Anda di halaman 1dari 52

Karaterisitk beban linier & beban

non linier
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear

Beban harmonisa dapat diklasifikasikan sebagai beban linear dan


nonlinear. Beban linear yang memproduksi harmonisa adalah peralatan
dengan inti besi yang beroperasi pada region nonlinear (saturated)
pada inti besi. Juga, bergantung pada winding pitch, motor dan
generator mungkin mungkin memproduksi harmonisa. Sumber-sumber
ini (beban) telah ada sejak awal adanya sistem tenaga, tapi harmonisa
yang timbul dari peralatan-peralatan telah dapat dikelola.

Sumber “tradisional harmonisa termasuk sebagai berikut:


> Riak pada gelombang muncul dari pulsa cepat dan osilasi dari flux
medan yang disebabkan oleh pergerakan pole didepan projecting
armature teeth menyebabkan keluaran harmonisa. Riak ini
menyebabkan distorsi flux pada mesin sinkron.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Sumber “tradisional” harmonisa termasuk sebagai berikut (lanjutan):

> Variasi pada reluktansi gap udara pada pole pitch mesin sinkron
membuat variasi kontinu didalam flux, yang menembus ke bentuk
gelombang, dan membuat harmonisa.

> Distorsi flux pada mesin sinkron dapat timbul akibat efek beban.
Variasi yang tajam pada beban menghasilkan perubahan tiba-tiba pada
kecepatan mesin tanpa perubahan pada flux, sehingga mendistorsi
bentuk gelombang.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Sumber “tradisional harmonisa” termasuk sebagai berikut (lanjutan):

> Terjadinya non-sinusoidal emf adalah karena distribusi nonsinusoidal


flux pada gap udara dari mesin sinkron

> Arus harmonisa transformator yang terbatas, biasanya pada


harmonisa ke-3, timbul pada keadaan tanpa beban

> Pembebanan arus nonsinusoidal (yang kecil dan terbatas) timbul


pada jaringan yang terdapat nonlinearitas meskipun tegangan input
murni sinusoidal. Nonlinearitas ini umumnya adalah pengelasan, arc
furnace, kontroler tegangan, konverter frekuensi, dan lain sebagainya

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Faktanya bahwa perubahan drastis pada filosofi desain dari semua


peralatan daya dan peralatan beban terjadi, hingga tingkat paling
rendah.

Dahulu, manufaktur cenderung mengarah underrating atau


overdesigning dalam pembuatan sebagian besar peralatan. Sekarang,
agar kompetitif, peralatan dan perlengkapan daya harus didesain
dengan kritis.

Dalam kasus peralatan dengan inti besi, titik operasinya lebih ke arah
karakteristik nonlinear, menghasilkan kenaikan tajam pada harmonisa
dari peralatan daya dan peralatan beban.

Sekarang, aplikasi peralatan elektronik terus merubah lingkukan elektrik


pada sistem distribusi daya pada kebanyakan fasilitas komersial dan
industri. Pada masa sebelumnya, beban linear umum ditemui pada
sistem distribusi seperti motor, pemanas, dll.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Meskipun beban-beban (linear) tersebut masih ada pada fasilitas


modern, beban lainnya – umumnya elektronik – yang bersifat nonlinear,
persentasenya sangat besar pada total beban. Karena perkembangan
beban nonlinear yang sangat cepat, arus harmonisa meningkat
signifikan pada sistem distribusi listrik. Karena sistem distribusi listrik
pada kebanyakan fasilitas didesain untuk menyesuaikan karakteristik
beban linear, aplikasi beban nonlinear telah menyebabkan masalah
serius seperti overheat pada konduktor, transformator,
ketidaksengajaan trip CB, kegagalan kapasitor, dan malfungsi peralatan
elektronik.

Beban nonlinear mengkonsumsi energi dalam jumlah besar, sehingga


menyebabkan dampak besar dibandingkan beban linear. Beban linear
mempunyai karakterisik impedansi yang pada dasarnya konstan
terhadap aplikasi tegangan sepanjang waktu. Apabila tegangan
sinusoidal diaplikasikan pada beban ini, arus yang diserap juga
sinusoidal.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Sebaliknya, beban elektronik nonlinear tidak menyerap arus sinusoidal.


Daya yang diaplikasikan pada beban ini bisa jadi disearahkan oleh
jembatan dioda atau peralatan disaklarkan dengan komponen saklar
(SCRs, Triac, transistor, etc). Gambar dibawah menunjukkan
gelombang arus pada beban linear dan beban penyearah (SMPS).
Gelombang sinusoidal
adalah pada beban
seperti pemanas, motor.
Gelombang pulsa adalah
pada beban elektronik
yang menyerap arus
dalam bentuk pulsa atau
pada porsi tertentu dalam
siklus dengan
pensaklaran on/off.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Beban nonsinusoidal tidak menyerap arus pada keseluruhan siklus,


hanya pada beberapa saat per siklus atau pada titik tertentu dalam
siklus. Arus yang diserap oleh beban elektronik adalah dalam transisi
mendadak yang berinteraksi dengan impedansi sistem, menyebabkan
hilang tegangan dan impuls.

Beberapa beban elektronik merupakan beban daya konstan, misalnya


SMPS, dan untuk beban-beban ini penurunan tegangan dalam
jangkauan operasi akan menyebabkan peningkatan dalam arus untuk
menjaga daya konstan. Juga, arus harmonisa pada beban berinteraksi
dengan impedansi sistem distribusi, sehingga menyebabkan jatuh
tegangan harmonisa.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Ketika impedansi sistem distribusi tinggi, tegangan jatuh harmonisa


tinggi dan arus harmonisa untuk beban nonsinusoidal lebih rendah.

Ketika impedansi sistem distribusi rendah , tegangan jatuh harmonisa


juga rendah dan arus harmonisa untuk beban nonlinear menjadi tinggi.

Beban nonlinear ketika dikombinasikan dengan arus inrush tinggi dan


impedansi sistem distribusi tinggi cenderung menyebabkan voltage dips
yang parah dan distorsi pada gelombang tegangan. Dalam kondisi ini,
beban elektronik daya konstan mengkompensasi dengan naiknya
penyerapan arus. Meningkatnya penyerapan arus berinteraksi dengan
impedansi sistem distribusi dan menambahkan voltage dip, apabila
voltage dip cukup parah maka beban disepanjang sistem distribusi akan
crash/gagal.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4 Karakteristik Umum Beban Linear dan Nonlinear (lanjutan)

Menambahkan drop tegangan saluran, arus harmonisa ke-3 (harmonisa


triplen orde-ganjil) tidak saling menghilangkan dan mengalir di
rangkaian netral dari sistem tiga fasa, empat kawat. Efeknya, arus
tersebut kembali ke sumber daya/power source melewati konduktor
netral. Arus-arus ini bisa jadi lebih tinggi dibanding arus fasa, sehingga
menjadikan perhatian baru terhadap kecukupan netral pada sistem
suplai daya tiga fasa.

Untuk mengatasi masalah harmonisa yang disebabkan beban


nonlinear, karakteristik beban dari harmonisa sistem harus dipelajari
dan dimengerti. Sebagian besar karakteristik beban dapat ditentukan
dari pemeriksaan respon beban pada gelombang tegangan terdistorsi di
terminal beban.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.1 Terminologi HD (Harmonic Distortion)


Bentuk gelombang periodik nonsinusoidal dari beban nonlinear dapat
direpresentasikan dengan analisa Fourier sebagai jumlah dari
komponen DC dan gelombang sinusoidal dari beragam amplituda dan
pergeseran fasa dari sudut relatif.

Seluruh gelombang sinusoidal mempunyai



frekuensi–frekuensi yang
1

merupakan multiplikasi dari frekuensi fundamental 60 Hz. Bentuk


gelombang Tegangan dan Arus kemudian dapat direpresentasikan
sebagai jumlah komponen DC dan gelombang sinusoidal dengan
frekuensi fundamental
1

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.1 Terminologi HD (Harmonic Distortion) - Lanjutan

Persamaan tegangan dan arus merepresentasikan gelombang


sinusoidal yang merupakan kelipatan frekuensi fundamental, dan
disebut harmonisa. Nilai efektif (rms) dari gelombang arus dimana
amplituda dari masing-masing harmonisa dapat dihitung dengan
persamaan berikut :

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.1 Terminologi HD (Harmonic Distortion) - Lanjutan

Nonlinearitas (i.e. distorsi) dari bentuk gelombang dapat ditentukan


dengan istilah THD, Crest Factor (CF), dan Form Factor. THD
didefinisikan sebagai rasio besaran rms dari total arus harmonisa dan
nilai rms dari arus fundamental. THD diekspresikan sebagai persentase
arus fundamental dengan persamaan sebagai berikut:

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.1 Terminologi HD (Harmonic Distortion) - Lanjutan

Crest Factor (CF) didefinisikan sebagai rasio antara puncak bentuk


gelombang dengan nilai rms, ditulis seperti berikut:

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.1 Terminologi HD (Harmonic Distortion) – Lanjutan

Pada bentuk gelombang murni (linear), crest factor sama dengan akar
kuadrat dari 2 (i.e., 1/(0.707) atau 1.414. Form factor didefinisikan
sebagai rasio nilai rms dari bentuk gelombang ke nilai rms fundamental
gelombang, ditulis sbb:

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear

Empat jenis peralatan elektronika daya nonlinear yang terus meningkat


penggunaannya pada industri komersial. Peralatan tersebut antara lain
penerangan fluorescent( lampu pendar), ASDs, SMPS, dan
Uninteruptible Powe Supplies (UPS).

Penerangan Fluorescent:
Menggantikan peran penerangan incandescent, kini paling populer dan
banyak digunakan. Cahayanya dikeluarkan oleh peluahan gas,
lampunya membutuhkan ballast untuk starting dan mengoperasikan
tegangan serta membatasi arus selama operasi. Dua jenis ballast yang
digunakan: magnetic core-coil dan elektronik. Kedua jenis tersebut
menghasilkan harmonisa. Ballast magnetik membangkitkan HD ke-3,
tipikalnya pada jangkauan 13%-20%.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear

Penerangan Fluorescent (lanjutan):


Sebaliknya, pengujian yang dilakukan belakangan oleh Lawrence
Berkeley Laboratory menunjukkan bahwa HD dibangkitkan oleh ballast
elektronik yang tersedia kini dapat bervariasi dari 5% - 33% arus
fundamental, tergantung desain.

Faktanya, beberapa jenis ballast elektronik menghasilkan lebih sedikit


arus harmonisa dibandingkan ballast magnetik. Kebanyakan
manufaktur menangan HD di cukup dibawah level yang
direkomendasikan ANSI (THD <32%). Kesimpulannya, THD dari ballast
elektronika dapat dibandingkan dengan ballast magnetik, ballast
elektronik memiliki jangkauan lebar pada arus harmonisa individualnya,
dan menggunakan daya lebih sedikit dari ballast magnetik.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear

Variable Frequency Drives (VFDs):


Kebanyakan VFDs mengandung penyearah front-end, DC link, dan
inverter, yang beroperasi bersama dengan sistem kontrol. Penyearah
mengkonversi input AC 3 fasa ke tegangan DC. Tergantung jenis
sistem, reaktor, kapasitor, atau kombinasi dari keduanya digunakan
untuk menghaluskan sinyal DC. Rangkaian inverter menggunakan
tegangan DC untuk membuat tegangan AC frekuensi variabel untuk
mengontrol kecepatan motor AC. VFDs juga disebut ASDs atau Variable
Speed Drive (VSDs). Karakteristik harmonisa untuk VFD atau ASD
adalah berdasarkan jumlah penyearah (jumlah pulsa) pada rangkaian
dan dapat ditentukan dengan

h = (n x p) ±1, dimana h = orde harmonisa; n = integer (1,2,3,4,5,6..)


p = jumlah pulsa dari penyearah
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

Sebagai contoh, menggunakan persamaan diatas, penyearah 6 pulsa


ditunjukkan pada gambar (a) dibawah akan membuat karakteristik
harmonisa ke-5,7,11,13,17,19, dst. Derajat dan besar dari harmonisa
adalah fungsi dari desain drive (penggerak) dan hubungan beban
nonlinear dengan impedansi sistem distribusi terhubung.

Impedansi saluran sumber daya didepan kontroler akan menentukan


magnituda dan amplituda arus harmonisa dan tegangan yang
dipantulkan kembali ke sistem distribusi (lihat gambar b).

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

Arus terdistorsi yang direfleksikan melalui impedansi distribusi


menyebabkan jatuh tegangan atau distorsi tegangan harmonisa.
Hubungan ini proporsional dengan arus gangguan sistem distribusi
yang tersedia dan dengan distribusi impedansi sistem.

Dua jenis AC Drive yang paling umum digunakan adalah jenis


: Voltage Source Inverter (VSI) dan Current Source Inverter.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

VSI drives:
Jenis ini menggunakan kapasitor besar pada DC link untuk memberikan
tegangan konstan relatif ke inverter. Inverter kemudian merubah
tegangan DC ini menjadi tegangan AC frekuensi variabel untuk motor.
Kebanyakan drive inverter menggunakan teknik PWM (pulse width
modulation) untuk meningkatkan kualitas bentuk gelombang tegangan
keluaran. Aplikasi yang umum adalah motor hingga 100 hp.

CSI drives:
CSI drive umumnya digunakan untuk aplikasi motor yang lebih besar
dimana desain dapat berdasarkan pesanan. DC link terdiri atas choke
besar untuk menjaga arus DC relatif konstan. Inverter kemudian
merubah gelombang arus untuk memberi sinyal AC frekuensi variabel
ke motor.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

Karakteristik VFDs juga bisa menjadi sangat penting karena aplikasi


kapasitor untuk koreksi PF dapat membuat masalah khusus, termasuk
resonansi harmonisa dan pembesaran tegangan transien.

Komponen pergeseran dari PF dihubungkan dengan sudut antara


tegangan dan arus. Tanpa adanya distorsi, PF sama dengan
pergeseran/displacement PF (DPF). Kedua drive memiliki gelombang
arus terdistorsi, ini menambahkan komponen distorsi ke PF (PF nyata
adalah daya nyata dibagi total daya semu)

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

Karena distorsi, PF dapat jadi lebih buruk untuk jenis VSI drive
dibandingkan kebanyakan CSI drive. Drive Phase-Controlled CSI
memiliki PF yang buruk apabila dioperasikan dengan Rectifier Firing
Delay Angles besar. Kemampuan menahan tegangan transien
merupakan karakter VFD yang penting lainnya. Saklar power
semikonduktor yang mempunyai rating tegangan inverse puncak/peak
inverse voltage (PIV) hanya 1200 V digunakan pada banyak VFDs.

Pada sistem distribusi 480 V, rating PIV ini sama dengan 177%
tegangan sistem normal. Pada kebanyakan rakitan saklar
semikonduktor, onboard metal-oxide varistors(MOVs) digunakan untuk
tujuan proteksi. MOV sangat efektif untuk gangguan transien energi
rendah, namun begitu dapat rusak oleh transien pensaklaran yang
besar apabila tidak diukur tepat.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

Topologi penggerak dan karakteristik sistem kontrol juga mempengaruhi


sensitifitas VFD terhadap gangguan transien. Penggerak/drive jenis VSI
membutuhkan penghalusan/smoothing tegangan saluran DC dengan
kapasitor besar untuk operasi yang baik.

Untuk proteksi komponen inverter, tegangan bus DC harus dipantau


dan penggerak trip ketika melampaui besaran tertentu. Interupsi
sementara atau voltage dip pada tegangan input dapat mempengaruhi
kontrol penggerak selama beberapa saat. Karakteristik ini sangat
bergantung pada spesifikasi kontrol yang terkait, namun bukan hal yang
asing apabila voltage dips berlangsung hanya beberapa siklus dapat
menyebabkan penggerak mengalami trip.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear(lanjutan)

SMPS : SMPS menimbulkan harmonisa dikarenakan proses


pensaklaran dari jembatan penyearah yang mensuplai regulator
pensaklaran. Kapasitor DC memberikan tegangan DC konstan untuk
regulator pensaklaran. Untuk menjaga tegangan DC ini, kapasitor
hanya perlu menyerap pulsa arus yang kira-kira setinggi puncak
gelombang sinusnya. Hasil gelombang arusnya ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.2 Jenis-Jenis Beban Nonlinear (lanjutan)

Hubungan daya berdasarkan tegangan dan arus sinusoidal tidak akan


valid dengan bentuk gelombang pada gambar diatas. Karena suatu hal,
arus puncak tidak lagi sebesar 1.414 kali arus rms. CF(rasio peak to
rms) untuk arus ini jauh lebih tinggi dan pengukur meter, kontrol, atau
relay yang sensitif terhadap arus puncak harus mempertimbangkan hal
ini.
Arus yang diserap oleh SMPS mengandung komponen harmonisa
signifikan.

Gambar dibawah ini menunjukkan bahwa komponen harmonisa


tertinggi adalah yang ketiga.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

Arus Harmonisa
SMPS

Komponen harmonisa didalam arus ini juga memiliki efek dramatis pada
PF di beban. Meskipun komponen 50 Hz dari arus (fundamental) sefasa
dengan tegangan, komponen harmonisa mereduksi PF nyata dan
secara tidak langsung mereduksi daya nyata yang tersedia.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban

PF didefinisikan sebagai rasio dari real power dibagi dengan apparent


(total) power, contoh: watt dibagi dengan volt-amps (VA). Beban resistif
memproduksi faktor daya unity (PF = 1), namun, semua beban reaktif
(induktif dan kapasitif) memproduksi PF non-unity. PF untuk beban
linear dan nonlinear dijabarkan dengan persamaan berikut :

1. Beban Linear
kW50 Hz
PFDisplacement   cos 
kVA50 Hz
dimana


kVA50 Hz  kW502  kVAR502 
1/ 2

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

2. Beban Non Linear

kW50 Hz
PFTrue   cos 
kVArms
(contoh: daya nyata tidak sama dengan
cos θ)

dimana

kVArms  ( kW502  kVARhar
2
)  (kVAR602  kVARhar
2
) 
1/ 2

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Suplai daya elektronik yang tidak dikoreksi menyebabkan true PF (PF


nyata) sangat buruk dan harmonisa tinggi yang menyebabkan panas
didalam fasa dan kawat netral sistem distribusi daya, terutama dimana
daya 120V fasa tunggal disuplai dari sebuah sistem wiring 3 fasa
208/120V.

PF menjabarkan seberapa efisien sebuah beban mengguanakan arus


yang diserapnya dari sistem tenaga AC. PF juga dapat diekspresikan
dalam konteks faktor distorsi, untuk memberikan penilaian efisiensi
penggunaan beban dalam kasus adanya harmonisa.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Jadi untuk rangkaian sinusoidal (tidak ada harmonisa), dapat ditulis


persamaan tegangan dan arus pada beban sebagai berikut:

V (t )  V1 sin( 1t  1 ) I (t )  I1 sin( 1t  1 )

Dimana V1 dan I1 adalah nilai puncak arus dan tegangan 50 Hz


δ1 dan θ1 adalah sudut fasa relatif.

True PF (PF Nyata) pada beban didefinisikan sebagai rasio average


power terhadap apparent power
Pavg Pavg
PFTrue  
S Vrms I rms
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Untuk kasus sinusoidal murni, persamaan PFtrue diatas dapat ditulis


sbb:

Dimana PFdisp umumnya diketahui sebagai DPF, dan (δ1 – θ1) diketahui
sebagai sudut fasa. Sehingga dalam kondisi sinusoidal murni, hanya
ada satu PF karena true PF (PF nyata) dan DPF adalah sama. Namun,
ini tidak benar dalam konteks nonsinusoidal, karena tegangan dan arus
mengandung harmonisa. Daya rata-rata untuk kondisi sinusoidal dapat
direpresentasikan dengan menambahkan harmonisa signifikan seperti
harmonisa ke-3, ke-5, ke-7, dst.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Melanjutkan sebelumnya, dapat ditulis persamaan :

Dimana, tiap-tiap harmonisa membuat kontribusi ke daya rata-rata. Nilai


rms tegangan dan arus juga persamaannya sebagai berikut:

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Persamaan diatas dapat ditulis dalam konteks faktor distorsi (THD) :

Sekarang dapat mensubstitusikan persamaan diatas dalam persamaan


asal untuk true PF pada beban.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Persamaan diatas dapat diekspresikan sebagai produk dua komponen :

Juga, dengan mengasumsikan bahwa Pavg kira-kira sama dengan P1avg


dan karena biasanya THDv lebih rendah dari 10%,maka Vrms=V1rms.
Dengan menghubungkan kedua asumsi pada persamaan diatas, dapat
ditulis:

Dimana PFDIst adalah distorsi PF

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

Karena DPF (PFDisp) tidak akan pernah lebih besar dari 1, persamaan
diatas menunjukkan bahwa true PF dalam kondisi sinusoidal
mempunyai batas atas seperti diberikan dalam persamaan berikut:

Persamaan diatas memberikan gambaran sifat true PF dari beban


elektronika (nonlinear), terutama beban fasa tunggal. Persamaan diatas
menunjukkan bahwa semakin besar HD, maka semakin rendah true PF
meskinpun DPF yang timbul bisa sangat tinggi. Displacement PF dan
True PF ditunjukkan pada gambar 12.14.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.3 Karakteristik PF dari Beban (lanjutan)

True PF untuk beban nonlinear dengan distorsi (THDl %) ditunjukkan


sebagai berikut:
True PF yang dihitung disamping,
merepresentasikan true PF untuk beban-
beban nonlinear. True PF aktualnya adalah
hasil dari true PF maksimum dan DPF, dan
hasilnya dapat secara signifikan lebih
rendah dari DPF. Perbandingan PF yang
ditunjukkan disamping, memberikan
gambaran yang lebih baik karena arus
harmonisa sebenarnya menyebabkan lebih
banyak rugi-rugi per ampere dibandingkan
arus fundamental.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Gambar 12.14 – DPF bs True PF 12
Chapter
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.4 Urutan Fasa dari Harmonisa

Pada sistem tenaga 3 fasa yang seimbang, tegangan dan arus didalam
fasa a-b-c digeser sebanyak +/- 120° dari fundamental. Mengambil fasa
a sebagai referensi, dapat ditulis persamaan untuk arus fasa a :

Arus pada fasa b dan c, lag dan lead sebesar (2π/3)rad(120°).


Sehingga arus pada b dan c :

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.4 Urutan Fasa dari Harmonisa

Juga, persamaan yang sejenis dapat ditulis untuk tegangan fasa yang
ditunjukkan pada gambar 12.15 dengan tegangan fasa b lagging
tegangan fasa a sebesar 120° dan tegangan fasa c leading tegangan
fasa a sebesar 120° (atau lagging 240°).

Ketika persamaan persamaan diatas, di ekspansi untuk memasukkan


ketiga harmonisa pertama, dapat dilihat sebuah pola. Sehingga
persamaan diatas untuk fasa a-b-c adalah

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.4 Urutan Fasa dari Harmonisa (lanjutan)

Sehingga persamaan
untuk fasa a-b-c adalah

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Gambar 12.15 – Fasor Tegangan dalam sistem 3 fasa seimbang 12
Chapter
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.4 Urutan Fasa dari Harmonisa (lanjutan)


Persamaan-persamaan arus diatas menunjukkan bahwa:
> Harmonisa pertama (fundamental) adalah urutan positif (a-b-c) karena
fasa b lag fasa a sebesar 120°, dan fasa c lead fasa a sebesar 120°
(atau lag fasa a sebesar 240°)
> Harmonisa kedua adalah urutan negatif (a-c-b) karena fasa b lead
fasa a sebesar 120°, dan fasa c lag fasa a sebesar 120°
> Harmonisa ketiga adalah urutan nol
karena semua ketiga fasa mempunyai sudut fasa
yang sama

Pola sistem seimbang berulang


dan menunjukkan “Urutan Fasa
Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa
Seimbang”

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.4 Urutan Fasa dari Harmonisa (lanjutan)

Apabila suatu sistem tidak seimbang, maka tiap harmonisa dapat


memiliki komponen urutan positif, negatif dan nol. Naun, pada
kebanyakan kasus, pola yang ditunjukkan diatas dapat diasumsikan
valid.

Karena Kirchoff Current Law, arus urutan nol tidak dapat mengalir ke
dalam koneksi tiga kawat seperti belitan transformator delta atau beban
terhubung delta. Pada kebanyakan kasus, sistem-sistem cukup
seimbang, sehingga umum membuat asumsi sama untuk harmonisa
ketiga dan triplen lainnya.

Sehingga, transformator delta-grounded wye pada suatu titik layanan


fasilitas industri biasanya mem-blok arus harmonisa beban triplen ke
dalam sistem tenaga.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.4 Urutan Fasa dari Harmonisa (lanjutan)

Sayangnya, transformator tidak melakukan apapun untuk menahan


aliran harmonisa lainnya (harmonisa ke-5, ke-7, dst). Arus urutan nol
mengalir melalui netral atau jalur grounding.

Arus urutan positif dan negatif dijumlahkan ke nol pada titik netral dan
grounding. Tegangan line-to-line tidak pernah memiliki komponen
urutan nol, karena berdasarkan KCL, tegangan ini selalu dijumlah
menjadi nol. Karena alasan ini, tegangan line-to-line pada bangunan
komersil kehilangan harmonisa ke-3 yang mendominasi bentuk
gelombang tegangan L-N. Sehingga, V THD dari tegangan line-to-line
seringkali lebih kecil dari tegangan L-N.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.5 Karakteristik Penghasil Harmonisa

Dahulu, arus harmonisa utamanya berasal dari beberapa sumber


seperti : pengelas busur (arc welder), ballas fluorescent, peleburan besi
baja, dll. Harmonisa signifikan dihasilkan dari beban-beban peralatan
masa kini seperti : suplai daya pensaklaran, kontrol elektronika, dan
peralatan elektronika sensitif lainnya.

Harmonisa pada beban nonlinear tersebut menyebabkan distorsi


tegangan, PF yang buruk, dan tekanan pada suplai daya sistem.
Harmonisa dari beban nonlinear berinteraksi dengan sistem impendansi
distribusi listrik, menghasilkan pemanasan pada peralatan distribusi
listrik. Batas distorsi tegangan harmonisa meningkatkan tegangan
aplikasi dan juga dapat meningkatkan suseptibilitas (kerentanan)
terhadap jatuh tegangan sementara.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.6 Sensitivitas terhadap Harmonisa

Kebanyakan peralatan elektronika dipengaruhi oleh harmonisa, karena


arus harmonisa tinggi menyebabkan permasalahan pada sistem tenaga
yang tidak dirancang untuk beban nonlinear. Masalahnya antara lain:
> Beban lebih pada fasa dan konduktor netral dari sistem distribusi
tenaga

> Pemanasan berlebih pada transformator distribusi, dimana arus


frekuensi tinggi dapat menyebabkan rugi-rugi lebih tinggi dari arus eddy,
histeresis magnetik, dan efek kulit/ skin effect.

> Beban lebih pada sumber tenaga seperti sistem UPS dan generator
darurat termasuk generator controls.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.6 Sensitivitas terhadap Harmonisa (lanjutan)

> Penggunaan daya yang tersedia dari rangkaian cabang menjadi


buruk karena PF yang rendah.

> Kegagalan prematur dari kapasitor koreksi PF karena overheat akibat


arus harmonisa

> Terjadinya flat top (puncak rata) pada gelombang tegangan, yang
diakibatkan oleh arus puncak tinggi yang mereduksi kemampuan ride-
through dari peralatan elektronik.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.7 Sensitivitas terhadap Variasi Tegangan

Seluruh peralatan elektronik secara umum sensitif terhadap variasi


tegangan suplai. Sebagai contoh, sistem komputer dapat mengalami
masalah performa apabila melewati batas tegangan berikut:
Sags lebih besar dari -20% rms, spike lebih besar dari 100% puncak,
dan swell lebih besar dari +10% rms.

Ketika menilai pengaruh variasi tegangan pada peralatan elektronik,


sangat membantu apabila sebelumnya mengetahui bentuk gelombang
tegangan, apakah terpengaruh swell, sag, impuls atau noise listrik.
Pengaruh variasi tegangan saluran, baik yang berasal dari gangguan
sistem tenaga dari utilitas atau dari interaksi beban-sumber daya, dapat
timbul dalam beragam bentuk. Peralatan elektronik sensitif dapat
berhenti beroperasi, error dapat timbul pada data transfer dan
processing, atau kerusakan perangkat keras.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12
Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan 12
Chapter

12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.8 Sensitivitas terhadap Voltage Flicker (Kedipan Tegangan)

Perubahan tegangan yang berupa karakteristik siklus (timbul pada


jangkauan 0.5-30Hz) umumnya disebut voltage flicker. Voltage flicker
dapat disebabkan oleh penyalaan motor yang repetitif, punch presses,
large reciprocating compressor, tahanan pengelasan, dan peleburan
besi baja.

Voltage flicker dapat mempengaruhi beban peralatan elektronik sensitif,


terutama apabila terjadi didekat puncak tegangan ketika suplai daya DC
menyerap arus saluran AC.

Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12


Kualitas Daya, Harmonisa dan Pemeliharaan Chapter
12
12. 4.1 Karakeristik Arus dan Tegangan dari Beban Nonlinear

12.4.1.9 Sensitivitas terhadap Noise

Semua saluran daya, motor, generator, dan peralatan yang menangani


arus lainnya, meradiasikan medan magnetik dari dengan kekuatan yang
bervariasi (noise listrik). Sebagai tambahan untuk sumber-sumber noise
listrik yang disebut sebelumnya; transien akibat gangguan, surja, dan
kenaikan potensial ground juga memproduksi medan magnet yang tidak
diinginkan.

Medan magnet yang dihasilkan dan diradiasikan merambat ke kabel


lain (baik power dan komunikasi) dan mempengaruhi peralatan
elektronik sensitif. Tingkat noise elektrik yang dianggap dapat diterima,
tergantung level sinyal dan persyaratan akurasi dari peralatan beban.
Pemisahan sumber noise listrik dan kabel sinyal, pentanahan yang
sesuai, konfigurasi kabel yang sesuai, merupakan beberapa teknik
untuk mereduksi noise.
Kualitas Daya, Harmonisa, dan Pemeliharaan Prediktif Chapter 12

Anda mungkin juga menyukai