Anda di halaman 1dari 55

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK

DI WILAYAH LAMPUNG BERDASARKAN


KETERSEDIAAN DAYA PADA TAHUN 2016

(Skripsi)

Oleh
GUSTI AGUNG PUTRA YOGA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT

RELIABILITY ANALYSIS OF ELECTRICAL POWER SYSTEM IN


LAMPUNG BASED ON POWER AVAILABILITY IN 2016

By

GUSTI AGUNG PUTRA YOGA

Reliability is one of the vital things in the distribution of electric power. A reliable
system will ensure the continuity of power distribution to the system. Reliability
value can be calculated using the LOLP ( Loss of Load Probability) index and the
EENS (Expected Energy Not Supplied) index.

Loss of Load Probability is a risk level index the operation of a power system. A
high level of reliability can be obtained by the low risk levels. Loss of Load
Probability (LOLP) of electric power system in Lampung in 2016 is 1.704784
days / year with EENS of 40.760892 MW.

The units ( power plants) scenario were done to overcome the issue. The scenario
1 is to replace the PLTG Tarahan 16 MW, PLTU Sebalang unit 1 60 MW and
PLTD 20 MW by a 100 MW PLTG. Scenario 1 produced LOLP power system of
3,61531568 days / year and EENS of 86,335372 MW. Scenario 2 is replacing the
100 MW PLTG in scenario 1 to PLTG 2 x 50 MW, the LOLP value is
0.092860604 day / year with EENS of 1,62219477 MW. Scenario 1 and 2 proved
that the addition of power availability must take into account the number of power
plants , because it has an effect on the reliability index improvement. The power
plant with a large capacity but less in number will affect the availability of power
when condition of out of service.

Keywords: System Reliability, LOLP, EENS, FOR, Probability


ABSTRAK

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI WILAYAH


LAMPUNG BERDASARKAN KETERSEDIAAN DAYA PADA
TAHUN 2016

Oleh

GUSTI AGUNG PUTRA YOGA

Tingkat keandalan merupakan salah satu hal yang vital dalam penyaluran tenaga
listrik. Sistem distribusi yang handal akan menjamin tingkat kontinuitas pelayanan
pada sistem distribusi. Nilai keandalan dapat dihitung dengan menggunakan indeks
LOLP atau Loss of Load Probability (probabilitas kehilangan beban) dan indeks
EENS atau Expected Energy Not Supplied (ekspektasi energi yang tidak tersuplai).

Loss of Load Probability adalah indeks level resiko dalam mengoperasikan sistem
tenaga listrik. Tingkat keandalan yang tinggi dapat diperoleh dengan level resiko
yang rendah atau kecil. Loss of Load Probability (LOLP) sistem tenaga listrik di
Lampung pada tahun 2016 adalah 1,704784 hari/tahun dengan EENS sebesar
40,760892 MW.

Skenario pembangkit dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Skenario 1 adalah


mengganti PLTG Tarahan 16 MW, PLTU Sebalang unit 1 60 MW dan PLTD 20 MW
dengan PLTG 100 MW. Skenario 1 menghasilkan LOLP sistem tenaga listrik sebesar
3,61531568 hari/tahun dan EENS sebesar 86,335372 MW. Skenario 2 yaitu
mengganti PLTG 100 MW pada skenario 1 menjadi PLTG 2 x 50 MW, nilai LOLP
yang dihasilkan sebesar 0,092860604 hari/tahun dengan nilai EENS sebesar
1,62219477 MW. Skenario 1 dan 2 membuktikan bahwa penambahan ketersediaan
daya harus memperhitungkan jumlah pembangkit, karena berpengaruh dalam
perbaikan indeks keandalan. Pembangkit dengan kapasitas besar dalam jumlah yang
sedikit akan mempengaruhi ketersediaan daya apabila dalam keadaan out of service.

Kata Kunci : Keandalan Sistem, LOLP, EENS, FOR, Probabilitas


ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK
DI WILAYAH LAMPUNG BERDASARKAN
KETERSEDIAAN DAYA PADA TAHUN 2016

Oleh
GUSTI AGUNG PUTRA YOGA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Restu Rahayu, Kec. Raman Utara,

Kab. Lampung Timur, Lampung pada tanggal 13 Juni 1995.

Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan

Gusti Made Suwasta dan Dewa Ayu Ketut Murni.

Riwayat pendidikan penulis yaitu SDN 1 Restu Rahayu, pada

tahun 2001 hingga tahun 2007, SMPN 2 Raman Utara pada tahun 2007 hingga tahun

2010, dan SMAN 1 Seputih Banyak pada tahun 2010 hingga tahun 2013.

Penulis menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung, pada tahun

2013 melalui Ujian Tertulis SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa, penulis

berkesempatan menjadi asisten dosen mata kuliah Probabilitas dan Statistika, serta

menjadi asisten praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik, Elektronika Daya, Mesin-

Mesin Elektrik. Penulis juga terdaftar menjadi Sekertaris Departemen Pendidikan dan

Pengemabangan Diri Himatro Unila Periode 2015 – 2016. Penulis melaksanakan kerja

praktik di Universitas Lampung pada bulan Maret – Mei 2016 dan mengambil judul

“AUDIT ENERGI PADA GEDUNG TEKNIK SIPIL, ARSITEKTUR, DAN

DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG”.


1

Karya ini kupersembahkan untuk

Ajik Tercinta dan Mamak Tercinta

Gusti Made Suwasta dan Dewa Ayu Ketut Murni

Adikku Tersayang

Gusti Ayu Made Ulan Dari

Pendamping Hidupku

Putu Arya Laksmi Amrita Kirana, S.Ked.

Keluarga Besar, Dosen, Teman, Keluarga EE’13 dan Almamater.


2

MOTTO

“ Sukses itu butuh DUIT “

Doa
Usaha
Ikhlas
Teman
,
SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Penelitian

yang berjudul “ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI

WILAYAH LAMPUNG BERDASARKAN KETERSEDIAAN DAYA PADA

TAHUN 2016” Dimana penelitian ini berlangsung pada Tanggal 20 Januari

sampai 20 Mei 2016 di PT.PLN Distribusi Sektor Lampung. Maksud dan tujuan

penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menghitung dan menganalisa

keandalan sistem kelistrikan Lampung berdasarkan parameter-parameter

probabilitas seperti kapasitas pembangkit yang efektif, forced outage rate (FOR),

dan ketersediaan daya. Hasil analisa keandalan sistem kelistrikan Lampung

kemudian selanjutnya akan dijadikan acuan untuk pertimbangan penambahan

ketersediaan daya berdasarkan dengan pertumbuhan beban. Penambahan daya

dilakuakan untuk menjaga kualitas pelayanan dari PT. PLN kepada konsumen di

wilayah Lampung.

Selain itu, terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

selama berlangsungnya kegiatan kerja praktik hingga penyusunan laporan kerja

praktik ini, diantaranya:

v
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Prof. Suharno, M.Sc, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.

4. Bapak Herri Gusmedi, S.T., M.T., selaku pembimbing utama skripsi yang

telah sabar membimbing dan memberikan ilmunya serta memotivasi

dalam hidup di sela-sela kesibukannya.

5. Bapak Osea Zebua, S.T., M.T., selaku pembimbing pendamping yang

telah membimbing dan memberikan motivasi untuk menyusun penelitian

ini.

6. Bapak Dr. Eng. Lukmanul Hakim, S.T., M.T., selaku penguji skripsi yang

memberikan saran, kritikan yang sangat membangun dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Segenap Dosen dan pegawai di Jurusan Teknik Elektro yang telah

memberikan bantuan selama penulis mengemban ilmu di Jurusan Teknik

Elektro.

8. Bapak Herman Halomoan Sinaga, S.T., M.T., selaku sekretaris Jurusan

Teknik Elektro Universitas Lampung.

9. Bapak Noer Soedjarwanto, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing

Akademis.

vi
10. Bapak Gusti Made Suwasta dan Ibu Dewa Ayu Ketut Murni Orang tuaku

tercinta atas segala jerih payah, kasih sayang serta doanya selama ini.

11. Teman-teman elektro unila angkatan 2013 yang luar biasa.

12. Untuk Putu Arya Laksmi Amrita Kirana calon Ibu dari anak-anakku kelak

serta calon menantu dari Ibuku, semoga dengan ini jalan kita dapat

dipermudah (svaha), terimakasih atas dukungan morilnya.

Oleh karena itu, berbagai bentuk kritik maupun saran yang membangun

penulis berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan

tugas akhir penelitian maupun penyusunan laporan ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis sadari begitu banyak

ketidaksempurnaan pada Laporan Tugas Akhir ini. harapkan demi

terwujudnya laporan yang lebih baik.

Besar harapan penulis semoga buku laporan kerja praktik ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak demi kemajuan bersama.

Bandar Lampung, Juli 2017

Gusti Agung Putra Yoga


Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................ 2

1.3 Perumusan Masalah ..................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah .......................................................................... 3

1.5 Manfaat ......................................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................... 4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Distribusi ............................................................................ 5

2.2 Pengertian Keandalan................................................................... 10

2.3 LOLP ( Loss of Load Probability) ................................................ 12

2.4 EENS (Expected Energy Not Supplied) ........................................ 16

2.4 Metode Regresi Linier .................................................................. 19

2.5 Kebutuhan Kapasitas Daya Listrik ....................................... 22


III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................24

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................24

3.3 Tahap Pengerjaan Tugas Akhir...................................................25

3.4 Diagram Alir Tugas Akhir ...........................................................27

3.5 Diagram Alir Perhitungan LOLP................................................28

3.6 Langkah-langkah Perhitungan LOLP .......................................29

3.7 Diagram Alir Perhitungan EENS ................................................30

3.8 Langkah-langkah Perhitungan EENS.........................................31

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Kelistrikan Lampung ....................................................... 32

4.2 Perhitungan Nilai LOLP dan EENS ........................................... 36

4.2.1 Perhitungan Nilai LOLP dan EENS Tahun 2016 .............. 36

4.3 Analisa Nilai Indeks Keandalan LOLP dan EENS .................... 61

4.3.1 Analisa Nilai Indeks LOLP dan EENS Tahun 2016 ........ 61

4.4 Rekomendasi Perbaikan LOLP dan EENS (Skenario 1) ......... 64

4.5 Rekomendasi Perbaikan LOLP dan EENS (Skenario 2) ......... 67

V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 72

ix
5.2 Saran ................................................................................................ 75

Daftar Pustaka .................................................................................. 76

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Pembangkit di Lampung Tahun 2016.................................. 33


2. Daftar Pembangkit Listrik dengan Kepemilikan PT.PLN.............. 34
3. Daftar Nilai FOR Pembangkit PT.PLN ......................................... 35
4. Nilai LOLP dan EENS Total Tahun 2016 Kondisi Awal .............. 61
5. Nilai LOLP dan EENS Total Tahun 2016 dengan Skenario 1 ...... 65
6. Nilai LOLP dan EENS Total Tahun 2016 dengan Skenario 2 ...... 68

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kurva Lama Beban ......................................................................... 11


2. Kurva Lama Beban ......................................................................... 16
3. Diagram Alir Tugas Akhir.............................................................. 27
4. Diagram Alir Perhitungan LOLP ................................................... 28
5. Diagram Alir Perhitungan EENS.................................................... 30
6. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Januari 2016................. 37
7. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Januari.................................................................................. 38
8. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Februari 2016............... 39
9. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Februari................................................................................ 40
10. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Maret 2016................... 41
11. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Maret................................................................................... 42
12. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan April 2016.................... 43
13. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan April.................................................................................... 44
14. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Mei 2016...................... 45
15. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Mei...................................................................................... 46
16. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Juni 2016...................... 47
17. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Juni...................................................................................... 48
18. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Juli 2016...................... 49
19. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Juli...................................................................................... 50
20. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Agustus 2016............. 51

iii
21. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Agustus................................................................................ 52
22. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan September 2016........... 53
23. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan September............................................................................ 54
24. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Oktober 2016.............. 55
25. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Oktober............................................................................... 56
26. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan November 2016.......... 57
27. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Januari.................................................................................. 58
28. Kurva Lama Beban Puncak Harian Bulan Desember 2016............. 59
29. Luas Daerah Dibawah Kurva Lama Beban( Energy Curtailed) Puncak
Bulan Desember............................................................................. 60
30. Grafik Nilai LOLP dan EENS Tiap Bulan Tahun 2016
........................................................................................................ 63
31. Grafik Nilai LOLP dan EENS Tiap Bulan Tahun 2016
dengan Skenario penambahan daya pembangkit ........................... 66
32. Grafik Nilai LOLP dan EENS tiap Bulan Tahun 2016 dengan
Skenario 2 ....................................................................................... 69
33. Grafik Nilai LOLP tiap Bulan Tahun 2016 Kondisi

Awal, Skenario 1 dan Skenario 2 .................................................... 70

34. Grafik Nilai EENS tiap Bulan Tahun 2016 Kondisi

Awal, Skenario 1 dan Skenario 2 ................................................... 71

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kebutuhan tenaga listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat

diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Sistem distribusi merupakan

salah satu sistem yang vital dalam hal penyaluran daya listrik dari sistem transmisi

menuju ke beban dan konsumen. Kinerja dari sistem distribusi ini memiliki peranan

yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan tenaga dan dapat mempengaruhi

tingkat kepuasan terhadap konsumen.

Secara umum, penilaian baik dan buruk suatu sistem distribusi tenaga listrik ditinjau

dari kualitas daya yang diterima oleh konsumen. Kualitas daya dapat dikatakan baik

yaitu ketika tegangan dari suatu daya memiliki daya yang konstan dengan tujuan

mengurangi rugi-rugi daya pada ujung saluran. Apabila tegangan tidak stabil maka

akan merusak alat-alat listrik yang peka terhadap tegangan khususnya peralatan

elektronik.
2

Semakin meningkatnya pertumbuhan beban listrik membuat sistem tenaga listrik

beroperasi mendekati batas-batas operasi yang ideal. Pertumbuhan beban listrik yang

tidak diikuti oleh penambahan kapasitas pembangkitan daya listrik dan penambahan

jaringan transmisi yang baru, dapat menyebabkan nilai tegangan pada saat operasi

menjadi tidak stabil. Tegangan yang tidak stabil ini dapat menyebabkan berhentinya

operasi sistem tenaga listrik akibat bekerjanya sistem proteksi tegangan pada gardu

induk di tempat-tempat tertentu. Jika penurunan tegangan terlalu cepat dan tidak

terkontrol, kondisi ini disebut jatuh tegangan, dapat mengakibatkan nilai tegangan

akan mencapai nilai kritis. Nilai kritis ini merupakan batas kestabilan tegangan pada

bus tersebut. Besar daya listrik yang menyebabkan nilai kritis tegangan ini disebut

dengan batas pembebanan maksimum. Kebutuhan akan energi listrik di wilayah

Lampung semakin bertambah pesat.

Provinsi yang kepadatan penduduknya tertinggi di pulau Sumatera ini, sudah

menambah kapasitas pembangkitnya selama sepuluh tahun terakhir ini, yang selama

ini disuplai dari Provinsi Sumatera Selatan. Namun demikian analisis kestabilan

tegangan sistem transmisi wilayah Lampung perlu dilakukan dengan menghitung

nilai keandalan yang ada pada sistem kelistrikan Lampung . Hal ini diperlukan untuk

melihat potensi timbulnya ketidakstabilan tegangan pada sistem kelistrikan wilayah

Lampung. Untuk mengurangi kemungkinan kurangnya pelayanan dan ketersediaan

daya pada sistem tenaga, perencanaan sistem tenaga listrik harus dilakukan.

Perencanaan ini berupa perencanaan penambahan pembangkit atau perbaikan nilai

FOR pembangkit agar kontinuitas pelayanan tetap terjaga.


3

Pembuatan model matematis dari elemen dasar dari sistem tenaga, dan

interkoneksinya harus dibangun. Elemen dasar ini terdiri dari stasiun pembangkit,

saluran transmisi, sumber daya reaktif dan beban-beban yang terhubung pada sistem.

Dalam istilah matematika, jatuh tegangan terjadi jika persamaan keseimbangan yang

berhubungan dengan model matematis sistem transmisi kelistrikan tidak mempunyai

penyelesaian lokal yang unik. Titik dimana persamaan keseimbangan tidak lagi

mempunyai penyelesaian atau penyelesaian yang unik berhubungan dengan batas

kemampuan sistem tenaga listrik untuk mengontrol. Titik ini disebut dengan titik

kritis, deteksinya memainkan peranan penting dalam penentuan keamanan tegangan

Lain halnya dengan sistem transmisi, yang harus diperhatikan dalam sistem

terdistribusi adalah tingkat keandalan dari sistem tersebut sebagai pemasok tenaga

listrik ke konsumen secara terus menerus. Oleh karena pentingnya peranan terhadap

konsumen maka penyaluran daya harus bersifat kontinu atau dengan kata lain tidak

boleh terputus selama 24 jam. Menurut Wisesa, kualitas keandalan pelayanan energi

listrik dapat dilihat dari sistem yang mengalami pemadaman serta lama pemadaman

dalam selang waktu tertentu (Wisesa, 2014).

Pulungan dkk. (2012) menambahkan bahwa ukuran kualitas keandalan dapat

dinyatakan dengan seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi

dari pemadaman yang terjadi (restoration). Sedangkan menurut Rukmi, keandalan

sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersedian atau tingkat pelayanan penyediaan

tenaga listrik dari sistem ke pemakai. Maka dari itu, sesuai dengan tingkat
4

pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, PT. PLN tidak saja berusaha memenuhi

permintaan daya yang meningkat, akan tetapi juga memperbaiki mutu keandalan

pelayanan.

1.2. Tujuan

Maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menghitung dan

menganalisa keandalan sistem kelistrikan Lampung berdasarkan parameter-parameter

probabilitas seperti kapasitas pembangkit yang efektif, forced outage rate (FOR), dan

ketersediaan daya. Hasil analisa keandalan sistem kelistrikan Lampung kemudian

selanjutnya akan dijadikan acuan untuk pertimbangan penambahan ketersediaan daya

berdasarkan dengan pertumbuhan beban. Penambahan daya dilakuakan untuk

menjaga kualitas pelayanan dari PT. PLN kepada konsumen di wilayah Lampung.

1.3.Perumusan Masalah

Tujuan utama dari adanya keandalan sistem adalah untuk menjamin kualitas pasokan

energi listrik yang disalurkan dari pembangkit ke konsumen dan juga untuk menjaga

kelangsungan penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Pada skripsi ini yang menjadi

pokok permasalahan adalah indikator perhitungan keandalan yakni LOLP (Loss of

Load Probability) dan EENS ( Expected Energy Not Served) pada kondisi unit-unit

pembangkit yang beroperasi dengan golongan kepemilikan PT.PLN Lampung.


5

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini yaitu:

1. Tugas akhir ini hanya membahas tingkat keandalan pada setiap unit pembangkit

dengan melihat tiga parameter yaitu nilai FOR (Forced Outage Rate), beban

puncak harian dan ketersediaan daya oleh pembangkit milik PT. PLN Lampung.

2. Penulisan tugas akhir ini dibatasi pada perhitungan dan analisa indikator keandalan

yakni LOLP (Loss Of Load Probability) dan EENS (Expected Energy Not Served).

3. Tidak membahas penyebab pembangkit mengalami out service.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat dari tugas akhir ini adalah:

1. Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan suatu kajian dan kemudahan dalam

menyelesaikan masalah keandalan sistem kelistrikan di Provinsi Lampung.

2. Menjadi acuan untuk mengevaluasi sistem keandalan yang ada pada Provinsi

Lampung dan mengembangkannya.

3. Menambahkan pengetahuan dan informasi mengenai tingkat keandalan suatu

sistem kelistrikan yang ada di Provinsi Lampung untuk para konsumen.

4. Dapat menjadi acuan bagi mahasiswa lain dalam meyempurnakan tugas akhir ini.
6

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika suatu penulisan bertujuan untuk memberikan suatu deskripsi atau

gambaran sederhana mengenai pembahasan tugas akhir yang dikerjakan serta untuk

memudahkan untuk memahami materi yang dibahas dan ada pada tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini terdiri dari lima (5) bab, adapun bab yang terlampir dalam

laporan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah yang melatar belakangi mengapa

tugas akhir ini dilakukan, pokok permasalahan, tujuan tugas akhir, manfaat tugas

akhir, perumusan masalah, batasan masalah, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori pendukung materi tugas akhir yang merupakan

pengantar pemahaman tentang materi tugas akhir yang diambil dari berbagai sumber

ilmiah seperti buku dan jurnal yang digunakan sebagai panduan dalam penulisan

laporan tugas akhir ini.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan waktu dan tempat pengerkaan tugas akhir, alat dan bahan,

metode yang digunakan, dan pelaksanaan serta pengamatan dalam pengerjaan tugas

akhir
7

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas dan menganalisa hasil data simulasi dan memaparkan data

yang diperoleh dari tugas akhir ini.

BAB V. KESIMPULAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir berdasarkan hasil data

yang diperoleh dan pembahasan tugas akhir serta saran-saran untuk kedepannya.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Distribusi

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini

berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah sebagai

pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan

merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan,

karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui

jaringan distribusi.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan

dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan

transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian

disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk


9

memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini

kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan

daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin

kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan

diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu

induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik

dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-

gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo

distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya disalurkan

oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa

sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam system tenaga listrik secara

keseluruhan.

Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin,

dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,

UHV, EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi

lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-7 perlengkapannya, selain menjadi

tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada

daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali

dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai

tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-

bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda. Sistem distribusi terdiri

atas system distribusi primer dan sekunder [1].


10

2.2 Pengertian Keandalan

Dalam suatu sistem distribusi terdapat hal penting yang harus diperhatikan yaitu

keandalan. Pabla (2007) mendefinisikan keandalan sebagai kemungkinan dari satu

atau kumpulan benda yang akan memuaskan kerja pada keadaan tertentu dalam

periode waktu tertentu dan telah ditentukan [4]. Sedangkan Momoh (2008)

berpendapat bahwa keandalan adalah kemampuan dari jaringan untuk menyampaikan

tenaga listrik tidak terputus bagi pelanggan pada satu taraf yang telah ditentukan

sesuai dengan mutu dan jaminan keamanannya [6]. Menurut Rukmi (2007) terdapat

tingkatan keandalan dalam pelayanan yang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Keandalan sistem yang tinggi (high reliability system),

2. Kendalan sistem yang menengah (medium realibility system),

3. Kendalan sistem yang rendah (low reliability system [3].

Ukuran keandalan dapat diketahui dari seberapa sering sistem mengalami pemutusan

beban, berapa lama pemutusan terjadi dan berapa cepat waktu dibutuhkan untuk

memulihkan kondisi dan pemutusan yang terjadi. Sistem yang mempunyai keandalan

tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangkan

sistem yang mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah

yaitu sering padam. Tingkat keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 3

(tiga) hal antara lain (SPLN 52-3, 1983;5):

Tingkat 1: Dimungkinkan padam berjam-jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk

mencari gangguan .
11

Tingkat 2: Padam beberapa jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengirim

petugas ke lapangan, melokalisir gangguan dan melakukan manipulasi untuk dapat

menghidupkan sementara dari arah atau saluran lain.

Tingkat 3: Padam beberpa menit, manipulasi oleh petugas yang stand by di gardu

atau dilakukan deteksi dan pelaksanaan manipulasi jarak jauh.

Tingkat 4: Padam beberapa detik, pengamanan dan manipulasi secara otomatis.

Tingkat 5: Tanpa padam, dilengkapi instalasi cadangan terpisah dan otomatis.

Sistem distribusi dapat dikatakan memiliki keandalan yang tinggi apabila berada pada

tingkat 4 dan tingkat 5, dan memiliki keandalan yang menengah apabila berada pada

tingkat 3, sedangkan sistem distribusi memiliki tingkat keandalan yang rendah

apabila berada pada tingkat 1 dan 2.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keandalan jaringan distribusi sebagai

berikut:

1. Adanya gangguan pada jaringan, dalam keadaan demikian diusahakan

pengaturan dan pengoperasian jaringan yang tepat sehingga daerah yang

padam sekecil mungkin.

2. Kecepatan mengisolasi gangguan dan melakukan pengalihan beban. Bila

terjadi gangguan hendaknya secepat mungkin dikirim petugas ke lapangan

untuk mengisolir gangguan dan mengadakan manuver jaringan, sehingga


12

daerah-daerah yang padam sekecil mungkin kemudian dicari letak gangguan

untuk segera mungkin diperbaiki [7].

2.3 LOLP (Loss of Load Probability)

Ukuran keandalan dinyatakan dalam hari pertahun, beban sistem akan sama, lebih

besar, atau lebih rendah dari kapasitas sistem yang tersedia. Perhitungan dilihat dari

data unit pembangkit yang terdiri dari kapasitas pembangkit dan force outage rate

(FOR), dan dapat dihitung probabilitas kapasitas outage komulatif dengan

menghitung probabilitas kapasitas outage individunya terlebih dahulu, kemudian baru

didapatkan tabel probabilitas kehilangan beban. Sering tidaknya pembangkit

mengalami gangguan atau biasanya diketahui sebagai nilai FOR dapat diketahui

dengan menggunakan rumus berikut:

Jumlah jam Unit Terganggu


= Jumlah jam Unit Beroperasi + Jumlah jam Unit Terganggu (1)

Perhitungan LOLP dapat didapat dari kurva lama beban, adapun persamaan yang

digunakan untuk menentukan nilai LOLP sebagai berikut:

= ∑( ) (2)

Keterangan:

Pn = Probabilitas Unit Pembangkit Beroperasi

dn = interval titik-titik potong kurva lama beban dengan kapasitas gangguan.


13

Kurva lama beban akan diurutkan dari beban tertinggi ke beban terendah selama

periode waktu dalam persen. Indeks dn adalah interval waktu antara titik-titik potong

kurva lama beban dengan kapasitas gangguan. Sedangkan Pn adalah probabilitas

individu kapasitas gangguan atau probabilitas dari Outage maka hasil kali Pn dan

dnadalah probabilitas kehilangan beban selama seluruh perioda yang disebabkan oleh

kapasitas gangguan.

Menghitung nilai LOLP menggunakan kurva lama beban puncak harian dengan

menggunakan kurva beban seperti pada persamaan berikut:

( )=∑ ℎ / (3)

= ( )= ≥( ) (4)

= −

= ( − )

( )=∑ ( − )ℎ / (5)

Keterangan:
n = Jumlah hari dalam periode tn

Lj = Beban Puncak pada hari ke j

C = Kapasitas pembangkit terpasang

Perhitungan LOLP tahunan dapat diperoleh dengan menjumlahkan LOLP setiap

periode dalam tahun tersebut.


14

Perhitungan LOLP tidak terlepas dari kurva beban harian yang dikonversikan

menjadi kurva lama beban. Nilai LOLP didapat dari perkalian antara probabilitas

individu setiap unit pembangkit dengan interval titik potong kurva. Berikut

merupakan contoh dari kurva lama beban:

Gambar 1. Kurva Lama Beban [sumber: Peran PLTN Dalam Meningkatkan Indeks

Keandalan Loss Of Load Probability (LOLP) Sistem Kelistrikan Bangka]

Gambar 1 menunjukkan kurva lama beban dan garis daya terpasang serta garis-garis

daya yang terpasang. Selisih antara garis daya terpasang dengangaris daya tersedia

tanpa forced outage adalah disebabkan adanya pengeluaran unit pembangkit dari

sistem yang direncanakan untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan.

LOLP (Loss Of Load Probability) sebenarnya merupakan resiko yang dihadapi dalam

operasi, dalam gambar 1 digambarkan sebagai berapa jauh garis daya tersedia boleh

menurun karena pemeliharaan maupun karena forced outage dalam kaitannya

terhadap pemotongan kurva lama beban.


15

LOLP (Loss Of Load Probability) biasanya dinyatakan dalam hari pertahun. Semakin

kecil nilai LOLP berarti garis daya yang tersedia harus semakin kecil

kemungkinannya memotong garis kurva lama beban, ini berarti bahwa daya terpasang

harus semakin tinggi serta juga nilai FOR harus semakin kecil atau sekecil mungkin,

dengan kata lain diperlukan investasi yang lebih besar dan juga kualitas pembangkit

yang lebih baik.

Untuk suatu sistem tertentu jumlah pembangkitnya tertentu, dapat dihitung

kemungkinan terjadinya forced outage untuk KW ataupun MW tertentu. Apabila

beban sistem ini naik tetapi unit pembangkitnya tidak ditambah, maka nilai LOLP = p

x t, akan bertambah besar. Hal ini terlihat pada gambar 1, yaitu suatu sistem dengan

daya terpasang P kemungkinannya untuk menyediakan daya sebesar P adalah p.

Probabilitas kehilangan beban adalah metode yang dipergunakan untuk mengukur

tingkat keandalan dari suatu sistem pembangkit dengan mempertimbangkan

kemungkinan terjadinya peristiwa sistem pembangkit tidak dapat mensuplai beban

secara penuh. Secara umum didefinisikan sebagai jumlah harapan selama suatu

periode waktu tertentu dimana kapasitas tersedia sistem tidak dapat menjumpai beban

puncak harian. Kapasitas tersedia sistem adalah kapsitas terpasang dikurangi dengan

kapasitas gangguan sistem.

Dalam evaluasi keandalan ini, nilai LOLP dinyatakan dalam besaran hari per tahun,

yang berarti sejumlah hari yang mungkin terjadi dalam setiap tahun, dimana kapasitas

tersedia sistem tidak dapat menjumpai beban puncak dan beban puncak harian. Jadi
16

nilai tersebut merupakan resiko tahunan yang dihadapi sistem pembangkitan dalam

melayani beban. Perhitungan indeks LOLP dilakukan dengan kombinasi antara kurva

kelangsungan beban puncak dengan tabel probabilitas kapasitas gangguan.

2.4 EENS (Expected Energy Not Supplied)

Indeks keandalan sistem kelistrikan selain LOLP adalah EENS (Expected Energy Not

Supplied), EENS merupakan perhitungan atau kemungkinan energi yang tidak dapat

disuplai oleh pembangkit. Nilai EENS sangat bergantung pada variasi pembangkit

yang beroperasi pada sistem dalam waktu tertentu. Nilai EENS dapat dicari dengan

mengalikan nilai energy curtailed dengan probabilitas pembangkit yang in service .

Energy curtailed didapatkan dari luas daerah dibawah kurva lama beban yang

terbentuk, bagian-bagian dari luas tersebut ditentukan oleh nilai pembangkit yang

beroperasi atau in service. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Kurva Lama Beban


17

Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa terdapat kurva lama beban dengan

persamaan garis kurvanya ( ) = −0,1033 + 0,6082 + 76,057, persamaan

garis tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai energy curtailed yang tidak

membentuk bangun datar, berikut adalah rumus yang dipakai untuk mencari nilai

energy curtailed:

= ∫ ( ) (6)

Keterangan:

EC : Energy Curtailed

F(x) : Persamaan garis kurva lama beban

xn , xn+1 : Batas atas dan bawah integral yang merupakan nilai titik potong

antara kurva lama beban dengan besar pembangkit yang in service.

Perhitungan yang dipakai untuk menghitung nilai energy curtailed yang tidak

membentuk bangun datar adalah dengan mengintergalkan persamaan garis kurva

lama beban dengan batas integral sesuai dengan titik potong yang terbentuk. Nilai

energy curtailed dapat dicari dengan rumus bangun datar apabila luas daerah yang

terbentuk dari perpotongan antara nilai pembangkit yang in service dengan kurva

lama beban membentuk bangun datar. Sehingga dapat dikatakan energy curtailed

bernilai sama dengan luas wilayah atau daerah yang terbentuk dibawah kurva lama

beban yang terbentuk.


18

Seperti yang sudah dijelaskan diawal bahwa nilai EENS dapat dicari dengan

mengalikan nilai energy curtailed dengan probabilitas pembangkit yang in service,

cara menghitung nilai EENS dapat dilihat pada rumus berikut:

= (7)

Keterangan:

EENS : Expected Energy Not Supplied

EC : Energy Curtailed

P : Probabilitas Pembangkit In Service [12].

Keandalan sistem ditribusi tenaga listrik juga berkaitan dengan beberapa indeks

antara lain:

a. SAIFI ( System Average Interruption Frequency Index )

Indeks keandalan yang merupakan jumlah dari frekuensi padam dibagi dengan

jumlah pelanggan yang dilayani. Dengan indeks ini gambaran mengenai frekuensi

kegagalan rata-rata yang terjadi pada bagian sistem. SAIFI dapat dihitung dengan

persamaan berikut:

= (8)
19

b. SAIDI (System Average Interruption Duration Index )

Indeks keandalan hasil pengukuran durasi gangguan sistem rata-rata tiap tahun.

Indeks ini berisi tentang gangguan rata-rata tiap konsumen dalam suatu daerah yang

dievaluasi. SAIDI dapat dihitung dengan persamaan berikut:

= (9)

c. CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index )

Indeks keandalan hasil pengukuran dari durasi gangguan konsumen rata-rata tiap

tahun. Indeks ini berisi tentang waktu rata-rata penormalan sistem ketika terjadi

gangguan pada setiap konsumen dalam satu tahun. Nilai CAIDI dapat diperoleh

dengan menggunakan persamaan berikut: [10]

= (10)

2.5 Metode Regresi Linier

Analisis regresi merupakan suatu metode statistik untuk menyelidiki dan

memodelkan hubungan antara satu variabel respon Y dengan satu atau lebih variabel

prediktor X. Misalnya, diberikan himpunan data {(Xi , Yi)}, i = 1,...,n. Secara umum

hubungan antara Y dan X dapat ditulis dengan persamaan:

= ( )+ (11)

Dengan m(x) adalah suatu fungsi regresi, dan merupakan suatu variabel acak yang

menggambarkan variasi Y di sekitar m(x). Permasalahan dalam analisis regresi


20

adalah menentukan fungsi dugaan atau m(x) yang mewakili keterkaitan antara X dan

Y pada data yang diberikan.

Penentuan fungsi dugaan regresi dapat dilakukan secara parametik dan nonparametik.

Penaksiran fungsi dugaan yang paling umum digunakan dan sering digunakan adalah

penaksiran fungsi dugaan secara parametik. Pada penaksiran fungsi parametik

biasanya fungsi regresi diumpamakan atau diasumsikan merupakan suatu fungsi yang

diketahui bentuknya.

Fungsi tersebut digambarkan oleh sejumlah hingga parameter yang harus ditaksir.

Dalam regresi parametik terdapat beberapa asumsi mengenai model, sehingga

diperlukan pengecekan akan terpenuhinya asumsi tersebut. Namun, apabila tidak ada

referensi bentuk kurva tertentu maka digunakan penaksiran fungsi regresi secara

nonparametik yang lebih fleksibel [8].

Regresi merupakan alat ukur yg digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

antarvariabel. Analisis regresi lebih akurat dalam analisis korelasi karena tingkat

perubahan suatu variabel terhdp variabel lainnya dpt ditentukan). Jadi pada regresi,

peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat

pula. Regresi linier adalah regresi yang variabel bebasnya (variabel X) berpangkat

paling tinggi satu. Utk regresi sederhana, yaitu regresi linier yg hanya melibatkan dua

variabel (variabel X dan Y). Persamaan umum untuk perhitungan regresi linier yaitu

sebagai berikut:

Y = a + bX (12)
21

Keterangan :

Y = variabel terikat

X = variabel bebas

a = intersep / konstanta

b = koefisien regresi / slop

Persamaan regresi linear di atas dapat pula dituliskan dalam bentuk:

 xy 
Y   2 x
 x 
(13)

Nilai a dan b pada persamaan umum dapat dicari dengan rumus:

(Y )(X 2 )  (X )(XY )


a
(n)(X 2 )  (X ) 2
(n)(XY )  (X )(Y )
b
(n)(X 2 )  (X ) 2 (14)

Pendekatan matriks dapat dituliskan dalam bentuk berikut:

 n X  a   Y 
    
2  

  X  X   
b  XY 
det A1 det A2
a b
det A det A
 n X   Y X   n Y 
A    A1  
2
 A2  
2

XY 
(15)
 X X   XY X   X

Pendekatan matriks ini yang akan dijadikan acuan untuk mendapatkan nilai a dan b

dan selanjutnya akan dapat menentukan persamaan yang dibutuhkan [9].


22

2.6 Kebutuhan Kapasitas Daya Listrik

Permintaan daya dan energi listrik, adalah dasar dari perhitungan yang dipakai untuk

pengembangan sistem tenaga listrik. Sitem pembangkit tenaga listrik terdiri dari

beberapa jenis pembangkit dengan beberapa parameter, sebagai berikut:

1. Jumlah unit

2. Jenis dari unit pembangkit tenaga listrik

3. Keandalan dari unit pembangkit tenaga listirk

4. Pemakaian bahan bakar dari pembangkit tenaga listrik

5. Biaya investasi dari unit pembangkit tenaga listrik

Perubahan permintaan daya listrik dari waktu ke waktu, penambahan beban puncak

serta adanya kemungkinan unit pembangkit listrik gagal beroperasi akan

mengakibatkan pasokan tidak dapat memenuhi permintaan. Untuk mencegah hal

tersebut, maka diperlukan kapasitas cadangan dalam sistem pembangkit tenaga listik

(reserved capasity).

Kemampuan sistem dalam memenuhi permintaan daya dari waktu ke waktu

menunjukkan keandalan sistem (reability of the system). Semakin andal sistem

pembangkit tenaga listrik, semakin besar pula cadangan kapasitas yang harus

disiapkan oleh sistem. Keandalan dari suatu sistem pembangkit tenaga listrik dapat

diartikan sebagai suatu tingkat jaminan dari pasokan daya listrik konsumen. Dari

definisi tersebut, analisa-analisa ditujukan pada permintaan kapasitas pembangkit,

dimana diharapkan kapsitas pembangkit dapat memenuhi beban puncak.


23

Salah satu faktor yang memepengaruhi suatu keandalan sistem adalah keandalan dari

unit pembangkit itu sendiri. Kegagalan sistem unit pembangkit adalah Forced Outage

Rate (FOR). Kondisi out of service merupakan penyebab adanya FOR, selain itu juga

FOR diakibatkan oleh kesalahan operasi komponen peralatan atau kesalahan

manusia. Forced Outage Rate (FOR) adalah ukuran sering tidaknya unit pembangkit

mengalami gangguan.

Semua permintaan daya listrik yang harus dilayani oleh sistem pembangkit tenaga

listrik, selalu melalui suatu prosedur dan pembangkitan pembebanan yang

disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pembangkit tenaga listrik. Prosedur

pembebanan ini bertujuan, agar sistem pembangkit tenaga listrik dapat melayani

perubahan permintaan beban yang sangat cepat dan ekonomis [11].


24

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Tugas akhir ini dilaksankan pada bulan Januari 2016 – Juni 2017 bertempat di

Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Lampung

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu:

1. Satu unit laptop dengan sistem operasi windows 8.1 pro 64 bit sebagai media

perancangan dan pengujian pada simulasi yang akan dilakukan.

2. Perangkat lunak Microsoft Excel sebagai perangkat lunak utama yang digunakan

untuk melakukan perancangan dan perhitungan.

3. Data beban harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang terpakai dan disuplay

oleh PT. PLN di Wilayah Lampung.

4. Data load forecasting untuk beberapa tahun kedepan.


25

3.3 Tahap Pengerjaan Tugas Akhir

Berikut merupakan metode dan langkah-langkah kerja yang dilakukan unutk

menyelesaikan tugas akhir ini:

1. Studi Literatur

Studi literatur merupakan cara untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan

tugas akhir. Materi yang akan dipelajari berasal dari beberapa referensi atau

beberapa sumber ilmiah lainnya, contohnya adalah jurnal ilmiah, buku yang

berkaitan dengan materi tugas akhir, skripsi-skripsi yang berkaitan dengan tugas

akhir, dan E-book.

2. Studi Bimbingan

Studi bimbingan merupakan langkah yang dilakukan unutk menyelesaikan tugas

akhir. Studi bimbingan dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pembimbing

tugas akhir dan juga melakukan kegiatan tanya jawab dengan dosen pembimbing,

untuk menambah wawasan dan tujuannya adalah menyelesaikan kendala yang

terjadi saat melaksanakan tugas akhir.

3. Pengambilan dan Pengolahan Data

Dalam tugas akhir ini fokus yang dilakukan pada studi kasus adalah pada sistem

kelistrikan di wilayah Lampung, sehingga data yang diperlukan dapat diperoleh

dari PT. PLN distribusi wilayah Lampung. Data-data yang diperoleh akan diolah

sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah langkah selanjutnya yaitu

pengolahan data dalam program.


26

4. Diagram Alir Proses Perhitungan LOLP

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat diagram alir dari

perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan LOLP.

5. Pembuatan Program Komputer

Pembuatan Program Komputer ini dibuat dengan menggunakan software

Microsoft Excel.

6. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan ini merupakan proses akhir dari tugas akhir ini yang akan

menjadi hasil nyata dan bukti bahwa telah dilakukannya tugas akhir dengan

sebenar-benarnya sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 Teknik

Elektro Universitas Lampung. Pengerjaan laporan ini terdiri dari dua (2) tahap

yakni, laporan tahap awal dari bab 1 sampai bab 3 yang digunakan untuk

melakukan seminar usul dan laporan akhir yang terdiri dari baba4 dan bab5 yang

digunakan untuk melakukan seminar hasil.


27

3.4. Diagram Alir Tugas Akhir

Penyelesaian tugas akhir dilakukan dalam beberapa tahap, untuk mempermudah

pelaksanaan tersebut diperlukan diagram alir tugas akhir, sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram Alir Tugas Akhir


28

3.5 Diagram Alir Perhitungan LOLP ( Loss Of Load Probability)

Berikut merupakan diagram alir langkah-langkah perhitungan nilai LOLP ( Loss Of

Load Probability):

Gambar 4. Diagram Alir Perhitungan LOLP ( Loss Of Load Probability)


29

3.6 Langkah-langkah Perhitungan LOLP (Loss Of Load Probability)

Langkah-langkah yang dilakukan pada tugas akhir ini untuk mendapatkan nilai LOLP

(Loss Of Load Probability) pada periode tahun 2016 sebagai berikut:

1. Memasukkan data berupa nilai-nilai beban harian di Lampung yang

didapatkan dari PT. PLN Distribusi Lampung.

2. Mengubah data-data berupa nilai beban puncak harian kedalam bentuk kurva

yang disebut kurva lama beban.

3. Mencari persamaan garis yang membentuk kurva lama beban dengan

menggunakan metode numerik berupa regresi linier.

4. Menghitung nilai probabilitas individu masing-masing pembangkit yang

tersedia.

5. Mencari nilai dari titik potong antara kapasitas pembangkit ( sumbu Y)

dengan kurva lama beban yang terbentuk.

6. Menghitung nilai LOLP ( Loss Of Load Probability).

7. Apabila nilai LOLP ( Loss Of Load Probability) telah didapatkan, dan

nilainya telah sesuai standar PT.PLN maka perhitungan selesai. Apabila nilai

LOLP belum sesuai standar maka dilakukan skenario untuk memperbaiki nilai

LOLP agar sesuai standar PT.PLN atau bahkan lebih baik dari itu.

8. Perhitungan Nilai LOLP ( Loss Of Load Probability) selesai.


30

3.7 Diagram Alir Perhitungan EENS ( Expected Energy Not Supplied )

Berikut merupakan gambar diagram alir perhitungan EENS ( Expected Energy Not

Supplied ):

Gambar 5. Diagram Alir Perhitungan Nilai EENS( Expected Energy Not Supplied )
31

3.8 Langkah-langkah Perhitungan EENS ( Expected Energy Not Supplied )

Langkah-langkah yang dilakukan pada tugas akhir ini untuk mendapatkan nilai EENS

( Expected Energy Not Supplied ) pada periode tahun 2016-2018 sebagai berikut:

1. Memasukkan data berupa nilai-nilai beban puncak harian di Lampung yang

didapatkan dari PT. PLN Distribusi Lampung.

2. Mengubah data-data berupa nilai beban puncak harian kedalam bentuk kurva yang

disebut kurva lama beban.

3. Mencari persamaan garis yang membentuk kurva lama beban dengan

menggunakan metode numerik berupa regresi linier.

4. Menghitung nilai probabilitas individu masing-masing pembangkit yang tersedia.

5. Mencari nilai dari titik potong antara kapasitas pembangkit ( sumbu Y) dengan

kurva lama beban yang terbentuk.

6. Menghitung nilai EENS ( Expected Energy Not Supplied ).

7. Apabila nilai EENS ( Expected Energy Not Supplied ) telah didapatkan, dan

nilainya telah sesuai standar PT.PLN maka perhitungan selesai. Apabila nilai

EENS belum sesuai standar maka dilakukan skenario untuk memperbaiki nilai

EENS agar sesuai standar PT.PLN atau bahkan lebih baik dari itu.

8. Perhitungan Nilai EENS ( Expected Energy Not Supplied ) selesai.


72

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. PLN Ditribusi Wilayah Lampung

mengenai keandalam sistem tenaga listrik di wilayah Lampung, didapatkan

kesimpualan sebagai berikut:

1. Perhitungan indeks keandalan sistem tenaga pada kondisi awal menghasilkan

nilai LOLP atau Loss Of Load Probability menghasilkan nilai total sebesar

1,704784 hari/tahun dan Nilai indeks keandalan selain LOLP yaitu EENS atau

Expected Energy Not Supplied pada tahun 2016 menghasilkan nilai total

sebesar 40,760892 MW. Nilai indeks LOLP tersebut belum memenuhi standar

yang sudah ditetapkan oleh PT.PLN yaitu sebesar 1,000 hari/tahun,

berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan keandalan sistem tenaga di Wilayah

Lampung pada tahun 2016 dalam kategori kurang andal.


73

2. Penambahan ketersediaan daya harus memperhitungkan jumlah pembangkit,

karena berpengaruh dalam perbaikan indeks keandalan, pembangkit dengan

kapasitas besar dalam jumlah yang sedikit akan mempengaruhi ketersediaan

daya apabila dalam keadaan out service. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh

hasil perhitungan nilai LOLP dan EENS pada 2 skenario sebagai berikut:

a. Penambahan daya sebesar 4 MW pada skenario 1 yaitu pergantian PLTG

Tarahan 16 MW dengan PLTG 100 MW dan menghilangkan PLTU

Sebalang Unit 1 60 MW serta PLTD 20 MW menghasilkan nilai sebesar

3,61531568 hari/tahun untuk nilai LOLP atau Loss Of Load Probability

dan sebesar 86,335372 MW untuk nilai indeks EENS atau Expected

Energy Not Supplied, berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan keandalan

sistem tenaga di Wilayah Lampung pada tahun 2016 dalam kategori tidak

andal.

b. Penambahan daya sebesar 4 MW pada skenario 2 pergantian PLTG

Tarahan 16 MW dengan PLTG 2x50 MW dan menghilangkan PLTU

Sebalang Unit 1 60 MW serta PLTD 20 MW menghasilkan nilai sebesar

0,092860604 hari/tahun untuk nilai LOLP atau Loss Of Load Probability

dan sebesar 1,62219477 MW untuk nilai indeks EENS atau Expected

Energy Not Supplied, nilai EENS yang kecil menandakan bahwa

pembangkit beroperasi secara optimal sehingga dapat menjaga

kontinuitas pelayanan pada konsumen. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikatakan keandalan sistem tenaga di Wilayah Lampung pada tahun 2016

dalam kategori andal.


74

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini, penulis ingin memberikan beberapa saran agar

kedepannya sistem dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan:

1. Sebelum membangun suatu pembangkit sebaiknya memperhitungkan juga

nilai FOR atau Force Outage Rate , karena nilai tersebut sangat

mempengaruhi probabilitas pembangkit bekerja dan akan mempengaruhi nilai

LOLP dan EENS .

2. Selain itu juga perlu diperhatikan untuk peramalan beban, apabila ingin

membangun suatu pembangkit perlu diperhitungkan pertumbuhan beban yang

akan terjadi, agar dapat mengantisipasi kelonjakan pertumbuhan beban.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, direkomendasikan untuk

melakukan skenario 2 karena memiliki indeks keandalan yang sangat bagus,

hal tersebut akan menjaga kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen

pada tahun 2016.

4. Pembuatan skenario penambahan pembangkit dengan memperhitungkan

jumlah pembangkit pada penelitian ini juga dapat diterapkan untuk tahun

berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] T. Wrahatnolo, Suhadi, Teknik Distribusi Tenaga Listrik, 1st ed. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.

[2] C. P. Wisesa, “Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 KV Di


PT. PLN (PERSERO) APJ Banyuwangi dengan Metode Reliability Network
Equivalent Approach,” 2014.

[3] R. S. Hartati. I. W. Sukerayasa, I. N. Setiawan,” Penentuan Angka Keluar


Peralatan Untuk Evaluasi Keandalan Sistem Terdistribusi Tenaga Listrik,”
Vol 6 No. 2, pp. 52-55, 2007.

[4] A.S. Pabla, Electric Power Distribution, 5th ed. New Delhi: Tata McGraw-
Hill Publishing Company Limited, 2008.

[5] A. B. Pulungan, ”Keandalan Jaringan Tegangan Menengah 20 KV Di


Wilayah Area Pelayanan Jaringan (APJ) Padang PT. PLN (PERSERO)
Cabang Padang,” vol. 1 hal. 58-61, 2012.

[6] J. A. Momoh, Electric Power Distribution, Automation, Protection, and


Control, 1st ed. Washington DC, USA: CRC Press, Taylor and Francis
Group, 2008.

[7] Peraturan Menteri ESDM No. 4 Tahun 2009, “Aturan Distribusi Tenaga

Listrik,” 2009.
77

[8] N. Nugraha, “Regresi Polinomial Lokal,” 2009.

[9] D. Luknanto, Regresi Kuadrat Terkecil Untuk Kalibrasi Bangunan


Ukur Debit, Yogyakarta, 1992.

[10] R. Apriani, “Perhitungan Loss Of Load Probability Tenaga Listrik Di PT.


Pupuk Sriwidjaja,” vol.2, no.1, pp. 22-27, 2015.

[11] H. Yuvendius, “Analisa Perencanaan Keandalan Pembangkit


Proyek IPP Wilayah Riau Tahun 2012-2025,” 2012.

[12] R. Billinton, R.N. Allan, Reliability Evaluation Of Power Systems, 2nd ed.
London: Plenum Publishing Corporation, 1994.

Anda mungkin juga menyukai