaran.

9. Sama halnya dengan point angket nomor tujuh. Sebesar 75% siswa memilih mereka
selalu aktif memberikan pendapat seperti yang ditanyakan dan di arahkan oleh guru.

10. Sebesar 53,6% siswa memilih setuju dan 25% siswa memilih sangat setuju bahwa
mereka lebih menyukai belajar diskusi. Walaupun siswa tidak menyukai belajar
berkelompok ternyata banyak siswa yag menyukai metode belajar berdiskusi. Ini
dapat menjadikan acuan atau salah satu cara guru untuk menumbuhkan minat belajar
pada siswa yaitu dengan belajar berdiskusi.

11. Dengan belajar berdiskusi siswa lebih memahami mata pelajaran yang disampaikan
oleh guru, sebesar 64,3% siswa memilih setuju dan sebesar 21,4% siswa memilih
sangat setuju. Data hasil angket membuktikan bahwa metode belajar berdiskusi
menjadikan siswa siswi paham dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru sebagai
pendidik.

12. Setelah di jumlah kan sebanyak 19 dari 20 siswa memilih data mereka selalu menaati
peraturan tata tertib di sekolah. Hanyak satu dari dua puluh delapan siswa yang
memilih tidak setuju.

12
13. Setiap hari senin siswa selalu mengikuti upacara bendera merah putih di sekolah.
Setelah dijumlahkan sebesar 100% anak memilih setuju dan dangat setuju dengan
data angket ini. Dapat di lihat jika sudah adanya tertanam jiwa nasionalisme dan
patriotisme dalam diri siswa.

14. Sama seperti halnya data angket nomor 13 jika di jumlahkan totalnya 100% siswa
setuju dan sangat setuju pada data mereka menghormati guru.

15. Siswa selalu mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, hanya sebesar 3,5% siswa
yang memilih tidak setuju. Jika di lihat perbandingannya sudah cukup untuk banyak
anak yang mempunyai kesadaran akan kewajibannya untuk mengerjakan tugas
dengan tepat waktu.

16. Sebesar 50% siswa memilih setuju bahwa jika teman mereka ada masalah mereka
selalu membantu dengan sepenuh hati. Sangat bagus jika siswa memiliki kesadaran
untuk menolong teman yang membutuhkan pertolongan. Hal ini berarti menunjukan
jika siswa mengerti dan paham bahwa manusia adalah mahkluk social. Mereka tidak
dapat bertahan hidup jika hanya bersikap egois dengan mementingkan diri sendiri,

17. Hanya sebesar 7,1% siswa yang memilih tidak setuju bahwa mereka belajar moral
untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Berarti sebesar 92,9% siswa
memahami mana hal yang baik dan yang buruk.

18. Sebesar 53,6% siswa memilih setuju dan 28,6% siswa memilih sangat setuju jika
mereka selalu mengambil keputusan yang benar jika ada masalah. Hal ini berarti
siswa sudah dapat mengambil, mempertimbangkan dan memperhitungkan keputusan
yang akan mereka.

19. Siswa selalu berperilaku sopan kepada guru. Sebesar 100% siswa memilih setuju dan
dangat setuju akan point ini. Sebagai pendidik guru teranyata sangat dihormati oleh
siswa.

20. Sebesar 17,8% anak memilih tidak setuju dengan tidak malu malu mengutarakan
pendapatnya jika guru menjelaskan. Ternyata masih ada siswa yang malu malu untuk

13
bertanya kepada guru jika mereka tidak lah memahami materi dan pelajaran yang
dijelaskan oleh gruu mereka.

21. Hanya satu orang anak yang memilih jika siswa menyumbang kepada teman yang
terkena musibah. Hal ini sudah cukup baik karena ada 19 siswa yang meilih setuju
dan sangat setuju untuk membantu temannya yang terkena musibah.

22. Siswa takut gagal dalam ujian semester. Ternyata ada 67,8% siswa takut akan
kegagalan dalam ujian semester. Guru harusnya mempunyai peran penting untuk
membantu siswa keluar dari ketakutannya akan ujian. Ujian tidak lah penentu dan
tolak ukur keberhasilan dalam belajar.

23. Sebesar 100% siswa selalu memberikan contoh yang baik kepada temannya. Sangat
bagus jika siswa memberikan contoh yang baik kepada temannya. Lingkungan
sekolah akan sangat nyaman jika siswa siswi saling menyadari akan pentingnya
memberikan contoh yang baik kepada teman.

24. Sebesar 100% siswa memilih langsung meminta maaf jika mereka mempunyai dan
melakukan kesalahan. Siswa yang menyadari kesalahannya berarti adalah siswa yang
bertanggung jawab.

25. Ternyata ada 10,7% siswa memilih tidak setuju dan 10,7% siswa memilih sangat
tidak setuju bahwa mereka takut jika tugasnya tidak dikerjakan sedngkan besoknya
harus dikumpulkan. Sangat penting jika adanya kesadaran pada siswa bahwa tidak
baik menunda nunda mengerjakan tugas.

26. Sebesar 100% siswa memilih setuju dan sangat setuju jika mereka selalu bersikap
sopan dan santun terhadap orang yang berumur lebih tua dari mereka.

27. Siswa selalu menyapa apabila bertemu dengan bapak atau ibu guru di sekolah.
Sebesar 10.7% siswa memilih tidak setuju. Mengapa demikian?? Hal itu menjadi
acuan bagi guru untuk mencari tau mengapa siswa tidak ingin menyapa guru di
sekolah.

14
28. Ada 50% anak yang memilih sangat tidak setuju jika siswa tidak terlalu memikirkan
tugas yang diberkan walaupun harus segera dikumpulkan. Dari data nya sudah cukup
besar kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas mereka.

29. Ternyata masih ada anak yang tidak bersikap tidak tenang jika guru bertanya. Hal ini
dibuktikan dengan data yang terkumpul sebesar 25% anak memilih tidak setuju dan
3,6% anak memilih sangat tidak setuju.

30. Lebih dari 50% siswa memilih setuju dan sangat setuju bahwa mereka lebih suka
menyembunyikan hasil ujian daripada memperlihatkannya kepada teman temannya.
Mungkin siswa menganggap bahwa hasil ujian adalah privasi mereka masing masing.

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa lebih banyak siswa
yang menyukai belajar mandiri. Setiap belajar mandiri siswa sangat setuju mengajukan
pertanyaan kepada guru apabila ada hal-hal yang benar benar tidak dipahami. Siswa setuju
bertukar pendapat dengan teman mengenai mata pelajaran PPKn saat belajar mandiri. Siswa
tidak menyukai belajar kelompok. Setiap belajar kelompok siswa cenderung mengalami
kesulitan. Ketika belajar kelompok dikelas menjadikan kelas menjadi tidak kondusif. Dengan
belajar kelompok membuat siswa lebih aktif dalam berargumentasi di depan kelas. Siswa lebih
menyukai belajar terbimbing. Setiap guru memberikan pernyataan siswa selalu aktif memberikan
pendapat yang sudah diarahkan guru. Siswa lebih menyukai belajar diskusi. Dengan
pembelajaran diskusi siswa lebih memahami mata pelajaran yang disampaika ole guru. Siswa

15
cenderung menaati peraturan tata tertib disekolah. Setiap hari senin siswa mengikuti upacara
bendera merah putih. Siswa selalu menghormati guru. Siswa cenderung mengumpulkan tugas
tepat waktu. Ketika teman sesama siswa mengalami masalah sesama siswa cenderung membantu
dengan sepenuh hati.

2 Saran

Seharusnya Ketika belajar kelompok dikelas tidak dibuat berkelompok karena


menjadikan kelas menjadi tidak kondusif sehingga siswa cenderung mengalami kesulitan dengan
belajar. Namun dengan belajar kelompok membuat siswa lebih aktif dalam berargumentasi di
depan kelas. Sebaiknya guru lebih memperhatikan siswa saat sedang belajar kelompok agar
kondisi saat belajar kelompok menjadi lebih kondusif. Selain belajar kelompok siswa lebih
menyukai belajar terbimbing, ini perlu menjadi perhatian sekaligus bahan pertimbangan bagi
guru untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.

LAMPIRAN FOTO

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai