Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aif Nurhidayat Assidiq

Npm : 1910631080127

Kelas : 2B

Program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata kuliah : Menulis

Dosen pengampu : Dian Hartati, S.S., M.Pd

Nama Ku aif Nurhidayat Asiidiq, Aku berasal dari Kampung Sukajaya desa karangjaya,
Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang. Aku tinggal dengan kedua orang tua Ku dan satu
adik Ku yang kini sedang menempuh pendidikan di Sekolah dasar, Kampung tempat aku tinggal
masih asri dimana pesawahan, perkebunan dan phon-pohon masih lebat disini. Namun seiring
berjalannya waktu Kampung ku mulai tersentuh keramaian seperti di Kota banyaknya lahan
pertanian yang dialih fungsikan menjadi perumahan, sehingga lahan pertanian menjadi sedikit.

Ayahku berprestasi sebagai pengusaha batu bata, bernama yayat. Ibu ku bernama Dedeh
memiliki unsaha pembuatan boneka rumahan. Aku salut pada perjuangan Mereka, dari cerita
Ayah aku Ia dulunya merupakan seorang supir yang berhenti karena ketidak nyamanan bekerja
pada orang lain, sehingga Ia memulai usahanya sendiri. Sedangkan Ibu ku adalah orang yang
bercinta-cita untuk menjadi pengusaha yang sukses.

Pada tahun 2005 aku memulai pendidikan di taman kanak-kanak TK An-Nashir yang beralamat
di Kampung Ciselang. Aku menempuh pendidikan TK selama 2 tahun. Disana aku juga
menemukan kegemaran baru selain bermain PS, yaitu menggambar. Dengan menggambar saat
Aku sangat bahagia bahakan sakin senangnya menggambarkan buku tulis dan buku menggambar
Ku penuh dengan hasil gambar Ku. Gambar yang sering Ku buat adalah gambar Ultraman,
Kamen rider dan Power rangger. Karena itu semua adalah tokoh idola Ku sewaktu aku kecil.

pada tahun 2007 Aku melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar negeri, tepatnya saat Aku
berumur 6 tahun. Aku bersekolah di SDN Karajaya 2 yang letaknya tak jauh dari rumah ku.
Dahulu saat sekolah SD aku berjalan kaki dari rumah ke sekolah karena, jaraknya dekat. Dalam
massa ini, aku mengenal banyak teman walaupun hanya satu sekolah, kadang aku sering heran
dengan orang-orang yang mempunyai banyak teman. Apakah mereka setiap kali bertemu orang
baru berkenalan terus saling kenal dekat dan tidur satu ranjang ?. Ahhkk... Pokonya masih
tandatanya.
Enam tahun Kemudian tepatnya pada tahun 2012 aku lulus dari sekolah dasar dan aku melanjutkan
pendidikan di MTS An- Nashir. Sebuah Mts suasta yang letaknya tak jauh dari rumah ku. Sejak aku
menimba ilmu disini banyak sekali hal-hal membentuk diri ku mulai dari mengenal orang-orang baru,
pembelajaran baru, dan sistem pendidikan yang tentunya berbeda dari negeri. Namun percayalah aku
sebenarnya agak sedikit kecewa karena masuk sekolah Mts ini, Aku masuk kesini akibat Ibu ku. Dia
memaksa aku masuk Mts karena kepala sekolahnya merupan kakek ku, akhirnya mau tidak mau sebagai
Anak sholeh Aku harus menuruti perkataan Ibu.

Pada tahun 2017 Aku lulus dari Mts, dan melan jutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Cikampek atau yang
biasa disebut DUCI. Aku masuk SMA negeri karena desakan dari ibu ku, ia tukaut aku seperti anak
saudaranya yang ketika lulus dari sekolah suasta malah menganggur dan menjadi kriminal. Namun
perjalanan ku masuk SMA negeri merupakan perjalanan berat meningkat pada masa itu sekolah belum
menggunakan sistem Zonasi. Jadi sekolah negeri merupakan sekolah yang difavoritkan.

Masalah dari diri ku adalah berat badan, dari mulai SD sampai SMA . Masalah berat badan
cukup.menyulitkan maudiet susah malah sakit, mah mau olah raga males, tapi makan mau banyak. Itulah
masalah orang gendut sampai sekarang ini belum terpecahkan, Aku selaku orang Gendut selalu
kesausahan mencari pakaian seolah-olah ranah fashion didunia hanyalah untuk orang-orang berbadan
ideal saja, apalagi seragam sekolah yang hanya menyediakan ukuran sampai XL saja, ini menjadi masalah
yang terus terulang dan sekolah selaku penyedia jarang menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi.
Seolah-olah ini merupakan hal yang baik-baik saja.

Ketika yang lain menggunakan seragam yang berganti-ganti, orang gendut biasanya hanya menggunakan
pakaian putih abu sampai hari kamis. Tak ada aktivis yang memperjuangkan hak kami dalam
mendapatkan kesetaraan, tetapi Aku sudah terbiasa dengan hal itu dan seolah-olah sudah berdamai walau
kadang sering menyesal dan sedirh sehingga dalam lamunan yang Aku hanyalah meratapi diri sambil
berkata dalam hati, Aku ingin kurus.

Ketika aku di penghujung kelas dua belas SMA kira-kira pertengahan tahun 2019, kebahagiaan ku dan
teman-teman ditentukan oleh satu hal, yaitu lulus dari sekolah dan diterima di universitas negeri.
Sepertinya seseorang akan jadi kebanggaan keluarga bila bisa masuk kedokteran UI namun, masalahnya
cuman satu yaitu masuk UI tak semudah memasak mie instan. Kemungkinan Aku masuk itu sangatlah
kecil, mau maksa masuk UI dengan jurusan yang tak sesuai keinginan takutnya jadi salah jurusan bisa-
bisa salah jalan juga. Akhirnya Aku dan salah satu teman sebangku yang bernama Sutrisna sering
mendiskusikan hal ini.

Aku merupakan siswa yang tak masuk dalam radar SNMPTN, maka jalan satu-satunya yaitu mengikuti
SBMPTN, Kami berdua mempunyai keinginan yang sama hingga akhirnya kami mendaftar untuk ikut
UTBK karena, Syarat mengikuti SBMPTN harus melalui UTBK. Jadi aktivitas ku berubah yang
semulanya pulang sekolah langsung main game sampai mata beler, kini belajar sampai mata meledak. Hal
ini aku lakukan demi masuk UI jurusan kedokteran.

Tak terasa hari UTBK pun dimulai aku lupa mengenai tanggalnya, tapi aku ingat hari dan tahunnya. Yaitu
hai Sabtu tahun 2019, hari itu bagaikan pertarungan habis-habisan untuk meraih impian. Aku tes UTBK
bertempat di SMK negeri 5 Karawang, berdua dengan teman ku. Dengan hasil belajar yang sealakadnya
dan kepercayaan diri yang tinggi soal demi soal Aku jawab tanpa ada yang terlewat. Lima jam kemudian
waktu UTBK pun habis. Aku pun lega karena semua soal dapat ku jawab.

Satu bulan kemudian nilai pun keluar dan pendaftaran SBMPTN pun buka, tanpa harus konsultasi kesan
kamiri Aku langsung mendaftar diri di UI jurusan kedokteran. Dua Minggu kemudian hasilpun kekuar,
saat kulihat hasilnya ternyata tulisan berwarna merah, yang bertuliskan "anda tidak lolos SBMPTN
silahkan mencoba UM". Seketika dunia seperti berhenti berputar, suara-suara jadi tidak terdengar, dan
hari yang cerah berubah kelabu. Ternyata ke gagalan rasanya pahit.

Mendengar berita ini tema-tema ku datang kerumah ku mencoba menghibur tetapi dia membawa kabar
berhasil diterima di PTN, ini justru menambah rasa sakit dalam dada namun, aku sembunyikan dalam raut
senyum dan riuh tawa bersam mereka. Setelah mereka pulang Ibu menghampiri Ku sambil mengelus
pundak Ku berkata " masih ada satu jalan " . Perkataan Ibu seolah-olah jadi kayu bakar sekaligus
pemantik api semangat ku, akhirnya Aku mencoba mengikuti UM namun buka ke UI. Melainkan
mendaftar di kampus tanah kelahiran Ku di Karawang yaitu, Universitas Singaperbangsa.

Tes berjalan lancar dengan hasil Aku berhasil diterima di Universitas Singaperbangsa Karawang. Di
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dalam program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Aku
bersyukur karena gagal SBMPTN karena dengan kegagal aku jadi belajar bahwa tidak semua hal itu
mudah dan dapat kita raih, maka dibentuklah kata takdir sebagai pengobat hati yang terluka karena gagal.
Strategi pengembangan Paragraf ke-.... Kutipan
paragraf
Pendahuluan Paragraf 1 (satu) " Nama Ku aif Nurhidayat
Asiidiq, Aku berasal dari
Kampung Sukajaya desa
karangjaya, Kecamatan
Tirtamulya, Kabupaten
Karawang ".
Konteks Paraf 1 (satu) " Kampung tempat aku tinggal
masih asri dimana pesawahan,
perkebunan dan phon-pohon
masih lebat disini. Namun
seiring berjalannya waktu
Kampung ku mulai tersentuh
keramaian seperti di Kota
banyaknya lahan pertanian
yang dialih fungsikan menjadi
perumahan,".
Waktu kejadian Paragraf 9(sembilan). " kira-kira pertengahan tahun
2019, ".

Kapan dan dimana Paragraf 11 (sebelas). " Yaitu hai Sabtu tahun 2019,
hari itu bagaikan pertarungan
habis-habisan untuk meraih
impian. Aku tes UTBK
bertempat di SMK negeri 5
Karawang, ".

Konflik kecil Paragraf 10 (sepuluh) " Aku merupakan siswa yang tak
masuk dalam radar SNMPTN, ".

Siapa yang terlibat Paragraf 2 (dua). " Ayahku berprestasi sebagai


pengusaha batu bata, bernama
yayat. Ibu ku bernama Dedeh
memiliki unsaha pembuatan
Strategi pengembangan Paragraf ke-.... Kutipan
paragraf

boneka rumahan."
Paragraf 9 (sembilan). " Aku dan salah satu teman
sebangku yang bernama Sutrisna
sering mendiskusikan hal ini."

Latar belakang dan rinciannya Paragraf 9 (sembilan). " kebahagiaan ku dan teman-
teman ditentukan oleh satu hal,
yaitu lulus dari sekolah dan
diterima di universitas negeri.
Sepertinya seseorang akan jadi
kebanggaan keluarga bila bisa
masuk kedokteran UI ".

Apa yang terjadi Paragraf 9 (sembilan). " masuk UI tak semudah


memasak mie instan. "

Kejadian yang mengarah Paragraf 12 (dua belas) " Satu bulan kemudian nilai pun
kemusibah keluar dan pendaftaran SBMPTN
pun buka, ".

Klimaks Paragraf 12 (duabelas) Seketika dunia seperti berhenti


berputar, suara-suara jadi tidak
terdengar, dan hari yang cerah
berubah kelabu. Ternyata ke
gagalan rasanya pahit.

Resolusi Paragraf 13 (tiga belas) " Setelah mereka pulang Ibu


menghampiri Ku sambil
mengelus pundak Ku berkata "
masih ada satu jalan " . Perkataan
Ibu seolah-olah jadi kayu bakar
sekaligus pemantik api semangat
ku."

Konflik kecil lain Paragraf 13 (tiga belas) " Mendengar berita ini tema-tema
ku datang kerumah ku mencoba
menghibur tetapi dia membawa
kabar berhasil diterima di PTN,
ini justru menambah rasa sakit
dalam dada namun, aku
sembunyikan dalam raut senyum
Strategi pengembangan Paragraf ke-.... Kutipan
paragraf
dan riuh tawa bersam mereka. "

Konklusi Paragi 14 (empat belas) " Tes berjalan lancar dengan hasil
Aku berhasil diterima di
Universitas Singaperbangsa
Karawang. Di fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan dalam
program studi pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia. Aku
bersyukur karena gagal
SBMPTN karena dengan kegagal
aku jadi belajar bahwa tidak
semua hal itu mudah dan dapat
kita raih, maka dibentuklah kata
takdir sebagai pengobat hati yang
terluka karena gagal ".

Anda mungkin juga menyukai