1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
a. Faktor Psikodinamik
Bentuk ekspresi konflik intrapsikis secara simbolik melalui
tubuh.
Pasien dengan aleksitimia tidak mampu mengekspresikan
perasaannya secara verbal sehingga menggunakan tubuh
untuk mengekspresikannya.
Beberapa orang menganggap luka emosional sebagai
kelemahan sehingga memindahkan (displacing) masalah
pada tubuh.
Bisa juga sebagai bentuk penebusan terhadap rasa berdosa
atau bersalah.
Cara untuk mencari cinta
b. Faktor perilaku
d. Faktor Biologis
4. Gambaran klinis
5. Kriteria Diagnosis
Berdasarkan DSM-IV:
a) Nyeri pada satu tempat atau lebih yang menjadi fokus utama dan
cukup berat untuk menjadi perhatian klinis.
b) Nyeri menyebabkan penderitaan klinis bermakna atau hendaya
dalam bidang sosial, pekerjaan, dan fungsi penting lainnya.
c) Faktor psikologis berperan penting dalam awitan, keparahan,
eksaserbasi, atau bertahannya nyeri.
d) Gejala atau defisit tidak dibuat dengan sengaja atau berpura-pura.
e) Nyeri tidak dapat dijelaskan sebagai akibat gangguan mood,
cemas, atau psikotik, dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.
Beri kode sebagai berikut :
6. Perjalanan Klinis
7. Tatalaksana
1) Kenali dan tangani semua gangguan medis umum yang mungkin
berkontribusi terhadap gejala nyeri.
2) Seperti pada gangguan somatisasi dan hipokondriasis, target
tatalaksana bukanlah kesembuhan melainkan perawatan, sebab
tidak mungkin menghilangkan nyeri.
3) Terapis perlu mendiskusikan sejak awal bahwa sumber nyeri
pasien adalah psikogenik, menjelaskan berbagai sirkuit dalam otak
yang terlibat dengan emosi seperti sistem limbik akan
mempengaruhi sensorik. Namun terapis harus memahami bahwa
nyeri yang dialami pasien sebagai sesuatu yang nyata.
4) Klinik nyeri (pain clinic) dengan pendekatan multidisipliner sering
bermanfaat, sekaligus menunjukkan pada pasien bahwa
penderitaan mereka ditangani secara serius.
5) Terapi perilaku yang membimbing pasien untuk menerima rasa
nyeri dan mengoptimalisasi fungsi mereka walaupun tetap ada rasa
nyeri.
6) Farmakoterapi yang dapat menolong adalah golongan antidepresan
trisiklik dan SSRI. Golongan analgetik, sedatif, dan anticemas
tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan ketergantungan dan
memperparah gejala.
8. Prognosis
DAFTAR PUSTAKA:
Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit
FKUI : Jakarta. 2010