Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI RELE ARUS LEBIH DAN RELE GANGGUAN TANAH

PADA PENYULANG TRANSKALIMANTAN


DI GARDU INDUK SEI. RAYA

Toni Agus Setiawan1), M.Iqbal Arsyad2), Junaidi2)


Fakultas Teknik, JurusanTeknikElektro, UniversitasTanjungpura
Email : toniagussetiawan91@gmail.com

1. Mahasiswa Fakultas Teknik UniversitasTanjungpura


2. Dosen Fakultas Teknik UniversitasTanjungpura

Abstrak - Evaluasi rele aruslebih dan rele gangguan dan seberapa sering pemadaman terjadi dalam satu satuan
tanah pada penyulang Transkalimantan di Gardu Induk waktu.
Sei. Raya dilakukan untuk menganalisa penyebab Penyulang Transkalimantan (Raya 17) merupakan
terjadinya trip pada Recloser secara bersamaan. salah satu penyulang panjang yang terdapat pada Gardu
Berdasarkan data laporan gangguan pada bulan Oktober Induk (GI) Sei. Raya dengan panjang 147 kms disuplai
dan bulan November 2018 pernah terjadi gangguan yang oleh GI. Sei. Raya melalui Transformator Unit 2 yang
mengakibatkan Recloser Kampung Jawa dan Recloser diperuntukkan untuk melayani kebutuhan listrik pada
Retreat mengalami trip bersamaan. Adapun metode untuk jalan Trans Kalimantan dan sekitarnya. Pada penyulang
mengevaluasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah Transkalimantan terdapat 2 buah Recloser yaitu :
pada penyulang Transkalimantan yaitu melakukan Recloser Kampung Jawa dan Recloser Retreat. Setting
perhitungan nilai setting arus pada OCR dan GFR rele arus lebih (OCR) dan rele gangguan tanah (GFR)
menggunakan parameter arus maksimum pada tahun pada PMT penyulang Transkalimantan terakhir dilakukan
2018 dan membandingkan nilai setting tersebut dengan pada tanggal 4 Oktober 2017, sedangkan setting rele arus
nilai setting OCR dan GFR pada kondisi eksisting. lebih (OCR) dan rele gangguan tanah (GFR) pada
Perbandingan hasil perhitungan nilai setting arus pada Recloser Kampung Jawa dan Recloser Retreat terakhir
OCR dan GFR menggunakan parameter arus maksimum dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2017. Berdasarkan
pada tahun 2018 dengan nilai setting arus OCR dan GFR data laporan gangguan pada bulan Oktober dan bulan
kondisi eksisting pada penyulang Transkalimantan masih November 2018 pernah terjadi gangguan yang
dalam kondisi yang sesuai (perbedaannya tidak terlalu mengakibatkan Recloser Kampung Jawa dan Recloser
jauh), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara Retreat mengalami trip bersamaan. Indikasi gangguan
keseluruhan setting arus OCR dan GFR yang ada tersebut merupakan gangguan hubung singkat 2 fasa ke
dilapangan masih dalam kondisi baik. Koordinasi setting tanah, fasa-fasa, dan 3 fasa ketanah, dengan lokasi
waktu OCR pada PMT penyulang dan OCR Recloser gangguan berada zona proteksi Recloser Retreat.
Kampung Jawa kondisinya cukup baik, karena waktu Terjadinya trip secara bersamaan pada kedua Recloser
tunda (delay time) antara OCR PMT penyulang dan OCR berakibat meluasnya pelanggan padam pada seksi
Recloser Kampung Jawa sebesar 0,4s (0,5s-0,1s). penyulang yang seharus tidak terganggu.
Koordinasi setting waktu GFR pada PMT penyulang dan Dari kondisi sudah cukup lamanya setting rele yang
GFR Recloser Kampung Jawa kondisinya cukup baik, pernah dilakukan dan terjadinya trip dua Recloser secara
karena waktu tunda antara GFR PMT penyulang dan bersamaan pada uraian diatas, maka perlu dilakukan
GFR Recloser Kampung Jawa sebesar 0,5s (0,6s-0,1s). evaluasi terhadap rele arus lebih dan rele gangguan tanah
Untuk memenuhi persyaratan sistem proteksi yang pada penyulang Transkalimantan di Gardu Induk Sei.
handal, sensitif, cepat namun tetap selektif disarankan Raya sertakoordinasi rele arus lebih (OCR) dan rele
koordinasi setting waktu OCR dan GFR pada PMT gangguan tanah (GFR) pada Recloser di penyulang
penyulang dan Recloser Kampung Jawa sebesar 0,3s. Transkalimantan.
.
2. Dasar Teori
Kata kunci : PMT, Recloser, OCR, GFR, setting, 2.1. Perhitungan Impedansi [6]
koordinasi Perhitungan impedansi merupakan hal yang
terpenting dalam menganalisa gangguan hubung singkat
1. Pendahuluan pada penyulang. Perhitungan impedansi mencakup
Gangguan hubung singkat menyebabkan gangguan impedansi sumber, impedansi transformator daya dan
pada kinerja peralatan seperti transformator distribusi. impedansi penyulang yang diuraikan sebagai berikut :
Kualitas layanan dapat dilihat dari lamanya pemadaman

1
MVAsc3ϕ
Busbar
150 KV
Busbar
20 KV
Menghitung impedansi penyulang urutan nol :
Penyulang
Z0 = z0 × panjang penyulang (Ohm) .................... (6)
CB CB Dimana :
Transformator
Daya
Z1 = Impedansi penyulang urutan positif (Ohm)
Z2 = Impedansi penyulang urutan negatif (Ohm)
Z0 = Impedansi penyulang urutan nol (Ohm)
z1 = Impedansi penyulang urutan positif (Ohm/km)
~
XS Xt Z
z0 = Impedansi penyulang urutan nol (Ohm/km)

2.1.4. PerhitunganImpedansi Ekivalen Penyulang[6]


Gambar1. Sketsa Penyulang Tegangan Menengah 20 kV
Perhitungan impedansi ekivalen penyulang
menggunakan impedansi positif, negatif, dan nol.
2.1.1. Perhitungan Impedansi Sumber [6,8]
Impedansi tersebut tersambung seri sehingga perhitungan
Menurut Kersting (2002 : 291), dengan
merupakan penjumlahan dari impedansi-impedansi
menggunakan MVA hubung singkat tiga fasa, impedansi
tersebut.Impedansi ekivalen penyulang untuk urutan
ekivalen sistem urutan positif dan negatif dalam ohm
positif dan negatif dapat dihitung dengan menggunakan
ditentukan dengan :
persamaan sebagai berikut : (Kadarisman P, 2009).
MVASC = √3 × Ihs × kVprimer ................................ (1) Zeq1 = Zeq2 = Xs1 + Xt1 + Z1 (Ohm) ....................... (7)
Impedansi sumber pada sisi primer : Sedangkan impedansi ekivalen penyulang untuk
kV2
primer
Xs = j Ohm urutan nol dapat dihitung menggunakan persamaan
MVASC
sebagai berikut : (Kadarisman P, 2009).
Daya transformator tenaga antara sisi primer dan
Zeq0 = Xt0 + 3. RN + Z0 (Ohm) ................................ (8)
sekunder sama, maka impedansi sumber pada sisi 20 kV
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai Dimana :
berikut : Zeq1 = Impedansi ekivalen peny. urutan positif (Ohm)
kV2
sekunder
Zeq2 = Impedansi ekivalen peny. urutan negatif (Ohm)
Xs = j Ohm .............................................. (2)
MVASC Zeq0 = Impedansi ekivalen peny.urutan nol (Ohm)
Dimana : RN = Tahanan pembumian transformator (Ohm)
MVASC = MVA hubung singkat (MVA)
Ihs = Arus hubung singkat (kA) 2.2. Analisa Gangguan Hubung Singkat [7,13]
kVprimer = Tegangan sisi primer (kV) Perhitungan arus gangguan hubung singkat adalah
kVsekunder = Tegangan sisi sekunder (kV) analisa suatu sistem tenaga listrik pada saat dalam
Xs = Impedansi sumber sisi primer (Ohm) keadaan gangguan hubung singkat, dimana nantinya akan
diperoleh besar nilai besaran – besaran listrik yang
2.1.2. Perhitungan Impedansi Transformator Daya [6] dihasilkan sebagai akibat
Untuk memperoleh nilai impedansi urutan positif gangguan hubung singkat tersebut. Gangguan hubung
transformator daya, dapat dihitung dengan menggunakan singkat dapat didefinisikan sebagai gangguan yang terjadi
persamaan sebagai berikut : (Kadarisman P, 2009). akibat adanya penurunan kekuatan dasar isolasi (basic
kV2
sekunder insulation strength) antara sesama kawat fasa, atau antara
Xt1 = %Xt × Ohm .................................. (3)
MVAtrafo kawat fasa dengan tanah, yang menyebabkan kenaikan
Untuk memperoleh nilai impedansi urutan nol dapat arus secara berlebihan atau biasa juga disebut gangguan
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut arus lebih.
: (Kadarisman P, 2009). Perhitungan arus gangguan hubung singkat sangat
Xt0 = 3 × Xt1 Ohm ................................................. (4) penting untuk mempelajari sistem tenaga listrik baik pada
Dimana : waktu perencanaan maupun settingah beroperasi nantinya.
%Xt = Impedansi transformator (%) Perhitungan arus hubung singkat dibutuhkan untuk :
MVAtrafo = Daya trafo (MVA) ▪ Setting dan koordinasi peralatan proteksi
Xt1 = Impedansi trafo urutan positif (Ohm) ▪ Menentukan kapasitas alat pemutus daya
Xt0 = Impedansi trafo urutan nol (Ohm) ▪ Menentukan rating hubung singkat peralatan –
peralatan yang digunakan
2.1.3. PerhitunganImpedansi Penyulang[6] ▪ Menganalisa sistem jika ada hal – hal yang tidak baik
Untuk perhitungan impedansi penyulang, yang terjadi pada waktu sistem sedang beroperasi.
perhitungannya tergantung dari besarnya impedansi per
km dari penyulang yang akan dihitung, dimana besar Besarnya arus gangguan hubung singkat satu fasa ke
nilainya tergantung pada jenis penghantar, besar kecilnya tanah, yaitu : (Kadarisman P, 2009).
penampang, dan panjang penghantarnya. Impedansi 3×VL−N
If1∅−N = (Ampere) ............................. (9)
penyulang untuk urutan positif, negatif dan nol Zeq1 +Zeq2 +Zeq0

menggunakan persamaan sebagai berikut : (Kadarisman Besarnya arus gangguan hubung singkat dua fasa,
P, 2009). yaitu : (Kadarisman P, 2009).
VL−L
Impedansi penyulang urutan positif dan negatif : If2∅ = (Ampere) ....................................... (10)
Zeq1 +Zeq2
Z1 = Z2 = z1 × panjang penyulang (Ohm) ............ (5)
2
Besarnya arus gangguan hubung singkat tiga fasa, Standard tersebut ditentukan koordinasi antara dua rele
yaitu : (Kadarisman P, 2009). yang bekerja sebagai rele utama dan rele backup adalah
V 0,3s. Misalnya pada koordinasi rele yang mempergunakan
If3∅ = L−N (Ampere) .............................................. (11)
Zeq1
karakteristik definite time secara bertingkat. Untuk
Dimana : waktunya disetting dari sisi hulu sampai dengan sisi hilir,
If3∅ = Arus hubung singkat tiga fasa (Ampere) dengan tunda waktu 0,3s.
If2∅ = Arus hubung singkat dua fasa (Ampere) t set = ∆t + t ........................................................... (16)
If1∅−1 = Arus hubung singkat satu fasa (Ampere) Dimana :
VL−N = Tegangan fasa – netral (Volt) Δt = Waktu delay/tunda (0,3 sekon)
VL−L = Tegangan fasa – fasa (Volt) t =setting waktu
Setting waktu pada OCR dengan karakteristik
2.3. Rele Arus Lebih (Over Current Relay) [7,10] inverse time menggunakan time multiple setting (TMS),
Rele arus lebih atau yang lebih dikenal dengan OCR yaitu sebuah persamaan pembentuk kurva arus gangguan
(Over Current Relay) merupakan peralatan yang terhadap waktu rele bekerja. (British Standard 142, 1991).
α
mensinyalir adanya arus lebih, baik yangdisebabkan oleh I
t × [( fault ) −1]
Iset
adanya gangguan hubung singkat atau overload yang TMS = .............................................. (17)
β
dapatmerusak peralatan sistem tenaga yang berada dalam
wilayah proteksinya. Dimana :
MenurutStandart British BS 142- 1983 TMS = Time multiplier setting
bataspenyetelanantara nominal 1,05 – 1,3 Imak. Ifault = Arus gangguan hubung singkat
Iset−OCR(primer) = 1,05 × Imak (Ampere) ............... (12) maksimum (Ampere)
Iset−OCR(primer) Iset = Arus setting OCR
Iset−OCR(sekunder) = (Ampere) ........ (13) Pada rele arus lebih (OCR) Ifault = If3∅(maks)
rasio ct
Dimana : Tabel 1. Konstanta α dan β
Imak = Arus beban penyulang maks (Amp)
Jenis Kurva 𝛂 𝛃
Iset−OCR(primer) =setting OCR sisi pimer (Amp)
Iset−OCR(sekunder) = setting 0CR sisi sekunder (Amp) Standar Inverse (SI) 0,02 0,14
rasio ct = Rasio transformator arus Very Inverse (VI) 1 13,2
Pada penyetelan rele arus lebih juga harus
memperhatikan batas maksimum setting , untuk alasan Extremely Inverse (EI) 2 80
keamanan dan back up hingga ke sisi muara Sumber : British Standard Institution (1991)
(downstream) estimasi setting ditetapkan:
Iset−OCR(primer) ≤ 0,8 × If2∅(min) ......................... (14) 2.4. Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relay) [7]
If2∅(min) adalah arus hubung singkat 2 fasa dengan Rele gangguan tanah yang lebih dikenal dengan
pembangkitan minimum yang terjadi diujung saluran GFR ( Ground Fault Relay)
seksi berikutnya. Besar arus ini diperoleh dari arus pada dasarnya mempunyai prinsip kerja sama dengan rele
hubung singkat 3 phasa pada pembangkitan minimum arus lebih (OCR) namun memiliki perbedaan dalam
dikalikan 0,866. Mengacu pada konsep diatas persyaratan kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi adanya
settingan arus dapat dirumuskan sebagai berikut: hubungan singkat antara fasa, maka GFR mendeteksi
1,05 × Imak < 𝐼set−OCR(primer) < 0,8 × If2∅(min) (15) adanya hubung singkat ke tanah.
Untuk operasi yang selektif, apabila terdapat Setting GFR harus disesuaikan dengan sistem
beberapa rele arus lebih pada suatu jaringan radial. Maka pembumian titik netral. Pada sistem dengan pembumian
rele pada ujung yang terjauh dari sumber harus titik netral tranformator GI tahanan rendah (40 Ohm),
disettinguntuk dapat bekerja pada waktu yang sesingkat maka setting arus GFR dapat diperoleh dengan
mungkin. Untuk jenis rele arus yang lebih karakteristik menggunakan persamaan : (IEEE Standards Association
inverse, settingan waktunya ditentukan pada saat arus 242, 2001),batas penyetelan antara nominal 8% –
gangguan maksimum. 10%dari arus gangguan hubung singkat terkecil.
Dengan mengacu pada konsep daerah Mengacu pada standart tersebut, pada tugas akhir ini
pengamanan, maka pengaturan rele arus lebih memiliki lebih amannya menggunakan konstanta 10% dari arus
peranan yang penting dalam koordinasi setting rele gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah If1∅(min) . Jadi
pengaman. pengaturan rele arus lebih dapat dilakukan untuk settingnya dapat dilihat sebagai berikut :
berdasarkan setting waktu, setting arus maupun Iset−GFR(primer) = 10% × If1∅(min) (Ampere) ......... (18)
Iset−GFR(primer)
kombinasi keduanya. Berdasarkan Standard IEEE 242 Iset−GFR(sekunder) = (Ampere) ......... (19)
rasio ct
waktu yang dibutuhkan untuk kerja rele sampai circuit Pada penyetelan rele arus lebih juga harus
breaker membuka adalah 0,2-0,4 s, dengan asumsi: memperhatikan batas maksimum setting , untuk alasan
Waktu terbuka circuit breaker 4 cycle= 0,08 detik keamanan dan back up hingga ke sisi muara
Overtravel dari rele = 0,1 detik (downstream) estimasi setting ditetapkan:
Faktor keamanan = 0,22 detik Iset−GFR(primer) ≤ 100% × If1∅(min) ..................... (20)
Untuk rele static dan rele digital berbasis
mikroprosesor overtravel dari rele dapat diabaikan.Dari
3
Mengacu pada konsep diatas persyaratan setting
arus dapat dirumuskan sebagai berikut:
(10% × If1∅(min) ) ≤ Iset−GFR(primer) ≤ (100% ×
If1∅(min) ) ................................................................ (21)
Dimana :
Iset−GFR(primer) = setting GFR sisi pimer (Amp)
Iset−GFR(sekunder) = setting GFR sisi sekunder (Amp)
rasio ct = Rasio transformator arus
If1∅(min) = Arus gangguan hubung singkat satu
fasa minimum (Amp)
Setting waktu pada GFR dengan karakteristik
inverse time menggunakan time multiple setting (TMS),
yaitu sebuah persamaan pembentuk kurva arus gangguan
terhadap waktu rele bekerja. (British Standard 142, 1991).
I α
t × [( fault ) −1]
I
set
TMS = ............................................. (22)
β
TMS = Time multiplier setting
Ifault = Arus gangguan hubung singkat maks (Amp)
Iset = Arus setting GFR (Amp)
Pada rele gangguan tanah (GFR) Ifault = If1∅(maks) .

2.5. Diagram Alir Penelitian


Diagram alir evaluasi dan koordinasi rele arus lebih Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
(OCR) dan rele gangguan tanah (GFR) pada penyulang
Transkalimantan di GI. Sei. Raya ditunjukkan pada 3. Perhitungan dan Analisis
Gambar 2. 3.1. Data MVA Hubung Singkat (Short Circuit Level)
Adapun data MVA hubung singkat pada sisi 150 kV
pada Gardu Induk Sistem Khatulistiwa ditunjukkan pada
Tabel 2
Tabel 2. MVA Hubung Singkat Gardu Induk 150 kV

Short Circuit 150 kV


No GarduInduk
kA MVA
1 Sei. Raya 3,6 935,307
2 Siantan 4,1 1.065,211
3 Kota Baru 3,4 883,346
4 ParitBaru 4,2 1.091,192
5 Senggiring 4,0 1.039,230
6 Singkawang 4,5 1.169,134
7 Sambas 2,6 675,500
8 Bengkayang 6,0 1.558,846
9 Ngabang 3,8 987,269
10 PLTU Bengkayang 3,8 987,269
11 Tayan 3,5 909,327

3.2. Data Arus Maksimum (Imak) Penyulang


Transkalimantan
Adapun data arus maksimum (Imak) di titik beban PMT
dan Recloser pada Penyulang Transkalimantan sepanjang
tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 ditunjukkan pada
Tabel 3.

4
Tabel 3. Data Arus Beban Maksimum (Imak) Penyulang Gambar 3. Diagram Satu Garis Sistem Proteksi
TranskalimantanTahun 2017-2018 Penyulang Transkalimantan
3.4. Perhitungan Impedansi Sumber
Beban (Ampere) Perhitungan impedansi sumber pada sisisekunder
Tahun Bulan REC KP. REC (20kV) di GarduIndukSei. Rayadiuraikan sebagai berikut
PMT :
JAWA RETREAT
Januari 193 76 28 Diketahui :
Ihs = 3,6 kA
Februari 196 76 28
kVprimer = 150 kV
Maret 193 155 84 kVsekunder = 20 kV
April 196 78 85 MVA hubung singkat 3 fasa pada GarduIndukSei. Raya
Mei 197 93 122 adalah :
Juni 213 95 121 MVASC = √3 × Ihs × kVprimer
2017 Juli 239 98 145 MVASC = √3 × 3,6 × 150
Agustus 251 100 106 MVASC = 935,307 MVA
Impedansi sumber urutan positif dan negatif pada sisi
September 249 101 87
20kV GarduIndukSei. Raya adalah :
Oktober 234 99 95 Hitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
Nopember 205 97 120 :
kV2
Desember 192 75 56 Xs = j sekunder
Ohm
MVASC
Maks 251 155 145 202
Xs = j = j0,4277 Ohm
Januari 260 197 162 935,307

Februari 283 206 173


3.5. Perhitungan Impedansi Transformator Daya
Maret 243 203 161 Pernyulang Transkalimantan disuplai dari
April 221 193 153 Transformator Daya 2. Perhitungan impedansi
Mei 247 209 147 Transformator Daya 2 pada sisisekunder (20 kV) di
GarduIndukSei. Rayadiuraikan sebagai berikut :
Juni 241 192 175
2018 Diketahui :
Juli 231 193 164 MVAtrafo = 60 MVA
Agustus 266 190 166 kVsekunder = 20 kV
September 251 190 172 %Xt = 12,130% = 0,1213 pu
Oktober 262 203 157 Nilai impedansi urutan positif Transformator Daya 2 pada
GarduIndukSei. Raya adalah :
Nopember 202 214 178 kV2
sekunder
Desember 276 206 148 Xt1 = %Xt × Ohm
MVAtrafo
202
Maks 283 214 178 Xt1 = 0,1213 × Ohm
60
Xt1 = j0,8087 Ohm
3.3. Sistem Proteksi Penyulang Transkalimantan Nilai impedansi urutan nol Transformator Daya 2 pada
Jumlah Recloser yang dipasang pada penyulang GarduIndukSei. Raya adalah :
Transkalimantan sebanyak 2 unit yaitu Recloser Xt0 = 3 × Xt1 Ohm
Kampung Jawa dan Recloser Retreat. Recloser Xt0 = 3 × j0,8087 Ohm
merupakan pemutus yang dilengkapi dengan peralatan Xt0 = j2,4260 Ohm
kontrol yang dapat mendeteksi arus gangguan dan
memerintahkan pemutus membuka (trip) dan menutup 3.6. Impedansi PenyulangTranskalimantan
kembali (reclose). Dengan gangguan fase dilakukan oleh Dari data yang diperolehbahwajenispenghantar yang
OCR sedangkan dengan gangguan tanah dilakukan oleh digunakanpadapenyulang Transkalimantan
GFR yang disetting melalui panel kontrol Recloser. menggunakanpenghantar AAAC150 mm2 dengan
Diagram satu garis sistem proteksi Penyulang impedansi urutan positif (z1) dan negatif (z2) sebesar
Transkalimantan dapat digambarkan pada Gambar 3.4. 0,2162 + j 0,3305 Ohm/Km dan impedansi urutan nol (z0)
BUSBAR TRAFO 2 BUSBAR
150 KV 150 KV/20 KV 20 KV RECLOSER RECLOSER sebesar 0,3620 + j 1,6180 Ohm/Km., impedansi urutan
60 MVA KP. JAWA RETREAT
IN OUT penyulang Transkalimantan dilokasi PMT dan Recloser
~ PMT PMT PMT REC REC ditentukan sebagai berikut :
SUMBER 1. Impedansi Penyulang Transkalimantan di Titik PMT
Diketahui
14,60 Km 4,50 Km 26,70 Km z1 = 0,2162 + j0,3305 Ohm/Km
45,80 Km z0 = 0,3620 + j1,6180 Ohm/Km
Jarak = 0 Km
Impedansi penyulang urutan positif dan negatif :
5
Z1 = Z2 = z1 × panjang penyulang (Ohm) Z1 = 0 + j0,0 Ohm (Tabel 4.1)
Z1 = Z2 = (0,2162 + j0,3305) × 0 = 0,0000 + Z0 = 0 + j0,0 Ohm (Tabel 4.1)
j0,0000 Ohm Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
Impedansi penyulang urutan nol : urutan positif dan negatif :
Z0 = z0 × panjang penyulang (Ohm) Zeq1 = Zeq2 = Xs1 + Xt1 + Z1 (Ohm)
Z0 = (0,3620 + j1,6180) × 0 Zeq1 = Zeq2 = j0,4277 + j0,8087 + 0 + j0,0 = 0 +
= 0,0000 + j0,0000 Ohm j1,2364 Ohm
2. Impedansi Penyulang Transkalimantan di Titik Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
Recloser Kp. Jawa urutan nol :
Diketahui Zeq0 = Xt0 + 3. RN + Z0 (Ohm)
z1 = 0,2162 + j0,3305 Ohm/Km Zeq0 = j2,4260 + (3 × 40) + 0 + j0,0
z0 = 0,3620 + j1,6180 Ohm/Km
= 120 + j2,4260 Ohm
Jarak = 14,6 Km
2. Impedansi Ekivalen Penyulang Transkalimantan di
Impedansi penyulang urutan positif dan negatif :
Titik Recloser Kp. Jawa
Z1 = Z2 = z1 × panjang penyulang (Ohm)
Diketahui :
Z1 = Z2 = (0,2162 + j0,3305) × 14,6 = 3,1565 +
Xs1 = j0,4277 Ohm
j4,8253 Ohm
Xt1 = j0,8087 Ohm
Impedansi penyulang urutan nol :
Xt0 = j2,4260 Ohm
Z0 = z0 × panjang penyulang (Ohm)
RN = 40 Ohm
Z0 = (0,3620 + j1,6180) × 14,6
Z1 = 3,1565 + j4,8353 Ohm (Tabel 4.1)
= 5,2852 + j23,6228 Ohm
Z0 = 5,2852 + j23,6228 Ohm (Tabel 4.1)
3. Impedansi Penyulang Transkalimantan di Titik
Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
Recloser Retreat
urutan positif dan negatif :
Diketahui
Zeq1 = Zeq2 = Xs1 + Xt1 + Z1 (Ohm)
z1 = 0,2162 + j0,3303 Ohm/Km
z0 = 0,3620 + j1,6180 Ohm/Km Zeq1 = Zeq2 = j0,4277 + j0,8087 + 3,1565
Jarak = 19,1 Km + j4,8353
Impedansi penyulang urutan positif dan negatif : Zeq1 = Zeq2 = 3,1565 + j6,0617 Ohm
Z1 = Z2 = z1 × panjang penyulang (Ohm) Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
Z1 = Z2 = (0,2162 + j0,3305) × 19,1 = 4,1294 + urutan nol :
j6,3126 Ohm Zeq0 = Xt0 + 3. RN + Z0 (Ohm)
Impedansi penyulang urutan nol : Zeq0 = j2,4260 + (3 × 40) + 5,2852 + j23,6228
Z0 = z0 × panjang penyulang (Ohm) Zeq0 = 125,2852 + j26,0488Ohm
Z0 = (0,3620 + j1,6180) × 19,1 3. Impedansi Ekivalen Penyulang Transkalimantan di
= 6,9142 + j30,9038 Ohm Titik Recloser Retreat
4. Impedansi Penyulang Transkalimantan di Ujung Diketahui :
Penyulang Xs1 = j0,4277 Ohm
Diketahui Xt1 = j0,8087 Ohm
z1 = 0,2162 + j0,3305 Ohm/Km Xt0 = j2,4260 Ohm
z0 = 0,3620 + j1,6180 Ohm/Km RN = 40 Ohm
Jarak = 45,8 Km Z1 = 4,1294 + j6,3126 Ohm (Tabel 4.1)
Impedansi penyulang urutan positif dan negatif : Z0 = 6,9142 + j30,9038 Ohm (Tabel 4.1)
Z1 = Z2 = z1 × panjang penyulang (Ohm) Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
Z1 = Z2 = (0,2162 + j0,3305) × 45,8 = 9,9020 + urutan positif dan negatif :
j15,1369 Ohm Zeq1 = Zeq2 = Xs1 + Xt1 + Z1 (Ohm)
Impedansi penyulang urutan nol : Zeq1 = Zeq2 = j0,4277 + j0,8087 + 4,1294
Z0 = z0 × panjang penyulang (Ohm)
+ j6,3126
Z0 = (0,3620 + j1,6180) × 45,8
Zeq1 = Zeq2 = 4,1294 + j7,5490Ohm
= 16,5796 + j74,1044 Ohm
Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
3.7. Impedansi Ekivalen Penyulang Transkalimantan urutan nol :
Impedansi ekivalen penyulang untuk urutan positif, Zeq0 = Xt0 + 3. RN + Z0 (Ohm)
negatif, dan nol sebagai berikut : Zeq0 = j2,4260 + (3 × 40) + 6,9142 + j30,9038
1. Impedansi Ekivalen Penyulang Transkalimantan di Zeq0 = 126,9142 + j33,3298 Ohm
Titik PMT 4. Impedansi Ekivalen Penyulang Transkalimantan di
Diketahui : Ujung Penyulang
Xs1 = j0,4277 Ohm Diketahui :
Xt1 = j0,8087 Ohm Xs1 = j0,4277 Ohm
Xt0 = j2,4260 Ohm Xt1 = j0,8087 Ohm
RN = 40 Ohm Xt0 = j2,4260 Ohm
6
RN = 40 Ohm 0,0 288,435 8.087,997 9.339,215
Z1 = 9,9020 + j15,1369 Ohm (Tabel 4.1)
1,0 286,272 6.322,131 7.300,168
Z0 = 16,5796 + j74,1044 Ohm (Tabel 4.1)
Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan
urutan positif dan negatif :
Zeq1 = Zeq2 = Xs1 + Xt1 + Z1 (Ohm) Lanjutan Tabel 4.
Zeq1 = Zeq2 = j0,4277 + j0,8087 + 4,1294
Jarak Titik Arus Gangguan Hubung Singkat (Ampere)
+ j6,3126 Gangguan
Zeq1 = Zeq2 = 9,9020 + j16,3733Ohm (km) 1 Fasake Tanah 2 Fasa 3 Fasa
Impedansi ekivalen penyulang Transkalimantan 2,0 284,045 5.138,624 5.933,572
urutan nol : 3,0 281,761 4.309,616 4.976,316
Zeq0 = Xt0 + 3. RN + Z0 (Ohm)
4,0 279,425 3.702,868 4.275,704
Zeq0 = j2,4260 + (3 × 40) + 6,9142 + j30,9038
5,0 277,044 3.241,989 3.743,526
Zeq0 = 136,5796 + j76,5304 Ohm
6,0 274,621 2.881,083 3.326,788
3.8. Perhitungan ArusGangguanHubungSingkat 7,0 272,163 2.591,320 2.992,198
Perhitungan arus gangguan hubung singkat pada 8,0 269,674 2.353,820 2.717,957
beberapa titik gangguan penyulang Transkalimantan
9,0 267,160 2.155,762 2.489,260
diuraikan sebagai berikut :
1. Arus Gangguan Hubung Singkat di Titik PMT 10,0 264,625 1.988,164 2.295,734
Diketahui : 11,0 262,074 1.844,552 2.129,906
VL−L = 20.000 Volt 12,0 259,510 1.720,157 1.986,266
VL−N = 20.000⁄√3 Volt
13,0 256,937 1.611,385 1.860,667
Zeq1 = 0 + j1,2364 Ohm
Zeq2 = 0 + j1,2364 Ohm 14,0 254,360 1.515,482 1.749,928

Zeq0 = 120 + j2,4260 Ohm 14,6 252,812 1.463,205 1.689,564


Perhitungan arus gangguan hubung singkat satu fasa 15,0 251,781 1.430,303 1.651,571
ke tanah, dua fasa, dan tiga fasa pada gangguan di 16,0 249,203 1.354,150 1.563,638
titik PMT adalah sebagai berikut :
17,0 246,631 1.285,668 1.484,561
a. Arus Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke
Tanah 18,0 244,066 1.223,755 1.413,071
3×VL−N
If1∅−N = (Ampere) 19,0 241,511 1.167,514 1.348,129
Zeq1 +Zeq2 +Zeq0
19,1 241,256 1.162,172 1.341,961
3 × 20.000⁄√3
If1∅−N = 20,0 238,968 1.116,201 1.288,878
0 + j1,2364 + 0 + j1,2364 + 120 + j2,4260
3 × 20.000⁄√3 21,0 236,440 1.069,197 1.234,602
If1∅−N = = 288,435 Ampere 22,0 233,928 1.025,983 1.184,703
120 + j4,8988
b. Arus Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa 23,0 231,434 986,118 1.138,671
VL−L
If2∅ = (Ampere) 24,0 228,960 949,230 1.096,076
Zeq1 +Zeq2
20.000 25,0 226,508 914,996 1.056,547
If2∅ =
0 + j1,2364 + 0 + j1,2364 26,0 224,078 883,142 1.019,765
20.000 27,0 221,671 853,427 985,453
If2∅ = = 8.087,997 Ampere
0 + j2,4728 28,0 219,290 825,644 953,372
c. Arus Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
V 29,0 216,933 799,610 923,311
If3∅ = L−N (Ampere)
Zeq1 30,0 214,604 775,166 895,085
20.000⁄√3 31,0 212,301 752,170 868,531
If3∅ = = 9.339,215 Ampere
0 + j1,2364 32,0 210,026 730,497 843,506
Arus gangguan hubung singkat penyulang secara
33,0 207,779 710,037 819,880
lengkap dapat ditunjukkan dengan Tabel 4.
34,0 205,560 690,691 797,541
Tabel 4. Arus Gangguan Hubung Singkat Penyulang 35,0 203,370 672,370 776,386
Transkalimantan
36,0 201,209 654,994 756,322
37,0 199,077 638,494 737,269
Jarak Titik Arus Gangguan Hubung Singkat (Ampere)
Gangguan 38,0 196,975 622,803 719,151
(km) 1 Fasake Tanah 2 Fasa 3 Fasa
39,0 194,901 607,865 701,902

7
40,0 192,858 593,626 685,460 Iset−GFR(primer) = 10% × 181,575 = 18,1575
41,0 190,843 580,038 669,770
≈ 18 Ampere
Iset−GFR(primer)
42,0 188,857 567,058 654,782 Iset−GFR(sekunder) = (Ampere)
rasio ct
Lanjutan Tabel 4. 18 × 5
Iset−GFR(sekunder) = = 0,225 Ampere
400
Jarak Titik
b) Setting Waktu
Arus Gangguan Hubung Singkat (Ampere)
Gangguan Recloser Retreat merupakan sistem proteksi yang
(km) 1 Fasake Tanah 2 Fasa 3 Fasa paling hilir pada penyulang Transkalimantan, dimana jika
43,0 186,901 554,645 640,449 terjadi gangguan hubung singkat rele akan bekerja dengan
44,0 184,973 542,764 626,730
waktu yang ditetapkan t = 0,1 s.
45,0 183,074 531,381 613,586
4. Analisa Hasil
45,8 181,575 522,613 603,461 4.1. Rekapitulasi Perhitungan OCR
Sumber : Hasil Perhitungan (2018) Berdasarkan perhitungan diatas, rekapitulasi
perhitungan setting rele arus lebih (OCR) pada penyulang
3.9. Berdasarkan Arus Beban Maksimum Tahun Transkalimantan dapat ditunjukkan pada Tabel 5.
2018 Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Setting Rele Arus
1. Setting Rele Arus Lebih Pada Recloser Retreat Lebih (OCR)Pada Penyulang Transkalimantan
Perhitungan setting rele arus lebih (OCR) yang
dipasang pada Recloser Retreat adalah sebagai berikut : Tahun 2017 Tahun 2018
Nama
Diketahui : NO ReleArusLebih Arus Setting
Arus
Imak Imak Setting
Merk/Tipe : COOPER/ COOPER (OCR)
(Ampere)
(Iset)
(Ampere) (Iset)
(Ampere)
Karakteristik : Definite (Ampere)
PMT (Outgoing)
rasio CT : 400/5 1 251 264 283 300
Penyulang
Imak : 178 Ampere 2 RecloserKp. Jawa 155 163 214 225

3 Recloser Retreat 145 153 178 190


a) Setting Arus
Setting arus rele arus lebih (OCR) adalah sebagai Sumber : Hasil Perhitungan (2018)
berikut : 4.2. Rekapitulasi Perhitungan GFR
Iset−OCR(primer) = 1,05 × Imak (Ampere) Berdasarkan perhitungan diatas, rekapitulasi
Iset−OCR(primer) = 1,05 × 178 = 186,90 Ampere perhitungan setting rele gangguan tanah (GFR) pada
≈ 190 Ampere penyulang Transkalimantan dapat ditunjukkan pada Tabel
Iset−OCR(primer) 6 di bawah ini :
Iset−OCR(sekunder) = (Ampere)
rasio ct Tabel 6. Rekapitulasi Perhitungan Setting Rele
190 × 5
Iset−OCR(sekunder) = = 2,375 Ampere GangguanTanah (GFR)Pada Penyulang Transkalimantan
400

b) Setting Waktu Arus


Setting
Nama ReleGangguan Tanah Setting
Recloser Retreat merupakan sistem proteksi yang No 10% If1∅(min) Waktu
(GFR) (Iset)
(Sekon)
paling hilir pada penyulang Transkalimantan, dimana jika (Ampere)
terjadi gangguan hubung singkat rele akan bekerja dengan 1 PMT (Outgoing) Penyulang 25,2812 25 0,7
waktu yang ditetapkan t = 0,1 s. 2 RecloserKp. Jawa 24,1256 24 0,4

3 Recloser Retreat 18,1575 18 0,1


2. Setting Rele Gangguan Tanah (GFR) Pada
Recloser Retreat Sumber : Hasil Perhitungan (2018)
Perhitungan setting rele gangguan tanah (GFR) 4.3. Perbandingan Nilai Setting OCR dan GFR
yang dipasang pada Recloser Retreat adalah sebagai Berdasarkan perhitungan, perbandingan hasil
berikut : perhitungan nilai setting OCR dan GFR dengan nilai
Diketahui : setting nilai setting OCR dan GFR kondisi eksisting pada
Merk/Tipe : COOPER/ COOPER penyulang Transkalimantan dapat ditunjukkan pada Tabel
Karakteristik : Definite 7.
rasio CT : 400/5 Tabel 7.Perbandingan Nilai Setting OCR dan GFR
If1∅(min) : 181,575 Ampere PadaPenyulang Transkalimantan

a) Setting Arus Setting


Setting arus rele gangguan tanah (GFR) adalah Nama Rele HasilPerhitungan Setting Eksisting
sebagai berikut : (2018)
Iset−GFR(primer) = 10% × If1∅(min) (Ampere) OCR :
PMT (Outgoing) Penyulang >I : 300 A >I : 300 A

8
>t : 0,7 s >t : 0,5 s setting pada rele Recloser Retreat dan Recloser
Kampung Jawa, mengingat setting waktu kedua
>I : 225 A >I : 230 A
RecloserKp. Jawa recloser sama sebesar 0,1 s dan jarak kedua Recloser
>t : 0,4 s >t : 0,1 s hanya berjarak 4,5 km. Maka dengan arus gangguan
>I : 190 A >I : 200 A hubung singkat yang besar akan mengakibatkan kedua
Recloser Retreat Recloser ini bekerja secara bersamaan.
>t : 0,1 s >t : 0,1 s
6. PMT penyulang merupakan sistem proteksi untuk
Lanjutan Tabel 7. mengamankan penyulang paling hilir dan sebagai
sistem proteksi cadangan (back-up) untuk Recloser
Setting Kampung Jawa. Koordinasi setting waktu OCR pada
Nama Rele HasilPerhitungan Setting Eksisting
(2018)
PMT penyulang dan OCR Recloser Kampung Jawa
kondisinya cukup baik, karena waktu tunda antara
GFR :
OCR PMT penyulang dan OCR Recloser Kampung
> I0 : 25 A > I0 : 32 A Jawa sebesar 0,4s (0,5s-0,1s). Koordinasi setting
PMT (Outgoing) Penyulang
> t0 : 0,7 s > t0 : 0,6 s waktu GFR pada PMT penyulang dan GFR Recloser
Kampung Jawa kondisinya cukup baik, karena waktu
> I0 : 24 A > I0 : 15 A
RecloserKp. Jawa tunda antara GFR PMT penyulang dan GFR Recloser
> t0 : 0,4 s > t0 : 0,1 s Kampung Jawa sebesar 0,5s (0,6s-0,1s). Untuk
> I0 : 18 A > I0 : 13 A memenuhi persyaratan sistem proteksi yang handal,
Recloser Retreat sensitif, cepat namun tetap selektif disarankan
> t0 : 0,1 s > t0 : 0,1 s
koordinasi setting waktu OCR dan GFR pada PMT
penyulang dan Recloser Kampung Jawa sebesar 0,3s.
5. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi rele arus lebih (OCR) dan rele
gangguan tanah (GFR) pada penyulang Transkalimantan Referensi
di Gardu Induk Sei. Raya, maka dapat disimpulkan berapa [1] Ali Akmal, Ketut Abimanyu. 2017. “Studi
hal sebagai berikut : Pengaturan Relay Arus Lebih Dan Relay Hubung
1. Sistem proteksi pada penyulang Transkalimantan Tanah Penyulang Timor 4 Pada Gardu Induk Studi
menggunakan karakteristik definite time secara Kasus : Gardu Induk Dawuan”. JURNAL
bertingkat. Untuk waktunya disetting dari sisi hulu INFOTRONIK Volume 2, No. 1, Juni 2017.
sampai dengan sisi hilir, dengan tunda waktu 0,3s. [2] Chandra Firera Lubis. 2017. “Penentuan Kapasitas
2. Perbandingan hasil perhitungan nilai setting arus pada Pemutus Tenaga Sisi 20 kV Pada Gardu Induk Sei.
OCR dan GFR menggunakan parameter arus Raya”. Jurnal Teknik Elektro Universitas
maksimum pada tahun 2017 masih jauh dibawah Tanjungpura.
setting kondisi eksisting, sehingga jika terjadi trip [3] I D.G. Agung Budhi Udiana. 2017. “Studi Analisis
pada PMT dan Recloser dapat disimpulkan bahwa Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground
penyulang murni mengalami gangguan hubung Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran
singkat, karena koordinasi arus dan waktu pada Penyulang Penebel”. Teknologi Elektro, Vol. 16,
seluruh OCR masih dalam kondisi baik. No. 02, Mei - Agustus 2017.
3. Perbandingan hasil perhitungan nilai setting arus pada [4] Adhitya Indrajaya Putra, dkk. 2017. “Evaluasi
OCR dan GFR menggunakan parameter arus Setting Relay Arus Lebih dan Setting Relay
maksimum pada tahun 2018 dengan nilai setting arus Gangguan Tanah Pada Gardu Induk 150 kV
OCR dan GFR kondisi eksisting pada penyulang Bawen”. JURNAL TRANSIENT Volume 6, No. 3,
Transkalimantan masih dalam kondisi yang sesuai September 2017.
(perbedaannya tidak terlalu jauh), sehingga dapat [5] T, S. Hutahuruk, Prof. Ir. MSc., “Transmisi Daya
disimpulkan bahwa secara keseluruhan setting arus Listrik” Erlangga, Jakarta, 1985.
OCR dan GFR yang ada dilapangan masih dalam [6] Kadarisman,P., Sarimun,W.N. 2009. “Proteksi
kondisi baik. Sistem Distribusi Tegangan Menengah”.Jakarta :
4. Dengan mengamati arus gangguan dan setting arus PT.PLN (Persero).
pada rele OCR dan GFR penyulang Transkalimantan, [7] Suswanto Daman. 2009, “Sistem Distribusi Tenaga
besarnya arus gangguan hubung singkat 2 fasa dan 3 Listrik”, Padang : Universitas Negeri Padang.
fasa dengan lokasi gangguan pada ujung penyulang [8] Kersting H, William., “Distribution System
dapat terdeteksi oleh arus setting pada rele Recloser Modelling and Analysis”, CRC Press, New Mexico,
Retreat dan Recloser Kampung Jawa. 2002.
5. Berdasarkan data laporan gangguan pada bulan [9] Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. New
Oktober dan bulan November 2018 yang York :McGraw-Hill Book Company.
mengakibatkan Recloser Kampung Jawa dan Recloser [10] Mardensyah, Adrial. 2007. “Studi Perencanaan
Retreat mengalami trip bersamaan. Hal tersebut Koordinasi Rele Proteksi Pada Saluran Udara
dipengaruhi oleh besarnya arus gangguan hubung Tegangan Tinggi Gardu Induk Gambir Lama-
singkat yang terjadi sehingga terdeteksi oleh arus Pulomas”. Skripsi Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok.
9
[11] PLN. 2010. “Kriteria Desain Enjinering Kontruksi
Jaringan Distribusi Sistem Tenaga Listrik”. Jakarta :
PT. PLN (Persero).
[12] Blackburn,J.L.,Domin,T.J. 2006. “Protective
Relaying Principle and Application.Third Edition.
London: Taylor & Francis Group.
[13] British Standard. 142. 1991. “Electrical protection
relay. Requirements for the families of protection
relays. Spesification for thermal electrical relays.
London : British Standard Institution.
[14] Gonen, Turan. 1988. “Modern Power System
Analysis”, John Wiley & Sons Inc, USA.
[15] IEEE Standards Association 242. 2001.
“Recommended Practice for Protection and
Coordination of Industrial and Commercial Power
Systems”. New York: The Institute of Electrical and
Electronics Engineers, Inc.
[16] Stevenson, Jr, W.D., “Analisis Sistem Tenaga
Listrik”, Edisi ke (4) empat, Erlangga, Jakarta, 1983.
[17] Warrington, A. R. Van C.1982. “Protecticve Reles:
Their Theory and Practice” Chapman and Hall Ltd,
London.
[18] Wellinton. 1971. “Art of Protective Relaying
terjemahan Ir. Pribadi Kadarisman”. Jakarta :Udiklat
Teknologi Kelistrikan

Biography
Toni Agus Setiawan, Lahir di Teluk
Bayur pada tanggal 03 Mei 1991.
Menempuh Pendidikan Sekolah Dasar
di SD Negeri 08 Pontianak lulus tahun
2003, dan melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 17 Pontianak lulus tahun
2006, kemudian melanjutkan
pendidikan di SMK Negeri 4 Pontianak lulus tahun 2009,
dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro dari
Program Strata 1 (S1) di Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura Pontianak pada tahun 2019.

10
11

Anda mungkin juga menyukai