Abstrak - Evaluasi rele aruslebih dan rele gangguan dan seberapa sering pemadaman terjadi dalam satu satuan
tanah pada penyulang Transkalimantan di Gardu Induk waktu.
Sei. Raya dilakukan untuk menganalisa penyebab Penyulang Transkalimantan (Raya 17) merupakan
terjadinya trip pada Recloser secara bersamaan. salah satu penyulang panjang yang terdapat pada Gardu
Berdasarkan data laporan gangguan pada bulan Oktober Induk (GI) Sei. Raya dengan panjang 147 kms disuplai
dan bulan November 2018 pernah terjadi gangguan yang oleh GI. Sei. Raya melalui Transformator Unit 2 yang
mengakibatkan Recloser Kampung Jawa dan Recloser diperuntukkan untuk melayani kebutuhan listrik pada
Retreat mengalami trip bersamaan. Adapun metode untuk jalan Trans Kalimantan dan sekitarnya. Pada penyulang
mengevaluasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah Transkalimantan terdapat 2 buah Recloser yaitu :
pada penyulang Transkalimantan yaitu melakukan Recloser Kampung Jawa dan Recloser Retreat. Setting
perhitungan nilai setting arus pada OCR dan GFR rele arus lebih (OCR) dan rele gangguan tanah (GFR)
menggunakan parameter arus maksimum pada tahun pada PMT penyulang Transkalimantan terakhir dilakukan
2018 dan membandingkan nilai setting tersebut dengan pada tanggal 4 Oktober 2017, sedangkan setting rele arus
nilai setting OCR dan GFR pada kondisi eksisting. lebih (OCR) dan rele gangguan tanah (GFR) pada
Perbandingan hasil perhitungan nilai setting arus pada Recloser Kampung Jawa dan Recloser Retreat terakhir
OCR dan GFR menggunakan parameter arus maksimum dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2017. Berdasarkan
pada tahun 2018 dengan nilai setting arus OCR dan GFR data laporan gangguan pada bulan Oktober dan bulan
kondisi eksisting pada penyulang Transkalimantan masih November 2018 pernah terjadi gangguan yang
dalam kondisi yang sesuai (perbedaannya tidak terlalu mengakibatkan Recloser Kampung Jawa dan Recloser
jauh), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara Retreat mengalami trip bersamaan. Indikasi gangguan
keseluruhan setting arus OCR dan GFR yang ada tersebut merupakan gangguan hubung singkat 2 fasa ke
dilapangan masih dalam kondisi baik. Koordinasi setting tanah, fasa-fasa, dan 3 fasa ketanah, dengan lokasi
waktu OCR pada PMT penyulang dan OCR Recloser gangguan berada zona proteksi Recloser Retreat.
Kampung Jawa kondisinya cukup baik, karena waktu Terjadinya trip secara bersamaan pada kedua Recloser
tunda (delay time) antara OCR PMT penyulang dan OCR berakibat meluasnya pelanggan padam pada seksi
Recloser Kampung Jawa sebesar 0,4s (0,5s-0,1s). penyulang yang seharus tidak terganggu.
Koordinasi setting waktu GFR pada PMT penyulang dan Dari kondisi sudah cukup lamanya setting rele yang
GFR Recloser Kampung Jawa kondisinya cukup baik, pernah dilakukan dan terjadinya trip dua Recloser secara
karena waktu tunda antara GFR PMT penyulang dan bersamaan pada uraian diatas, maka perlu dilakukan
GFR Recloser Kampung Jawa sebesar 0,5s (0,6s-0,1s). evaluasi terhadap rele arus lebih dan rele gangguan tanah
Untuk memenuhi persyaratan sistem proteksi yang pada penyulang Transkalimantan di Gardu Induk Sei.
handal, sensitif, cepat namun tetap selektif disarankan Raya sertakoordinasi rele arus lebih (OCR) dan rele
koordinasi setting waktu OCR dan GFR pada PMT gangguan tanah (GFR) pada Recloser di penyulang
penyulang dan Recloser Kampung Jawa sebesar 0,3s. Transkalimantan.
.
2. Dasar Teori
Kata kunci : PMT, Recloser, OCR, GFR, setting, 2.1. Perhitungan Impedansi [6]
koordinasi Perhitungan impedansi merupakan hal yang
terpenting dalam menganalisa gangguan hubung singkat
1. Pendahuluan pada penyulang. Perhitungan impedansi mencakup
Gangguan hubung singkat menyebabkan gangguan impedansi sumber, impedansi transformator daya dan
pada kinerja peralatan seperti transformator distribusi. impedansi penyulang yang diuraikan sebagai berikut :
Kualitas layanan dapat dilihat dari lamanya pemadaman
1
MVAsc3ϕ
Busbar
150 KV
Busbar
20 KV
Menghitung impedansi penyulang urutan nol :
Penyulang
Z0 = z0 × panjang penyulang (Ohm) .................... (6)
CB CB Dimana :
Transformator
Daya
Z1 = Impedansi penyulang urutan positif (Ohm)
Z2 = Impedansi penyulang urutan negatif (Ohm)
Z0 = Impedansi penyulang urutan nol (Ohm)
z1 = Impedansi penyulang urutan positif (Ohm/km)
~
XS Xt Z
z0 = Impedansi penyulang urutan nol (Ohm/km)
menggunakan persamaan sebagai berikut : (Kadarisman Besarnya arus gangguan hubung singkat dua fasa,
P, 2009). yaitu : (Kadarisman P, 2009).
VL−L
Impedansi penyulang urutan positif dan negatif : If2∅ = (Ampere) ....................................... (10)
Zeq1 +Zeq2
Z1 = Z2 = z1 × panjang penyulang (Ohm) ............ (5)
2
Besarnya arus gangguan hubung singkat tiga fasa, Standard tersebut ditentukan koordinasi antara dua rele
yaitu : (Kadarisman P, 2009). yang bekerja sebagai rele utama dan rele backup adalah
V 0,3s. Misalnya pada koordinasi rele yang mempergunakan
If3∅ = L−N (Ampere) .............................................. (11)
Zeq1
karakteristik definite time secara bertingkat. Untuk
Dimana : waktunya disetting dari sisi hulu sampai dengan sisi hilir,
If3∅ = Arus hubung singkat tiga fasa (Ampere) dengan tunda waktu 0,3s.
If2∅ = Arus hubung singkat dua fasa (Ampere) t set = ∆t + t ........................................................... (16)
If1∅−1 = Arus hubung singkat satu fasa (Ampere) Dimana :
VL−N = Tegangan fasa – netral (Volt) Δt = Waktu delay/tunda (0,3 sekon)
VL−L = Tegangan fasa – fasa (Volt) t =setting waktu
Setting waktu pada OCR dengan karakteristik
2.3. Rele Arus Lebih (Over Current Relay) [7,10] inverse time menggunakan time multiple setting (TMS),
Rele arus lebih atau yang lebih dikenal dengan OCR yaitu sebuah persamaan pembentuk kurva arus gangguan
(Over Current Relay) merupakan peralatan yang terhadap waktu rele bekerja. (British Standard 142, 1991).
α
mensinyalir adanya arus lebih, baik yangdisebabkan oleh I
t × [( fault ) −1]
Iset
adanya gangguan hubung singkat atau overload yang TMS = .............................................. (17)
β
dapatmerusak peralatan sistem tenaga yang berada dalam
wilayah proteksinya. Dimana :
MenurutStandart British BS 142- 1983 TMS = Time multiplier setting
bataspenyetelanantara nominal 1,05 – 1,3 Imak. Ifault = Arus gangguan hubung singkat
Iset−OCR(primer) = 1,05 × Imak (Ampere) ............... (12) maksimum (Ampere)
Iset−OCR(primer) Iset = Arus setting OCR
Iset−OCR(sekunder) = (Ampere) ........ (13) Pada rele arus lebih (OCR) Ifault = If3∅(maks)
rasio ct
Dimana : Tabel 1. Konstanta α dan β
Imak = Arus beban penyulang maks (Amp)
Jenis Kurva 𝛂 𝛃
Iset−OCR(primer) =setting OCR sisi pimer (Amp)
Iset−OCR(sekunder) = setting 0CR sisi sekunder (Amp) Standar Inverse (SI) 0,02 0,14
rasio ct = Rasio transformator arus Very Inverse (VI) 1 13,2
Pada penyetelan rele arus lebih juga harus
memperhatikan batas maksimum setting , untuk alasan Extremely Inverse (EI) 2 80
keamanan dan back up hingga ke sisi muara Sumber : British Standard Institution (1991)
(downstream) estimasi setting ditetapkan:
Iset−OCR(primer) ≤ 0,8 × If2∅(min) ......................... (14) 2.4. Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relay) [7]
If2∅(min) adalah arus hubung singkat 2 fasa dengan Rele gangguan tanah yang lebih dikenal dengan
pembangkitan minimum yang terjadi diujung saluran GFR ( Ground Fault Relay)
seksi berikutnya. Besar arus ini diperoleh dari arus pada dasarnya mempunyai prinsip kerja sama dengan rele
hubung singkat 3 phasa pada pembangkitan minimum arus lebih (OCR) namun memiliki perbedaan dalam
dikalikan 0,866. Mengacu pada konsep diatas persyaratan kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi adanya
settingan arus dapat dirumuskan sebagai berikut: hubungan singkat antara fasa, maka GFR mendeteksi
1,05 × Imak < 𝐼set−OCR(primer) < 0,8 × If2∅(min) (15) adanya hubung singkat ke tanah.
Untuk operasi yang selektif, apabila terdapat Setting GFR harus disesuaikan dengan sistem
beberapa rele arus lebih pada suatu jaringan radial. Maka pembumian titik netral. Pada sistem dengan pembumian
rele pada ujung yang terjauh dari sumber harus titik netral tranformator GI tahanan rendah (40 Ohm),
disettinguntuk dapat bekerja pada waktu yang sesingkat maka setting arus GFR dapat diperoleh dengan
mungkin. Untuk jenis rele arus yang lebih karakteristik menggunakan persamaan : (IEEE Standards Association
inverse, settingan waktunya ditentukan pada saat arus 242, 2001),batas penyetelan antara nominal 8% –
gangguan maksimum. 10%dari arus gangguan hubung singkat terkecil.
Dengan mengacu pada konsep daerah Mengacu pada standart tersebut, pada tugas akhir ini
pengamanan, maka pengaturan rele arus lebih memiliki lebih amannya menggunakan konstanta 10% dari arus
peranan yang penting dalam koordinasi setting rele gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah If1∅(min) . Jadi
pengaman. pengaturan rele arus lebih dapat dilakukan untuk settingnya dapat dilihat sebagai berikut :
berdasarkan setting waktu, setting arus maupun Iset−GFR(primer) = 10% × If1∅(min) (Ampere) ......... (18)
Iset−GFR(primer)
kombinasi keduanya. Berdasarkan Standard IEEE 242 Iset−GFR(sekunder) = (Ampere) ......... (19)
rasio ct
waktu yang dibutuhkan untuk kerja rele sampai circuit Pada penyetelan rele arus lebih juga harus
breaker membuka adalah 0,2-0,4 s, dengan asumsi: memperhatikan batas maksimum setting , untuk alasan
Waktu terbuka circuit breaker 4 cycle= 0,08 detik keamanan dan back up hingga ke sisi muara
Overtravel dari rele = 0,1 detik (downstream) estimasi setting ditetapkan:
Faktor keamanan = 0,22 detik Iset−GFR(primer) ≤ 100% × If1∅(min) ..................... (20)
Untuk rele static dan rele digital berbasis
mikroprosesor overtravel dari rele dapat diabaikan.Dari
3
Mengacu pada konsep diatas persyaratan setting
arus dapat dirumuskan sebagai berikut:
(10% × If1∅(min) ) ≤ Iset−GFR(primer) ≤ (100% ×
If1∅(min) ) ................................................................ (21)
Dimana :
Iset−GFR(primer) = setting GFR sisi pimer (Amp)
Iset−GFR(sekunder) = setting GFR sisi sekunder (Amp)
rasio ct = Rasio transformator arus
If1∅(min) = Arus gangguan hubung singkat satu
fasa minimum (Amp)
Setting waktu pada GFR dengan karakteristik
inverse time menggunakan time multiple setting (TMS),
yaitu sebuah persamaan pembentuk kurva arus gangguan
terhadap waktu rele bekerja. (British Standard 142, 1991).
I α
t × [( fault ) −1]
I
set
TMS = ............................................. (22)
β
TMS = Time multiplier setting
Ifault = Arus gangguan hubung singkat maks (Amp)
Iset = Arus setting GFR (Amp)
Pada rele gangguan tanah (GFR) Ifault = If1∅(maks) .
4
Tabel 3. Data Arus Beban Maksimum (Imak) Penyulang Gambar 3. Diagram Satu Garis Sistem Proteksi
TranskalimantanTahun 2017-2018 Penyulang Transkalimantan
3.4. Perhitungan Impedansi Sumber
Beban (Ampere) Perhitungan impedansi sumber pada sisisekunder
Tahun Bulan REC KP. REC (20kV) di GarduIndukSei. Rayadiuraikan sebagai berikut
PMT :
JAWA RETREAT
Januari 193 76 28 Diketahui :
Ihs = 3,6 kA
Februari 196 76 28
kVprimer = 150 kV
Maret 193 155 84 kVsekunder = 20 kV
April 196 78 85 MVA hubung singkat 3 fasa pada GarduIndukSei. Raya
Mei 197 93 122 adalah :
Juni 213 95 121 MVASC = √3 × Ihs × kVprimer
2017 Juli 239 98 145 MVASC = √3 × 3,6 × 150
Agustus 251 100 106 MVASC = 935,307 MVA
Impedansi sumber urutan positif dan negatif pada sisi
September 249 101 87
20kV GarduIndukSei. Raya adalah :
Oktober 234 99 95 Hitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
Nopember 205 97 120 :
kV2
Desember 192 75 56 Xs = j sekunder
Ohm
MVASC
Maks 251 155 145 202
Xs = j = j0,4277 Ohm
Januari 260 197 162 935,307
7
40,0 192,858 593,626 685,460 Iset−GFR(primer) = 10% × 181,575 = 18,1575
41,0 190,843 580,038 669,770
≈ 18 Ampere
Iset−GFR(primer)
42,0 188,857 567,058 654,782 Iset−GFR(sekunder) = (Ampere)
rasio ct
Lanjutan Tabel 4. 18 × 5
Iset−GFR(sekunder) = = 0,225 Ampere
400
Jarak Titik
b) Setting Waktu
Arus Gangguan Hubung Singkat (Ampere)
Gangguan Recloser Retreat merupakan sistem proteksi yang
(km) 1 Fasake Tanah 2 Fasa 3 Fasa paling hilir pada penyulang Transkalimantan, dimana jika
43,0 186,901 554,645 640,449 terjadi gangguan hubung singkat rele akan bekerja dengan
44,0 184,973 542,764 626,730
waktu yang ditetapkan t = 0,1 s.
45,0 183,074 531,381 613,586
4. Analisa Hasil
45,8 181,575 522,613 603,461 4.1. Rekapitulasi Perhitungan OCR
Sumber : Hasil Perhitungan (2018) Berdasarkan perhitungan diatas, rekapitulasi
perhitungan setting rele arus lebih (OCR) pada penyulang
3.9. Berdasarkan Arus Beban Maksimum Tahun Transkalimantan dapat ditunjukkan pada Tabel 5.
2018 Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Setting Rele Arus
1. Setting Rele Arus Lebih Pada Recloser Retreat Lebih (OCR)Pada Penyulang Transkalimantan
Perhitungan setting rele arus lebih (OCR) yang
dipasang pada Recloser Retreat adalah sebagai berikut : Tahun 2017 Tahun 2018
Nama
Diketahui : NO ReleArusLebih Arus Setting
Arus
Imak Imak Setting
Merk/Tipe : COOPER/ COOPER (OCR)
(Ampere)
(Iset)
(Ampere) (Iset)
(Ampere)
Karakteristik : Definite (Ampere)
PMT (Outgoing)
rasio CT : 400/5 1 251 264 283 300
Penyulang
Imak : 178 Ampere 2 RecloserKp. Jawa 155 163 214 225
8
>t : 0,7 s >t : 0,5 s setting pada rele Recloser Retreat dan Recloser
Kampung Jawa, mengingat setting waktu kedua
>I : 225 A >I : 230 A
RecloserKp. Jawa recloser sama sebesar 0,1 s dan jarak kedua Recloser
>t : 0,4 s >t : 0,1 s hanya berjarak 4,5 km. Maka dengan arus gangguan
>I : 190 A >I : 200 A hubung singkat yang besar akan mengakibatkan kedua
Recloser Retreat Recloser ini bekerja secara bersamaan.
>t : 0,1 s >t : 0,1 s
6. PMT penyulang merupakan sistem proteksi untuk
Lanjutan Tabel 7. mengamankan penyulang paling hilir dan sebagai
sistem proteksi cadangan (back-up) untuk Recloser
Setting Kampung Jawa. Koordinasi setting waktu OCR pada
Nama Rele HasilPerhitungan Setting Eksisting
(2018)
PMT penyulang dan OCR Recloser Kampung Jawa
kondisinya cukup baik, karena waktu tunda antara
GFR :
OCR PMT penyulang dan OCR Recloser Kampung
> I0 : 25 A > I0 : 32 A Jawa sebesar 0,4s (0,5s-0,1s). Koordinasi setting
PMT (Outgoing) Penyulang
> t0 : 0,7 s > t0 : 0,6 s waktu GFR pada PMT penyulang dan GFR Recloser
Kampung Jawa kondisinya cukup baik, karena waktu
> I0 : 24 A > I0 : 15 A
RecloserKp. Jawa tunda antara GFR PMT penyulang dan GFR Recloser
> t0 : 0,4 s > t0 : 0,1 s Kampung Jawa sebesar 0,5s (0,6s-0,1s). Untuk
> I0 : 18 A > I0 : 13 A memenuhi persyaratan sistem proteksi yang handal,
Recloser Retreat sensitif, cepat namun tetap selektif disarankan
> t0 : 0,1 s > t0 : 0,1 s
koordinasi setting waktu OCR dan GFR pada PMT
penyulang dan Recloser Kampung Jawa sebesar 0,3s.
5. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi rele arus lebih (OCR) dan rele
gangguan tanah (GFR) pada penyulang Transkalimantan Referensi
di Gardu Induk Sei. Raya, maka dapat disimpulkan berapa [1] Ali Akmal, Ketut Abimanyu. 2017. “Studi
hal sebagai berikut : Pengaturan Relay Arus Lebih Dan Relay Hubung
1. Sistem proteksi pada penyulang Transkalimantan Tanah Penyulang Timor 4 Pada Gardu Induk Studi
menggunakan karakteristik definite time secara Kasus : Gardu Induk Dawuan”. JURNAL
bertingkat. Untuk waktunya disetting dari sisi hulu INFOTRONIK Volume 2, No. 1, Juni 2017.
sampai dengan sisi hilir, dengan tunda waktu 0,3s. [2] Chandra Firera Lubis. 2017. “Penentuan Kapasitas
2. Perbandingan hasil perhitungan nilai setting arus pada Pemutus Tenaga Sisi 20 kV Pada Gardu Induk Sei.
OCR dan GFR menggunakan parameter arus Raya”. Jurnal Teknik Elektro Universitas
maksimum pada tahun 2017 masih jauh dibawah Tanjungpura.
setting kondisi eksisting, sehingga jika terjadi trip [3] I D.G. Agung Budhi Udiana. 2017. “Studi Analisis
pada PMT dan Recloser dapat disimpulkan bahwa Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground
penyulang murni mengalami gangguan hubung Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran
singkat, karena koordinasi arus dan waktu pada Penyulang Penebel”. Teknologi Elektro, Vol. 16,
seluruh OCR masih dalam kondisi baik. No. 02, Mei - Agustus 2017.
3. Perbandingan hasil perhitungan nilai setting arus pada [4] Adhitya Indrajaya Putra, dkk. 2017. “Evaluasi
OCR dan GFR menggunakan parameter arus Setting Relay Arus Lebih dan Setting Relay
maksimum pada tahun 2018 dengan nilai setting arus Gangguan Tanah Pada Gardu Induk 150 kV
OCR dan GFR kondisi eksisting pada penyulang Bawen”. JURNAL TRANSIENT Volume 6, No. 3,
Transkalimantan masih dalam kondisi yang sesuai September 2017.
(perbedaannya tidak terlalu jauh), sehingga dapat [5] T, S. Hutahuruk, Prof. Ir. MSc., “Transmisi Daya
disimpulkan bahwa secara keseluruhan setting arus Listrik” Erlangga, Jakarta, 1985.
OCR dan GFR yang ada dilapangan masih dalam [6] Kadarisman,P., Sarimun,W.N. 2009. “Proteksi
kondisi baik. Sistem Distribusi Tegangan Menengah”.Jakarta :
4. Dengan mengamati arus gangguan dan setting arus PT.PLN (Persero).
pada rele OCR dan GFR penyulang Transkalimantan, [7] Suswanto Daman. 2009, “Sistem Distribusi Tenaga
besarnya arus gangguan hubung singkat 2 fasa dan 3 Listrik”, Padang : Universitas Negeri Padang.
fasa dengan lokasi gangguan pada ujung penyulang [8] Kersting H, William., “Distribution System
dapat terdeteksi oleh arus setting pada rele Recloser Modelling and Analysis”, CRC Press, New Mexico,
Retreat dan Recloser Kampung Jawa. 2002.
5. Berdasarkan data laporan gangguan pada bulan [9] Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. New
Oktober dan bulan November 2018 yang York :McGraw-Hill Book Company.
mengakibatkan Recloser Kampung Jawa dan Recloser [10] Mardensyah, Adrial. 2007. “Studi Perencanaan
Retreat mengalami trip bersamaan. Hal tersebut Koordinasi Rele Proteksi Pada Saluran Udara
dipengaruhi oleh besarnya arus gangguan hubung Tegangan Tinggi Gardu Induk Gambir Lama-
singkat yang terjadi sehingga terdeteksi oleh arus Pulomas”. Skripsi Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok.
9
[11] PLN. 2010. “Kriteria Desain Enjinering Kontruksi
Jaringan Distribusi Sistem Tenaga Listrik”. Jakarta :
PT. PLN (Persero).
[12] Blackburn,J.L.,Domin,T.J. 2006. “Protective
Relaying Principle and Application.Third Edition.
London: Taylor & Francis Group.
[13] British Standard. 142. 1991. “Electrical protection
relay. Requirements for the families of protection
relays. Spesification for thermal electrical relays.
London : British Standard Institution.
[14] Gonen, Turan. 1988. “Modern Power System
Analysis”, John Wiley & Sons Inc, USA.
[15] IEEE Standards Association 242. 2001.
“Recommended Practice for Protection and
Coordination of Industrial and Commercial Power
Systems”. New York: The Institute of Electrical and
Electronics Engineers, Inc.
[16] Stevenson, Jr, W.D., “Analisis Sistem Tenaga
Listrik”, Edisi ke (4) empat, Erlangga, Jakarta, 1983.
[17] Warrington, A. R. Van C.1982. “Protecticve Reles:
Their Theory and Practice” Chapman and Hall Ltd,
London.
[18] Wellinton. 1971. “Art of Protective Relaying
terjemahan Ir. Pribadi Kadarisman”. Jakarta :Udiklat
Teknologi Kelistrikan
Biography
Toni Agus Setiawan, Lahir di Teluk
Bayur pada tanggal 03 Mei 1991.
Menempuh Pendidikan Sekolah Dasar
di SD Negeri 08 Pontianak lulus tahun
2003, dan melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 17 Pontianak lulus tahun
2006, kemudian melanjutkan
pendidikan di SMK Negeri 4 Pontianak lulus tahun 2009,
dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro dari
Program Strata 1 (S1) di Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura Pontianak pada tahun 2019.
10
11